• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.5. Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja

Faktor-faktor kecelakaan yang dianalisis di PT Industri Karet Nusantara, adalah sebagai berikut :

1. Manusia

a. Pekerja belum benar-benar mempersiapkan diri baik fisik dan mental. b. Hanya beberapa pekerja yang menggunakan alat perlindungan diri dan

pakaian kerja dan alat tersebut sering hilang.

c. Pendidikan dan pelatihan bagi karyawan belum mendapat perhatian penuh dari perusahaan.

d. Pekerja sering mengalami kelelahan dan kejenuhan akibat kebisingan, kepanasan dan sikap kerja yang tidak baik.

e. Pekerja saling mengganggu, bermain-bermain dengan pekerja lain. f. Bekerja dengan kecepatan tidak aman, terlalu cepat atau terlalu lambat. 2. Mesin, peralatan, dan perlengkapan kerja

a. Peralatan mesin yang tidak dibersihkan dan dilakukan maintenance dengan baik.

b. Peralatan perlindungan diri seperti kaca mata, sarung tangan dan sepatu jarang dipakai.

c. Peralatan dan perlengkapan kerja tidak rapih, kotor dan tidak terawat dengan baik.

d. Tidak ada tanda-tanda peringatan keselamatan kerja pada ruangan produksi. 3. Lingkungan kerja

a. Tingkat kebisingan yang tinggi akibat mesin produksi. b. Tempat kerja sering di biarkan kotor.

c. Jumlah ventilasi yang kurang mengakibatkan ruangan menjadi panas. d. Sistem penerangan hanya dengan atap transparan yang menimbulkan tidak

meratanya pencahayaan di ruangan. 5. Tata cara kerja

a. Pekerja kurang mengetahui prosedur kerja yang aman.

b. Budaya pekerja yang kurang baik, seperti tidak membersihkan ruangan, merapihkan peralatan setelah bekerja.

Data mengenai jumlah tenaga kerja bagian produksi di PT Industri Karet Nusantara sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 5.7 berikut.

Tabel 5.7. Jumlah Tenaga Kerja Bagian Produksi dan Jam Kerja PT Industri Karet Nusantara Tahun 2011-2015

Tahun Jumlah Tenaga Kerja (orang)

Total Jumlah Jam Kerja/Tahun (jam/tahun) 2011 20 40.000 2012 19 38.000 2013 15 30.000 2014 12 24.000 2015 12 24.000

Pada Tabel 5.7 di atas dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja setiap tahunnya mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan adanya pengurangan tenaga kerja akibat jumlah permintaan akan produk karet menurun drastis. Tahun 2011 jumlah pekerja di bagian produksi sebanyak 20 orang merupakan jumlah pekerja terbesar. Tahun 2014 dan 2015 jumlah pekerja di bagian produksi sebanyak 12 orang merupakan jumlah pekerja terkecil. Untuk perhitungan total jumlah jam kerja per tahun yaitu jumlah pekerja dikali dengan 40 jam per minggu dan diasumsikan setahun terdiri dari 50 minggu.

Berdasarkan data kecelakaan kerja diatas maka diperoleh jumlah jam kerja hilang dari tahun 2011 – 2015 seperti terlihat pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8. Jumlah Jam Kerja Hilang dari Tahun 2011 – Tahun 2015

Tahun Hari Kerja Hilang Berdasarkan Absensi (A) Hari Kerja Hilang Berdasarkan SNI (B) Total Hari Kerja Hilang (C= (A+B)) Jam Kerja Perhari (Jam) (D) Jam Kerja Hilang (Jam) (E= (C x D)) 2011 11 - 11 8 88 2012 18 50 68 8 544 2013 4 - 4 8 32 2014 6 - 6 8 48 2015 15 - 15 8 120

Sumber: PT Industri Karet Nusantara

Pada tahun 2012 diperoleh total hari kerja hilang terbanyak yaitu 68 hari dengan rincian terdapat 18 hari kerja hilang berdasarkan absensi dan 50 hari kerja hilang akibat diamputasinya ruas I jari kelingking berdasarkan SNI 13-6618-2001. Data dari beberapa kejadian kecelakaan kerja di PT Industri Karet Nusantara selama kurun waktu 5 tahun, jam kerja hilang dan hari kerja hilang pekerja

produksi diperlukan dalam penentuan angka pengukuran hasil usaha keselamatan kerja dan nilai T selamat. Data tersebut digunakan untuk mengukur:

