• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IBU MEMILIH KONTRASEPSI SUNTIK 1 BULAN DI KLINIK SUMARNI TAHUN

Dalam dokumen Kultura Juni 2016.compressed (Halaman 90-97)

Supriati13

ABSTRAK

Kontrasepsi dan Keluarga Berencana dapat menentukan kapan, berapa banyak dan jarak (interval) untuk mempunyai anak. Dalam merencanakan jumlah anak, seorang ibu telah merundingkan dengan suaminnya dan telah menetapkan metode kontrasepsi apa yang akan digunakan negara Indonesia menghadapi masalah dengan kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Bila gerakan keluarga berencana tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan pembangunan tidak akan berarti. Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Faktor-faktor penyebab ibu memilih Kontrasepsi suntik 1 bulan di Klinik Klinik Sumarni Tahun 2014. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Jumlah Populasi dalam penelitian Ini adalah 64 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling. Data yang digunakan dengan menggunakan data primer. Hasil penelitian menunjukkan, umur 20-35 tahun sebanyak 60 responden (93%), pendidikan ibu adalah pendidikan tinggi sebanyak 52 responden (81%), pekerjaan ibu adalah tidak bekerja sebanyak 38 responden (60%), sumber informasi ibu adalah sumber informasi langsung sebanyak 34 responden (53%). Diharapkan pada ibu agar selalu mengingat kesehatan dirinya khususnya dalam menjarangkan kehamilan menuju keluarga bahagia sejahtera dengan cara tetap menjadi akseptor KB dan kepada tenaga kesehatan juga diharapkan untuk tetap melakukan pengawasan terhadap ibu yang termasuk kedalam pasangan usia subur dan sering memberikan informasi tentang alat kontrasepsi yang berguna untuk menjarangkan kehamilan dan menekan angka kelahiran agar ibu yang teramsuk kedalam usia subur aktif sebagai akseptor KB.

Kata Kunci : Faktor-faktor penyebab, Ibu, Kontrasepsi Suntik 1 bulan

Pendahuluan

Wanita adalah makhluk bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang utuh dan unik, mempunnyai kebutuhan dasar yang beraneka ragma sesuai dengan tingkat perkembangannnya. Wanita adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta sosial sangat di perlukan. Seorang wanita atau ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan atau kondisi dari wanita dalam keluarga tersebut. Para wanita dimasyarakat adalah penggerak dan pelopor dari peningkatan kesejahteraan keluarga (IBI, 2008).

Setelah hamil selama 9 bulan, seorang ibu akan menghadapi persalinan. Sehubungan dengan kejadian tersebut, tubuh ibu akan memerlukan waktu untuk bisa kembali ke siklus haid yang biasa. Cepat lambatnya si ibu bisa kembali haid dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah apabila ibu menyusui bayinya maka perlu diperhatikan seberapa sering dan seberapa banyak ia menyusui. Pada saat menyusui, air susu yang keluar dari payudara ibu mengirimkan sinyal ke otak untuk menghambat produksi hormon-hormon tertentu yang dapat merangsang ovulasi (Rukiyah, 2014).

World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa penggunaan kontrasepsi suntik di seluruh dunia diperkirakan 80 juta atau 34,2% dari pasangan yang berisiko hamil. Prevalensi penggunaan kontrasepsi dinegara maju

13

5830

seperti Amerika Serikat jauh lebih tinggi daripada di negara berkembang. Menurut Badan Koordinasi Keluarga Kerancana Nasional (BKKBN) mencatat bahwa jumlah pengguna komtrasepsi suntikan mengalami peningkatan. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003 terdapat kecenderungan peningkatan jumlah pemakai kontrasepsi jenis injeksi dari 11,7 % pada tahun 1991, pada tahun 1994 menjadi 15,2 %, dan 21,1 % pada tahun 1997, kemudian tahun 2002 - 2003 meningkat menjadi 27,8 %. Metode kotrasepsi jenis injeksi merupakan kontrasepsi yang paling banyak digunakan di Indonesia (Yuhelvi, 2014).

Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2002 Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 5.772.970 dari jumlah total PUS 4.460.782 (77,2%) merupakan peserta KB aktif sedangkan PUS bukan peserta KB 1.312.188 (22,73%). Alat kontrasepsi yang paling banyak diminati akseptor KB adalah KB suntik (Putriningrum, 2010). Kontrasepsi dan Keluarga Berencana dapat menentukan kapan, berapa banyak dan jarak (interval)untuk mempunyai anak. Dalam merencanakan jumlah anak, seorang ibu telah merundingkan dengan suaminnya dan telah menetapkan metode kontrasepsi apa yang akan digunakan. Oleh karena itu keputusan untuk memilih kontrasepsi ada pada wanita. Jika keluarga belum mempunyai keputusan dalam menentukan metode keluarga berencana apa yang akan digunakan yang terjadi karena ketidaktahuan klien tentang kontrasepsi yang digunakan. Menjadi kewajiban bidan untuk memberikan informasi tentang kontrasepsi yang dapat di pergunakan oleh keluarga, dengan memberikan beberapa alternative sehingga klien dapat memilih sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan yang dimiliki (IBI, 2008).

