• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Pasien Hemodialisa Dalam Menjalani Pola Diet

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

2.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Pasien Hemodialisa Dalam Menjalani Pola Diet

2.1.1. Faktor Internal a. Pendidikan

Menurut Sunaryo (2004), bahwa secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan, berupa interaksi individu dengan lingkungan, baik secara formal maupun informal proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku individu maupun kelompok, seperti individu yang berpendidikan S1, perilakunya akan berbeda dengan yang berpendidikan SLTP. Data yang didapat Di RSUD Kota Dumai lebih dari setengah responden berpendidikan tinggi yaitu Perguruan Tinggi/Akademik. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan tinggi mempengaruhi terhadap perilaku seseorang. Karena semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang semakin baik analisa seseorang terhadap sesuatu contohnya kepatuhan dalam menjalani pola diet. Sejalan dengan hasil penelitian Wuyung (2008) yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam ketidakpatuhan pasien hemodialisa dalam menjalani pola diet yang benar. Adapun responden yang bependidikan rendah yaitu SD, SMP, SMA sebanyak 17. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan sangat berpengaruh terhadap ketidakpatuhan pasien dalam pola diet. Sesuai dengan pernyataan Notoatmojo (2003), pendidikan klien dapat meningkatkan kepatuhan. b. Pengetahuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah (53,8%) responden di RSUD Kota Dumai mempunyai tingkat pengetahuan rendah. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya informasi yang diterima oleh responden tentang pentingnya pola diet yang benar dan harus dipatuhi apabila menjalani terapi hemodialisa, responden kurang mencari informasi karena pengetahuan bisa juga didapat dari informasi- informasi seperti membaca dan pengalaman dari sesama pasien yang hemodialisa serta penyuluhan. Sesuai dengan pernyataan (Notoatmodjo, 2007), pengetahuan atau kognitif merupakan desain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dan mempengaruhi perilaku seseorang. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wuyung (2008) yang menyatakan bahwa pengetahuan mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalankan pola diet yang benar.

Dari hasil penelitian didapat juga bahwa sebanyak 18 responden (46,2%) mempunyai pengetahuan tinggi. Ini menggambarkan bahwa tingkat pengetahuan yang dimiliki responden di RSUD Kota Dumai baik terhadap sesuatu hal yang akan mudah untuk mengaplikasikan pengetahuannya tersebut terhadap kepatuhan dalam menjalani pola diet. Hasil penelitian didapatkan data bahwa sebagian besar responden berumur lebih dari 43 tahun sebanyak 28 orang (71,79 %), hal ini menunjukkan bahwa pengetahuannya lebih baik karena pengalaman dan tingkat kematangan yang tinggi. Pernyataan diatas sesuai dengan pendapat Huclok (1998) dikutip dari Nursalam (2001), semakin cukup usia seseorang maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.

c. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap seseorang dapat mempengaruhi perilaku positif maupun negatif, seperti sikap pasien hemodialisa terhadap pentingnya kepatuhan dalam menjalani pola diet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah (53,8%)responden bersikap positif. Hal ini menggambarkan bahwa sikap menentukan dalam tingkah laku seseorangdalam memutuskan untuk selalu taat me njalani pola diet yang benar. Semakin positif sikap responden, semakin cendrung untuk mentaati pola diet yang telah ditetapkan dan yang harus dipatuhi serta sikap positif ini harus mendapat dukungan dari keluarga agar pasien termotivasi dalam

menjalani pola diet. Seperti apa yang diungkapkan oleh Notoatmojo (2003) bahwa sikap yang positif dari pasien yang menjalankan terapi hemodialisa harus mendapat dukungan dari anggota keluarga yang lain seperti suami, istri, orang tua dan anak-anaknya sehingga lebih termotivasi dalam menjalani pola diet yang benar.

