• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Landasan Teori

2.3.6. Tingkatan Pelatihan Yang Diikuti Pengusaha

2.3.6.2. Faktor-Faktor Penyebab Perlunya Pelatihan

Sering kali terjadi di perusahaan bahwa pemilik meskipun mempunyai latar belakang pendidikan formal yang cukup tinggi, namun ternyata belum dapat menyesuaikan diri dengan berbagai tugas yang harus dikerjakan. Oleh karena itu, pelatihan sangat diperlukan agar perusahaan dapat tetap bertahan hidup dalam pasar modern dimana terjadi persaingan antar perusahaan yang semakin ketat.

Menurut Tjiptono, dkk,. (2001: 213), ada lima faktor diperlukannya pelatihan yaitu:

1. Kualitas angkatan kerja yang ada

Angkatan kerja yang berkualitas tinggi adalah angkatan kerja yang mengenyam pendidikan dengan baik dan memiliki keterampilan intelektual dasar seperti membaca, menulis, berhitung, mendengarkan, berbicara, dan memecahkan masalah. Orang-orang seperti itu potensial untuk belajar dan beradaptasi dengan cepat terhadap pekerjaannya.

2. Persaingan global

Perusahaan harus menyadari bahwa mereka menghadapi persaingan pasar global yang ketat. Agar dapat memenangkan persaiangan, perusahaan harus mampu menghasilkan produk atau jasa yang lebih murah dari pada pesaingnya. Untuk itu diperlukan pelatihan agar tetap bertahan dan memilki dominasi pasar.

3. Masalah alih teknologi

Alih teknologi adalah perpindahan teknologi dari satu obyek ke obyek lainnya. Ada dua tahap dalam proses alih teknologi, tahap pertama yaitu komersialisasi teknologi yang baru akan dikembangkan di laboratorium riset oleh penemu dan tahap ini tidak perlu pelatihan. Tahap kedua adalah difusi teknologi yaitu proses pemindahan teknologi yang baru dikomersialkan ke dunia kerja untuk meningkatkan produktifitas, daya

4. Perubahan cepat dan terus menerus

Di dunia ini tidak ada satu hal yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan terjadi dengan cepat dan berlangsung terus- menerus, pengetahuan ini mungkin akan tidak berguna pada hari esok dan menjadi uang. Dalam lingkungan kerja seperti ini sangat penting memperbaharui kemampuan pemilik perusahaan secara konsistensi.

5. Perubahan keadaan demografi

Perubahan keadaan demografi menyebabkan pelatihan menjadi semakin penting dewasa ini. Oleh karena itu kerja sama tim merupakan umur pokok maka pelatihan dibutuhkan untuk melatih pemilik yang berbeda latar belakang agar dapat bekerja sama secara harmonis.

2.3.7 Tingkatan Pemahaman

Dengan berkembangnya teknologi informasi yang sedemikian pesat dan tersedianya teknologi informasi pelaku usaha sektor kecil dituntut untuk dapat memahami teknologi informasi itu sendiri agar apa yang telah direncanakan dan diprogramkan dapat dijalankan.

Usaha kecil dan menengah dengan kadar pemahaman teknologi yang tinggi mempunyai kemungkinan mengadopsi dan memanfaatkan teknologi informasi secara efektif. Hanya saja tindakan yang dilakukan oleh para pemilik perusahaan dalam memobilisasi ketrampilan staf perusahaan kebanyakan usaha mikro dikelola sebagai perusahaan bebas dengan pola

bisnis keluarga maka sikap positif yang kuat dari pemilik perusahaan terhadap inovasi teknologi akan berpengaruh terhadap penggunaan dan penyediaan informasi akuntansi dalam perusahaan.

Menurut Rifqi (2009), pada umumnya usaha kecil dan menegah di negara sedang berkembang menghadapi masalah serius dalam pengembangan suatu usaha mereka karena terbatasnya kemampuan teknologi yang mereka dapat, salah satu alasan penting mengapa tingkat teknologi usaha kecil dan menengah rendah adalah pemilik yang cenderung hanya memiliki keterampilan teknis dan produksi yang sempit.

