• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemasaran

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BMT MASJID AL AZHAR

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemasaran

Dalam memasarkan produknya dari segi pembiayaan UKM, BMT Masjid Al Azhar Jakarta memiliki beberapa actor, seperti actor pendukung dan juga actor penghalang yang berperan penting untuk membantu para UKM/debitur dalam mengembangkan usahanya, diantaranya sebagai berikut :

a. Faktor Pendukung :

Lokasi yang sangat strategis, yaitu sentralisasi roda perekonomian yang berdekatan dengan para UKM di Jakarta Selatan dan juga dekat sekali dengan pasar-pasar tradisional. Berikut di bawah ini adalah nama, lokasi dan usaha yang digeluti para UKM Jakarta Selatan :

66

Tabel 4.2

NO. NAMA ALAMAT USAHA

1. 2. 3. 4. 5. Nunung Sumiati Rojali Kuraisin Samsuir Puji Kuat Jl. Masjid Al-Makmur Rt 17/07 No. 6 Pejaten

Jl. Jati Padang Rt 05/08 Pasar Minggu

Jl. Lebak Rt 07/08 Pejaten Timur

Gg. H. Zakaria Rt 02/03 Lenteng Agung Tanah Kusir V Rt 012/11 Kebayoran Lama Warung Sembako Warteg Warung Nasi Catering Dagang (Pecel Ayam)

Berdasarkan tabel di atas bahwa dari beberapa lokasi, ternyata para pengusaha UKM Jakarta Selatan lebih banyak berasal dari pejaten pasar minggu dibanding dengan para UKM lainnya. Hal ini dapat saja didukung dengan keberadaan UKM Jakarta Selatan yang dekat sekali untuk mengakses ke BMT Masjid Al-Azhar yang keberadaan lokasinya di pasar minggu Jakarta Selatan.

b. Faktor Penghalang :

UKM yang debiturnya berasal dari luar Jakarta, yang sekiranya agak sulit sekali dalam kelengkapan administratif, misalnya pada kepemilikan KTP. Kalau dari UKM/debitur yang berasal dari luar daerah ditakutkan karena para UKM/debitur tersebut melakukan usahanya tersebut dapat berpindah-pindah dari

daerah yang satu ke daerah yang lainnya. Sehingga berimplikasi pada sulitnya pendataan oleh BMT Masjid Al Azhar Jakarta.

Berikut adalah tabel kolektibilitas pembiayaan UKM :

Tabel 4.3 NO. TINGKAT KOLEKTIBILITAS JUMLAH DEBITUR TINGKAT PERTUMBUHAN 2009 2008 A. B. C. D. LANCAR KURANG LANCAR DIRAGUKAN MACET 1069 190 110 25 498 28 69 23 29,3 % 471,4 % 59,4 % 8,6 % Rata-rata : 349 155 142,2 % *) Data s/d 31 Desember 2009 Keterangan

A. LANCAR : Angsuran berjalan sesuai dengan Akad Pembiayaan dan atau terdapat tunggakan dengan akumulasi maksimal 3 bulan.

B. KURANG LANCAR : Angsuran berjalan cukup lancar dan terakumulasi tunggakan maksimal 6 bulan.

68

C. DIRAGUKAN : Angsuran berjalan kurang lancar dan terakumulasi tunggakan maksimal 27 bulan.

D. MACET : Angsuran berjalan tidak lancar dan terakumulasi tunggakan lebih dari 27 bulan.

Dari tabel diatas bahwa dapat dijelaskan bahwa :

A) Pada kategori lancar, dengan jumlah debitur pada tahun 2008 berjumlah 498 orang mengalami kenaikan ditahun 2009 dengan jumlah 1069 orang atau meningkat 29,3 %.

B) Kategori kurang lancar, dengan jumlah debitur pada tahun 2008 berjumlah 28 orang mengalami kenaikan ditahun 2009 dengan jumlah 190 orang atau meningkat 471,4 %.

C) Kategori diragukan, dengan jumlah debitur pada tahun 2008 berjumlah 69 orang mengalami kenaikan ditahun 2009 dengan jumlah 110 orang atau meningkat 59,4 %.

D) Kategori macet, dengan jumlah debitur pada tahun 2008 berjumlah 23 orang mengalami kenaikan ditahun 2009 dengan jumlah 25 orang atau meningkat 8,6 %.