1. Tingkat frekuensi kecelakaan kerja.

2. Tingkat severity atau keparahan kecelakaan kerja. 3. Pengukuran Nilai T-Selamat (Nts).

5.5.1. Pengukuran Tingkat Frekuensi/Kekerapan Kecelakaan Kerja

Rumus yang digunakan untuk mendapatkan tingkat frequency rate/ kekerapan cedera cacat adalah sebagai berikut:

Dimana:

F = Tingkat frekuensi kekerapan kecelakaan n = Jumlah kecelakaan yang terjadi

N = Jumlah jam kerja orang

Artinya telah terjadi 75 kecelakaan kerja per 1000.000 jam kerja orang akibat kecelakaan kerja. Hasil pengukuran tingkat frekuensi kecelakaan kerja pada tahun berikutnya dilakukan dengan cara perhitungan yang sama dan dapat dilihat pada Tabel 5.9 berikut.

Tabel 5.9. Hasil Pengukuran Tingkat Frekuensi Kecelakaan Kerja Tahun Jumlah Kecelakaan Kerja Frequency Rate

2011 3 75

2012 5 131,5789

2013 2 66,6666

2014 4 166,6666

2015 5 208,3333

5.5.2. Pengukuran Severity Rate/Keparahan Cedera Cacat

Hasil pengukuran severity rate/keparahan cedera cacat digunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:

S = Severity rate/keparahan kecelakaan H = Jumlah total jam hilang

N = Jumlah jam kerja orang

Hasil pengukuran severity rate pada tahun 2011 terdapat 2.200 jam yang hilang untuk setiap 1.000.000 jam kerja yang dijalankan. Hasil pengukuran

severity rate/keparahan cedera cacat untuk tahun berikutnya digunakan rumus yang sama dan dapat dilihat pada Tabel 5.10 berikut.

Tabel 5.10. Hasil Pengukuran Severity Rate

Tahun Jumlah Jam Hilang (jam)

Total Jumlah Jam Kerja/Tahun (jam/tahun) Severity Rate 2011 88 40.000 2.200 2012 544 38.000 14.315,7894 2013 32 30.000 1.066,6666 2014 48 24.000 2.000 2015 120 24.000 5.000

5.5.3. Pengukuran Nilai T Selamat (Nts)

Nilai F1 diambil dari tahun sebelumnya dan nilai F2 adalah nilai pada tahun yang akan diukur. Data pengukuran nilai T selamat dapat dilihat pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11. Data Pengukuran Nilai T Selamat

Tahun Total Jumlah Jam

Kerja/Tahun (jam/tahun) F1 F2 2011 40.000 - 75 2012 38.000 75 131,5789 2013 30.000 131,5789 66,6666 2014 24.000 66,6666 166,6666 2015 24.000 166,6666 208,3333

Pengukuran nilai T selamat digunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:

Sts = Nilai T Selamat (tak berdimensi)

N = Jumlah jam kerja orang

Hasil safety T score pada tahun 2012 menunjukkan bahwa terjadi penurunan tingkat frekuensi kecelakaan kerja pada masa sekarang dibandingkan masa lalu. Safety T Score adalah angka yang tidak mempunyai dimensi. Nilai

safety T score positif menunjukkan keadaan yang memburuk sedangkan nilai negatif menunjukkan keadaan yang membaik. Hasil pengukuran safety T score

pada tahun selanjutnya dilakukan dengan menggunakan rumus yang sama dan dapat dilihat pada Tabel 5.12 berikut.

Tabel 5.12. Hasil Pengukuran Nilai T Selamat

Tahun Nts (T Selamat)

2012 1273,5490

2013 -980,1544

2014 1897,3675

2015 500,0005

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai negatif hanya terjadi pada tahun 2013 karena pada tahun tersebut terjadi penurunan kecelakaan kerja dari tahun 2012.

Produktivitas kerja akan didapat setelah diperoleh hasil pengukuran tingkat kecelakaan kerja dengan rumus sebagai berikut:

Hasil pengukuran produktivitas dari tahun 2011 sampai 2015 dapat dilihat pada Tabel 5.13.

Tabel 5.13. Data Pengukuran Produktivitas

Tahun

Total Jumlah Jam Kerja/Tahun (jam/tahun) Jumlah Total Jam Hilang (jam) Produktivitas 2011 40.000 88 0,9978 2012 38.000 544 0,9857 2013 30.000 32 0,9989 2014 24.000 48 0,9980 2015 24.000 120 0,9950

Dari Tabel 5.13 di atas dapat dilihat bahwa semakin sedikit jumlah kecelakaan kerja, maka semakin sedikit jumlah jam kerja yang hilang dan mengakibatkan produktivitas meningkat.

Dokumen terkait