• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Potensial

HASIL DAN PEMBAHASAN

4) Candi Gedongsongo

5.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata Alam di Kota Semarang bagi Usia Muda Semarang bagi Usia Muda

5.5.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Potensial

Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik yang disebut model logit untuk mengidentifikasi peubah-peubah yang mempengaruhi keinginan wisatawan untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Model pengolahan logit juga digunakan untuk mengetahui pengaruh peubah bebas secara bersama-sama terhadap peubah respon. Regresi logistik adalah suatu metode statistik yang mendeskripsikan hubungan antara peubah respon yang memiliki dua kategori atau lebih dengan satu atau lebih peubah penjelas berskala kategorik atau numerik. Regresi logistik biner digunakan pada peubah respon yang bersifat biner (Hosmer & Lemeshow 1989).

Peubah bebas yang diduga mempengaruhi keinginan wisatawan untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, keanggotaan dalam pecinta alam, jumlah anggota keluarga, pekerjaan orang tua, tempat wisata yang ingin dikunjungi, alasan berkunjung, waktu kunjungan, frekuensi kunjungan dan lama kunjungan.

Peubah tidak bebas merupakan suatu pilihan bagi wisatawan (bersifat biner), yaitu bernilai 1 jika responden menyatakan ingin mengunjungi obyek wisata alam dan bernilai 0 jika responden tidak ingin mengunjungi obyek wisata

alam di Semarang. Dari 118 pengunjung potensial yang dijadikan responden, sebanyak 97 orang menyatakan ingin mengunjungi dan sebanyak 21 orang wisatawan tidak berkeinginan mengunjungi wisata alam. Dalam analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang digunakan sebelas peubah (Tabel 36).

Tabel 36 Peubah yang digunakan dalam permintaan potensial

Peubah Keterangan Kategori

x1 Umur

x2 Jenis kelamin 0= perempuan

1= laki-laki

x3 Pendidikan 0= SMA

1= Universitas x4 Pecinta alam/bukan pecinta

alam

0= bukan pecinta alam 1= pecinta alam x5 Jumlah anggota keluarga

x6 Pekerjaan orang tua 1= Pegawai Negeri Sipil 2= Swasta

3= Wiraswasta 4= BUMN 5= Pensiunan x7 Tempat Wisata yang ingin

dikunjungi

1= Pantai 2= Air terjun 3= Pegunungan 4= Goa

x8 Alasan berkunjung 1= Menghilangkan stress, kejenuhan, bosan, refreshing,

menyegarkan pikiran dan menenangkan diri (A)

2= Berlibur, menghabiskan waktu, santai dan berfoya- foya (B)

3= Pemandangan yang indah, menikmati keindahan alam dan udara yang segar (C)

4= Tempat menarik, menyenangkan, mengasyikkan dan seru (D)

5= Ingin menambah pengalaman, wawasan ilmu dan menginginkan tantangan (E)

x9 Waktu kunjungan 1= Hari biasa 2= Liburan 3= Akhir pekan 4= Kapan saja x10 Frekuensi kunjungan x11 Lama kunjungan Keterangan:

Peubah x6 dibagi menjadi 4 peubah dummy, yaitu:

D61 dengan 0 adalah Pegawai Negeri Sipil dan 1 adalah Swasta

D62 dengan 0 adalah Pegawai Negeri Sipil dan 1 adalah Wiraswasta

D63 dengan 0 adalah Pegawai Negeri Sipil dan 1 adalah BUMN

D64 dengan 0 adalah Pegawai Negeri Sipil dan 1 adalah Pensiunan Peubah x7 dibagi menjadi 3 peubah dummy, yaitu:

D71 dengan 0 adalah Pantai dan 1 adalah Air terjun

D72 dengan 0 adalah Pantai dan 1 adalah Pegunungan

D73 dengan 0 adalah Pantai dan 1 adalah Goa Peubah x8 dibagi menjadi 4 peubah dummy, yaitu:

D81 dengan 0 adalah (A) dan 1 adalah (B)

D82 dengan 0 adalah (A) dan 1 adalah (C)

D83 dengan 0 adalah (A) dan 1 adalah (D)

D84 dengan 0 adalah (A) dan 1 adalah (E) Peubah x9 dibagi menjadi 3 peubah dummy, yaitu:

