• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.3 Kinerja Guru

2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Menurut Wibowo (2007:97-98), pelaksanaan kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang bersumber dari pekerja sendiri maupun yang bersumber dari organisasi. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang relevan, menghasilkan kesimpulan bahwa kinerja yang diteliti pada karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian Bashir dan Ramay (2010) menyatakan bahwa stress dengan signifikan mengurangi kinerja. Selain itu, menurut Kamis,

Noermijati, dan Susilowati (2013) menyatakan bahwa komitmen organisasi dan kompetensi individual memberikan pengaruh yang positif secara signifikan terhadap kinerja guru.

Menurut Armstrong dan Baron (1998) dalam Wibowo (2007:99), faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu:

(1) Personal factors, ditunjukkan oleh tingkat keterampilan, kompetensi yang dimiliki, motivasi, dan komitmen individu.

(2) Leadership factor, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan, dan dukungan yang dilakukan manajer dan team leader.

(3) Team factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan sekerja.

(4) System factors, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang diberikan organisasi.

(5) Contextual/situational factors, ditunjukkan oleh tingginya tingkat tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.

Menurut Rachmawati dan Abdullah (2013:19-44), keberadaan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak lepas dari pengaruh faktor internal dan faktor eksternal yang membawa dampak pada perubahan kinerja guru. Faktor yang mempengaruhi kinerja guru tersebut yaitu:

1) Kepribadian atau dedikasi

Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik, sehingga menentukan tinggi rendahnya martabat guru. Menurut Djamarah (2010:40), kepribadian merupakan keseluruhan dari diri individu yang

terdiri dari unsur psikis dan fisik. Artinya, seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan gambaran dari kepribadiannya. Kepribadian guru sangat menentukan tinggi rendahnya kewibawaan guru dalam pandangan siswanya. Selain itu, keakraban hubungan dengan siswa ternyata juga ditentukan oleh kepribadian guru..

Meikeljohn (t.t) dalam Djamarah (2010:41), seorang individu akan menjadi guru yang baik ketika menjadikan dirinya sebagai bagian dari siswanya yang berusaha untuk memahami semua siswa dan kata-katanya. Menurut Agustian (2011:64), sikap memahami orang lain, memiliki tekad yang tangguh, konsisten, dan lain-lain merupakan sikap dalam kecerdasan emosional.

Semakin baik kepribadian guru, semakin baik dedikasinya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Pengaruh aspek kepribadian dan dedikasi yang tinggi terhadap kinerja yaitu dapat meningkatkan kesadaran pekerjaan dan mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan dalam suatu organisasi. Guru yang memiliki kepribadian yang baik dapat membangkitkan kemauan serta dedikasinya dalam melakukan pekerjaan mendidik. Guru yang mampu memberikan motivasi atau penguatan yang positif kepada siswa dengan pembawaan yang baik, maka siswa akan mendapatkan rangsangan yanng positif.

2) Pengembangan profesi

Semakin sering profesi guru dikembangkan melalui berbagai kegiatan, maka pencapaian predikat guru profesional semakin baik. Menurut Cruickshank, dkk. (2014:115), sikap profesional sebagai guru yang dapat mengajarkan siswa

secara efektif cenderung cekatan dan berorientasi pada tugas, juga fleksibel dan adaptif ketika diperlukan demi membantu keberhasilan siswa. Mereka berpengetahuan tidak hanya materi yang akan diajarkan, tetapi dalam hal pedagogi dan siswanya. Dengan demikian, harapan kinerja guru akan lebih baik akan tercapai.

3) Kemampuan mengajar

Kemampuan mengajar yang baik, akan mendorong guru melakukan inovasi dari materi yang ada dalam kurikulum. Dengan demikian, guru maupun peserta didik akan lebih efektif dalam menjalankan tugas masing-masing dalam setiap kegiatan belajar dan mengajar.

4) Antar hubungan dan komunikasi

Hubungan dan komunikasi yang dikembangkan guru di sekolah memberi peluang terciptanya situasi yang kondusif untuk dapat memperlancar pelaksanaan tugas. Tanpa adanya hubungan dan komunikasi yang baik di dalam lingkungan sekolah, guru akan mengalami hambatan.

5) Hubungan dengan masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan usaha kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi efisien. Kerja sama tersebut dapat dilakukan guru dengan mengembangkan kemampuan dalam membawa diri. Kemampuan guru membawa diri baik di masyarakat dapat mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap guru. Oleh karena itu, guru harus mampu menempatkan diri baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat agar guru dapat menjadi teladan bagi masyarakat.