Dari penjelasan diatas dan disertai penjabarannya ternyata BMT Masjid Al Azhar dalam memberikan pembiayaan kepada para UKM berdasarkan seluruh kategorinya ternyata mengalami penurunan yang kurang sehat . Misalnya pada rata-rata kolektibilitas pembiayaan UKM tahun 2008-2009 rata-rata berjumlah 142,2 %. Hal ini menunjukkan karena adanya Rasio Kolektibilitas Pembiayaan

dari tahun sebelumnya (tahun 2008) yaitu untuk BDR nya 20,4 % dan NPF nya 27,2 %. Jika dibandingkan dengan tahun 2009 dengan Rasio BDR nya 21,9 % dan NPF nya 30,6 % (kurang sehat).

3. Prosedur Pengajuan Pembiayaan UKM Di BMT Masjid Al Azhar Jakarta Gambar 4.4

Gambar di atas menjelaskan bahwa berawal dari mendaftarkan diri sebagai anggota BMT Masjid Al Azhar Jakarta, kemudian anggota/calon debitur diharuskan untuk mengisi formulir permohonan pembiayaan dan disertai dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh BMT Masjid Al Azhar Jakarta yang harus dipenuhinya. Setelah itu, maka langkah selanjutnya adalah pihak BMT Masjid Al Azhar Jakarta datang kelokasi /survei ke tempat usaha anggota/calon debitur untuk melihat jenis-jenis usaha yang digelutinya. Dengan demikian dari laporan yang diterima oleh pihak BMT yang mensurvei ke lokasi maka berkas tersebut diserahkan kepada komite untuk dilakukan pengecekan, apakah berkas dan syarat-syarat anggota/calon debitur tersebut sudah memenuhi kriteria yang diinginkan ataukah tidak. Jika komite menyetujuinya maka langkah berikutnya adalah melakukan akad sesuai kesepakatan yang dinginkan, dan apabila tidak disetujui oleh komite maka pengajuan permohonan tersebut dapat dikategorikan Anggota Formulir Mengisi Lokasi Survei Komite Akad

70

seperti harus memenuhi kelengkapan persyaratan ataupun permohonan pembiayaan tersebut ditolak.

Selanjutnya yaitu persyaratan yang diterapkan di BMT Masjid Al-Azhar Jakarta dalam memberikan pembiayaan kepada para UKM Jakarta Selatan, diantaranya sebagai berikut:2

1. Menyerahkan foto copy KTP/SIM, KK, surat nikah, surat domisili, PBB, rekening listrik/telepon dan identitas lain.

2. Mengisi formulir permohonan pembiayaan.

3. Menyerahkan jaminan berupa BPKB motor/mobil, surat tanah, surat kios, dll.

4. Peluang dan Tantangan Pembiayaan Terhadap Pemberdayaan UKM Jakarta Selatan

Dalam memasarkan produknya dari segi pembiayaan untuk memberdayakan para UKM, BMT Masjid Al-Azhar memiliki peluang dan juga tantangan dalam mengembangkan usaha UKM, diantaranya adalah :

a. Peluang

Peluang pembiayaan UKM yang dilakukan oleh BMT Masjid Al-Azhar Jakarta adalah sebagai berikut :

1) Meningkatnya nasabah dari tahun ke tahun yang berdasarkan pada tabel perkembangan nasabah.

2

2) Dalam pemberian keuntungan kepada nasabah tidak menggunakan bunga, melainkan dengan prinsip bagi hasil.

3) Di negara Indonesia penduduknya mayoritas muslim, maka dengan hal inilah BMT Masjid Al-Azhar pun nasabahnya adalah kebanyakan muslim. 4) Para UKM Jakarta Selatan lebih menyukai pembayaran dengan cicilan

dibandingkan pembayaran tunai, karena para UKM dapat mengalihkan uangnya ke yang lain.

b. Tantangan

Selain peluang diatas BMT Masjid Al-Azhar memiliki tantangan dalam memberikan pembiayaannya kepada para UKM, diantaranya sebagai berikut : 1) Dalam mengembangkan perekonomian dengan berbasis syariah, maka dikalangan masyarakat masih terdapat pemikiran bahwa lembaga ini hanyalah identik dengan yang bernuansa keagamaan semata seperti penerimaan dan penyaulran ZIS (Zakat, Infaq, dan Shadaqah).

