BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
B. HASIL PENELITIAN
2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Hasil wawancara yang didapatkan yakni adanya kecenderungan perilaku asertif yang terjadi pada semua partisipan. Hal tersebut dapat terjadi beberapa faktor yang dapat memengaruhi perilaku asertif. Pada analisis berikut, peneliti menggunakan analisis isi pendekatan induktif. Hsieh dan Shannon serta Elo dan Kyngas (dalam Supratiknya, 2015) menjelaskan bahwa pendekatan induktif bergerak dari spesifik ke yang umum dengan cara mengamati fakta-fakta khusus tertentu yang kemudian menggabungkan atau menyusunnya menjadi satuan yang lebih luas berupa rumusan umum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
a. Partisipan 1 (CADS)
CADS memiliki kecenderungan perilaku asertif yang ditunjukkan berdasarkan hasil wawancara. Pada faktor internal, CADS menunjukkan bahwa konsep diri dan harga diri menjadi faktor penyebab dalam melakukan perilaku asertif. Sedangkan pada faktor eksternal, CADS menunjukkan bahwa tempat organisasi, kebudayaan, dan sumber daya manusia menjadi faktor penyebab dalam melakukan perilaku asertif. Pada hasil penelitian terlihat bahwa ia lebih ditentukan oleh faktor eksternal dalam melakukan perilaku asertif. CADS akan mengambil keputusan dengan melihat kesiapan dan pendapat orang lain juga. Selain itu, ia juga akan melihat kelebihan dan kelemahan yang akan didapat ketika memutuskan suatu keputusan. Hal ini ditunjukkan pada tabel
RESPON KATEGO RI
TEMA
“..salahku terlalu sabar..”
(P1/FI/KD/136-137)
Konsep Diri Faktor Internal
“…begitu dijalani emang enak sih.”
(P1/FI/KD/185)
“..susah nyarinya jadi aku langsung nemuin anggotanya” (P1/FI/HD/128)
Harga Diri
“waktu pemilihan ketua tu sebenernya aku gak mau”(P1/FI/HD/181-182)
“..gak ada orang yang memang bisa dan mau, ya aku gak papa”
(P1/FI/HD /183)
“..lebih banyak mengayomi orang”
(P1/FE/TO/20)
Tempat Organisasi
Faktor Eksternal
“..pemilihan kata-kata”(P1/FE/KB/170)
“kalau gak bener dalam kata-kata ntar
malah kesannya jadi negatif”
(P1/FE/KB/170-171)
Kebudayaan
“..koordinatornya sulit dicari, akhirnya aku langsung turun ke anggotanya”
(P1/FI/SDM/129)
Sumber Daya Manusia
“Terus dari kepentingan juga sih”
(P1/FE/SDM/171)
“..misalnya itu ngasih pendapat yang sifatnya personal, ya mending aku
ngomongnya personal aja”
(P1/FE/SDM/171-173)
“..gak ada orang yang memang bisa dan mau, ya aku gak papa”
(P1/FI/SDM/274-275)
“..namanya juga organisasi jadi gak bisa mutusin dari satu pihak, jadi aku harus
ngambil dari pendapat orang lain”
(P1/FE/SDM/194-196)
“kelemahan kekurangannya kalau
disetujui atau gak disetujui”
(P1/FE/SDM/196-197)
“..kesiapan anggota juga”
b. Partisipan 2 (TBWP)
Pada hasil penelitian didapatkan bahwa TBWP tidak menunjukkan perilaku menonjol ke arah asertif atau tidak asertif. TBWP memiliki perilaku yang seimbang antara asertif dan tidak asertif. Pada hasil penelitian tampak bahwa hal tersebut disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal tampak lebih dominan untuk TBWP melakukan perilaku asertif. Konsep diri dan harga diri yang lebih dominan menjadi faktor penyebab TBWP dalam melakukan perilaku asertif. TBWP akan berani menyampaikan pendapatnya ketika pembicaraan sudah sangat melenceng dari topik. Selain itu, TBWP juga merasa perlu untuk menyampaikan pendapatnya saat ia merasa bahwa keputusan hasil rapat hanya memihak satu sisi saja. Hal ini ditunjukkan pada tabel berikut:
RESPON KATEGO
RI
TEMA
“..emang terus-terus dikasih tugas ..Jadi tahun ini baru ngerasain koordinator yaudah biasa aja” (P2/FI/KD/30,31)
Konsep Diri Faktor Internal
“yang penting didengerin yang gak
penting yaudah terserah ikut-ikut ajalah.
