• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam diri setiap muslim mempunyai kemampuan membaca Al-Qur’an, ada berbagai macam tingkat kemampuan membaca Al-Qur’an dari yang tinggi, sedasng, sampai yang rendah. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor di antaranya yaitu:

Faktor Pembawaan

Sebelum kita utarakan lebih lanjut, dapatlah kiranya kita mengatakan bahwa pembawaan adalah seluruh kemungkinan-kemungkinan atau kesanggupan-kesanggupan (potensi) yang terdapat pada suatu individu yang selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan).

Kesanggupan untuk membaca Al-Qur’an yang diawali dengan terbata-bata telah ada dalam pembawaannya akan berkembang, dan karena lingkungan dan kematangannya pada suatu saat tertentu anak dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Sehinga jelas pembawaan dapat mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur’an.

Faktor Keturunan

Maksud dari keturunan di sini adalah sifat-sifat atau ciri-ciri pada seorang anak. Jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut diwariskan atau diturunkan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang lain. Misalnya seorang Bapak atau Ibu ada persamaan dengan anaknya dalam membaca Qur’an pada waktu membaca Al-Qur’an. Dapat juga sifat-sifat ini bersembunyi selama beberapa generasi mungkin

39

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 217-218.

juga sifat-sifat keturunan itu diwsarisi dari nenek atau buyutnya. Sehingga anak tersebut mempunyai kemampuan membaca Al-Qur’an sesuai dengan keturunan.

Faktor Lingkungan

Seorang ahli psikologi dari Amerika yang bernama Sartain mengatakan bahwa:

Lingkungan (environment) adalah meliputi segala kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan kita kecuali gen-gen, dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan bagi gen yang lain.40

Ditambahkan oleh Sartain bahwa lingkungan itu dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut:

a. Lingkungan Alam/Luar (Extenalor Physical Environment)

Lingkungan alam adalah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim, hewan dan sebagainya.

b. Lingkungan Dalam (Internal Environmet)

Lingkungan dalam adalah segala sesuatu yang termasuk lungkungan luar. Contohnya makanan dan air yang telah berada di dalam pembuluh-pembuluh darah atau di dalam cairan limpa yang mempengaruhi tiap-tiap sel di dalam tubuh.

c. Lingkungan Sosial (Social Environment)

Lingkungan sosial adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh lingkungan soaial itu ada yang kita terima secara langsung, seperti dalam pergaulan sehari-hari dengan orang lain, keluarga kita, teman-teman kita, kawan sekolah, seperjaan, dan sebagainya.41

Dari uraian faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur’an di atas, bahwa faktor pembawaan, keturunan, dan lingkungan merupakan

40

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), cet. Ke-23, h. 28.

41

faktor yang sangat penting sekali dalam proses meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an.

Pendidikan sebagai Faktor Pengaruh terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.42

Pendidikan juga dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa.43

Dilihat dari sudut proses bahwa pendidikan adalah proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan yang akan menimbulkan perubahan pada dirinya. Dilihat dari sudut pengertian atau definisi, dengan demikian pendidikan itu ialah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melaui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang berlangsung dalam bentuk pendidikan formal, non formal, dan informal di sekolah dan di luar sekolah. Usaha sadar tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran dimana ada pendidik yang melayani para siswanya melakukan kegiatan belajar, dan pendidik menilai atau mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa tersebut dengan prosedur yang ditentukan.

Dengan mulainya anak bersekolah, dunia anak semakin luas dan demikian pula pemahamannya. Pemahaman anak mengenai lingkungan meningkat tidak hanya melalui pengajaran formal yang diterima di kelas tetapi juga diperluas

42

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Naisonal, h. 2-3.

43

melalui pertukaran pikiran dengan teman-teman sebayanya dan melalui kemampuan membaca di lingkungan tempat tinggalnya.

Secara lebih khusus Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah memiliki jumlah mata pelajaran yang berbeda di mana materi pada Sekolah Dasar lebih bersifat pendidikan umum, sedangkan materi pelajaran di Madrasah Ibtidaiyah selain pendidikan umum juga mencakup pendidikan agama sehingga materi pelajarannya pun berbeda.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

B. Variabel Penelitian

Variabel dapat diartikan sebagai sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.44

Sering pula dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca al-Quran siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah dan variabel kedua adalah kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang berasal Sekolah Dasar.

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Islamiyah Ciputat Tangerang yang beralamat di Jalan Ki hajar Dewantara No. 23 Ciputat Tangerang-Banten. Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah selama empat bulan, dimulai dari tanggal 7 September sampai 23 Desember 2009.

B. Metode penelitian

Metode penilitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif lebih menitikberatkan pada pengumpulan data empiris, kemudian diolah menggunakan statistik guna menjawab permasalahan ada atau tidaknya perbedaan kedua variabel yang diteliti. Jenis pendekatan yang digunakan dala penelitian ini adalah komparasional yang bertujuan untuk mencari perbandingan antara dua variabel dan menjelaskan hasil penelitian secara deskriptif. Hal ini agar penulis dapat memperoleh data yang lengkap dan gambaran mengenai keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti, yaitu gambaran perbandingan antara kemampuan membaca al-Qur’an siswa.

Adapun jenis pendekatan yang digunakan juga dalam penelitian ini adalah

korelasional yang bertujuan untuk mencari hubungan (pengaruh) antara dua variabel dan menjelaskan hasil penelitian secara deksriptif. Hal ini agar penulis dapat memperoleh data yang lengkap dan gambaran mengenai keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti, yaitu gambaran pengaruh siswa yang berbeda latar belakang pendidikan dengan kemampuan (kompeten) siswa dalam pembelajaran membaca al-Qur’an. Dalam teknik penulisan penulis berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

44

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet. Ke-6, h. 82.

Dokumen terkait