2) Kejujuran para nasabah UKM dalam memberikan suatu data keuangan atau keuntungan setiap bulan dalam menentukan bagi hasil seringkali nasabah memberikan informasi yang kurang mendukung, seperti mengatakan bahwa laporan keuntungannya kecil padahal yang sesungguhnya keuntungan yang diterima para UKM adalah besar.

3) Berkompetisi dengan para kompetitif seperti rentenir, dalam hal ini para UKM lebih senang meminjam pembiayaan kepada rentenir dengan mudah dan cepat, walaupun UKM dibebankan bunga sampai dengan 20%.

72

B. Pemanfaatan Pembiayaan UKM Jakarta Selatan 1. BMT Masjid Al Azhar Jakarta

Untuk memaksimalkan keinginan yang sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan, ternyata terdapat beberapa manfaat yang diperoleh oleh BMT, diantanya :

a. Profitabilitas

b. Penyampaian visi dan misi

c. Kedekatan emosinal kepada UKM/debitur

2. UKM Jakarta Selatan yang Diberikan Pinjaman Pembiayaan oleh BMT Masjid Al Azhar Jakarta

Tidak hanya pada BMT Masjid Al Azhar saja yang memperoleh banyak manfaat, maka para UKM/debitur pun yang mengajukan pembiayaan kepada BMT Masjid Al Azhar Jakarta mendapatkan banyak manfaat khusus, diantaranya sebagai berikut :3

a. Mendapatkan kemudahan dalam mengajukan pembiayaan, seperti jumlah peminjaman akan dikenakan 2-3% yang harus dibayarkan dari jumlah plafon yang diterima oleh UKM/debitur kepada BMT Masjid Al Azhar Jakarta. Bila dibandingkan dengan meminjam kerentenir yaitu kira-kira akan dikenakan sampai 20% dari jumlah plafon yang diterima oleh debitur.

b. Bertambahnya pengetahuan tentang pemahaman ekonomi Islam

3

Wawancara pribadi dengan Bapak Syamsul, Manager BMT Masjid Al Azhar, Jakarta tanggal 23 Desember 2010.

C. Perkembangan Pembiayaan UKM Jakarta Selatan Pada BMT Al Azhar Jakarta

Strategi pemasaran pembiayaan UKM yang dilakukan oleh BMT Masjid Al Azhar menerapkan prinsip-prinsip pemasaran pembiayaan UKM yang Islami dan juga penerapan bauran pemasaran pembiayaan UKM, ternyata dapat menarik minat nasabah ini dibuktikan dengan perkembangan jumlah pembiayaan yang diajukan oleh nasabah terhadap produk-produk BMT Masjid Al Azhar.

Tabel 4.5

Pembiayaan Menurut Kelompok Usaha4

KELOMPOK USAHA

JUMLAH PEMBIAYAAN TINGKAT

PEMBIAYAAN (%) 2008 2009 A. SEKTOR INDUSTRI KECIL 379.600.000 419.600.000 10,53 % 4

74 B. SEKTOR PERDAGANGAN C. SEKTOR JASA D. SEKTOR UMUM (NON USAHA) 3.387.770.300 3.802.719.500 6.048.298.000 7.392.470.300 4.258.719.500 7.195.478.000 36,21 % 11,99 % 18,96 % Rata-rata : 3.404.596.950 4.816.566.950 139,92 % *) Data s/d Tgl. 31 Desember 2009

Dari tabel di atas dengan penerapan bauran pemasaran pembiayaan UKM, ternyata dapat menarik minat nasabah ini dibuktikan dengan perkembangan jumlah pembiayaan UKM yang diajukan oleh nasabah terhadap produk-produk BMT Masjid Al Azhar, ini terbukti dengan peningkatan jumlah pembayaran UKM pada tahun 2008 sampai 2009.

Apabila data di atas dijabarkan berdasarkan kelompok usaha, maka :

A) Sektor industri kecil dalam menerima pembiayaan pada tahun 2008 sebesar Rp. 379.600.000 dengan kenaikan sebesar Rp. 419.600.000 atau meningkat 110,53 %.

B) Sektor perdagangan dalam menerima pembiayaan pada tahun 2008 sebesar Rp. 3.387.770.300 dengan kenaikan sebesar Rp. 7.392.470.300 atau meningkat 36,21 %.

C) Sektor jasa dalam menerima pembiayaan pada tahun 2008 sebesar Rp. 3.802.719.500 dengan kenaikan sebesar Rp. 4.258.719.500 atau meningkat 119.99 %.