Negara Indonesia menghadapi masalah dengan kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Bila gerakan keluarga berencana tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan pembangunan tidak akan berarti (Sibagariang, 2010).

Propinsi Sumatera Utara, perkembangan pasangan usia subur yang aktif sebagai peserta KB yang dilaporkan dari kabupaten/kota sampai akhir Desember 2014 mencapai 1.312.405 pasangan atau 65.19% dari 2.013.452 pasangan usia subur yang ada di Sumatera Utara. Berdasarkan pemakaian metode/alat kontrasepsi para pasangan usia subur yang masih aktif sebagai peserta KB terdiri dari pemakaian alat kontrasepsi PIL mencapai 35,24% menyusul pemakaian Suntikan mencapai 33,53%, menggunakan IUD mencapai 10,63%, dengan metode medis operasi wanita (MOW) mencapai 8,34%, peserta Implant mencapai 7,41%, pemakaian Kondom mencapai 4,58% dan dengan metode medis operasi pria (MOP) hanya 0,28% dari jumlah pasangan usia subur yang aktif sebagai peserta KB (Pramana, 2014).

Survei pendahuluan yang peneliti lakukan di Klinik Klinik Sumarniperiode bulan Januari – Maret tahun 2014, terdapat jumlah ibu yang menggunakan KB suntik 1 bulan sebanyak 56 orang.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti berminat untuk meneliti tentang faktor-faktor penyebab ibu memilih Kontrasepsi suntik 1 bulan di Klinik Klinik SumarniTahun 2014.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah

5831

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Faktor-faktor penyebab ibu memilih Kontrasepsi suntik 1 bulan di Klinik Klinik SumarniTahun 2014.

Manfaat Penelitian

Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang Kontrasepsi suntik 1 bulan, karena dengan menggunakan kontrasepsi dapat menjarangkan jumlah anak dan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan suatu objek (Notoatmodjo, 2005) yaitu faktor-faktor penyebab ibu memilih kontrasepsi suntik 1 bulan yang dilaksanakan di Klinik Klinik SumarniTahun 2014 pada bulan Maret 2014-Agustus 2014. Adapun populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu yang datang kunjungan ke Klinik Klinik Sumarni sebagai akseptor KB suntik 1 bulan dari bulan Mei sampai dengan Juli tahun 2014 dengan sampel sebanyak 64 ibu akseptor KB suntik 1 bulan.

Langkah-langkah pengolahan data secara manual pada umumnya melalui langkah-langkah sebagai berikut : a. Editing (Penyuntingan Data)

Hasil wawancara atau angket diperoleh atau dikumpulkan melelui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (droup out).

b. Tabulasi

Yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2005).

Analisa Data

Analisis data dilakukan secara univariate dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian dengan melihat persentase data yang terkumpul dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, analisa dan kemudian dilanjutkan penelitian dengan mengoptimalkan teori dan perpustakaan yang ada (Notoatmodjo, 2005).

Hasil Penelitian Dan Pembahasan Hasil Penelitian

Faktor-faktor Penyebab Ibu Memilih Kontrasepsi Suntik 1 Bulan Tahun 2014

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden tentang Faktor-faktor Penyebab Ibu Memilih Kontrasepsi suntik 1 bulan Berdasarkan Umur

No. Umur F P

1. <35 tahun 60 93%

2. >35 tahun 4 7%

5832

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 64 responden, responden mempunyai umur <35 tahun sebanyak 60 responden (93%) dan responden yang mempunyai umur >35 tahun adalah sebanyak 4 responden (7%).

Faktor-faktor Penyebab Ibu Memilih Kontrasepsi Suntik 1 Bulan Tahun 2014

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden tentang Faktor-faktor Penyebab Ibu Memilih Kontrasepsi suntik 1 bulan Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan F P

1. Pendidikan Rendah 12 19% 2. Pendidikan Tinggi 52 81%

Jumlah 64 100%

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 64 responden, responden berpendidikan tinggi sebanyak 52 responden (81%) dan responden yang mempunyai pendidikan rendah adalah sebanyak 12 responden (19%).