6) Kedisiplinan

Tujuan disiplin menurut Arikunto (1993) dalam Rachmawati dan Abdullah (2013:38), agar kegiatan sekolah berlangsung efektif dan setiap guru beserta karyawan dalam organisasi sekolah merasa puas karena terpenuhi kebutuhannya. Apabila guru bekerja dengan kedisiplinan yang baik, maka akan mempengaruhi penyelesaian tugas-tugasnya dengan efektif dan efisien. Hal tersebut dikarenakan guru yang disiplin akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin dalam kerjanya. 7) Kesejahteraan

Langkah strategis yang dilakukan pemerintah untuk mengoptimalkan kinerja guru yaitu memberikan kesejahteraan yang layak sesuai volume kerja guru dan memberikan intensif pendukung. Dengan demikian, apabila kesejahteraan terpenuhi, maka guru akan lebih fokus dalam menjalankan kerjanya di sekolah. Artinya, guru tidak lagi mencari tambahan pekerjaan di luar mengajar untuk memenuhi kebutuhan. Selain itu, guru lebih optimal untuk senantiasa mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang mendukung kerjanya, seperti membeli komputer, buku, dan lain-lain.

8) Iklim kerja

Iklim kerja adalah hubungan timbal balik antara faktor pribadi, sosial, dan budaya yang mempengaruhi sikap individu dan kelompok dalam lingkungan sekolah. Hal tersebut tercermin dari suasana hubungan kerjasama yang harmonis dan kondusif. Apabila suasana di lingkungan kerja atau sekolah mendukung, hal tersebut akan memberikan dampak yang positif pula bagi kerja seorang guru, sehingga akan memberikan pengaruh tertentu terhadap kinerja.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja ada yang berasal dari dalam dan dari luar. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru yaitu: (1) kepribadian atau dedikasi; (2) pengembangan profesi; (3) kemampuan mengajar; (4) antar hubungan dan komunikasi; (5) hubungan dengan masyarakat; (6) kedisiplinan; (7) kesejahteraan, dan (8) iklim kerja.

2.1.2.2 Penilaian Kinerja Guru

Menurut Rachmawati dan Abdullah (2013:121), kinerja guru dapat diukur berdasarkan kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Proses tersebut yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.

Usman (2008: 490) menyatakan bahwa tujuan penilaian kinerja yaitu: (1) Menjamin objektivitas dalam pembinaan calon pegawai (capeg) dan pegawai sesuai sistem karier dan sistem prestasi kerja. (2) Memperoleh bahan pertimbangan objektif dalam pembinaan capeg dan PNS pada pembuatan kebijakan. (3) Memberi masukan untuk mengatasi masalah yang ada. (4) Mengukur validitas metode penilaian kinerja yang digunakan. (5) Mendiagnosa masalah organisasi; (6) Umpan balik bagi capeg dan pegawai, serta pimpinan.

Menurut Usman (2008:490), manfaat penilaian kinerja adalah: (1) Meningkatnya objektivitas dan keefektifan penilaian kinerja pegawai. (2) Meningkatnya kinerja pegawai. (3) Mendapatkan bahan pertimbangan objektif dalam pembinaan pegawai. Menurut Rachmawati dan Abdullah (2013:121-126),

indikator penilaian terhadap kinerja guru dilakukan terhadap tiga kegiatan pembelajaran di kelas yaitu:

1) Perencanaan program kegiatan pembelajaran

Tahap ini berhubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan ajar. Kemampuan guru dapat dilihat dari proses penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Menurut Susanto (2013:40), perencanaan pembelajaran meliputi kegiatan memilih dan mengembangkan bahan pelajaran, merumuskan tujuan pembelajaran, merencanakan kegiatan pembelajaran, dan merencanakan penilaian.

2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran di kelas merupakan inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai dengan adanya pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembelajaran. Menurut Susanto (2013:49), pelaksanaan pembelajaran harus mencakup membuka, melaksanakan, dan menutup pelajaran. Tugas tersebut merupakan tanggung jawab guru yang secara optimal dalam pelaksanaan menuntut kemampuan guru.

3) Evaluasi atau penilaian pembelajaran

Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran. Pada tahap ini guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi. Dengan demikian, melalui evaluasi atau penilaian pembelajaran, perkembangan siswa lebih terukur.

Dokumen terkait