D) Sektor umum (non usaha) dalam menerima pembiayaan pada tahun 2008 sebesar 6.084.8298.000 dengan kenaikan sebesar Rp. 7.195.478.000 atau meningkat 118,96 %.

Dari keterangan diatas dan disertai penjabarannya ternyata BMT Masjid Al Azhar dalam memberikan pembiayaan kepada para UKM ternyata mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Misalnya pada rata-rata pembiayaan UKM tahun 2008-2009 rata-rata berjumlah 139,92 %. Ini bisa dikatakan bahwa BMT Masjid Al Azhar sangat baik sekali dalam memberikam pembiayaannya kepada UKM, serta membantu UKM yang kekurangan dana dan UKM inilah penyelamat tonggak ekonomi nasinal.

76

Selanjutnya, di bawah ini yakni tabel realisasi pembiayaan per tahun :

Tabel 4.6

Data Realisasi Pembiayaan Per Tahun5

NO. TAHUN

REALISASI PEMBIAYAAN TOTAL PEMBIAYAAN

(AKUMULATIF) TINGKAT PERTUMBUHAN Jumlah Debitur Jumlah Uang Total Debitur Total Uang 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 211 143 82 105 141 158 152 116 171 167 207 205 484 1611 Rp 337.220.200 Rp 260.064.000 Rp 212.750.000 Rp 254.230.000 Rp 455.870.000 Rp 649.085.000 Rp 980.738.000 Rp 707.215.000 Rp 1.414.620.000 Rp 1.645.725.000 Rp 1.963.731.600 Rp 2.084.690.000 Rp 2.652.449.000 Rp 5.647.880.000 211 354 436 541 682 840 992 1108 1279 1446 1653 1858 2342 3953 Rp 337.220.200 Rp 597.284.200 Rp 810.034.200 Rp 1.064.264.200 Rp 1.520.134.200 Rp 2.169.219.200 Rp 3.149.957.200 Rp 3.857.172.200 Rp 5.271.792.200 Rp 6.917.517.200 Rp 8.881.248.800 Rp 10.965.938.800 Rp 13.618.387.800 Rp 19.266.267.800 77 % 36 % 31 % 43 % 43 % 45 % 22 % 36 % 31 % 28 % 23 % 24 % 41 % Rata-Rata Per 282 Rp 1.376.161.986 37 % 5

Tahun

*) Data Terakhir s/d Tgl. 31 Desember 2009

Berdasarkan tabel di atas apabila dijabarkan dari awal berdirinya BMT Masjid Al Azhar sampai tahun 2009 ternyata fluktuatif dalam memberikan pembiayaannya, maka jika dibagi perlima tahun penjelasannya adalah sebagai berukut :

A) Berawal dari berdirinya BMT Masjid Al Azhar Jakarta, dan memberikan pembiayaannya pada tahun 1996 ternyata jumlah debitur 211 orang dengan jumlah realisasi pembiyaan Rp. 337.220.200. Kemudian pada tahun 1997 mengalami penurunan jumlah debitur menjadi 143 orang dengan realisasi pembiayaan Rp. 260.064.000 atau jika diakumulasikan meningkat berjumlah 77 %.

B) Kemudian pada tahun 2002 jumlah debitur 152 orang dengan realisasi pembiayaan Rp. 980.738.000. Dan pada tahun 2003 mengalami penurunan jumlah debitur menjadi 116 orang dengan realisasi pembiayaan Rp. 707.215.000 atau jika diakumulasikan meningkat menurun menjadi 22 %. C) Pada tahun 2008 jumlah debitur 484 orang dengan realisasi pembiayaan Rp.

2.652.449.000. Selanjutnya pada tahun 2009 jumlah debitur 1611 orang dengan realisaisi pembiyaan Rp. 5.647.880.000 atau jika diakumulasikan meningkat menjadi 41 %.

Dengan demikian bahwa pencapaian dibidang pembiayaan yang mengalami pertumbuhan. Sampai akhir desember 2009, pembiayaan yang telah disalurkan

78

kepada masyarakat meningkat dari realisasi tahun-tahun sebelumnya. Dengan pertumbuhan yang setiap tahunnya meningkat rata-rata Rp 1.376.161.986, diharapkan dapat terus meningkatkan pembiayaan terhadap UKM dengan lebih optimal lagi ditahun-tahun mendatang.