Dari hasil penelitian juga didapat bahwa sebanyak 18 (46,2%) responden memiliki sikap negatif. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya dorongan dari keluarga dan kesibukan dari aktifitas sehari- hari keluarga yang menyebabkan pasien hemodialisa di RSUD Kota Dumai tidak patuh dalam menjalani pola diet.

d. Perilaku

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah (53,8%) responden memiliki perilaku positif. Ini menggambarkan bahwa pasien hemodialisa di RSUD Kota Dumai tersebut dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya seperti misalnya membaca buku, mengikuti penyuluhan, menjalankan program diet dengan cara mempunyai catatan menu sehari- hari, jumlah makanan yang boleh dikonsumsi, makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh, dan mengendalikan stres. Oleh Karena itu perilaku sangat berpengaruh terhadap kepatuhan pasien hemodialisa dalam menjalani pola diet. Hal ini sejalan dengan pernyataan Notoatmojo (2003) bahwa manusia sebagai salah satu makhluk hidup mempunyai bentangan kegiatan yang sangat luas, sepanjang kegiatan yang dilakukan, antara lain: berjalan, berbicara, bekerja, menulis, membaca, berpikir, dan sebagainya.

Perilaku manusia adalah kegiatan baik yang dapat diamati langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Dari hasil penelitian juga didapat sebanyak 18 (46,2%) responden memiliki perilaku negatif. Ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran pasien hemodialisa dalam usaha untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan seperti misalnya istirahat yang cukup, menjaga menu yang seimbang dan gaya hidup yang positif. Sesuai dengan pernyataan Notoatmojo (2003) bahwa walaupun perilaku baik cukup tinggi namun jika tidak didukung oleh kondisi dan lingkungan maka sesuatu hal akan sulit juga dihasilkan (Notoatmodjo, 2003).

e. Motivasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah (53,8%) responden mempunyai motivasi kurang. Ini disebabkan oleh pasien hemodialisa di RSUD Kota Dumai kurang mendapat dukungan dari keluarga dalam menjalani pola diet karena keluarga merupakan orang terdekat pasien hemodialisa dalam pengambilan keputusan terhadap kepatuhan dalam menjalani pola diet. Sesuai dengan pernyataan Handoko (2001) bahwa Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu atau datang dari lingkungan seperti keluarga.

Dari hasil penelitian juga didapat bahwa sebanyak 18 responden (46,2%) memiliki perilaku baik. Ini menggambarkan bahwa motivasi sangat mempengaruhi kepatuhan pasien hemodialisa dalam menjalani pola diet yang benar dikarenakan motivasi tidak hanya berbentuk

hadiah/reward tapi disebabkan oleh minat, keinginan, kebutuhan untuk mendapatkan informasi atau memecahkan masalah atau keinginan untuk mengerti, terutama dalam kepatuhan dalam menjalani pola diet seperti misalnya mengetahui tujuan pola diet, tertarik jika petugas kesehatan memberikan penyuluhan tentang program diet, dengan senang hati mentaati program diet tanpa paksaan dari keluarga, dan senang jika program diet yang diberikan berhasil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Handoko (2001) bahwa motivasi yang baik adalah motivasi yang datang dari dalam diri sendiri bukan pengaruh lingkungan, contohnya pasien hemodialisa termotivasi untuk mentaati dalam menjalani program diet. 2.1.2. Faktor Eksternal

a. Budaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah (66,7%) responden memiliki budaya baik. Ini menggambarkan bahwa pasien hemodialisa di RSUD Kota Dumai mempunyai nilai- nilai dan keyakinan yang baik terhadap pengambilan keputusan untuk mendapatkan kesehatan yang optimal melalui ketaatan dalam menjalani pola diet seperti misalnya meyakini akan banyaknya kerugian yang didapat jika tidak menjalani program diet, mencari informasi tentang pola diet yang benar. Sudiharto (2005) menyatakan bahwa budaya adalah sesuatu yang kompleks yang mengandung pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, kebiasaan dan kecakapan lain yang merupakan kebiasaan manusia sebagai anggota komunitas setempat.

Dari hasil penelitian juga didapat bahwa sebanyak 13 (33,3%) responden mempunyai buruk. Hal ini disebakan oleh pasien hemodilaisa di RSUD Kota Dumai memiliki cara pandang yang negatif karena memiliki tidak memiliki keyakinan untuk hidup lebih baik dan cendrung tidak menjalani pola diet dengan benar bahkan sering melanggar program diet yang telah ditetapkan pada pasien yang menjalankan terapi hemodialisa seperti misalnya kebiasaan pada keluarga untuk harus mengkomsumsi suatu makanan tertentu pada waktu tertentu, kebiasaan dilingkungan tempat tinggal tidak boleh ada pantangan dalam mengkomsumsi makanan, serta meyakini bahwa setelah menjalani program diet tidak mendapatkan manfaat apa-apa.

BAB 6

Dokumen terkait