• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Pemasaran

3. Nilai-Nilai Pemasaran Syariah

Ada beberapa nilai dalam pemasaran syariah yang mengambil konsep dari keteladanan Rasulullah SAW, yaitu sifat shiddiq, amanah, fathanah, tabliqh dan istiqamah :

a. Shiddiq

Artinya memiliki kejujuran dan selalu melandasi ucapan, keyakinan, serta perbuatan berdasarkan ajaran Islam. Tidak ada satu ucapan pun yang saling bertentangan dengan perbuatan. Allah SWT senantiasa memerintahkan kepada setiap orang beriman untuk memiliki sifat shiddiq dan menciptakan lingkungan yang shiddiq. Didalam Al-Qur’an disebut sebanyak 154 kali.

b. Fathanah

Berarti mengerti, memahami dan menghayati secara mendalam segala hal yang terjadi dalam tugas dan kewajiban. Fathanah berkaitan dengan kecerdasan rasio, rasa, maupun kecerdasan ilahiyah. Dengan demikian dibandingkan dengan dengan good governance dengan konsep intelligensinya maka konsep ini

12EH Ismail, “Pertumbuhan BMT di Jatim Kurang Gesit,”Republika, 18 November 2010, h.

sebetulnya hanya berhubungan dengan kecerdasan intellegensia semata. Padahal, fathanah menekankan kecerdasan lain, seperti kecerdasan emosional dan spiritual. Seorang pemasar di bank syariah harus paham tentang seluruh paham tentang produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah termasuk kaidah fiqhinya secara dasar. Sifat ini akan menumbuhkan kreativitas dan kemampuan untuk melakukan berbagai macam inovasi yang bermanfaat. Kreativitas dan inovatif hanya dimiliki ketika seseorang melakukan up-grading keilmuan yang dimiliki baik melalui self

learning process maupun pendidikan formal serta pelatihan.

c. Amanah

Memikiki tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas dan kewajiban. Amanah ditampilkan dalam keterbukaan, kejujuran, pelayanan prima dan ihsan (berupaya menghasilkan yang terbaik) dalam segala hal. Sifat amananah harus dimiliki oleh setiap mukmin apalagi yang memiliki perkejaan terkait dengan pelayanan kepada masyarakat. Seorang mukmin ketika mendapatkan amanah akan berupaya melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Sifat ini bisa diparalelkan dengan konsep accountability dalam good governance. Namun, bila kita meneliti secara jeli, maka accountability ini merujuk kepada hal yang hal formal adminstratif.

d. Tabliqh

Artinya mengajak sekaligus memberikan contoh kepada pihak lain untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan ajaran Islam dalam setiap gerak aktivitas ekonomi yang dilakukan sehari-hari. Tabliqh yang disampaikan dengan hikmah,

28

sabar, argumentatif dan persuasif akan menumbuhkan hubungan kemanusiaan yang semakin solid dan kuat.

e. Istiqomah

Artinya konsisten. Hal ini memberikan makna seorang pemasar syariah dalam praktik pemasarannya selalu istiqamah dalam penerapan aturan syariah. Seorang pemasar syariah harus didapat dipegang janjinya, tidak diperkenankan seorang pemasar syariah berubah-ubah dalam memberikan janji. Sebab dalam suatu perusahaan syariah konsistensi dan seorang pemasarnya menjadi cermin dari perusahaan tersebut secara keseluruhan.

Kelima nilai ini akan mampu melahirkan suatu turunan budaya kerja yang berbeda pada institusi keuangan syariah.

4. Perbandingan Pemasaran Syariah dan Pemasaran Konvensional

Ada beberapa hal yang menjadi pembeda antara pemasaran syariah dan pemasaran konvensional diantaranya sebagai berikut :

a. Konsep dan Filosofi

Perbedaan mendasar antara pemasaran syariah dan pemasar konvensional adalah dari filosofi dasar yang melandasinya. Pemasaran konvensional merupakan pemasaran yang bebas nilai dan tidak mendasarkan keTuhanan dalam setiap aktivitas pemasarannya. Sehingga dalam pemasaran konvensional dapat seorang pemasar memberikan janji-janji kosong hanya sebagai pemikat konsumen untuk membeli produk. Pemasar hanya mementingkan pencapaian target penjualan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Dalam pemasaran syariah, seorang pemasar harus merasakan bahwasanya dalam setiap aktivitas pemasarannya ia selalu diawasi oleh Allah SWT, sehingga ia pun akan sangat berhati-hati dalam memasarkan produk yang dijualnya. Seorang pemasar syariah tidak akan memberikan janji kosong belaka yang bertujuan hanya untuk mencari nasabah. Seorang pemasar syariah tidak akan mau memberikan sesuatu yang menyesatkan bagi nasabahnya sebab ia selalu merasa bahwa Allah SWT selalu mengawasinya dan akan meminta pertanggungjawaban di hari kiamat.

b. Etika pemasar

Seorang pemasar syariah sangat memegang teguh etika dalam melakukan pemasaran kepada calon konsumennya. Ia akan sangat menghindari memberi janji bohong, ataupun terlalu melebih-lebihkan produk yang ditawarkan. Seorang pemasar syariah atau secara jujur menceritakan kelebihan serta kekurangan produk yang ditawarkannya. Hal ini merupakan praktik perniagaan oleh yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, beliau dalam melakukan praktik perniagaan selalu berkata jujur mengenai kualitas produk, harga dan apa saja yang akan didapat oleh konsumen.