Nanti lihat hasilnya akhir..”
(P2/FI/KD/221-222)
“ngapain aku ngomong kalau misalnya aku gak didengerin gitu.” (P2/FI/KD/223)
“masalah apa yang dibahas itu mlenceng
banget aku baru berani ngangkat tangan
ngomong,” (P2/FI/KD/237-238)
“kalau keputusannya cuman memihak
satu, satu sisi doang aku gak bisa”
“..aku bisa ngerjain tak kerjain dulu. Kalau aku gak bisa ya tak kasihin orang lain. aku coba minta bantuan orang lain gitu” (P2/FI/HD/112-113)
Harga Diri
“mulai duluan sih kita, kalau gak gitu
mereka gak gak ngomong”
(P2/FI/HD/209)
“..di SMA kayak gitu. Intinya itu rapat, terus aku ngasih usulan. Ning ya itu kadang gak digagas itu” (P2/FI/KD/216-217)
Pengalaman Organisasi
Faktor Eksternal
“misalnya apa-apa mesti nyarinya Nadya,
Nadya bikin ini bikin itu gitu.”
(P2/FE/TK/25-26)
Tempat Organisasi
“Apapun dari awal sampe akhir tu aku yang ngerjain” (P2/FE/TK/51-52)
“Sedangkan disitu ada ketua HMPS ku ada bendaharanya ada sekretarisnya yang lebih atasku kan, ya aku tetep ngasihnya ke mereka” (P2/FE/TK/307-309)
“..kalau kita gak ngegong mereka gak ngobrol, eh gak ngomong sama kita, gak
gabung sama kita, masih gitu,”
(P2/FE/SDM/197-199)
Sumber Daya Manusia
“..orang-orang SDMnya dulu deh mampu
gak mereka bikinnya, dengan aku bilang
kamu mampu gak masuk”
(P2/FE/SDM/274-275)
c. Partisipan 3 (RP)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa RP memiliki kecenderungan untuk berperilaku asertif. Faktor yang memengaruhi perilaku asertif RP lebih dominan pada faktor eksternal yakni tempat organisasi, sumber daya manusia, serta dukungan partner organisasi. RP mampu untuk mengungkapkan kritik secara sopan namun maksud tetap tersampaikan karena menganggap bahwa anggota dalam organisasinya adalah
temannya sendiri. RP dapat mengakui posisinya sebagai anggota dalam sebuah organisasi karena adanya dukungan dari partner kerja saat ia sedang berada pada posisi terburuknya. RP merasa memiliki dukungan dari partner kerja karena sudah perduli terhadap masalah yang sedang dihadapinya. Hal ini ditunjukkan pada tabel berikut:
RESPON KATEGO
RI
TEMA
“..aku tanya pertimbangannya apa, terus kenapa kok milih aku” (P3/FI/KD/65-66)
Konsep Diri
Faktor Internal
“Jadi ya cara ngomongnya ke mereka .…
ada program-program yang misalkan diprioritaskan, yang harus dilakukan jadi
itu yang butuh dana lebih banyak”
(P3/FI/KD/146,148-149)
“…kenapa kok sampai ngungkapkan
pendapat itu karena aku dah terlalu nahan ya. Maksudnya kalau aku dah terlalu nahan dan itu aku repress terus kan juga gak terlalu baik to buat akunya sendiri..”
