• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor Strategis Lingkungan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PENGHAMBAT PENDORONG

E. Faktor-faktor Strategis Lingkungan

Faktor-faktor strategis merupakan berbagai faktor yang dapat diidentifikasi dan dinilai memiliki pengaruh yang signifikan terhadap eksistensi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tasikmalaya pada saat ini maupun di masa yang akan datang yang bersumber dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal terhadap hal-hal yang ingin dicapai dengan memperhitungkan pada potensi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman/tantangan yang ada atau mungkin timbul.

1. Analisa Lingkungan Internal (ALI)

Faktor-faktor strategis yang bersumber dari lingkungan internal yang dapat mempengaruhi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tasikmalaya, dikelompokan ke dalam 2 (dua) bagian, yaitu faktor-faktor strategis yang bersifat positif berupa kekuatan (strength) dan faktor-faktor strategis yang bersifat negatif berupa kelemahan (weakness).

a. Kekuatan (Strengths)

1) Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah, dan Peraturan Walikota Tasikmalaya Nomor 102 Tahun 2014 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Unit Dinas Komunikasi dan Informatika;

LAKIP Dinas Komunikasi dan Informatika | II -8 2) Tersusunnya rencana strategis Dinas;

3) Adanya sumber daya manusia yang memiliki sertifikat keahlian dibidang lingkungan hidup;

4) Tersedianya laboratorium lingkungan yang cukup memiliki peralatan untuk melakukan pemantauan kualitas lingkungan ; 5) Tingginya motivasi dan semangat kerja aparat;

6) Suasana kerja yang kondusif .

b. Kelemahan (Weaknesses)

1) Belum memiliki gedung Dinas yang representative;

2) Dukungan sarana prasarana dan fasilitas kerja dalam rangka mendukung kinerja lembaga belum memadai;

3) Dukungan pendanaan dalam melaksanakan program dan kegiatan masih kurang;

4) Jumlah sumber daya manusia aparat lingkungan hidup masih kurang;

5) Belum ada pegawai fungsional laboratorium lingkungan hidup sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan;

6) Proporsi pegawai yang memiliki sertifikat Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) masih kurang;

7) Belum tersedianya data terkait lingkungan hidup yang lebih detil;

8) Legalitas laboratorium lingkungan hidup yang belum ditetapkan serta status laboratorium lingkungan hidup belum terakreditasi;

2. Analisa Lingkungan Eksternal (ALE)

Faktor-faktor strategis yang bersumber dari lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tasikmalaya, dikelompokan ke dalam 2 (dua) bagian, yaitu faktor-faktor strategis yang bersifat positif berupa peluang (opportunity) dan faktor-faktor strategis yang bersifat negatif berupa ancaman (threat).

a. Peluang (Opportunities)

1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan lingkungan hidup;

LAKIP Dinas Komunikasi dan Informatika | II -9 2) Adanya kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dan

pelatihan teknis dalam peningkatan kompetensi dan profesionalitas pegawai;

3) Adanya regulasi mengenai kewajiban pelaku usaha/kegiatan untuk melaksanakan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup;

4) Ketersediaan pedoman dan regulasi tentang pengelolaan lingkungan, baku mutu lingkungan, pengelolaan laboratorium lingkungan dll;

5) Banyaknya perusahaan dan/atau masyarakat yang akan membutuhkan jasa pengujian kualitas lingkungan (air bersih, air limbah dan udara) ;

6) Belum adanya laboratorium lingkungan terakreditasi di Kota Tasikmalaya;

7) Adanya lembaga masyarakat peduli lingkungan yang menjadi mitra dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ;

8) Adanya kemitraan dengan lembaga pendidikan dalam pengelolaan lingkungan di tingkat sekolah dan perguruan tinggi.

b. Ancaman (Threaths)

1) Kapasitas lembaga lingkungan hidup yang berbentuk Dinas menyebabkan sulitnya koordinasi baik secara vertikal maupun horizontal dalam upaya sinkronisasi pelaksanaan program;

2) Pelaksanaan pelayanan KLH yang rentan terhadap kepentingan politik;

3) Lemahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan ;

4) Adanya indikasi ketidakpedulian (skeptisme) masyarakat dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan;

5) Pelaksanaan regulasi dan penegakan hukum masih lemah;

6) Kualitas lingkungan yang cenderung menurun;

7) Keberadaan laboratorium lingkungan yang belum terakreditasi dan terpublikasikan.

