• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.2.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Saham

a. Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pendapatan per lembar saham merupakan rasio dari laba bersih terhadap jumlah lembar saham-saham yang dimaksudkan disini adalah saham biasa. Hal ini berarti pendapatan per lembar saham memberikan tingkat hasil pengembalian investasi bagi pemegang saham. Hasil dari pengembalian tersebut berupa deviden dan capital gain. Pendapatan per lembar saham merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi harga saham.

Adapun trend dari EPS harus diamati dan dipertimbangkan sampai pada suatu titik tertentu, keputusan pokok dari manajemn dan strategi keuangan harus mempertimbangkan hasil pengembalian atas modal yang dipergunakan, berikut rumus EPS :

Earning Per Share =

Saham Lembar

Jumlah EAT

Hubungan antara rasio Earning Per Share terhadap harga saham :

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001 : 139), EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham, maka pemegang

saham akan tertarik untuk membeli saham perusahaan sehingga dapat menguatkan harga saham.

Menurut Indriyo (2000 : 7), EPS sangat besar pengaruhnya terhadap harga saham, meningkatnya laba per lembar saham cenderung meningkatkan harga saham. Informasi mengenai pendapatan per lembar saham dapat digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk menetukan deviden yang akan dibagikan dan untuk mengtahui perkembangan perusahaan. Setiap investor pada dasarnya menginginkan deviden dan capital gain yang besar. Apabila

EPS suatu perusahaan tinggi maka deviden dan capital gain yang tinggi akan diminati oeh investor sehingga menyebabkan harga saham naik. Begitu sebaliknya, apabila EPS suatu perusahaan turun, maka deviden dan capital gain yang diperoleh investor turun dan tidak menutup kemungkinan investor menderita capital loss.

b. Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham ROE merupakan pendapat setelah pajak terhadap modal perusahaan. ROE dapat dihitung dengan membandingkan antara EAT dengan modal sendiri. ROE rasio laba bersih setelah pajak terhadap modal yang digunakan untuk mengukur tingkat hasil pengembalian dan investasi para pemegang saham. Bisa juga ROE

digunakan untuk mengukur kemampuan modal saham untuk menghasilkan keuntungan.

Return On Equity = Modal sendiri x 100%

EAT

Hubungan antara rasio Return On Equity terhadap harga saham : Menurut Sutrisno (2001 : 255), ROE memberi ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Semakin tinggi ROE maka keuntungan yang diperoleh bagi pemegang saham tinggi dan saham perusahaan tersebut akan diminati oleh investor sehingga harga saham akan naik. Begitu sebaliknya, apabila ROE rendah maka keuntungan yang diperolehpun semakin rendah, sehingga harga saham rendah.

c. Pengertian dan Hubungan Tingkat Suku Bunga dengan Harga Saham

Suku bunga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh seorang peminjam untuk pemanfaatan uang selama suatu periode tertentu. Pengaruh suku bunga terhadap saving, kredit dan investasi adalah makin tinggi suku bunga maka makin tinggi pula volume tabungan dan mendorong tingkat pemberian kredit, selain itu akan menurunkan tingkat investasi dan peminjaman modal.

a. Macam-macam suku bunga

Suku bunga dalam dunia perbankan dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1) Suku Bunga Pinjaman

Suku bunga pinjaman adalah suku bunga yang besarnya ditentukan oleh lembaga perbankan sebagai harga dari uang yang dipinjamkan kepada pihak lain. Besarnya suku bunga pinjaman berbeda-beda sesuai dengan penggunaan pinjaman.

2) Suku Bunga Simpanan

Suku bunga simpanan adalah suku bunga yang ditentukan oleh lembaga perbankan sebagai harga dari uang nasabah yang disimpan di bank yang bersangkutan. Besarnya persentase suku bunga simpanan berbeda-beda, diantaranya ditentukan oleh unsur jangka waktu.

Meningkatnya suku bunga simpanan memaksa bank untuk dapat memutar uang dengan bunga yang lebih tinggi, akibatnya akan lebih memberatkan peminjam. Besar kecilnya suku bunga sangat berpengaruh terhadap dorongan bagi para pengusaha yang berproduksi dengan mengambil kredit perbankan. Suku bunga yang rendah akan

mendorong pengusaha untuk berproduksi dengan mengambil lebih banyak kredit. Sebaliknya suku bunga yang tinggi akan mendorong pengusaha untuk berproduksi dengan mengurangi pinjaman (kredit). Dengan demikian, suku bunga yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan hasil yang diperoleh kurang menguntungkan bagi bank pada khususnya dan bagi para pengusaha pada umumnya.

b. Pengaruh tingkat suku bunga

Pengaruh yang dimaksud adalah dampak yang ditimbulkan dengan adanya suku bunga yang tinggi maupun suku bunga yang rendah. Adapun dampak dari tingkat suku bunga adalah sebagai berikut :

1) Dampak Suku Bunga Tinggi

a. Tingginya volume tabungan masyarakat

Makin tinggi tingkat suku bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya pada tingkat suku bunga yang tinggi, masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan pengeluaran untuk konsumsinya guna menambah tabungan.

Tingginya tingkat biaya modal perusahaan menyebabkan perusahaan akan mempunyai posisi yang lebih lemah dalam persaingan berinvestasi.

2) Dampak Suku Bunga Rendah

Rendahnya tingkat suku bunga baik suku bunga pinjaman maupun suku bunga simpanan menimbulkan beberapa hal sebagai berikut :

a. Banyaknya perusahaan yang mengambil kredit untuk

investasi sehingga bagi dunia perbankan hal ini akan meningkatkan pendapatan bunga.

b. Kecenderungan masyarakat untuk menabung menjadi

kecil.

Oleh karena itu tingkat bunga dapat digolongkan sebagai salah satu faktor penting yang akan menentukan besarnya investasi yang dilakukan oleh para pengusaha dalam suatu tahun tertentu. Pengusaha hanya akan melaksanakan keinginan mereka untuk menanam modal apabila tingkat pengembaliannya lebih besar, yaitu berupa persentasi keuntungan bruto yang diperoleh lebih besar daripada tingkat bunga. Oleh karena itu apabila suku bunga deposito semakin tinggi maka investor akan beralih dari saham ke deposito dan apabila suku bunga deposito makin rendah maka investor akan kembali berinvestasi dalam saham.

2.3. Kerangka Model Penelitian

Dokumen terkait