Faktor-faktor Penyebab Ibu Memilih Kontrasepsi Suntik 1 Bulan Tahun 2014

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden tentang Faktor-faktor Penyebab Ibu Memilih Kontrasepsi suntik 1 bulan Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan F P

1. Tidak Bekerja 38 60%

2. Bekerja 26 30%

Jumlah 64 100%

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 64 responden, mayoritas pekerjaan ibu hamil adalah tidak bekerja sebanyak 38 responden (60%) dan responden yang bekerja adalah sebanyak 26 responden (30%).

Faktor-faktor Penyebab Ibu Memilih Kontrasepsi Suntik 1 Bulan Tahun 2014

Tabel 4 Distribusi frekuensi responden tentang Faktor-faktor Penyebab Ibu Memilih kontrasepsi suntik 1 bulan Berdasarkan sumber informasi

No. Sumber Informasi F P

1. Langsung 34 53%

2. Tidak langsung 30 47%

Jumlah 64 100%

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 64 responden, mayoritas mempunyai sumber informasi dalah sumber informasi langsung sebanyak 34 responden (53%) dan responden yang mempunyai sumber informasi tidak langsung adalah sebanyak 30 responden (47%).

Pembahasan

Dari hasil penelitian tentang “Faktor-faktor Penyebab Ibu Memilih Kontrasepsi suntik 1 bulan tahun 2014”

dapat dibahas sebagai berikut :

5833

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 64 responden, mayoritas umur ibu adalah umur <35 tahun sebanyak 60 responden (93%) dan responden yang mempunyai umur <20 dan >35 tahun adalah sebanyak 4 responden (7%).

Menurut hasil penelitian Febyla (2013), terdapat PUS yang mempunyai pengetahuan cukup tentang KB 1 suntik 1 bulan yaitu 63,3% dan PUS yang mempunyai pengetahuan Kurang tentang KB suntik 1 bulan yaitu 23,4%. Umur responden sebagian besar adalah 20-35 tahun. Semakin tinggi umur ibu semakin matang baik fisik, psikologis maupun kemampuan berfikir. Pada usia ini, responden lebih mempunyai keinginan lebih kuat untuk mencari informasi dibandingkan umur 35 tahun keatas.

Menurut peneliti, tidak ada kesenjangan antara teori dengan hasil penelitian, dari hasil penelitian, lebih banyak responden mempunyai umur 20-35 tahun yang mempunyai penyebab memilih alat kontrasepsi suntik 1 bulan, teori menyatakan bahwa umur yang lebih tua akan lebih mempunyai pengetahuan yang baik dan bersikap dibandingkan dengan umur yang lebih muda.

Faktor-faktor Penyebab Ibu Memilih Kontrasepsi suntik 1 bulan Berdasarkan Pendidikan Tahun 2014

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 64 responden, mayoritas pendidikan ibu adalah pendidikan tinggi sebanyak 52 responden (81%) dan responden yang mempunyai pendidikan rendah adalah sebanyak 12 responden (19%).

Menurut hasil penelitian Febyla (2013), terdapat PUS yang mempunyai pengetahuan cukup tentang KB 1 suntik 1 bulan yaitu 63,3% dan PUS yang mempunyai pengetahuan Kurang tentang KB suntik 1 bulan yaitu 23,4%. Pendidikan responden paling banyak adalah SMA, sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan relatif cukup. Semakin tinggi pendidikan, maka semakin mudah untuk menerima informasi dan akan meningkatkan pengetahuannya.

Menurut peneliti, tidak ada kesenjangan antara teori dengan hasil dengan hasil penelitian, hasil penelitian didapat bahwa lebih banyak responden mempunyai pendidikan tinggi. Menurut teori bahwa pendidikan tinggi lebih mempunyai pengetahuan yang baik dibandingkan dengan pendidikan yang rendah. Maka, semakin tinggi pendidikan ibu akan menambah pengetahuan dan sikap ibu tentang kontrasepsi suntik.

Faktor-faktor Penyebab Ibu Memilih Kontrasepsi suntik 1 bulan Berdasarkan Pekerjaan Tahun 2014

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 32 responden, mayoritas pekerjaan ibu adalah tidak bekerja sebanyak 19 responden (60%) dan responden yang bekerja adalah sebanyak 13 responden (30%).

Menurut Sulistyawati (2009), Pekerjaan seseorang adalah menggambarkan aktifitas dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang didapatkan. Ibu yang bekerja mempunyai pengetahuan yang baik daripada ibu yang tidak bekerja, karena ibu yang bekerja akan lebih memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan oranglain, sehingga lebih mempunyai peluang juga untuk mendapatkan informasi seputar keadaannya.

Menurut hasil penelitian Febyla (2013), terdapat PUS yang mempunyai pengetahuan cukup tentang KB 1 suntik 1 bulan yaitu 63,3% dan PUS yang mempunyai pengetahuan Kurang tentang KB suntik 1 bulan yaitu 23,4%. Sebahagian besar responden merupakan bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga yang memiliki pengetahuan Kurang.