Apabila dibandingkan dengan pemasaran konvensional yang cenderung bebas nilai sehingga seorang pemasar bebas menggunakan segala macam cara demi untuk mendapatkan konsumen bahkan dengan cara-cara yang tidak dibenarkan oleh syariat. Dalam pemasaran konvensional, seorang pemasar dapat saja melakukan kebohongan dengan terlalu melebih-lebihkan produk yang ditawarkan,

30

hal ini dapat menimbulkan kekecewaan dari konsumen setelah ia mengkonsumsinya karena kualitas produk yang jauh dari yang diharapkan.

c. Pendekatan terhadap konsumen

Konsumen dalam pemasaran syariah diletakkkan sebagai mitra sejajar, dimana baik perusahaan sebagai penjual produk maupun konsumen sebagai pembeli produk berada pada posisi yang sama. Perusahaan tidak menganggap

konsumen sebagai “sapi perah” untuk membeli produknya, namun perusahaan

akan menjadikan konsumen sebagai mitra dalam pengembangan perusahaan. Suatu konsep pemasaran syariah dengan menjadikan konsumen sebagai mitra maka ia tidak akan melakukan praktik-praktik yang dapat merugikan konsumen. Seorang pemasar syariah akan selalu berupaya menciptakan nilai produk yang positif bagi konsumennya termasuk dengan meminta umpan balik dari konsumen. Nilai kekeluargaan sangat terasa pada pemasaran syariah karena konsep mitra sejajar ini menyebabkan seorang pemasar syariah sudah menganggap konsumen sebagai saudaranya sendiri yang akan dibantu dan tidak akan dirugikan.

d. Cara pandang terhadap pesaing

Dalam industri perbankan syariah tidak menganggap pesaing sebagai pihak yang haus dikalahkan atau bahkan dimatikan. Konsep persaingan dalam pemasaran syariah agar setiap perusahaan mampu memacu dirinya untuk menjadi lebih baik tanpa harus menjatuhkan pesaingnya. Pesaing merupakan mitra kita

dalam turut menyukseskan aplikasi ekonomi syariah di lapangan, dan bukan sebagai lawan yang harus dimatikan.

Hal ini berbeda dengan konsep pada perusahaan konvensional yang menganggap pesaing sebagai pihak lawan yang harus dikalahkan bahkan jika bisa dimatikan agr eksistensi perusahaan dapat semakin maju. Konsep ini mengakibatkan setelah pesaing dikalahkan, akhirnya daya inovasi perusahaan menurun karena tidak ada motivasi dari pesaing.

e. Budaya Kerja dalam Lembaga Keuangan Syariah

Lembaga keuangan syariah harus mempunyai budaya kerja yang berbeda dari lembaga keuangan konvensional, sehingga mampu menjadi suatu keunggulan yang dapat sebagai nilai tambah di pandangan masyarakat. Budaya kerja yang harus ditanamkan kepada setiap sumber daya insani yang bekerja di lembaga keuangan syariah haruslah budaya kerja yang meneladani Rasulullah SAW, yaitu sifat kejujuran (shiddiq), cerdas atau kompeten (fathanah), bertanggung jawab

(amanah), dan mampu menyebarluaskan (tabliqh).

5. Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran dapat dipahami sebagai logika pemasaran yang dengannya unit usaha berharap dapat mencapai tujuan pemasarannya.13 Strategi pemasaran juga merupakan mengenai bagaimana suatu merk atau lini produk dapat mencapai

13

Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1997), edisi 2, jilid 1, h. 3

32

tujuannya yaitu dapat memenuhi keinginan dan dapat memuaskan pelanggan. Selain itu pemasaran sendiri dapat diartikan sebagai seleksi atas pasar sasaran, menentukan posisi persaingan dan pengembangan suatu bauran pemasaran yang efektif untuk mencapai dan melayani klien yang dipilih.14

Adapun tujuan strategi pemasaran yaitu :15 a. Menetapkan arah kegiatan perusahaan

b. Memberikan informasi kepada manajemen puncak dan merumuskan tujuan c. Sasaran untuk mengantisipasi berbagai permasalahan dan keadaan yang

berubah dimasa mendatang.

C. Perumusan Strategi Pemasaran

Dokumen terkait