• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kecelakaan lalu lintas termasuk salah satu permasalahan lalu lintas. Dalam lalu lintas jalan terdapat beberapa komponen pokok yaitu manusia

(pengemudi dan pejalan kaki), kendaraan dan jalan. Terjadinya kecelakaan lalu lintas di dipengaruhi oleh komponen – komponen tersebut baik secara sendiri maupun saling mempengaruhi. Misalnya kecelakaan yang terjadi karena pengemudi yang kelelahan sehingga mengantuk, Kecelakaan yang terjadi di jalan menurun dan perangkat pengereman tidak berfungsi, Kecelakaan yang terjadi karena pengemudi menghindari pejalan kaki yang menyeberang sembarangan. Kecelakaan yang terjadi pada angkutan barang yang kelebihan muatan sehingga ban meletus dan sebagainya.

Dalam kondisi normal yakni komponen - komponen transportasi lalu lintas dalam kondisi yang baik, kecelakaan juga dapat dipengaruhi oleh kinerja lalu lintas. Ada 3 variabel yang digunakan untuk mengekspresikan kinerja lalu lintas yaitu arus, kecepatan dan kepadatan. Arus merupakan perkalian antara kecepatan rata – rata ruang dengan kepadatan.69 Arus lalu lintas merupakan interaksi yang unik pengemudi, kendaraan, dan jalan.70 Arus lalu lintas tidak ada yang sama walaupun pada keadaan yang sama. Oleh karena itu arus lalu lintas memerlukan parameter untuk dapat menunjukkan kondisi arus lalu lintas. Parameter arus lalu lintas antara lain: a. Volume

Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan ( atau mobil penumpang ) yang melalui suatu titik tiap satuan waktu.

b. Kecepatan

69 Leksmono Suryo Putranto, Rekayasa Lalu Lintas, Indeks, Jakarta, 2008, h. 56. 70 Alik Ansyori Alamsyah, Rekayasa Lalu Lintas, UMM Press, Malang, 2005, h. 41.

Kecepatan merupakan jarak yang dijalani pengemudi kendaraan dalam waktu tertentu.

c. Jarak antara dan waktu antara

Ruang (space) dapat diukur baik dalam batasan jarak maupun waktu, yang dikenal sebagai jarak antara ( distance headway ) dan waktu antara ( time headway ).

d. Kerapatan

Kerapatan merupakan jumlah kendaraan yang menempati panjang ruas jalan tertentu atau lajur yang umumnya dinyatakan sebagai jumlah kendaraan per kiolometer, atau jumlah kendaraan per kilometer per jalur. e. Tingkat pelayanan

Tingkat pelayanan menyatakan tingkat kualitas arus lalu lintas yang terjadi. Tingkat ini dinilai oleh pengemudi atau penumpang berdasar tingkat kemudahan dan kenyamanan pengemudi. Penilaian berdasarkan kebebasan memilih kecepatan dan kebebasan bergerak (manuver ). f. Derajat kejenuhan

Derajat kejenuhan adalah perbandingan dari volume (nilai arus) lalu lintas terhadap kapasitasnya. Hal ini merupakan gambaran suatu ruas jalan mempunyai masalah atau tidak berdasarkan asumsi jika ruas jalan makin dekat dengan kapasitas kemudahan bergerak makin terbatas. g. Derajat iringan

Derajat iringan adalah perbandingan volume (nilai arus) lalu lintas yang bergerak dalam peleton terhadap volume total. Peleton diartikan sebagai

suatu rangkaian kendaraan yang bergerak beriringan dengan waktu antara ≤ 5 detik.

h. Arus tidak terganggu

Arus tidak terganggu ( uninterrupted flow ) yaitu arus lalu lintas pada jalan tanpa pengaturan seperti rambu beri jalan, rambu stop atau lampu lalu lintas yang menyebabkan (mengharuskan) kendaraan – kendaraan berhenti secara periodik. Arus lalu lintas seperti ini tidak selalu berarti lancar. Apabila volume lalu lintas sudah mendekati kapasitasnya arus lalu lintas dapat menjadi tidak lancar sehingga terjadi kemacetan

i. Arus terganggu

Arus terganggu (Interupted flow) yaitu arus lalu lintas pada jalan dengan pengaturan yang menyebabkan kendaraan harus berhenti secara periodik. Pengaturan tersebut dapat berupa rambu beri jalan, rambu stop, lampu penyeberangan, lampu lalu lintas (dipersimpangan) adanya perlintasan dengan jalan kereta api.71

Dengan demikian kinerja lalu lintas juga dapat memicu terjadinya kecelakaan. Arus lalu lintas dilihat dari berbagai sudut pandang yang memiliki parameter tersendiri dapat menjadi salah satu terjadinya kecelakaan apabila pengguna jalan kurang hati – hati dan waspada.

