• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.2.7. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir

Dalam penelitian ini, faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi dikelompokkan dalam lima kelompok, yaitu :

30 2.2.7.1. Nilai Intrinsik Pekerjaan

Pengertian dari nilai intrinsik pekerjaan adalah sifat yang diukur di dalam dan dari diri mereka sendiri dan berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan, misalnya perasaan berprestasi dan berhasil. Nilai intrinsik suatu pekerjaan merupakan hasil dari persepsi seseeorang ( karyawan ) mengenai seberapa baik pekerjaan tersebut memberikan hal yang dinilai penting Gibson, dkk, 1987 (dalam Moestika, 2009).

Nilai intrinsik pekerjaan dalam hal ini memiliki hubungan dengan kepuasan yang diterima oleh individu saat atau sesudah melakukan pekerjaan (job content). Faktor – faktor ini meliputi penghargaan, kesempatan mendapatkan promosi, tanggung jawab pekerjaan, tantangan intelektual dan pelatihan Hinch and Mischind, 1967 (dalam Kurtinah, 2003 : 183).

Menurut (Robbin, 2002 : 36) kepuasan kerja adalah suatu sikap individu secara umum terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya sedangkan seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya akan mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaan tersebut.

Menurut (Thoha, 2004 : 230) kepuasan pekerjaan selalu dihubungkan dengan isi jenis pekerjaan, dan ketidakpuasan bekerja selalu disebabkan karena hubungan pekerjaan tersebut dengan aspek – aspek di sekitar yang berhubungan dengan pekerjaan.

2.2.7.2. Teori Yang Melandasi Pengaruh Nilai Intrinsik Pekerjaan Terhadap Pemilihan Karir

Teori jalur – tujuan ( Path – Goal Theory ) yang dikemukakan oleh Robert J. House (1971) dalam buku ” A Path – Goal of Leadership Effectiveness”, pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk melaksanakan dan kepuasan pengikutnya. Teori ini disebut sebagai jalur tujuan karena memfokuskan pada bagaimana pemimpin mempengaruhi persepsi pengikutnya pada tujuan kerja, tujuan pengembangan diri, dan jalan mencapai tujuan (Gibson, dkk, 1997 : 32).

Dua dalil dalam pengembangan teori jalur – tujuan, yaitu :

1. Perilaku pemimpin dapat diterima dan memuaskan sejauh bawahan menganggap perilaku semacam ini merupakan sumber langsung dari kepuasan alat untuk mendapatkan kepuasaan di waktu yang akan datang. 2. Perilaku pemimpin dapat memotivasi bawahan sejauh mana memberikan

kepuasan dan kebutuhan bawahan yang kontogen pada prestasi efektif dan melengkapi lingkungan bawahan dengan memberikan bimbingan, kejelasan arah, dan penghargaan yang dibutuhkan untuk prestasi efektif.

Dapat disimpulkan bahwa pemimpin harus memberikan bimbingan dan nasihat, membantu bawahan menjelaskan harapan yang realistis dan mengurangi hambatan bagi tercapainya tujuan bagi bawahan sampai sejelas mungkin.

32

Gambar 2.1 : Model Path – Goal

(Luthans, 2006 : 650)

Nilai intrinsik pekerjaan berhubungan dengan kepuasan kerja (job satisfaction) yang mengacu pada sikap individu secara umum terhadap pekerjaannya membawa sutu bakat, kemampuan dan keterampilan tertentu.

Pada umumnya seseorang yang berbakat mempunyai kemampuan dan ketrampilan yang di atas rata - rata menginginkan pekerjaan yang lebih banyak memberikan tantangan. Mereka yang tidak puas dan merasa tidak tercapai tujuan karena melakukan kegiatan sederhana terus – menerus akan menyebabkan frustasi, dan perusahaan bisa kehilangan orang – orang terbaiknya atau gagal mengembangkan potensi yang dimiliki karyawan sehingga dapat menyebabkan kerugian perusahaan. Jadi, meskipun pekerjaan orang hanyalah satu bagian dari seluruh aktivitas organisasi ndan orang memiliki bakat,

Karakteristik Bawahan Locus Of Control dan

Atau kemampuan Perilaku / Gaya

Kepemimpinan

Dukungan Lingkungan Karakteristik tugas Sistem otorisasi formal Kelompok kerja primer

Bawahan Persepsi Motivasi Hasil Kepuasan Kejelasan Peran Kejelasan Tujuan Kinerja

kemampuan dan ketrampilan tertentu, manajemen hendaknya mengembangkan suatu cara dimana pekerjaan yang harus dikerjakan tidak bersifat monoton. Usaha ini dapat dilakukan dengan mengadakan pengayaan pekerjaan, artinya menambah variasi dari pekerjaan tersebut, sehingga pengulangan yang cepat dari suatu pekerjaan dapat dihindari dan itu berarti menunda kebosanan orang dalam menyelesaikan pekerjaannya. (Tampubolon, 2004 : 32).

