• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

D. Media Word Search Puzzle

3. Jenis Media Pembelajaran

Seels&Glasglow sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad (2011: 33), mengelompokkan jenis media dari segi perkembangan teknologi sebagai berikut:

a. Pilihan media tradisional

1) Visual diam yang diproyeksikan

- Proyeksi opaque (tak-tembus pandang) - Proyeksi overhead

- Slides - Filmstrips

2)Visual yang tak diproyeksikan

- Gambar, poster - Foto

- Charts, grafik, diagram

- Pameran, papan info, papan-bulu 3)Audio

- Rekaman piringan - Pita kaset, reel, cartridge 4)Penyajian multimedia

- Side plus suara (tape) - Multi-image

5)Visual dinamis yang diproyesikan - Film - Televise - Video 6)Cetak - Buku teks

- Modul, teks terprogram

- Workbook

- Majalah ilmiah, berkala - Lembaran lepas (handout) 7)Permainan - Teka-teki - Simulasi - Permainan papan 8)Realia - Model - Specimen (contoh)

- Manipulatif (peta, boneka) b. Pilihan media teknologi

1) Media berbasis telekomunikasi

- Kuliah jarak jauh

2)Media berbasis mikroprosesor

- Computer-assisted instruction - Permainan computer

- Sistem tutor intelijen - Interaktif

- Hypermedia

- Compact (video) dics

Sementara itu Syaiful Bahri&Aswan Zain (2006: 124-126) mengklasifikasikan media berdasarkan jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya sebagai berikut:

a. Dilihat dari jenisnya:

1) Media auditif. Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.

2) Media visual. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip(film rangkai), slides(film bingkai) foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada

pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.

3) Media audiovisual. Media audiovisual yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi ke dalam:

a) Audiovisual diam, yakni media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, dan cetak suara.

b) Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette (Syaiful Bahri&Aswan Zain, 2006: 124-126). b. Dilihat dari daya liputnya:

1) Media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama.

2) Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat. Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap.

3) Media untuk pengajaran individual. Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.

c. Dilihat dari bahan pembuatannya:

1) Media sederhana. Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.

2) Media kompleks. Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaannya memerlukan ketrampilan yang memadai (Syaiful Bahri&Aswan Zain, 2006: 124-126)

4. Media Word Search Puzzle a. Pengertian Media Puzzle

Puzzle secara bahasa Indonesia diartikan sebagai tebakan. Tebakan adalah sebuah masalah “enigma” yang diberikan sebagai hiburan yang biasanya ditulis, atau dilakukan. Banyak tebakan berakar dari masalah matematika dan logistik serius. Lainnya seperti masalah catur, diambil dari permainan papan. Lainnya lagi dibuat hanya sebagai pengetesan/godaan otak (Respositori UPI, 2008).

Games puzzle merupakan bentuk permainan yang menantang daya kreatifitas dan ingatan siswa lebih mendalam dikarenakan munculnya

menyenangkan sebab bisa diulang-ulang. Tantangan dalam permainan ini akan selalu memberikan efek ketagihan untuk selalu mencoba dan terus mencoba hingga berhasil.

Menurut Ferry Adenan (1982: 1) bahwa “puzzle dan games” adalah materi untuk memotivasi diri secara nyata dan merupakan daya penarik yang kuat. Puzzle dan games merupakan media untuk memotivasi karena puzzle memberikan tantangan yang biasanya dapat diselesaikan dengan baik. Puzzle dan permainan dalam pengajaran bahsa memerlukan beberapa syarat, diantaranya:

1) Kosakata dan struktur kalimat harus dalam susunan yang terkontrol sehingga tantangan yang ditawarkan dapat ditemukan.

2) Fokusnya harus pada bahasa. Siswa harus dapat menggunakan bahasa dengan baik.

3) Puzzle dan permainan harus menawarkan banyak kesempatan pada siswa untuk berlatih dan mengulang pola kalimat dan kosakata (Ferry Adenan, 1982: 2)

Sedangkan menurut Hadfield (1990: 12), puzzle adalah pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah yang sulit untuk dimengerti atau dijawab. Tarigan (1986: 234) menyatakan bahwa pada umumnya para siswa menyukai permainan dan mereka dapat memahami dan melatih cara penggunaan kata-kata, puzzle, crossword puzzle, anagram,

dan palidron (syukronsahara.blogspot.com//2011/05/penggunaan-media-games-puzzle.html).

Media puzzle merupakan salah satu media pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar. Puzzle merupakan permainan yang didasarkan pada sebuah teka-teki sehingga menguji kecerdikan dan ketelitian. Teka-teki sering dibuat sebagai bentuk media inovatif. Puzzle terdiri atas beberapa kategori yang meliputi: crossword puzzle, word search puzzle, hidden puzzle, dan jigsaw puzzle. Crossword puzzle merupakan puzzle yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dengan cara memasukkan jawaban tersebut ke dalam kotak-kotak yang tersedia baik secara horizontal dan vertikal. Word search puzzle adalah pencarian kata, sejenis teka-teki yang terdiri dari rangkaian kata yang telah diacak, dimana kata-kata telah dieja horizontal, vertikal atau diagonal. Para pemain harus mencari kata yang spesifik guna mencocokan dengan kata yang tersedia. Permainan ini membutuhkan kemampuan otak untuk melihat kata-kata yang tersembunyi di belakang kata atau huruf. Hidden puzzle merupakan puzzle yang berupa latar belakang foto yang berisi gambar tertentu. Pemain harus mencari bagian-bagian yang hilang pada gambar tersebut sesuai dengan perintah yang tersedia, setelah bagian gambar ditemukan cocokkan dengan gambar yang telah ada. Hidden puzzle mengajarkan persepsi dan ketrampilan

potongan bentuk yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya serta memerlukan penyusunan dalam menyelesaikannya. Cara bermain jigsaw puzzle yaitu dengan menyusun potongan-potongan tersebut disusun sesuai dengan bentuk tiap potongan agar menjadi gambar yang utuh