LAKIP Dinas Komunikasi dan Informatika | II -10 F. Perumusan Strategi (Analisa Lingkungan Internal dan Eksternal)

Berdasarkan hasil identifikasi faktor-faktor strategis lingkungan maka diperoleh informasi penting yang berpengaruh secara signifikan terhadap eksistensi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tasikmalaya, dengan memanfaatkan semua informasi tersebut maka dapat dibuat perumusan strategi dengan menggunakan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat Analysis) yang digambarkan dalam matrik sebagai berikut : SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat Analysis) Matrik di atas secara teoritis dapat menghasilkan 4 (empat) kemungkinan alternatif strategi sebagai berikut :

1. Strategi S-O, yang disusun berdasarkan pola pikir bagaimana memanfaatkan seluruh kekuatan (Strength) yang dimiliki untuk merebut dan memanfaatkan peluang (Opportunity) sebesar-besarnya, kelompok strategi ini biasa juga disebut dengan nama lain seperti “Strategi agresif, strategi pertumbuhan, strategi keunggulan komparatif”,

2. Strategi S-T, yang disusun berdasarkan pola pikir bagaimana memanfaatkan seluruh kekuatan (Strength) yang dimiliki untuk merebut mengatasi ancaman (Threat), kelompok strategi ini biasa juga disebut dengan nama lain seperti “Strategi mobilisasi, strategi diversifikasi dan strategi integrasi”,

3. Strategi W-O, yang disusun berdasarkan pola pikir bagaimana memanfaatkan peluang (Opportunity) yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan (Weakness) yang ada, kelompok strategi ini

LAKIP Dinas Komunikasi dan Informatika | II -11 biasa juga disebut dengan nama lain seperti “Strategi stabilisasi, strategi rasionalisasi, strategi penghematan dan strategi divestasi”,

4. Strategi W-T, yang disusun berdasarkan pola pikir bagaimana meminimalisir kelemahan (Weakness) yang ada dengan menghindari ancaman (Threat), kelompok strategi ini biasa juga disebut dengan nama lain seperti “Strategi defensif, strategi bertahan, strategi likuiditas dan strategi mempertahankan hidup”.

Dengan memperhatikan dan memasukan faktor-faktor strategis yang telah diuraikan, maka didapat matrik analisa SWOT sebagai berikut : Faktor Kunci Keberhasilan

Faktor kunci keberhasilan (Critical Succes Factor) adalah suatu cara untuk mencapai tujuan visi dan misi organisasi yang telah ditentukan melalui penetapan, prosedur dan mekanisme guna menjamin keberhasilan yang lebih baik antara lain potensi dikembangkan, peluang dimanfaatkan, permasalahan dikurangi dan ancaman diantisipasi. Prioritas faktor kunci keberhasilan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tasikmalaya adalah sebagai berikut,

1. Mengimplementasikan Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, dan Peraturan Walikota Tasikmalaya Nomor 40 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Dinas Komunikasi dan Informatika atas dasar adanya dukungan atasan langsung, stakeholder dan masyarakat luas terhadap pelestarian lingkungan hidup,

2. Mengoptimalkan sarana laboratorium lingkungan hidup dalam rangka implementasi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan lingkungan hidup, 3. Melaksanakan rencana strategis dan rencana kerja dengan

memanfaatkan dukungan atasan langsung, stakeholder dan masyarakat luas terhadap pelestarian lingkungan hidup,

4. Meningkatkan profesionalitas, kompetensi, jumlah SDM aparat serta anggaran, sarana dan prasarana untuk implementasi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

LAKIP Dinas Komunikasi dan Informatika | II -12 Lingkungan Hidup, dan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan lingkungan hidup,

5. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pelestarian lingkungan hidup melalui kegiatan Sekolah Berbudaya Lingkungan ( SBL) dan Program Kampung Iklim (Proklim) , yang ditandai dengan penerimaan penghargaan dari Presiden Republik Indonesia Peraih Adiwiyata Mandiri / Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) sebanyak 1 Sekolah, penerimaan penghargaan dari Menteri Lingkungan dan Kehutanan Republik Indonesia Peraih Adiwiyata Nasional / Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) sebanyak 6 Sekolah, penerimaan penghargaan dari Menteri Lingkungan dan Kehutanan Republik Indonesia Peraih Program Kampung Iklim (Proklim) sebanyak 3 Kampung, penerimaan penghargaan dari Gubernur Jawa Barat Peraih Adiwiyata Provinsi / Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) sebanyak 11 Sekolah,

6. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait.