(P3/FI/KD/224-227)
“..aku ajak buat lebih realistis tu lho, ngelihat lapangannya” (P3/FI/KD/252)
“Jadi kalau aku bawa data-data itu disitu aku baru bisa nentuin pilihan setelah aku
ngomong sama atasanku juga”
(P3/FI/KD/264-265)
“..aku berusaha buat calm down sih dan kebetulan temen-temenku juga bantu buat
calm down juga” (P3/FI/HD/217-218)
Harga Diri
“..dipandangan ku sih mungkin yang lebih menguasai keuangan kan aku dibanding ketua itu sendiri.” (P3/FI/HD/292-293)
“..kalau terlalu menyakiti hati juga gak enak juga kan karena kita rekan satu kerja, satu tim” (P3/FE/TO/239-240)
“terus ntar kalau ada masalah, iya kalau misal dia bisa nerima. Kalau misal dia gak
Tempat Organisasi
Faktor Eksternal
bisa nerima takutnya kan malah jadi gak enak” (P3/FE/TO/240-242)
“aku minta masukkan dari atasanku karna
tetep mau gimanapun juga atasanku harus tahu tentang permasalahan dan pilihan-pilihannya kan.” (P3/FE/TO/259-261)
“Karna emang udah gak ada orang yang mau lagi, jadinya yaudah mau gak mau yaudah Pasrah gitu ya.. Iya terima aja .” (P3/FE/SDM/67-68)
Sumber Daya Manusia
“…ngelihat fakta-fakta di lapangan”
(P3/FE/SDM/261)
“…akhir masa periode masa pengurusan
tu aku agak-agak ambyar, aku sering flight disitu, dan itu bener-bener di cover sama
temen bendaharaku”
(P3/FE/DPO/159-161)
“..baik banget sampe yang kayak bener-bener literally ngechat terus, ngechat aku
terus, jadi kayak ngingetin”
(P3/FE/DPO/161-162)
Dukungan
Partner
Organisasi
d. Partisipan 4 (ETK)
Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa ETK memiliki kecenderungan perilaku asertif yang sangat menonjol. ETK mampu
untuk mengambil keputusan sesuai dengan dirinya tanpa
mengesampingkan hak-hak orang lain. Dalam berperilaku asertif, ETK disebabkan oleh faktor internal yang lebih menonjol. ETK lebih disebabkan oleh konsep diri yang ia miliki sehingga memilih untuk menunjukkan perilaku asertif. ETK akan menyampaikan pendapatnya saat ia mengetahui masalah yang sedang dibahas dan memiliki pendapat yang harus disampaikan. ETK juga akan mendukung pendapat orang lain karena ia menganggap bahwa selama pendapat dari orang lain
sejalan dan sesuai dnegan program kerjanya, maka ia akan memilih untuk memberikan dukungan. Hal ini ditunjukkan pada tabel berikut:
RESPON KATEGO
RI
TEMA
“lebih bisa membagi waktu, lebih bisa membagi prioritas,” (P4/FI/KD/30)
Konsep Diri Faktor Internal
“Nah selama ide atau gagasan dari orang lain itu masih sejalan sama program kerjanya walaupun bertolak belakang sama yang kita inginkan,” (P4/FI/KD/70-72)
“…karena kalau kita tetap memaksakan
topik yang sama tetapi kita udah nggak sejalan itu nggak akan mendapatkan suatu solusi” (P4/FI/KD/88-89)
“misalkan dia kakak tingkat, dan
sebagainya, kita tetep punya
batasan-batasanlah untuk misalkan
menghina”(P4/FI/KD/197-198)
“melihat masalah ketika misalkan aku tau masalah itu dan aku punya solusinya, dan aku punya pendapat tentang masalah itu,
aku akan sampaikan”
(P4/FI/KD/148-150)
“..aku itu orangnya perfectionist,
perfectionist tu dalam artian kadang mau sesuatu berjalan sesuai dengan yang diinginkan” (P4/FI/HD/98-99)
Harga Diri
“…kita membawahi suatu kepanitiaan
yaitu kepanitiaan pemilihan umum untuk
komisi pemilihan umum atau KPU…
harus membagi waktu antara terjun ke
kepanitiaan dan tetap berjalan di
organisasi DPMU..” (P4/FE/TK/15-17, 18-19)
Tempat Organisasi
Faktor Eksternal
“pasti kan kalau kita dimintain pendapat pastinya masih sejalan sama topik,”
(P4/FE/SDM/142-143)
Sumber Daya Manusia
“Bisa, selama kita masih diberi waktu untuk menyampaikan pendapat kenapa