Menurut Rifqi (2009), pemahaman induvidu pada dasarnya merupakan pemahaman seluruh kepribadian dengan segala latar belakang dan interaksinya dengan lingkungannya. Ada dua komponen besar yang sudah lazim dikenal orang banyak tentang kepribadian, yaitu komponen fisik atau jasmaniah dan psikis atau batiniah. Kedua komponen itu juga meliputi banyak aspek yang dapat dikelompokkan atas empat aspek utama yaitu aspek intelektual, social dan bahasa, emosi dan moral serta aspek psikomotor. Aspek intelektual meliputi kecerdasan, bakat, kecakapan, hasil belajar dan kreatifitas. Agar individu dalam hal ini para pemilik usaha mikro dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan dapat bekerja sama dengan baik, maka diperlukan suatu pemahaman. Pemahamn disini berarti pemahaman akan pentingnya suatu pencatatan akuntansi yang didasari dari suatu sistem

dalam pengambilan keputusan dan mencapai efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha serta semakin tinggi tingkat pemahaman para pemilik usaha mikro maka akan semakin luas pandangan mereka terhadap berbagai bentuk penerapan pencatatan akuntansi dalam bisnis usaha kecil mereka.

Pada pembahasan dan pemahaman akuntansi berbasis sistem informasi akuntansi terkait juga dengan latar belakang pendidikan yang ditempuh oleh para pengguna informasi, dengan latar belakang formal yang memadai maka akan semakin cepat seseorang memahami akan sesuatu. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa semakin paham terhadap teknologi informasi akan mendorong percepatan penyediaan informasi akuntansi bagi kalangan pengsaha mikro. Oleh sebab itu kalau penyediaan dan penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi informasi dianggap sebagai langkah awal dan penting bagi pengusaha mikro dalam memasuki era persaingan bebas, maka peningkatan ketrampilan dan pemahaman terhadap teknologi informasi terutama pada para petinggi di dalam suatu perusahaan menjadi prasyarat inti di dalam mencapai efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha.

Akumulasi ketrampilan dan pemahaman terhadap teknologi informasi diharapkan dapat mengurangi hambatan untuk mengadopsi inovasi teknologi potensial yang lebih luas. Oleh karena itu pemahaman terhadap teknologi informasi sangat diperlukan kalangan usaha mikro agar perkembangan dunia usaha kecil benar-benar potensial dan terprogram dalam menjalankan bisnis kecilnya.

2.3.8 Perlakuan Akuntansi untuk Usaha Mikro

Perlakuan akuntansi untuk perusahaan mikro dan kecil sebenarnya tidak berbeda dengan perlakuan akuntansi untuk jenis perusahaan lainnya, dimana perlakuannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Di Indonesia sendiri, IAI telah menetapkan SAK ETAP. Dimana menurut PSAK ETAP dalam penyajiannya setiap pelaporan keuangannya harus memenuhi komponen-komponen sebagai berikut (SAK ETAP, 2009: 17-19), yaitu:

1. Neraca

Informasi yang disajikan daslam neraca, minimal:

a. Kas dan setara kas

b. Piutang usaha dan piutang lainnya.

c. Persediaan.

d. Properti investasi

e. Aset tetap

f. Asset tidak berwujud

g. Utang usah danh utang lainnya

h. Asset dan kewajiban pajak

i. Ekuitas

Entitas menyajikan pos, judul, dan sub jumlah lainnya dalam neraca jika penyajian seperti itu relevan dalam rangka pemahaman

terhadap posisis keuangan entitas. SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap pos-pos yang disajikan.

2. Laporan Laba-Rugi

Laporan laba rugi memasukkan semua pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode keculai SAK ETAP mensyaratkan lain. SAK ETAP mengatur perlakuan berbeda terhadap dampak koreksi atas kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi yang disajikan sebagai penyesuaian terhadap periode yang lalu dan bukan sebagai bagian dari laba atau rugi dalam periode terjadinya perubahan.

Laporan laba-rugi minimum mencangkup pos-pos sebagai berikut:

a. Pendapatan

b. Beban keuangan

c. Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas.

d. Beban pajak.

e. Laba atau rugi neto.

Entitas harus menyajikan pos, judul, dan sub jumlah lainnya pada laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk memahami kinerja keuangan entitas. Entitas tidak boleh menyajikan atau mengungkapkan pos pendapatan dan beban sebagai “pos luar biasa”, baik dalam laporan laba rugi maupun dalam catatan atas laporan keuangan.

a. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan (tergantung pada format laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh entitas) jumlah investasi oleh, dan dividen dan distribusi lain ke, pemilik ekuitas selama periode tersebut.

