• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas di KUD Musuk

Efektivitas organisasi akan bisa dinilai baik ataupun buruknya, apabila ada alat pengukurnya. Alat pengukur yang digunakan diantaranya faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas itu sendiri. Faktor-faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas ini akan bisa menggambarkan sejauh mana organisasi bisa mengatur kinerja seluruh anggotanya. Organisasi seperti koperasi akan bertahan apabila tingkat efektivitasnya semakin baik atau tinggi, karena sebuah organisasi akan bertahan dengan segala ancaman dari pihak luar, apabila efketivitasnya juga baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas sebuah organisasi terdiri dari kualitas kepemimpinan, kesatuan kelompok, pemanfaatan komunikasi didalam organisasi (koperasi), kebutuhan interpersonal, kesadaran berkelompok. Rumus yang digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk di Kecamatan Musuk adalah :

Dengan mempergunakan rumus tersebut di atas menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6.2 sebagai berikut:

commit to user

Tabel 6.2.Distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk

No Sub Variabel Kategori Skor Jumlah Prosentase Mean 1 Kualitas kepemimpinan Tinggi Sedang Rendah 17-21 12-16 7-11 19 33 8 31,7 55,0 13,3 2,18 (sedang) 2 Kesatuan Kelompok Tinggi Sedang Rendah 6-7 4-5 2-3 25 29 6 41,7 48,3 10,0 2,32 (sedang) 3 Jaringan komunikasi organisasi Tinggi Sedang Rendah 9-11 6-8 3-5 - 31 29 - 51,7 48,3 1,52 (sedang) 4 Tingkat kebutuhan interpersonal Tinggi Sedang Rendah 20-27 12-19 4-11 - 10 50 - 16,7 83,3 1,17 (rendah) 5 Tingkat kesadaran berkelompok Tinggi Sedang Rendah 9-11 6-8 3-5 4 46 10 6,7 76,7 16,7 1,90 (sedang) Sumber: Analisis Data Primer

Penjelasan mengenai masing-masing sub variabel faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi KUD Musuk dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kualitas kepemimpinan

Pemimpin yang efektif harus berurusan dengan tujuan individu, kelompok, dan organisasi. Keefektifan pemimpin khususnya dipandang dengan ukuran tingkat pancapaian satu atau kombinasi tujuan tersebut. Seorang individu mungkin memandang pemimpin yang efektif dari sudut kepuasan yang mereka peroleh selama pengalaman bekerjasama. Sehingga kualitas kepemimpinan tidak dapat dipisahkan dari penilaian anggota.

Berdasarkan tabel 6.2 dapat diketahui bahwa kualitas kepemimpinan di KUD Musuk, Kecamatan Musuk tergolong sedang berdasarkan nilai mean yang diperoleh yaitu 2,18 (sedang). Sebanyak 33 responden atau sebesar 55 persen menilai sedang mengenai kualitas kepemimpinan di KUD Musuk, 19 responden atau sebesar 31,7 persen menilai tinggi mengenai kualitas kepemimpinan di KUD Musuk, sedangkan sebanyak 8 responden atau sebesar 13,3 persen menilai rendah mengenai kualitas kepemimpinan di KUD Musuk. Hal ini bisa diambil kesimpulan bahwa

commit to user

sebagian besar anggota koperasi dapat menilai kualitas pemimpin yang mereka pilih sendiri. Kualitas kepemimpinan mencakup ada tidaknya pergiliran kepemimpinan, pemilihan pemimpin sesuai AD/ART atau tidak, kebebasan yang diberikan pemimpin dalam menjalankan tugas kepada anggota koperasi, kebebasan anggota dalam mengemukakan pendapat, motivasi pemimpin kepada anggota, kepatuhan anggota ketika pemimpin memutuskan sebuah kebijakan dalam mendukung kemajuan koperasi tanpa melupakan kepentingan dari seluruh anggota koperasi.