“..penyampaian pendapatnya udah selesai dan ini udah langsung mau pengambilan keputusan yaudah kita tinggal langsung ambil keputusan aja” (P4/FE/SDM/213-214)
e. Partisipan 5 (DKA)
Seperti halnya dengan ETK, DKA juga memiliki kecenderungan
perilaku asertif yang menonjol. DKA memiliki keberanian dalam
menyampaikan pendapat maupun kritik. DKA tidak akan diam jika terdapat sesuatu yang menurutnya tidak sesuai. Perilaku asertif DKA lebih disebabkan oleh faktor internal yang tampak dalam konsep diri yang ia miliki. DKA memiliki pendapat bahwa orang lain terkadang menjadi penghalang dalam kegiatan organisasi. Hal tersebut membuat DKA memilih untuk memutuskan pendapat sesuai dengan dirinya. Selain itu, DKA juga memilih keputusan organisasi secara individu. Hal tersebut karena ia ingin menunjukkan bahwa organisasinya harus datang agar dapat terlihat. DKA juga menganggap dirinya sebagai bagian dalam organisasi karena salah satu alasan. Partner kerja yang dimaksud telah banyak membantu dirinya saat menjalankan tugas-tugas orgnisasi. Hal ini ditunjukkan pada tabel berikut:
RESPON KATEGO
RI
TEMA
“Kalau sama orang terlalu ribet karna
kita kan ngejar waktu kan. … aku
berusaha untuk sendiri..”
(P5/FI/KD/72,75)
Konsep Diri Faktor Internal
“…aku harus milih, em pilihan yang
ya setiap kegiatan yang ada aku harus
mengutamakan yang mana”
(P5/FI/KD/260-262)
“..ketuanya lagi ngomong atau si wakil ketuanya lagi ngomong atau siapaun yang lagi ngomong terus sementara yang
lainnya tu kayak sibuk dengan
kesibukannya sendiri tu kayak kurang
menghargai” (P5/FI/SDM/163-165)
“..memperlihatkan bahwa HMPS kami tu ada yang datang..” (P5/FI/HD/271-272)
“..nunjukkin sih bahwa oh HMPS PFIS mau jauh atau enggak tu ya ada yang dateng gitu, kalau aku lebih kayak gitu sih nonjolin emang” (P5/FI/HD/275-276)
Harga Diri
“Tapi kalau misalkan tergantung mereka pernah ikut organisasi atau enggak”
(P5/FI/KD/284-285)
“Kalau misalkan pernah kan otomatis masih mereka tahu to kayak kegiatan organisasi tu seperti apa, dinamikanya seperti apa, ya itu aku memposisikan
mereka sama kayak aku”
(P5/FI/KD/285-287)
Pengalaman Organisasi
Faktor Eksternal
“..dia harus bisa menyampaikan alasan yang jelas dan emang itu emang bener-bener tepat” (P5/FE/SDM/127-128)
Sumber Daya Manusia
“lebih kayak ribut sih, ribut, terus habis
itu pada maen gadget masing-masing,
dengan kesibukannya sendiri sih”
(P5/FI/SDM/160-161)
“Memutuskan sesuatu, itu pertama lebih dikejar waktu” (P5/FE/SDM/230-231)
“Kayak udah mepet banget tu kayak ya mau gak mau aku langsung ke ibu biar selesai.” (P5/FI/SDM/242-243)
“si kakaknya ini tu aktif gitu untuk apa kasih tahu untuk bantu jadi tu kayak terbantu banget” (P5/FE/DPO/112-113)
Dukungan
Partner
f. Partisipan 6 (V)
V merupakan seseorang yang memiliki kecenderungan perilaku asertif. meskipun terkadang ia belum menempatkan orang lain secara setara, namun hal itu ia lakukan saat berada di dalam organisasi saja. Hal-hal yang memengaruhi V untuk berperilaku asertif lebih menonjol pada faktor eksternal. Tujuan dan wewenang dalam organisasi menjadi alasan V untuk mengungkapkan pendapat. Menurut V pendapat orang lain merupakan hal penting untuk menjadi bahan pertimbangan untuk memutuskan suatu hal. V juga menganggap bahwa atasan memiliki wewenang sehingga ia menganggap bahwa segala keputusan berada di tangan gubernur. Hal ini ditunjukkan pada tabel berikut:
RESPON KATEGO
RI
TEMA
“Tetapi gak bersikukuh dengan
pendapatku juga, tapi kalau semisalnya yang B salah, kenapa harus ngikut yang B gitu” (P6/FI/KD/231-233)
“..kalau semisal dia bener atau semisal bisa digabungkan dengan pendapatku..”