(syukronsahara.blogspot.com//2011/05/penggunaan-media-games-puzzle.html).

Banyak anak tergugah rasa ingin tahunya oleh puzzle, dari puzzle yang sederhana sampai puzzle dengan pola yang rumit. Puzzle baik untuk melatih koordinasi jari, kecekatan, relasi spasial, dan pemikiran logis juga belajar mengatasi masalah. Dalam memilih puzzle haruslah realistis supaya dapat diselesaikan sesuai kemampuan anak. Jika puzzle terlalu rumit anak akan menjadi frustasi dan memiliki pandangan negatif terhadap puzzle. Jumlah potongan bisa ditingkatkan sesuai usia dan kemampuan (http//annabowers.www.yahoo.com/teaching with puzzle/html).

b. Manfaat Media Puzzle

Puzzle bermanfaat besar bagi perkembangan motorik halus dan perkembangan kognisi anak. Dalam Pedoman Penatar Pekerti AA yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional disebutkan ada delapan manfaat media, khususnya media puzzle dan penyelenggaraan belajar dan pembelajaran yaitu:

2. Proses pembelajaran lebih menarik 3. Proses belajar lebih interaktif

4. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi 5. Kualitas belajar dapat ditingkatkan

6. Proses belajar bisa terjadi kapan dan dimana saja

7. Meningkatkan sikap positif siswa terhadap proses bahan belajar 8. Peran pengajar berubah kearah positif dan produktif

Beberapa manfaat bermain puzzle bagi anak-anak antara lain: 1. Meningkatkan ketrampilan kognitif(cognitive skill)

Ketrampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan untuk belajar dan memecahkan masalah. Puzzle adalah permainan yang menarik bagi anak, dengan bermain puzzle anak akan mencoba memecahkan masalah yaitu menyusun gambar atau kata.

2. Meningkatkan ketrampilan motorik halus(fine motor skill)

Ketrampilan motorik halus berkaitan dengan kemampuan anak menggunakan otot-otot kecilnya khususnya tangan dan jari-jari tangan. Dengan bermain puzzle tanpa disadari anak akan belajar secara aktif menggunakan jari-jari tangannya.

3. Meningkatkan ketrampilan sosial

Ketrampilan sosial berkaitan dengan kemampuan berinteraksi dengan orang lain. puzzle dapat dimainkan secara perorangan.

yang dilakukan oleh anak-anak secara kelompok akan meningkatkan interaksi sosial anak.

c. Media Word Search Puzzle

Word search puzzle adalah pencarian kata, sejenis teka-teki yang terdiri dari rangkaian kata yang telah diacak, dimana kata-kata telah dieja horizontal, vertikal atau diagonal. Para pemain harus mencari kata yang spesifik guna mencocokan dengan kata yang tersedia. Permainan ini membutuhkan kemampuan otak untuk melihat kata-kata yang tersembunyi di belakang kata atau huruf (http//annabowers.www.yahoo.com/teaching with puzzle/html).

Beberapa keunggulan dari media Word Search Puzzle ini diantaranya adalah kemudahan dalam membuat. Guru dapat membuat sendiri media ini. Biaya untuk membuatnya pun murah, hanya bermodal kertas dan pena saja, namun jika ingin hasilnya lebih baik bisa dengan bantuan komputer. Selain itu dalam penggunaannya, media ini tidak memerlukan listrik, sehingga bisa dipakai kapan saja. berbeda halnya dengan media lain seperti media powerpoint misalnya, hanya bisa digunakan ketika ada aliran listrik. Ketika listrik padam media ini tidak dapat difungsikan.

Dengan media Word Search Puzzle ini maka akan mengajarkan pada siswa tentang ketelitian dan ketekunan dalam belajar. Dibutuhkan ketelitian dan ketekunan dalam permainan ini, karena mencari kata

dalam kumpulan huruf-huruf tidak mudah. Selain itu juga mengajarkan kerjasama antar anggota kelompok. Mereka bisa saling membagi tugas untuk mencari kata-kata yang telah ditentukan.

Cara menggunakan media Word Search Puzzle adalah sebagai berikut:

1) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok berjumlah maksimal 4 orang siswa.

2) Siswa-siswa duduk sesuai dengan kelompoknya.

3) Guru membagikan kertas yang berisikan teka-teki Word Search Puzzle.

4) Guru meminta siswa untuk mengerjakan teka-teki Word Search Puzzle secara bekelompok.

5) Jika semua kelompok telah menyelesaikan mengerjakan guru kemudian memberikan evaluasi atas pekerjaan siswa.

Dokumen terkait