Pemimpin atau ketua koperasi dipilih berdasarkan AD/ART yang diselenggarakan setiap 1 tahun sekali. Pemilihan dihadiri aleh 2,5 persen dari seluruh anggota koperasi, biasanya pada saat dilakukan RA (Rapat Anggota). Berakhirnya masa jabatan ketua koperasi dibatasi dengan usia produktif yaitu 65 tahun, sehingga ada kemungkinan ketua bisa menjabat lebih dari dua periode masa kepengurusan. Seorang pemimpin harus bisa mewujudkan seluruh aspirasi anggota koperasi yang beranggapan bahwa idealnya pemimpin ialah seseorang yang memiliki sifat jujur, cerdas, dan berpihak pada kebutuhan anggotanya. Kebutuhan mendasar dari anggota koperasi ialah perhatian, motivasi serta kepedulian dari seorang pemimpinnya, sehingga anggota akan bisa merasakan kebersamaan yang sejalan dengan tujuan koperasi yaitu menyejahterakan anggota dalam berbagai bidang terutama masalah ekonomi. Apabila kesejahteraan anggota sudah terpenuhi, maka keutuhan organisasi akan terwujud serta tingkat efektivitas organisasi akan baik.

2. Tingkat kesatuan kelompok (kohesivitas)

Kelompok yang sangat kohesif adalah dimana anggota kelompok yang tertarik terhadap satu sama lain, dimana mereka menerima norma-norma kelompok dan membantu kelompok untuk mencapai tujuan kelompok. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kohesi kelompok seperti: komposisi homogen (anggota kelompok yang mempunyai kemiripan), ukuran kelompok relatif kecil, tujuan dan kinerja kelompok tercapai.

commit to user

Berdasarkan tabel 6.2 maka dapat diketahui bahwa nilai mean yang diperoleh yaitu 2,32, artinya kesatuan kelompok di KUD Musuk, Kecamatan Musuk tergolong sedang. Sebanyak 29 responden atau 48,3 persen menilai sedang terhadap kesatuan kelompok yang berada di KUD Musuk, 25 responden atau sebesar 41,7 persen menilai tinggi terhadap kesatuan kelompok di KUD Musuk, sedangkan 6 responden atau sebesar 10 persen menilai rendah terhadap kesatuan kelompok di KUD Musuk. Kesatuan kelompok dalam KUD Musuk, Kecamatan Musuk meliputi kerjasama anggota dalam kelompok dan seberapa jauh ketertarikan anggota dengan kegiatan-kegiatan koperasi itu sendiri. Kesatuan kelompok dapat dipertahankan oleh seluruh anggota kelompok melalui berbagai kegiatan dengan tujuan agar antar anggota dapat saling mengerti dan memahami. Kegiatan yang biasa dilakukan yaitu pembinaan dan pengelolaan hasil ternak sapi berupa susu. Ketua kelompok juga mengambil peran penting untuk menjaga kesatuan kelompok dengan cara memberikan informasi-informasi penting tentang koperasi.

3. Jaringan komunikasi organisasi

Pemanfaatan jaringan komunikasi koperasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan, informasi, ide diantara anggota dalam organisasi. Jaringan komunikasi organisasi terdiri dari beberapa indikator yaitu: pola komunikasi, pemanfaatan sumber informasi, gangguan komunikasi.

Berdasarkan tabel 6.2 dapat diketahui nilai mean yaitu 1,52 (sedang), artinya tingkat pemanfaatan komunikasi KUD Musuk di Kecamatan Musuk tergolong sedang. Sebanyak 31 responden yaitu sebesar 51,7 persen menilai sedang terhadap tingkat pemanfaatan jaringan komunikasi di KUD Musuk, sedangkan 29 responden atau sebesar 48,13 persen memberikan penilaian rendah terhadap tingkat pemanfaatan jaringan komunikasi di KUD Musuk. Hal ini dapat diartikan penerimaan informasi dari ketua koperasi ataupun pihak lain seperti pihak swasta (mitra koperasi), penyuluh peternakan sudah cukup bagus dari beberapa

commit to user

responden, tetapi ketersediaan media massa (majalah) masih kurang maksimal.