Menurut Luthans (2006 : 283), seseorang akan memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan apa yang diinginkannya, yaitu suatu pekerjaan yang menantang yang mempunyai kesempatan untuk berprestasi, tanggung jawab, kemajuan dan pertumbuhan yang akan memotivasi karyawan.

Berdasarkan penjelasan diatas, mahasiswa juga akan cenderung lebih memilih dan menyukai pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas – tugas yang bervariasi, kebebasan dan umpan balik tentang seberapa baik mereka bekerja.

2.2.7.3.Penghargaan Finansial

Penghasilan finansial atau gaji adalah sejumlah upah yang diterima dan tingkat dimana hal ini bisa dipandang sebagai hal yang dianggap pantas dibandingkan dengan orang lain dalam organisasi (Luthans, 2006 : 243).

Penghasilan atau gaji yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan telah diyakini secara mendasar bagi sebagian besar perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada karyawannya.

34 Kompensasi finansial yang rasional menjadi kebutuhan mendasar bagi kepuasan kerja. Penelitian sebelumnya menegaskan bahwa dalam melakukan pertimbangan pemilihan karier, para mahasiswa lulusan jurusan akuntansi menempatkan gaji sebagai alasan utama Reha dan Lu, 1985 (dalam Kurtinah 2003 : 183).

Upah, gaji, bonus telah lama dipandang sebagai penghargaan untuk beberapa orang. Hal tersebut lebih penting dari apapun yang diberikan perusahaan. Sebagai contoh, Newman dan Hodgetts menyelidiki motivasi dalam industri rumah sakit, dan menemukan bahwa pekerja telah menempatkan gaji bagus pada urutan paling atas pada faktor memilih pekerjaan yang penting (Luthans, 2006 :153).

2.2.7.4. Teori Yang Melandasi Pengaruh Faktor Penghargaan Finansial / Gaji Terhadap Pemilihan Karir

Penghargaan teori ekuitas diberikan oleh psikologi sosial J. Stacy Adam, dalam (Luthans, 2006 : 290). Teori tersebut berpendapat bahwa input utama dalam kinerja dan kepuasan adalah tingkat ekuitas yang diterima seseorang dalam pekerjaan mereka.

Input dan output (hasil kerja) seseorang dan orang lain didasarkan pada persepsi seseorang. Usia, jenis kelamin, status sosial, posisi organisasi, kualifikasi dan seerapa keras bekerja merupakan contoh variabel input yang dinilai. Hasil kerja meliputi berbagai penghargaan gaji, status, promosi dan minat intrinsik dalam pekerjaan, pada pokoknya rasio didasarkan pada persepsi

seseorang atas apa yang diberikan (input), dan apa yang diterima (hasil) versus rasio antara apa yang diberikan orang lain dan yang mereka terima. (Luthans, 2006 : 291)

Rencana upah untuk berprestasi, karyawan yang terbaik melaksanakan pekerjaan dapat menerima kenaikan terbesar, karyawan yang buruk menerima kenaikan terkecil atau tidak menerima kenaikan sama sekali. Jadi, manajemen menyediakan pemikat atau pemotong untuk memotivasi prestasi yang lebih baik, dan pemotong diterapkan untuk pelaksana yang lamban (Gibson, dkk, 1987 :167).

Sasaran utama program imbalan menurut (Gibson, dkk, 1987 : 169) adalah:

1. Menarik orang yang berkualitas untuk bergabung dalam organisasi 2. Mempertahankan karyawan agar tetap datang bekerja

3. Memotivasi karyawan untuk mencapai tingkat prestasi yang tinggi

Sejumlah riset penting telah dilakukan, yang mengkaji apakah individu akan merasa puas dengan imbalan tersebut (Gibson, dkk, 1987 : 171):

1. Kepuasan dari imbalan adalah fungsi dari banyak imbalan yang diterima dan berapa banyak menurut perasaan individu yang bersangkutan harus ia terima. 2. Perasaan individu tentang kepuasan dipengaruhi oleh pembanding apa yang

terjadi pada orang lain.

3. Kepuasan dipengaruhi oleh rasa puas karyawan dengan imbalan intrinsic dan ekstrinsik .

36 4. Orang berbeda dengan imbalan yang mereka inginkan dan segi pentingnya

imbalan yang berbeda untuk mereka

5. Beberapa imbalan ekstrinsik merupakan memuaskan karena imbalan tersebut mengarah pada imbalan.

Pengaruh penghargaan finansial terhadap pemilihan karier seorang mahasiswa sesuai dengan Teori Ekspektasi yang menyatakan bahwa kekuatan dari kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil tertentu serta pada daya tarik hasil tersebut bagi individu. Oleh karena itu, teori ini mengemukakan tiga variabel berikut ini (Robbins, 2002: 67) :

1. Daya tarik: pentingnya individu mengharapkan outcome dan penghargaan yang mungkin dapat dicapai dalam bekerja. variabel ini mempertimbangkan kebutuhan – kebutuhan individu yang tidak terpuaskan.

