• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hal-hal Teoritik dan Informasi-informasi Mendasar

5. Faktor-faktor Penyebab Kesalahan Siswa

Berikut merupakan faktor-faktor kesalahan antara lain:

a. Faktor kognitif

Menurut Suwarsono (1982) berpendapat bahwa faktor-faktor

kognitif adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan

intelektual siswa dan cara memproses dalam mencerna dalam

pikirannya materi matematika seperti soal-soal, argumen-argumen,

dan lain-lain.

Ranah kognitif menurut Benjamin Bloom dkk (dalam John

Santrock, 2009: 147) yaitu

1) Pengetahuan

Siswa-siswa mempunyai kemampuan untuk mengingat

informasi.

2) Pemahaman

Siswa-siswa memahami informasi dan bisa menjelaskan

dengan kata-kata mereka sendiri.

3) Aplikasi

Siswa-siswa menggunakan pengetahuan untuk

menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata.

4) Analisis

Siswa-siswa memecah informasi ang kompleks menjadi

bagian-bagia yang lebih kecil dan menghubungkan satu

5) Sistesis

Siswa-siswa mengkombinasikan elemen-elemen dan

menciptakan informasi baru

6) Evaluasi

Siswa-siswa membuat penilaian dan keputusan yang

bagus.

b. Faktor nonkognitif

Menurut Burton (dalam Entang, 1984: 13) mengelompokkan

faktor-faktor yang dialami oleh siswa menjadi dua kategori, yaitu:

1) Faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa, antara lain:

a) Kelemahan secara fisik, seperti:

i. Suatu pusat syaraf tidak berkembang secara sempurna luka

atau cacat, atau sakit, sehingga sering membawa ganguan

emosional;

ii. Penyakit menahun (asama, dan sebagainya) menghambat

usaha-usaha belajar secara optimal

b) Kelemahan-kelemahan secara mental (baik kelemahan yang

dibawa sejak lahir maupun karena pengalaman) yang sukar

diatasi oleh individu yang bersangkutan dan juga oleh

pendidikan, antara lain:

i. Kelemahan mental (taraf kecerdasannya yang masih

ii. Nampaknya seperti kelemahan mental, tetapi sebenarnya:

kurang minat, kebimbangan, kurang usaha, aktivitas yang

tidak terarah, kurang semangat kurang gizi, kelelahan

(overwork) dan sebagainya, kurang menguasai keterampilan

dan kebiasaan fundanmental dalam belajar.

c) Kelemahan-kelemahan emosional, antara lain:

i. Terdapatnya rasa tidak aman (insecurity);

ii. Penyesuaian yang salah (adjugment) terhadap

orang-orang, situasi, dan tuntutan-tuntutan tugas dan lingkungan;

iii.Tercekam rasa pobia (takut, benci, dan antipati),

mekanisme pertahanan diri;

iv.Tidak matangan (immaturity)

d) Kelemahan yang disebabkan oleh karena

kebiasaan-kebiasaan dan sikap-sikap yang salah, antara lain:

i. Banyak melakukan aktivitas yang bertentangan dan tidak

menunjang pekerjaan sekolah, menolak atau malas belajar;

ii. Kurang berani dan gagal untuk berusaha memusatkan

perhatian;

iii. Kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab;

iv.Sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran;

v. Gugup.

e) Tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan

i. Ketidakmampuan membaca, berhitung, kurang menguasai

pengetahuan dasar untuk sesuatu bidang studi yang sedang

diikutinya secara sekuensial (meningkat dan berurutan),

kurang menguasai bahasa asing.

ii. Memiliki kebiasaan belajar atau cara bekerja yang salah.

2) Faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa (situasi sekolah

dan masyarakat), antara lain:

a) Kurikulum yang seragam (uniform), bahan dan buku-buku

(sumber) yang tidak sesuai dengan tingkat-tingkat

kematangan dan perbedaan-perbedaan individu.

b) Ketidaksesuaian standar administrasi (sistem pengajaran,

penilaian, pengelolaan kegiatan, dan pengalaman mengajar,

dan sebagainya.

c) Terlalu berat beban belajar (siswa) dan atau mengajar

(guru), terlampau besar populasi siswa dalam kelas, terlalu

banyak menuntut kegiatan di luar, dan sebagainya.

d) Terlalu sering pindah sekolah, atau program, tinggal kelas

dan sebagainya.

e) Kelemahan dari sistem belajar pada tingkat-tingkat

pendidikan (dasar asal) sebelumnya.

f) Kelemahan yang terdapat dalam kondisi rumah tangga

ketentraman dan keamanan sosial psikologi dan

sebagainya).

g) Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau

terlalu banyak terlibat dalam kegiatan extra-curricular.

h) Kekurangan makan (gizi) dan sebaginya.