79 A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan di dalam bab-bab sebelumnya mengenai strategi pemasaran pembiayaan UKM yang dilakukan oleh BMT Masjid Al Azhar Jakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Aplikasi strategi pemasaran produk pembiayaan UKM yang dilakukan oleh

BMT Masjid Al Azhar Jakarta meliputi faktor eksternal dan faktor internal, seperti a). Faktor eksternal terdiri dari sponsorship, adanya tim khusus, berpartner dengan sekolah-sekolah seperti di kantin. Dan variabel bauran pemasaran pembiayaan UKM terdiri dari strategi produk, strategi harga, strategi distribusi dan strategi promosi. b). Faktor internal terdiri dari mulut ke mulut (dari BMT kepada debitur dan dari debitur tersebut disampaikan lagi kepada masyarakat / pedagang lainnya), karyawan yang terdiri dari ustadz-ustadz yang bersosialisasi di pengajian-pengajian / majelis ta’lim.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengaplikasian strategi pemasaran pembiayaan yang dilakukan oleh BMT Masjid Al Azhar Jakarta adalah sebagai berikut a). Faktor pendukung seperti lokasi yang sangat strategis, yaitu sentralisasi roda perekonomian yang berdekatan dengan para UKM di Jakarta Selatan dan juga dekat sekali dengan pasar-pasar tradisional. Selanjutnya adalah dari beberapa sampel nasabah UKM yang berada di wilayah Jakarta Selatan ternyata lebih banyak para nasabah UKM yang

80

berasal dari pejaten pasar minggu dibanding dengan wilayah lainnya yang ruang lingkupnya masih berada di Jakarta Selatan. b). Faktor penghalang seperti UKM yang debiturnya berasal dari luar Jakarta, yang sekiranya agak sulit sekali dalam kelengkapan administratif, misalnya pada KTP yang tidak dimilikinya. Kalau dari UKM / calon debitur yang berasal dari luar daerah ditakutkan karena para UKM / calon debitur tersebut melakukan usahanya tersebut dapat berpindah-pindah dari daerah yang satu ke daerah yang lainnya. Sehingga berimplikasi pada sulitnya pendataan oleh BMT Masjid Al Azhar Jakarta. Selanjutnya adalah para nasabah yang memiliki KTP yang menunjukkan bahwa banyak diantara nasabah yang sulit sekali dalam membayar angsurannya. Sehingga pada tahun 2008-2009 BMT Masjid Al Azhar dikategorikan mengalami penurunan pembiayaan yang disebabkan dari nasabah UKM itu sendiri.

3. Prosedur pengajuan pembiayaan UKM di BMT Masjid Al Azhar Jakarta yakni nasabah / calon debitur diharuskan untuk mengisi formulir permohonan pembiayaan dan disertai dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh BMT Masjid Al Azhar Jakarta yang harus dipenuhinya. Setelah itu, maka langkah selanjutnya yaitu pihak BMT Masjid Al Azhar Jakarta mensurvei kelokasi ke tempat usaha nasabah / calon debitur untuk melihat jenis-jenis usaha yang digelutinya. Dengan demikian dari laporan yang diterima oleh pihak BMT yang mensurvei ke lokasi maka berkas tersebut diserahkan kepada komite untuk dilakukan pengecekan, apakah berkas dan syarat-syarat nasabah / calon debitur tersebut sudah memenuhi kriteria yang diinginkan ataukah tidak. Jika

komite menyetujuinya maka langkah berikutnya adalah melakukan akad sesuai kesepakatan yang dinginkan, dan apabila tidak disetujui oleh komite maka nasabah / calon debitur harus melengkapi persyaratan atau permohonan pembiayaan tersebut nantinya akan ditolak.

4. Peluang dan tantangan yang dihadapi oleh BMT Masjid Al-Azhar dalam memberikan pembiayaan kepada para UKM yang berfungsi untuk memberdayakan para masyarakat ternyata diantaranya : a). Peluang BMT Masjid Al-Azhar terdiri dari peningkatan jumlah nasabah, pembagian keuntungan kepada para nasabah memakai prinsip bagi hasil, mayoritas penduduk Indonesia muslim, UKM lebih menyukai cicilan dibandingkan dengan tunai. b). Tantangan BMT Masjid Al-Azhar terdiri dari minimnya pemahaman masyarakat tentang BMT yang identik dengan lembaga penerima atau penyalur ZIS (Zakat, Infaq, dan Shadaqah), kejujuran para nasabah dalam melaporkan data keuangan atau keuntungan yang diterimanya.

