• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Asertif 15

Faktor-faktor yang menghambat perilaku asertif menurut Alberti dan Emmons (2002:7) adalah:

1. Banyak orang tidak percaya bahwa mereka memiliki hak untuk bersikap asertif.

2. Banyak orang sangat cemas atau takut untuk bersikap asertif.

3. Banyak orang kurang terampil dalam mengekspesikan diri secara efektif. Aaron Beck (Alberti dan Emmons, 2002: 96-98) menjabarkan bahwa beberapa pola pikir yang menghambat orang berperilaku asertif, yaitu:

1. Kecenderungan untuk berpikir kurang baik terhadap diri sendiri. (Konsep diri yang negatif)

2. Kecenderungan untuk membesar-besarkan masalah.

3. Sudut pandang egosentris tentang peristiwa-peristiwa dalam kehidupan. 4. Keyakinan bahwa hidup ini kalau tidak begini, pasti begitu.

Tingkat asertivitas yang dimiliki individu berbeda dengan individu yang lain. Menurut Rathus (Setyafi: www.setyafi.multiply.com), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat asertivitas yaitu:

1. Jenis kelamin

Sejak anak-anak, pendidikan laki-laki dan perempuan telah dibedakan di masyarakat. Sejak kecil anak laki-laki telah dibiasakan berperilaku tegas dan kompetitif. Masyarakat mengajarkan bahwa asertif kurang sesuai untuk anak perempuan. Oleh karena itu tampak bahwa perempuan lebih bersikap pasif terutama terhadap hal-hal yang kurang berkenan di hatinya. Anak laki-laki tampak lebih asertif dibandingkan dengan perempuan. 2. Kepribadian

Dalam interaksi sosial, orang yang memiliki gambaran kepribadian yang positif akan berperilaku aktif. Orang yang berperilaku aktif adalah orang yang secara spontan mengutarakan apa yang ada pada dirinya, sehingga ia dapat dikatakan mampu berperilaku asertif. Sebaliknya, orang yang memiliki gambaran kepribadian yang negatif akan merasa malu, minder dan tidak bisa mengungkapkan dirinya secara penuh. Orang yang memiliki gambaran kepribadian yang negatif dapat dikatakan tidak dapat berperilaku asertif.

3. Inteligensi

Perilaku asertif juga dipengaruhi oleh kemampuan setiap orang untuk merumuskan dan mengungkapkan buah pikirannya secara jelas sehingga dapat dimengerti dan dipahami oleh pihak lain. Orang yang memiliki

intelegensi tinggi akan lebih asertif dibandingkan dengan orang yang memiliki intelegensi rendah.

4. Kebudayaan

Perbedaan kebudayaan dengan berbagai macam tradisi mempengaruhi perilaku orang yang tinggal di dalamnya. Misalnya: budaya Jawa cenderung mengekang perilaku asertif. Budaya Jawa sangat menjunjung tinggi prinsip hormat dan prinsip kerukunan. Orang Jawa merasa sungkan apabila mengutarakan pendapat dan perasaannya pada orang lain, terutama perasaan negatif dan pendapat yang tidak sejalan dengan banyak orang untuk menghindari pertentangan. Hal ini mengakibatkan orang menjadi tidak jujur dengan perasaan dan keinginannya sendiri.

F. Manfaat Perilaku Asertif

Manfaat perilaku asertif menurut Adams dan Lenz (1995:29-33), yaitu: 1. Memahami diri sendiri

Perilaku asertif dapat membantu orang untuk menyampaikan ide kepada orang lain. Orang akan mengenali dirinya dengan cara bertindak lebih konkret sesuai apa yang dirasakan dan mampu mengungkapkan kebutuhannya pada orang lain, sehingga terbuka banyak kesempatan baginya untuk mengembangkan dirinya.

2. Hidup dalam kekinian

Dengan berperilaku asertif orang dapat terbantu untuk memenuhi kebutuhannya sekarang. Orang yang asertif tidak terbelenggu oleh

masa lalu dan masa yang akan datang. Orang yang asertif senantiasa berjuang untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan kebutuhannya yang mengganggu.