Informasi yang disajikan di laporan perubahan ekuitas yang menunjukana :

a) Laba atau rugi untuk periode

b) Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas

c) Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan

akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui.

d) Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara

jumlah tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah perubahan yang berasal dari :

i. Laba atau rugi

ii. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas

iii. Jumlah investasi, dividen distribusi lainnya ke pemilik

ke pemilik ekuitas, dan perubahan kepemilikan dalam entitas anak yang tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian.

b. Laporan Laba Rugi Dan Saldo Lama

Laporan laba rugi dan saldo laba menyajikan laba arau rugi entitas dan perubahan saldo laba untuk suatu periode pelaporan. Dalam SAK ETAP mengijinkan entitas untuk menyajikan laporan laba rugi dan saldo laba menggantikan laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas jika perubahan pada ekuitas hanya berasal dari laba atau rugi, pembayaran dividen, koreksi kesalahan periode lalu, dan perubahan kebijakan akuntansi.

Informasi yang disajikan di laporan laba rugi dan saldo laba antara lain:

a) Saldo laba pada awal periode pelaporan

b) Dividen yang diumumkan dan dibayarkan atau terutasng

selama periode

c) Penyajian kembali saldo laba setelah koreksi kesalahan periade

lalu

d) Penyajian kembali saldo laba setelah perubahan kebijakan

akuntansi

e) Saldo laba pada akhir periode pelaporan

Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Entitas menyajikan laporan arus kas yang melaporkan arus kas untuk suatu periode dan mengklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas pendanaan.

5. Laporan Pencatatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi criteria pengakuan dalam laporan keuangan.

Catatan atas laporan keuangan harus:

a. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan

dan kebijakan tertentu yang digunakan yang sesuai

b. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP tetapi

tidak disajikan dalam laporan keuangan

c. Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan

keuangan tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan.

rugi sesuai dengan sifatnya (contoh: penyusutan, pembelian bahan baku, beban transportasi, gaji, upah, dan beban iklan) dan tidak dialokasikan menurut berbagi fungsi dalam perusahaan. Metode ini sederhana dan cocok diterapkan pada perusahaan mikro sebab tidak perlu dialokasikan menurut berbagai fungsi dalam perusahaan.

2.3.9 Kerangka Pikir

2.3.9.1Pengaruh Pendidikan Pemilik Terhadap Penggunaan Sistem Informasi

Akuntansi

Pendidikan merupakan cara belajar yang bukan hanya menyangkut proses belajar formal yang biasanya dilakukan dibangku sekolah tetapi juga menyangkut proses belajar non formal dengan diberikan diluar pendidikan formal yaitu segala bentuk pengalaman dan keterampilan yang merupakan hasil kontrak antara manusia dengan lingkungannya. Kemampuan seorang pemilik usaha maupun seorang manajer bergantung pada kemampuan belajarnya. Karena dalam lingkungan dunia usaha yang berubah-ubah dengan cepat, atau dapat menjalankan tugasnya dengan baik, selain itu juga dituntut untuk menguasai aneka keterampilan teknis, menjadikan seorang pemilik atau seorang manajer dituntut untuk memiliki kemampuan yang tinggi untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya tersebut agar nantinya dapat

menguasai bidang-bidang yang lebih maju dan modern berkaitan dengan informasi teknologi. (Kiryanto, 2001:203)

Dari penjelasan diatas menunjukkan adanya pengaruh yang positif antara pendidikan terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. Karena tingkat pendidikan sangat penting bagi para pemilik usaha, semakin tinggi pendidikan maka lebih memahami dan mengerti dalam mendalami sistem informasi akuntansi.

2.3.9.2Pengaruh Pelatihan Pemilik Terhadap Penggunaan Sistem Informasi

Akuntansi

Training atau pelatihan merupakan upaya pembinaan ketrampilan dasar yang diperlukan pegawai baru atau lama, pemilik perusahaan untuk melaksanakan pekerjaannya, (Dessler, 1993 : 248).

. Training dapat berupa mengajarkan dan mengoperasikan mesin kepada mesin baru, cara menjual produk perusahaan kepada karyawan niaga baru, atau bahkan dapat berupa menunjukkan cara mewancarai dan menilai

pegawai. Training merupakan salah satu usaha untuk membantu karyawan

dalam melaksanakan pekerjaan secara produktif dan efisien. Dimana pelatihan merupakan jalan untuk mewujudkan cara-cara berfikir dan berbuat, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dan merubah serta pengertian sesuai dengan yang dituntut oleh pekerjaannya baik untuk masa sekarang

Dari penjelasan diatas menunjukkan adanya pengaruh yang positif antara pelatihan terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. Karena semakin sering diadakan pelatihan maka tingkat pengetahuan pemilik usaha semakin meningkat.

Dokumen terkait