Secara garis besar faktor - faktor penyebab terjadinya kecelakaan meliputi faktor manusia (Human Error); faktor kesalahan teknis kendaraan

(Mechanical failure), faktor kondisi jalan, dan faktor cuaca.72 Faktor

71 Alik Ansyori Alamsyah, Rekayasa Lalu Lintas, UMM Press, Malang, 2005, h. 41–54. 72http://yvcibc.wordpress.com/2013/02/20/322

manusia seringkali menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan. Penyebabnya bisa karena mengantuk, kurang konsentrasi, melakukan aktifitas lain, mabuk alkohol/obat-obatan, kondisi psikis (stress, depresi) dan lain lain. Faktor mechanical failure juga merupakan salah satu pemicu terjadinya kecelakaan. Persentasenya sekitar 15%. Kurangnya pengetahuan pengendara terhadap kondisi kesiapan kendaraan bisa berakibat fatal. Kerusakan mesin, spare part, komponen pada kendaraan sangat berbahaya bagi pengendara. Oleh karena itu sebelum sebaiknya berkendara dengan kendaraan yang prima. Untuk itulah perlunya melakukan pengecekan rutin terhadap kondisi kendaran. Faktor ketiga yaitu kondisi jalan. Kondisi jalan sering menjadi kambing hitam ketika terjadi kecelakaan. Kondisi jalan yang rusak sangat berbahaya bagi pengendara sepeda motor. Oleh karena itu pengendara harus tetap hati – hati dan waspada ketika memasuki daerah yang jalannya rusak. Sedangkan faktor keempat yaitu kondisi cuaca/alam. Cuaca alam termasuk sebagai pemicu terjadinya kecelakaan lalu lintas. Kondisi cuaca buruk akan dapat berakibat pada jarak pandang berkurang, pengereman menjadi jauh, kondisi jalan licin.

Berbagai faktor penyebab kecelakaan mengharuskan pengendara untuk selalu hati – hati dan waspada. Karena faktor manusia merupakan faktor utama terjadinya kecelakaan.

Gambar 1.

Ilustrasi aktivitas pengendara penyebab kecelakaan lalulintas

B.HASIL PENELITIAN

1. Gambaran tentang Struktur Organisasi Satlantas Polres Temanggung.

Secara struktural organisasi Satlantas Polres Temanggung dibawah Kapolres dan Wakapolres. Secara rinci struktur organisasi Satlantas sebagai salah satu satuan di tingkat Polres adalah sebagai berikut:

Bagan 1.

Struktur Organisasi Satlantas

Sumber. Data Satlantas Polres Temanggung KASAT LANTAS KAUR BIN OPS

KANIT DIKYASA

KAUR MIN TU

BA TIL BA MIN OPS

BA BB BENMA TIL KANIT REGIDENT KANIT TURJAWALI POS KANIT LAKA BPKB STNK SIM POS POS

Keterangan:.

KASAT LANTAS : Kepala Satuan Lalu Lintas

KAUR MIN TU : Kepala Urusan Administrasi Tata Usaha KAUR BIN OPS : Kepala Urusan Pembinaan Operasional BA TIL : Bintara Tilang

BA BB : Bintara Barang Bukti

BA MIN OPS : Bintara administrasi Operasional BENMA TIL : Bendahara Penerimaan Tilang

KANIT TURJAWALI : Kepala Unit Pengaturan Penjagaan Pengawalan Patroli

KANIT DIKYASA : Kepala Unit Pendidikan Rekayasa Lalu Lintas KANIT LAKA : Kepala Unit Kecelakaan

KANIT REGIDEN : Kepala Unit Registrasi dan identifikasi

Sedangkan struktur organisasi Laka Lantas sebagai bagian dari Satlantas dapat digambarkan secara terpisah seperti pada bagan berikut:

Bagan. 2.

Struktur Organisasi Unit Laka Lantas

Sumber. Data Unit Laka Lantas Polres Temanggung KA UNIT LAKA PENYIDIK

PEMBANTU I PEMBANTU II PENYIDIK PEMBANTU III PENYIDIK

BAMIN OPS UNIT LAKA PENYIDIK

PEMBANTU I PEMBANTU II PENYIDIK PEMBANTU III PENYIDIK

BAMIN OPS UNIT LAKA

Dokumen terkait