5834

Menurut peneliti, tidak ada kesenjangan antara teori dengan hasil penelitian. Dari hasil penelitian didapat bahwa ibu yang lebih banyak memakai KB suntik adalah ibu yang tidak bekerja yaitu IRT yang sebagai akseptor dibandingkan dengan Ibu yang bekerja, karena ibu yang tidak bekerja mempunyai banyak waktu luang sehingga dapat melakukan suntik KB 1 bulan rutin setiap bulannya.

Faktor-faktor Penyebab Ibu Memilih kontrasepsi suntik 1 bulan Berdasarkan Sumber Informasi Tahun 2014

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 64 responden, mayoritas mempunyai sumber informasi ibu adalah sumber informasi langsung sebanyak 34 responden (53%) dan responden yang mempunyai sumber informasi tidak langsung adalah sebanyak 30 responden (47%).

Menurut Notoatmodjo (2005), sumber informasi adalah pesan yang didapatkan seseorang dari media yang bermanfaat. Sumber informasi dibagi dua, yaitu:Secara langsung didapatkan melalui suami, istri, orang tua, mertua, teman, tetangga dan tenaga kesehatan dengan cara penyuluhan, Secara tidak langsung melalui tiga media, yaitu : Media cetak , elektronik dan media papan.

Menurut peneliti, tidak ada kesenjangan antara teori dengan hasil penelitian. Hasi penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak ibu mendapatkan informasi dari sumber informasi langsung. Menurut teori bahwa semakin banyak seseorang memperoleh informasi, maka akan semakin baik pula pengetahuannya tentang bagaimana menjaga kehamilan sehingga tidak terjadi penurunan minat hubungan seksual selama kehamilan.

Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan

1. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 64 responden, mayoritas umur ibu adalah umur <35 tahun sebanyak 60 responden (93%) dan responden yang mempunyai umur <20 dan >35 tahun adalah sebanyak 4 responden (7%).

2. Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 64 responden, mayoritas pendidikan ibu adalah pendidikan tinggi sebanyak 52 responden (81%) dan responden yang mempunyai pendidikan rendah adalah sebanyak12 responden (19%).

3. Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 64 responden, mayoritas pekerjaan ibu adalah tidak bekerja sebanyak 38 responden (60%) dan responden yang bekerja adalah sebanyak 26 responden (30%).

4. Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 64 responden, mayoritas sumber informasi ibu adalah sumber informasi langsung sebanyak 34 responden (53%) dan responden yang mempunyai sumber informasi tidak langsung adalah sebanyak 30 responden (15%).

Saran

1. Diharapkan pada ibu agar selalu mengingat kesehatan dirinya khususnya dalam menjarangkan kehamilan menuju keluarga bahagia sejahtera dengan cara tetap menjadi akseptor KB dan.

2. Kepada tenaga kesehatan juga diharapkan untuk tetap melakukan pengawasan terhadap ibu yang termasuk kedalam pasangan usia subur dan sering memberikan informasi tentang alat kontrasepsi yang berguna untuk

5835

menjarangkan kehamilan dan menekan angka kelahiran agar ibu yang teramsuk kedalam usia subur aktif sebagai aksptor KB.

Daftar Pustaka

Dotorg, 2014, Pengertian Pekerjaan, Satrianadotorg.wordpress.com/2014, 23/06/2014 Hartono, 2010, Kesehatan Reproduksi dan Alat Kontrasepsi, Jakarta : Salemba Medika

Ikatan Bidan Indonesia, 2008, 50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia, Bidan Menyongsong Masa depan, Jakarta : PP IBI.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2005, Metodologi Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta Pramana, 2014, http;//Sunrise Pramana/2014

Putriningrum, 2010, http;//Data SUSENAS tahun 2002 PUS Menggunakan Alat Kontrasepsi.co.id/Putriningrum/2010

Rukiyah, 2014, Asuhan Kebidanan III (Nifas), Jakarta : Trans Info Media Sibagariang, 2010, Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta : Trans Info Media

Sudrajat, 2010, Pengertian Pendidikan, www.wordpress.com/2010/defenisi pendidikan menurut UU no. 20 tahun 2003/tentang pendidikan, 04/12/2010

Sulistyawati, 2011, Asuhan Kebidanan dan Kehamilan, Jakarta : EGC

Yuhelvi, 2014, Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik, www.Alat kontrasepsi suntik.co.id/Yuhelvi, 10/12/2014 Wiki, 2014, Pengertian Umur, id.wikipedia.org/wiki/umur/2014/Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas.

5836

ANALISA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN K4 DI WILAYAH KERJA

Dalam dokumen Kultura Juni 2016.compressed (Halaman 90-97)