6. Tes Diagnostik

Berikut merupakan pengertian tes diagnostik menurut beberapa ahli

(dalam Suwarto, 2013: 113) antara lain:

a) Menurut Brueckner dan Melby, tes diagnostik digunakan untuk

menentukan elemen-elemen dalam suatu mata pelajaran yang

mempunyai kelemahan-kelemahan khusus dan menyediakan alat

untuk menemukan penyebab kekurangan tersebut.

b) Menurut Hughes menyatakan bahwa tes diagnostik dapat digunakan

untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam belajar. Tes

diagnostik adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk

mengindentifikasi kesulitan belajar.

c) Menurut Mehrens dan Lehmann tes diagnostik yang baik dapat

memberikan gambaran yang akurat tentang miskonsepsi yang

dimiliki siswa berdasarkan informasi kesalahan yang dibuatnya.

d) Menurut Zeilik tes diagnostik digunakan untuk menilai pemahaman

konsep siswa terhadap konsep-konsep kunci (key concepts) pada

topik tertentu, secara khusus untuk konsep-konsep yang cenderung

e) Menurut Suwarto tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk

mengetahui kelemahan-kelemahan (miskonsepsi) pada topik

tertentu dan mendapatkan masukan tentang repons siswa untuk

memperbaiki kelemahanya.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan tes

diagnostik adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk menilai

pemahaman konsep siswa, mencari tahu letak kelemahan-kelemahan

siswa, dan memberikan gambaran akurat mengenai miskonsepsi yang

dialami oleh siswa pada matapelajaran tertentu.

7. Rotasi (perputaran)

a. Menurut Ved Dudeja dan V. Madhavi (2013: 205) definisi rotasi

atau perputaran adalah transformasi yang memindahkan setiap titik

pada bidang ke titik lainnya dengan cara memutar pada pusat titik

tertentu.

b. Menurut Susanta (1990: 59) definisi rotasi adalah perputaran P

terhadap sudut � dengan lambang ��,� ialah pemetaan yang memenuhi :

1) ��,� (P) = P

2) ��,� (A) = �′ dengan ��′ =��

Gambar 2.1 Pemetaan Rotasi

Titik P disebut pusat putaran dan � disebut sudut putar. Seperti biasa, sudut � positif bila arah putarnya berlawanan arah jarum jam. Jelas bahwa jika � = maka ��, = �, sedang untuk � ≠ � satu-satunya titik tetap ialah pusat lingkaran, sebab titik lain akan dibawa ke

titik di luar dirinya. Juga jelas bahwa ��, = ��,− , artinya setengah putaran adalah kejadian khusus dari putaran.

Rotasi yang arahnya berlawanan dengan arah perputaran jarum

jam, maka sudut putarnya positif, sedangkan yang searah dengan arah

perputaran jarum jam disebut arah negatif.

Suatu rotasi (perputaran) pada bidang datar ditentukan oleh:

pusat rotasi, besar sudut (jarak) rotasi, dan arah rotasi ( searah atau

berlawanan arah dengan putaran jarum jam).

1) Sifat-sifat rotasi

a) Bangun yang diputar (rotasi) tidak mengalami perubahan

bentuk dan ukuran.

b)Bangun yang diputar (rotasi) mengalami perubahan posisi.

�′

2) Rotasi pada bidang kartesius

Rumus perputaran terhadap , yaitu [

]= [cos � − sin �sin � cos � ] [ ] atau { =

= cos � − �� �sin � + cos �

Dari rumus perputaran di atas, maka didapatkan rumus-rumus

rotasi sebagai berikut:

a) Rotasi − dengan pusat rotasi , , maka:

� , � �,− °→ � , −

b) Rotasi dengan pusat rotasi , , maka:

� , � �, °→ � − ,

c) Rotasi dengan pusat rotasi , , maka:

� , � �,→ �° − , −

Untuk rotasi − ° dengan pusat rotasi , sama dengan rotasi °.

d) Rotasi ° dengan pusat rotasi , , maka:

� , � �,→ �° , −

Dari pengertian rotasi di atas, dapat disimpulkan pengertian

rotasi adalah suatu transformasi yang memenuhi:

1. ��,� (P) = P

2. ��,� (A) = �′ dengan ��′ =��a

Gambar 2.2 Pemetaan Rotasi

Titik P disebut pusat putaran dan � disebut sudut putar.

Dokumen terkait