2. Kaitan kinerja – penghargaan : keyakinan individu bahwa dengan menunjukkan kinerja pada tingkat tertentu akan mencapai outcome yang diinginkan.

3. Kaitan upaya – kinerja : probabilitas yang diperkirakan oleh individu bahwa dengan menggunakan sejumlah upaya tertentu akan menghasilkan kinerja.

Penghasilan atau gaji merupakan hasil yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan yang telah diyakini secara mendasar bagi sebagian

besar perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada karyawannya, sehingga penghasilan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan karir.

Menurut (Luthan, 2006 : 154) uang juga dihubungkan dengan empat atribut simbolis penting yang diperjuangkan manusia yaitu : prestasi, penghargaan, status, rasa hormat, kebebasan, kontrol dan kekuasaan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa upah yang ditawarkan dapat menjadi daya tarik mahasiswa untuk memilih suatu profesi.

2.2.7.5.Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Profesi Akuntan Publik

Felton, et al (1994) dalam Andriati (2001) menyatakan bahwa dalam berkarier menjadi akuntan publik, mahasiswa jurusan akuntansi akan berpikir tentang keuntungan dan kerugian memilih karier tersebut, sehingga ratio keuntungan dan kerugian menjadi akuntan publik mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk memilih karier.

Dari hasil analisis yang dilakukan oleh (Kurtinah, 2003) dapat diketahui bahwa persepsi terhadap kelebihan dan kelemahan menjadi akuntan publik merupakan faktor yang sangat mempengaaruhi mahasiswa dalam memilih karir sebagai akuntan publik atau non akuntan publik. Apabila mahasiswa memiliki persepsi yang baik tentang kelebihan berprofesi sebagai akuntan publik, maka dia cenderung untuk memilih akuntan publik sebagai pilihan karirnya.

Studi yang dilakukan Gaertnert dan Ruhe (1981) menunjukkan bahwa Kantor Akuntan Publik besar mempunyai lingkungan kerja yang cenderung

38 bersuasana stress daripada Kantor Akuntan Publik Lokal atau regional, suatu faktor yang dianggap Collins da Killough (1992) bias menyebabkan tingkat ketidakpuasan kerja meningkat.

2.2.7.6. Teori Yang Melandasi Pengaruh Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Profesi Akuntan Publik Terhadap Pemilihan Karir

Teori persepsi diri menganggap bahwa orang – orang mengembangkan sikap berdasarkan bagaimana mereka mangamati dan menginterprestasikan perilaku mereka sendiri. Dengan kata lain, teori ini mengusulkan fakta bahwa sikap tidak menentukan perilaku tetapi sikap itu dibentuk setelah perilaku terjadi guna menawarkan sikap yang konsisten dengan perilaku. Menurut teori ini, sikap hanya akan berubah setelah perilaku berubah, dalam rangka mengubah sikap manusia harus menemukan rangsangan terhadap apa yang akan dikembangkan berdasarkan kebutuhannya. (Ikhsan dan ishak, 2005 :48).

Oleh karena itu kita harus mengetahui unsur – unsur yang merangsang atau mempengaruhi bentuk persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan publik, agar pemilihan profesi bagi mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik dapat meningkat .dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan publik adalah salah satu faktor penting dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik

2.3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan teori serta penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil premis – premis yang kemudian dari premis tersebut akan disimpulkan, sehingga menjadi dasar dalam mengemukakan hipotesis, premis – premis tersebut adalah :

Premis 1 : Pemilihan karier yang mengutamakan faktor intrinsik tidak berbeda antara mahasiswa jurusan akuntansi yang memilih karier sebagai akuntan publik dan yang memilih karier sebagai non akuntan publik (Kurtinah, 2003).

Premis 2 : Pemilihan karier yang mengutamakan gaji awal yang tinggi tidak berbeda antara mahasiswa jurusan akuntansi yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik (Kurtinah, 2003). Premis 3 : Pemilihan karier yang mengutamakan pertimbangan pasar kerja

tidak berbeda antara mahasiswa jurusan akuntansi yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik (Kurtinah, 2003).

Premis 4 : Persepsi terhadap kelebihan profesi sebagai akuntan publik tidak berbeda diantara mahasiswa jurusan akuntansi yang memilih karier akuntan publik dan non akuntan publik. (Kurtinah, 2003).

Premis 5 : Persepsi terhadap kelemahan profesi sebagai akuntan publik tidak berbeda diantara mahasiswa jurusan akuntansi yang memilih karier akuntan publik dan non akuntan publik (Kurtinah, 2003)

40 Gambar 2.3 : Skema Kerangka Pikiran

Variabel Independen Variabel Dependen

Regresi Linier Berganda

Dokumen terkait