(P6/FI/KD/233-234)
Konsep Diri Faktor Internal
“kalau mereka ngungkapinnya salah ya
salah kenapa harus dibenarkan”
(P6/FI/KD/244-245)
“Ya aku lebih lihat mana profit yang bagus untuk nanti ke depannya, bukan untuk aku lho, ya untuk organisasi tersebut.” (P6/FI/KD/260-262)
“..kalau bener salah, ya kan kita juga yang kena, dalam organisasi kita juga yang namanya kena. Lebih baik kan kita
langsung ngomong” (P6/FI/KD/245-247)
“karna aku dari dari anggota Humas, tiba-tiba jadi wakil gubernur itu juga kesulitan berbicara” (P6/FI/KD/196-197)
Pengalaman Organisasi
Faktor Eksternal
“..membantu gubernur itu menjadi
kewajiban saya maksud saya yang besar ..” (P6/FE/TO/35)
“karna yang bawah juga satu angkatan sama aku jadinya aku cuman anggep teman” (P6/FI/KD/284-285)
Tempat Organisasi
“ngasih keputusan tetapi kan ada yang di atas saya, gubernur yang memutuskan semua..” (P6/FE/TO/97-99)
“misalnya kamu anggap dalam
konteksnya formal kamu harusnya gak boleh. Jadi itu sesuai kondisi sih.”
(P6/FI/HD/291-292)
Sumber Daya Manusia
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka peneliti akan merangkumnya dalam sebuah tabel sebagai berikut:
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Asertif
Internal Eksternal 1. Konsep Diri Pengetahuan mengenai topik pembicaraan/permasalaha n organisasi 2. Harga Diri Keinginan menonjolkan organisasi
Keinginan untuk berjalan
sesuai keinginannya
Menunjukkan kemampuan
yang selaras dengan
jabatannya
Menunjukkan diri disaat
tidak ada yang bersedia ditunjuk
1. Tempat Organisasi
Wewenang dan kewajiban
jabatan
Kewenangan atasan yang tidak
bisa diganggu gugat 2. Kebudayaan
Pemilihan kata-kata yang
sesuai
3. Sumber Daya Manusia
Tidak ada orang lain yang mampu dan mau menjadi ketua
Mempertimbangkan pendapat
anggota lain saat rapat
Sumber daya manusia
4. Dukungan Partner Organisasi 5. Pengalaman Organisasi Tabel 6
Pada kenyataannya, beberapa faktor penyebab kecenderungan perilaku asertif juga menyebabkan partisipan memilih untuk tidak melakukan perilaku asertif. Partisipan akan memilih untuk mengambil tindakan sesuai dengan orang lain, kurang mampu untuk memahami kemampuan diri sendiri, kurang mampu untuk mengungkapkan perasaan secara jujur, dan kurang mampu untuk menjadikan tiap orang unggul dan setara. Berdasarkan perilaku-perilaku tidak asertif tersebut, hasil menunjukkan beberapa faktor yang sudah peneliti rangkum dalam satu tabel:
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Tidak Asertif
Internal Eksternal
1. Konsep Diri
Pengalaman organisasi
Pentingnya pendapat orang
lain 2. Harga Diri
Berusaha dengan
kemampuannya
1. Tempat Organisasi
Kewenangan atasan yang
tidak bisa diganggu gugat
Kewajiban atas jabatannya
2. Kebudayaan
Pemilihan kata-kata yang
sesuai
3. Sumber Daya Manusia
Tidak ada orang lain yang mampu dan mau menjadi ketua
Mempertimbangkan
pendapat anggota lain saat rapat
4. Dukungan Partner Organisasi Tabel 7