Pola komunikasi yang terjadi di koperasi yaitu pola rantai, dan pola semua saluran. Pola komunikasi digunakan dalam setiap melaksanakan kegiatan koperasi ataupun penyampaian permasalahan yang dihadapai anggota kepada pengurus koperasi. Suasana komunikasi yang diharapkan oleh seluruh anggota koperasi yaitu kondusif, terarah, dan efektif dalam penanganan apabila terjadi masalah. Komunikasi yang bertujuan saling menambah informasi, baik antar sesama anggota dan anggota dengan pengurus juga sudah berjalan dengan baik, karena pengurus siap menerima keluhan permasalahan terutama tentang pengolahan hasil ternak sapi berupa susu. Anggota koperasi juga mempunyai harapan untuk seorang ketua koperasi dalam penyampaian perintah ataupun informasi sesuai dengan usaha yang dilakukan atau keadaan anggota koperasi.

4. Tingkat kebutuhan interpersonal

Tingkat kebutuhan interpersonal dapat diartikan sebagai kebutuhan pribadi yang mendorong anggota untuk memasuki dalam sebuah kelompok. Indikator-indikator yang digunakan sebagai berikut: ingin menjadi bagian dari kelompok, ingin mengendalikan orang lain, dan ingin memperoleh keakraban.

Berdasarkan tabel 6.2 dapat diketahui nilai mean 1,17 (rendah), artinya tingkat kebutuhan interpersonal anggota KUD Musuk, di Kecamatan Musuk tergolong rendah. Sebanyak 50 responden yaitu sebesar 83,3 persen memberikan penilaian rendah terhadap tingkat kebutuhan interpersonal di KUD Musuk, sedangkan 10 responden atau sebesar 16,7 persen memberikan penilaian sedang terhadap tingkat kebutuhan interpersonal anggota di KUD Musuk. Hal ini berarti tingkat kebutuhan interpersonal anggota KUD Musuk yang meliputi faktor yang mendorong menjadi anggota koperasi, kecenderungan mengendalikan anggota lain untuk manfaat bersama, keakraban yang terjalin di koperasi, serta

commit to user

penyelesaian permasalahan yang terjadi masih rendah atau belum sesuai dengan kebijakan ataupun AD/ART koperasi.

Permasalahan-permasalahan yang muncul diantaranya: suasana yang kondusif dengan peningkatan pendapatan anggota belum tercapai secara maksimal. Kemudian banyaknya anggota kelompok yang tersebar di wilayah kerja koperasi. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan interpersonal masing-masing kelompok mengalami berbagai macam kendala baik waktu, dana, serta tenaga dari KUD Musuk itu sendiri. 5. Tingkat kesadaran berkelompok

Tingkat kesadaran berkelompok adalah kesadaran anggota kelompok dalam mengikuti kegiatan kelompok baik yang berasal dari dorongan pribadi maupun orang lain. Indikator-indikator yang digunakan ialah: kesadaran anggota mengikuti kegiatan.

Berdasarkan tabel 6.2 dapat diketahui nilai mean 1,90 (sedang), artinya tingkat kesadaran berkelompok anggota KUD Musuk, di Kecamatan Musuk tergolong sedang. Sebanyak 46 responden atau sebesar 76,7 persen memberikan penilaian sedang terhadap tingkat kesadaran berkelompok di KUD Musuk, 10 responden atau sebesar 16,7 persen memberikan penilaian rendah terhadap tingkat kesadaran berkelompok di KUD Musuk, sedangkan sebanyak 4 responden memberikan penilaian tinggi terhadap tingkat kesadaran berkelompok di KUD Musuk. Hal ini berarti bahwa sebagian besar anggota KUD Musuk sudah menyadari akan pentingnya kehidupan berkelompok serta kesanggupan melaksanakan kegiatan-kegiatan koperasi untuk kemajuan koperasi dan peningkatan kesejahteraan masing-masing anggota.

Anggota koperasi bersedia masuk kelompok karena dorongan kebutuhan serta keinginan untuk menambah pengetahuan tentang pemeliharaan ternak sapi perah. Pemeliharaan dimulai dari perawatan sampai proses pemerahan yang baik sesuai anjuran dari KUD Musuk. Anggota koperasi juga mendapat manfaat setelah berkelompok yaitu bisa

commit to user Kelas kategori : kelas jumlah terendah nilai tertinggi nilai

-saling mendukung sehingga beban yang berat mudah teratasi dengan bantuan dari anggota yang lebih tahu dan mampu.

Dokumen terkait