B. Saran

Dari kesimpulan yang dikemukakan di atas, penulis mencoba untuk memberikan saran bahwa hendaknya BMT Masjid Al Azhar Jakarta semakin aktif untuk meningkatkan inovasi dalam kegiatan pemasaran, baik promosi dan sosialisasi, karena kegiatan pemasaran terbukti mampu meningkatkan jumlah pembiayaan UKM yang di ajukan oleh nasabah. Jika dilihat dari persentase peningkatan jumlah pembiayaan UKM yang diajukan oleh nasabah (UKM) dari tahun ke tahun sudah dapat dikatakan bagus untuk ukuran lembaga keuangan

82

mikro syariah yang didirikan secara swadaya oleh masyarakat, namun masih perlu adanya perbaikan diberbagai hal. Oleh karena itu, perlu diadakan evaluasi terhadap pelaksanaan aktivitas promosi dan sosialisasi secara terus menerus untuk mengetahui seberapa efektif keberhasilan strategi pemasaran yang dilakukan, mengatasi berbagai kendala yang timbul dan sebagai bahan acuan perencanaan kegiatan promosi dan sosialisasi di masa mendatang.

Diharapkan dimasa mendatang BMT Masjid Al Azhar Jakarta dapat mengeluarkan produk-produk pembiayaan yang lainnya. Bila BMT Masjid Al Azhar Jakarta dapat menerapkan bermacam-macam produk pembiayaan UKM tersebut dengan baik, insya Allah akan menghasilkan lebih banyak keuntungan terhadap BMT dan tentunya sangat bermanfaat terhadap nasabah (UKM) yang menggunakan produk-produk pembiayaan tersebut. Dalam penerapan strategi harga hendakya BMT Masjid Al Azhar Jakarta lebih kompetitif, ini akan berdampak positif terhadap keuntungan yang didapat oleh BMT Masjid Al Azhar Jakarta. Dalam penerapan strategi distribusi (Place) telah banyak memberikan kemudahan-kemudahan kepada nasabah dalam segi aksesbilitas, dan diharapkan BMT Masjid Al Azhar Jakarta meningkatkan aksesbilitas UKM terhadap BMT Masjid Al Azhar Jakarta sebagai lembaga penyedia modal untuk wilayah Pasar Minggu dan sekitarnya seperti mendirikan kantor cabang lainnya selain di wilayah Tangerang. Sehingga nasabah (UKM) lebih mudah menjangkau produk-produk pembiayaan UKM yang ada pada BMT Masjid Al Azhar Jakarta. Diharapkan penerapan strategi promosi yang telah dilakukan tidak berhenti sampai disitu, BMT Masjid Al Azhar Jakarta dapat memasarkan produk

pembiayaan UKM dengan berbagai cara lain seperti periklanan dengan cara pemasangan spanduk, pemasangan iklan melalui koran, majalah, televisi lokal, dan radio.

Kemampuan Sumber Daya Manusia juga perlu ditingkatkan lagi melalui pendidikan dan pelatihan yang diberikan serta penyeleksian calon karyawan baru dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan profesionalitas kerja BMT Masjid Al Azhar Jakarta. Selain itu, keterbatasan Sumber Daya Manusia dalam mensosialisasikan / memasarkan produk-produknya kepada para UKM harus segera diselesaikan pemecahan permasalahannya.

Evaluasi juga perlu dilakukan dengan mendengarkan masukan yang diberikan oleh para nasabah (UKM) sebagai upaya untuk membangun hubungan kekerabatan silaturrahmi antara BMT Masjid Al Azhar Jakarta dengan para nasabahya (UKM). Hal ini akan menciptakan image positif sekaligus bagian dari sosialisasi pemahaman, pengetahuan, dan pengenalan produk.

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Helmi. ”Strategi Manajemen Risiko dan Pada Pembiayaan UKM di BMT Al -Munawwarah dan BMT Berkah Madani,” Skripsi S1 Fakultas Syariah & Hukum, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010.

Aziz Dahlan, Abdul. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Iktikar Baru Van Hove, 1991.

BMT sebagai Alternatif Model Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Jakarta: PINBUK.