LAKIP Dinas Komunikasi dan Informatika | II -13 G. Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program

Tujuan (goal) merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, juga merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun, sehingga tujuan harus dapat mempertajam fokus pelaksanaan misi dan meletakan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif akan tetapi harus dapat menunjukan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Tujuan disusun sebagai upaya untuk mencapai visi dan misi. Tujuan dan sasaran merupakan bentuk lain dari visi dan misi dengan rumusan yang lebih terarah dan operasional penetapan tujuan dan sasaran didasarkan kepada faktor-faktor kunci keberhasilan (critical succes factor) yang potensial dan kekuatan yang dimiliki, serta menyambut baik peluang yang ada.

Sasaran (objective) adalah keluaran/penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulanan atau bulanan sehingga sasaran harus dapat menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Disamping itu, sasaran harus memberikan fokus pada penyusunan kegiatan sehingga bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai.

Penetapan tujuan dan sasaran organisasi pada umumnya didasarkan kepada faktor-faktor kunci keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi. Hal ini dimaksudkan agar organisasi tersebut mampu mencapai tujuan dan sasarannya sehingga tidak ada suatu sasaran ataupun aktifitas yang terbengkalai atau tidak tercapai, karena dengan mengetahui faktor-faktor kunci keberhasilan berarti organisasi tersebut telah mengetahui apa kelebihan/kekuatannya untuk melaksanakan suatu sasaran dan aktifitas dan tidak melakukan suatu kegiatan dimana ada kekurangan/

kelemahannya.

Hubungan korelasi antara visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program yang akan dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tasikmalaya, seperti pada bagan berikut,

LAKIP Dinas Komunikasi dan Informatika | II -14 Gambar 2.1 Bagan Hubungan Korelasi antara Visi, Misi, Tujuan, Sasaran,

Kebijakan dan Program

Tujuan dan sasaran hanya merupakan apa (what) dan kapan (when) sesuatu akan dicapai, sehingga perlu menentukan bagaimana (how) hal tersebut dapat dicapai. Cara mencapai tujuan dan sasaran merupakan strategi untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan merupakan rencana menyeluruh dan terpadu mengenai upaya-upaya yang meliputi penetapan kebijakan, program operasional dan kegiatan atau aktifitas dengan memperhatikan sumber daya yang dimiliki serta keadaan lingkungan yang dihadapi.

Penetapan tujuan, sasaran, kebijakan dan program didasarkan kepada faktor-faktor kunci keberhasilan dan faktor-faktor kunci penghambat.

Tujuan dan sasaran Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tasikmalaya adalah sebagai berikut :

No. Tujuan dan Sasaran Daerah Tujuan dan Sasaran Perangkat Daerah

1. Tujuan :

Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang profesional, efektif, efisien, transparan, akuntabel, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme berbasis E-Government dalam mendukung peningkatan tata kelola

pemerintahan dan kualitas pelayanan publik

Sasaran :

Meningkatnya kualitas layanan komunikasi, informatika,

Persandian dan Statistik dalam mendukung peningkatan tata VISI

LAKIP Dinas Komunikasi dan Informatika | II -15 No. Tujuan dan Sasaran Daerah Tujuan dan Sasaran Perangkat

Daerah Sasaran :

Meningkatnya sistem akuntabilitas pengelolaan keuangan dan kinerja daerah

kelola pemerintahan dan kualitas layanan publik Tujuan :

Meningkatnya tata kelola

keuangan dan kinerja perangkat daerah

Sasaran :

Meningkatnya akuntabilitas kinerja perangkat daerah

Adapun Pernyataan tujuan dan sasaran pelayanan Dinas Kominfo Kota Tasikmalaya beserta indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel 14 sebagai berikut :

Tabel 14

Indikator Tujuan Pelayanan

Dinas Kominfo Kota Tasikmalaya Tahun 2019

No Sasaran Indikator Satuan Target

2019

1

Meningkatnya kualitas layanan komunikasi, informatika,

Persandian dan Statistik dalam mendukung peningkatan tata kelola pemerintahan dan kualitas layanan publik

6 Meningkatnya akuntabilitas kinerja perangkat daerah

LAKIP Dinas Komunikasi dan Informatika | II -16 perangkat daerah

8

Persentase penyusunan pelaporan keuangan dan barang sesuai SAP

% 100

LAKIP Dinas Komunikasi dan Informatika | II -17 Tabel 15

Perbandingan Data Kinerja

Dinas Kominfo Kota Tasikmalaya Tahun 2019

No Indikator Satuan Target

1 Capaian IKM perangkat daerah predikat Indeks SPBE

%

5 Persentase data dan

informasi statistik sektoral % 100 35 100

6 Hasil penilaian SAKIP perangkat daerah 7 Maturitas SPIP perangkat

daerah Level 1 2 2

LAKIP Dinas Komunikasi dan Informatika | III-1 BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas suatu instansi pemerintah itu merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan.

Dokumen terkait