3. Kebutuhan pokok dapat terpenuhi

Apabila orang mengetahui kebutuhan dan keinginan kita, ia akan lebih mampu dan bersedia bekerja sama dengan kita serta membantu memenuhi kebutuhan kita. Perilaku asertif memungkinkan kita memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok pada saat bantuan dan kerja sama dengan orang lain diperlukan.

4. Menjadi pribadi yang lebih menarik

Perilaku asertif akan membuat orang mampu memahami dirinya, sehingga ia merasa lebih percaya diri dalam menunjukkan kemampuannya. Orang akan lebih berani menampilkan diri apa adanya sehingga tidak perlu berpura-pura untuk menampilkan diri agar terlihat menarik.

5. Harga diri bertambah

Perilaku asertif dapat membantu orang untuk berani bersikap jujur dan terbuka terhadap orang lain, khususnya tentang ide-ide dan pokok-pokok persoalan penting bagi dirinya. Semakin berhasil berprilaku asertif, harga diri dan kepercayaan diri akan terus bertambah.

6. Mendorong orang lain untuk berperilaku asertif

Kesediaan orang untuk berperilaku asertif akan membuka jalan bagi orang lain untuk juga berperilaku asertif. Hal ini dapat mencegah

timbulnya kesalahpahaman. Dengan semakin terbuka dan semakin mengenali dirinya, orang semakin lebih bertanggungjawab atas hidup dan pemenuhan kebutuhannya yang penting.

7. Mencegah terjadinya keretakan hubungan

Perilaku asertif membantu orang untuk terbuka pada perasaan dan keinginannya dan mampu mengungkapkannya pada orang lain.

Menurut Stein dan Howard, ada beberapa manfaat perilaku asertif (Stein,2004:100), yaitu:

1. Sikap asertif membuka kemungkinan baru dan bisa membuat orang memperoleh banyak teman dan mempengaruhi orang lain, sehingga orang mampu membina hubungan yang lebih akrab dan lebih jujur dengan orang lain.

2. Dengan berperilaku asertif, orang lain akan merasa dihargai dan diterima, bukan diremehkan.

3. Berperilaku asertif berarti kita harus selalu memikirkan orang lain dan reaksi mereka.

Menurut Jay (2005: 95-105), manfaat bersikap asertif adalah:

1. Mampu mengekspresikan perasaan tanpa harus berkonfrontasi. Tidak ada pengekangan perasaan yang berlebihan, frustrasi, dan stres yang diakibatkan oleh sikap submisif (kepatuhan).

2. Ada respon yang jelas dari orang lain tentang perasaan seseorang, sehingga merasa pendapatnya didengarkan.

3. Belajar mengemukakan ide, sehingga dapat mengemukakan pandangan dan perasaan dengan lebih mendalam.

4. Memperoleh penghargaan diri atas ide-ide yang dikeluarkan.

5. Mendapat reputasi sebagai orang yang enak diajak bekerja sama, sehingga orang lain ingin terus menjaga hubungan.

6. Mendapatkan rasa hormat dari orang lain, sehingga hubungannya dengan orang lain juga akan semakin baik.

7. Berani mengatakan “tidak” pada orang lain, sehingga merasa tidak direpotkan oleh orang lain.

Dari beberapa manfaat yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat perilaku asertif adalah:

1. Orang mampu bersikap jujur pada dirinya sendiri dalam mengungkapkan perasaan, pendapat, dan keinginannya tanpa ada rasa cemas.

2. Orang mampu membina hubungan yang harmonis dengan orang lain. 3. Orang merasa lebih dihargai, dicintai, dan diterima dalam

hubungannya dengan orang lain.

4. Orang lebih peka terhadap kebutuhannya dan kebutuhan orang lain dan berusaha untuk memenuhinya tanpa merugikan orang lain.

5. Orang mampu bersikap tegas dalam menghadapi hal-hal yang tidak sesuai dengan keyakinannya.

6. Orang memiliki kepercayaan diri untuk menampilkan dirinya pada orang lain.

G. Perilaku Asertif Siswa-Siswi SMP dan SMK dari Panti Asuhan

Dokumen terkait