Brosur BMT Masjid Al-Azhar Jakarta

Djazuli, A. Dkk. Lembaga-lembaga Perekonomian Ummat (sebuah pengenalan). Jakarta: Raja Grafindo, 2002.

DH, Basu swastha. Asas-Asas Marketing. Yogyakarta: Liberty, 1983. Dokumen BMT Masjid Al-Azhar Jakarta

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Jogja: Andi Offset, 1992.

Ismail, EH. “Pertumbuhan BMT di Jatim Kurang Gesit.” Republika, 18 November 2010.

Kotler dan Armstrong. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 1997.

Kotler, Philip dan N. Bloom, Paul. Teknik dan Strategi Pemasaran Jasa Profesional. Jakarta: Intermedia, 1995.

Kotler, Philip. Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall, 2000.

Kotler, Philip dan Lane Keller, Kevin. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks, 2007. Kotler, Philip dan AB Susanto. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta:

Salemba Empat, 2000.

Kurniarto, Toto. “Peran Lembaga Perekonomian Nahdatul Ulama (LPNU) Dalam

Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) Berbasis Syariah,”

Skripsi S1 Fakultas Syariah & Hukum, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010.

Marbun, B.N. Kamus Manajemen. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003. MC Carthy, Jerome. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 1985.

Min Ummaya, Hiliyati. “Analisis Tingkat Kepuasan Nasabah BMT bebasis

Pelayanan (Studi Kasus KS-BMT Masjid Al Azhar Jakarta),” Skripsi S1 Fakultas Syariah & Hukum, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009.

M. Ra’ana, Irfan. Sistem Ekonomi Pemerintahan Umar Ibn Khatab. Jakarta: Pustaka Pridaus, 1992.

Muhammad, Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.

Nafisah. “Strategi BMT Dalam Pengembangan UKM (Studi Kasus Pada BMT

Ta’awun Cipulir),” Skripsi S1 Fakultas Syariah & Hukum, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2007.

Perwataatmadja, Kanaen A. Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia. Depok: Usaha Kami, 1996.

Prinsip-Prinsip Pembiayaan Syariah, artikel diakses pada tanggal 22 oktober 2010

dari http://gogle.com./prinsip-prinsip pembiayaan syariah

PINBUK, Pedoman Cara Pembentukan BMT Balai Usaha Mandiri Terpadu. Jakarta: PINBUK,t.t.

Rivai, Veithzhal dan Permata Veitzhal, Andria. Islamic Financial Management: Teori, Konsep, dan Aplikasi (Panduan Praktis Untuk Lembaga Keuangan,

Nasabah, Praktisi, dan Mahasiswa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2008.

Saifuddin A. Rasyid, Baihaqi Abd. Madjid. Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan Sistem Syariah, Perjalanan Gagasan dan Gerakan BMT di Indonesia. Jakarta: PINBUK, 2000.

Sakti, Ali. Ekonomi Islam: Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern. Jakarta: Paradigma Aqsa Publishing, 2007.

Sartika, Titik. Ekonomi Skala Kecil Menengah dan Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004.

Soekartawi, Manajemen Pemasaran Dalam Bisnis Modern. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi, 2002.

Usman, Husaini dan Setiadi Akbar, Purnomo. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Usman, Marzuki. Kiat Pengusaha Kecil. Jakarta: Jurnal Keuangan dan Moneter dan Institusi Bankir Indonesia, 1998.

Wawancara pibadi dengan Bapak Samsul, Manager BMT Masjid Al Azhar, Jakarta, tanggal 23 Desember 2010.

TERHADAP PEMBIAYAAN UKM JAKARTA SELATAN

Nama : Bpk. Samsul

Jabatan : Manajer

Tempat Wawancara : BMT Masjid Al-Azhar Pewancara : Arief Rahman

1. Apa definisi pembiayaan UKM Jakarta Selatan menurut BMT Masjid Al Azhar Jakarta/ kriteria-kriteria UKM ?

Jawab :

Omset dibawah 50 juta, maksimal pemberian pembiayaan 30 juta untuk debitur.

2. Strategi apa saja yang dilakukan BMT Masjid Al Azhar dalam memasarkan produk pembiayaan UKM Jakarta Selatan ?

Jawab :

Dari mulut kemulut

Internal (pengajian dari ustad-ustad yang sebagian adalah karyawan BMT

Masjid Al Azhar

Eksternal (seperti sponsorship)

Adanya tim khusus pemasaran

Dokumen terkait