• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Notoatmodjo terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu: 29

1. Umur

Bertambahnya umur seseorang maka proses perkembangan mentalnya bertambah baik. Daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Maka, dapat disimpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya hingga pada umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.

2. Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.

3. Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang.

4. Sosial Budaya

Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seeorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan. Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang.

5. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri.

6. Pengalaman

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

Pengetahuan biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya : media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara, angket, atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.29,30 Pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas. Menurut Arikunto 2006 (cit. Suparyanto), pengetahuan digolongkan menjadi tiga kategori yaitu kategori baik, cukup, dan kurang. Pengetahuan yang digolongkan kategori baik bila subjek mampu menjawab dengan benar sebanyak > 75% dari seluruh pertanyaan, sedangkan pengetahuan yang digolongkan kategori cukup bila subjek mampu menjawab dengan benar sebanyak 56% - 75% dari seluruh pertanyaan dan pengetahuan yang digolongkan kategori kurang bila subjek mampu menjawab dengan benar sebanyak < 55% dari seluruh pertanyaan.32

2.5 Persepsi

Persepsi adalah pengamatan yang merupakan cara seseorang menginterpretasi yang telah diproses sistem indera seperti penglihatan, pendengaran, dan

penciuman.30,32 Meski demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang obyektif. Proses terjadinya persepsi tergantung dari pengalaman masa lalu dan pendidikan yang diperoleh individu.29,31

Proses pembentukan persepsi sebagai pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli. Setelah mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan interpretation, begitu juga berinteraksi dengan closure. Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi, maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting. Proses closure terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna, sedangkan interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan memberi tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut secara menyeluruh.29,31

Menurut Notoatmodjo, terdapat banyak faktor yang akan menyebabkan stimulus masuk dalam rentang perhatian seseorang. Faktor tersebut dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal.29,31

1. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang melekat pada objeknya. Faktor yang termasuk ke dalam faktor eksternal, yaitu: 29

a. Kontras

Cara termudah dalam menarik perhatian adalah dengan membuat kontras baik warna, ukuran, bentuk atau gerakan.

b. Perubahan Intensitas

Suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya yang berubah dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian seseorang.

c. Pengulangan (repetition)

Dengan pengulangan, walaupun pada mulanya stimulus tersebut tidak termasuk dalam rentang perhatian kita, maka akan mendapat perhatian kita.

d. Sesuatu yang baru (novelty)

Suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian kita daripada sesuatu yang telah kita ketahui.

2. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan stimulus tersebut. Faktor yang termasuk ke dalam faktor internal, yaitu: 29

a. Pengalaman atau pengetahuan

Pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang kita peroleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang telah dipelajari akan menyebabkan terjadinya perbedaan interpretasi.

b. Harapan (expectation)

Harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi persepsi terhadap stimulus. c. Kebutuhan

Kebutuhan akan menyebabkan seseorang menginterpretasikan stimulus secara berbeda.

d. Emosi

Emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap stimulus yang ada.

e. Budaya

Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan memberikan persepsi yang sama pada orang-orang di luar kelompoknya.

Pada bidang kedokteran gigi, penelitian mengenai persepsi estetika telah banyak dijadikan sebagai penelitian oleh para ahli. Beberapa penelitian tentang persepsi estetika menunjukkan bahwa dokter gigi dan ortodontis lebih peka terhadap pergeseran midline daripada pasien.5,6.13-15 Johnston dkk., melakukan penelitian mengenai persepsi dari diskrepansi antara midline wajah dan dental menggunakan fotometri frontal dalam keadaan tersenyum dengan memodifikasi hubungan midline wajah dengan dental pada ortodontis dan masyarakat awam muda di Inggris.

Hasilnya menunjukkan 83% ortodontis dapat mendeteksi pergeseran midline sebesar 2 mm atau lebih dan 56% pada masyarakat awam muda.14 Penelitian yang sama dilakukan Pinho dkk., di Brazil tahun 2007 terhadap ortodontis, prostodontis, dan masyarakat awam dengan hasil melaporkan bahwa ortodontis lebih peka pada pergeseran midline sebesar 1 mm, 3 mm untuk prostodontis dan masyarakat awam tidak ada perbedaan bermakna.15

Penelitian mengenai persepsi estetika juga dilakukan oleh Cardash dkk., di Israel menggunakan fotometri frontal saat tersenyum terhadap klinisi dokter gigi dan personel non-dental mendapati bahwa 14% dari observer dapat mendeteksi pergeseran midline < 1 mm, 37% dapat mendeteksi pergeseran midline sebesar 1-2 mm, dan 83% dapat mendeteksi pergeseran midline > 2 mm.13 Penelitian Talic dkk., di Saudi Arabia melaporkan bahwa dokter gigi di Saudi memberikan nilai yang rendah pada pergeseran midline > 1 mm daripada masyarakat umum.5

Menurut Sianita dkk., yang melakukan penelitian mengenai perbedaan persepsi estetika mengenai pergeseran midline pada mahasiswa fakultas kedokteran gigi Moestopo (Beragama) dan masyarakat awam didapati bahwa terdapat perbedaan bermakna dalam persepsi estetika terhadap pergeseran midline antara mahasiswa FKG dengan masyarakat awam.2 Penelitian mengenai persepsi estetika juga yang dilakukan oleh Jornung dkk., yang mengatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap persepsi dan sikap mengenai estetika gigi dan senyum.16 Selain tingkat pendidikan, Jornung dkk., juga menyebutkan usia dan jenis kelamin juga berpengaruh terhadap persepsi estetika seseorang.16 Pada penelitian yang dilakukan oleh Flores-Mir dkk., mengemukakan bahwa persepsi estetika juga dipengaruhi oleh pengalaman pribadi dan lingkungan sosial seseorang.17

Dokumen terkait