• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

C. Hasil Belajar

3. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Banyak hal yang dapat mempengaruhi belajar. Muhibbin syah (2011: 145), mengemukakan bahwa secara global ada tiga macam faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa, yakni:

a. Faktor internal, yakni keadaan jasmani dan rohani siswa b. Faktor eksternal, yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Sementara itu, Slameto (2012: 54), menggolongkan faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua, yakni faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan. Faktor ekstern meliputi faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.

Faktor internal siswa meliputi 2 aspek, yakni aspek fisiologis dan psikologis. Aspek fisiologis merupakan kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Sedangkan aspek psikologis yang dapat mempengaruhi belajar siswa diantaranya adalah tingkat

kecerdasan/intelegensi, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.

Menurut Reber sebagaimana dikutip oleh Muhibbin Syah (2011: 152), intelegensi pada umunya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia.

Sikap siswa adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap (attitude) siswa yang positif, terutama kepada guru dan mata pelajaran yang diampu merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut, begitu juga sebaliknya.

Bakat siswa secara umum adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Chaplin, 1972: Reber, 1988) sebagaimana dikutip oleh Muhhibin

kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber sebagaimana dikutip oleh Muhibbin syah (2011: 152), minat tidak termasuk istilah popular dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.

Motivasi siswa adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman, 1986; Reber, 1988) sebagaimana dikutip oleh Muhibbin Syah (2011:153). Motivasi dapat dibedakan menjadi dua yakni movitasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar diri individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.

Faktor eksternal siswa juga terdiri dari dua macam, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. Lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi semangat belajar siswa diantaranya adalah

orang-orang yang berada di lingkungan sekolah, misalnya para guru, staf tata usaha, teman, dan lain-lain. Selain lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat tempat siswa tersebut tinggal juga turut mempengaruhi semangat belajar siswa. Namun yang paling berpengaruh terhadap siswa adalah lingkungan keluarga. Jika keluarga memberikan dukungan penuh dan selalu mendampingi siswa ketika belajar maka semangat siswa untuk belajar akan tinggi.

Pada sepuluh tahun terakhir, informasi pembelajaran menunjukkan bahwa keterlibatan orangtua diperlukan dalam proses belajar siswa dan hasil belajar (Henderson&Mall sebagaimana dikutip oleh Creswell (2012: 29). Keterlibatan orangtua mengacu pada peran orangtua dalam mengajari anak mereka di rumah atau di sekolah. Keterlibatan orangtua bermacam-macam, termasuk berdiskusi mengenai sekolah, membantu mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau menjadi sukarelawan di sekolah. Keterlibatan orangtua muncul untuk memberikan manfaat. Ketika orangtua terlibat, siswa SMP cenderung memperoleh peringkat yang tinggi, menunjukkan cita-cita yang tinggi, dan mempunyai sedikit masalah kedisiplinan.

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

Keadaan rumah yang tidak memungkinkan untuk belajar maka akan mempengaruhi semangat belajar siswa.

Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface atau reproductive ( Muhibbin Syah, 2011: 156).

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 131) menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi belajar, yakni faktor-faktor stimuli belajar, faktor-faktor-faktor-faktor metode belajar, dan faktor-faktor-faktor-faktor individual. Yang dimaksud dengan stimuli belajar disini yaitu segala hal di luar individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimuli dalam hal ini mencakup material, penguasaan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima atau dipelajari oleh si pelajar.

Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh si pelajar. Dengan perkataan lain metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar. Selain faktor-faktor stimuli dan metode belajar, faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang. Beberapa hal diantaranya adalah tingkat kematangan siswa, faktor usia

kronologis, faktor perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani dan rohani.

Dokumen terkait