D91 dengan 0 adalah Hari biasa dan 1 adalah Liburan

D92 dengan 0 adalah Hari biasa dan 1 adalah Akhir pekan

D93 dengan 0 adalah Hari biasa dan 1 adalah Kapan saja

Pada peubah x6, x7, x8 dan x9, skala yang digunakan bukan merupakan skala biner, oleh karena itu digunakan peubah dummy. Peubah respon yang digunakan adalah keinginan pengunjung usia muda mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Model pendugaan yang digunakan adalah model regresi logistik biner dengan fungsi penghubung kumulatif logit.

Pada Tabel 36 memperlihatkan dugaan parameter masing-masing peubah penjelas yang membangun model regresi logistik dalam penelitian. Dugaan Parameter peubah bervariasi dengan tanda positif dan negatif. Angka pada kolom dugaan parameter menunjukkan nilai bagi masing-masing peubah bebas dalam membangun model Y (peubah respon). Pada Tabel 37, terdapat beberapa peubah yang berpengaruh nyata dan tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda. Hasil tersebut diperoleh berdasarkan nilai P. Jika nilai P lebih kecil dari 0,1 (P < 0,1) maka peubah berpengaruh nyata. Sedangkan jika nilai P lebih besar dari 0,1 (P > 0,1) maka peubah tidak berpengaruh nyata.

Tabel 37 Hasil analisis permintaan potensial dengan regresi logistik biner Prediksi Dugaan Parameter Std error P

Intersep 23,0601 14023,4 0,999

Umur (x1) 0,0776238 0,24773 0,754

Jenis kelamin (x2) 0,564701 0,802221 0,481

Pendidikan (x3) 0,174301 1,27905 0,892

Pecinta alam/non pecinta alam (x4) -1,5635 1,01633 0,124

Jumlah anggota keluarga (x5) 0,476397 0,298794 0,111

pekerjaan1 (D61) -1,69625 1,5545 0,275 pekerjaan2 (D62) -2,40729 1,61984 0,137 pekerjaan3 (D63) -1,1252 1,59755 0,481 wisata1 (D71) -19,5877 14023,4 0,999 wisata2 (D72) -20,5501 14023,4 0,999 wisata3 (D73) -21,0052 14023,4 0,999 alasan1 (D81) 1,58024 1,16965 0,177

Prediksi Dugaan Parameter Std error P alasan2 (D82) -0,503305 1,5117 0,739 alasan3 (D83) 2,35405 1,22941 0,056 alasan4 (D84) -2,09125 1,36828 0,126 waktu2 (D92) 0,143754 1,56036 0,927 waktu3 (D93) -0,727163 1,7306 0,674 Frekuensi kunjungan (x10) -0,0206176 0,0218745 0,346 Lama kunjungan (x11) -0,0452501 0,0129925 0

Beberapa peubah yang berpengaruh nyata terhadap permintaan wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda yaitu alasan pengunjung potensial ingin mengunjungi wisata alam (pemandangan yang indah, menikmati keindahan alam dan udara yang segar) dan lama kunjungan. Peubah yang berpengaruh nyata ini berarti peubah tersebut sangat mempengaruhi keinginan pengunjung potensial usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam Kota di Semarang.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, peubah alasan pengunjung berwisata alam (pemandangan yang indah, menikmati keindahan alam dan udara yang segar) merupakan peubah yang berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,056 lebih kecil dari taraf nyata 10% (0,1). Setiap wisatawan yang berkunjung di obyek wisata alam dilatarbelakangi oleh sesuatu alasan/dorongan. Berwisata menjadi salah satu kebutuhan bagi wisatawan untuk menghilangkan stress, mengisi waktu libur, menikmati pemandangan/keindahan alam dan mencari pengalaman baru. Jadi alasan berkunjung sangat mempengaruhi keinginan wisatawan untuk mengunjungi wisata alam di Kota Semarang.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, peubah lama kunjungan, merupakan peubah yang berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0 lebih kecil dari taraf nyata 10% (0,1). Jadi lama kunjungan sangat mempengaruhi keinginan wisatawan untuk mengunjungi wisata alam karena semakin lama wisatawan melakukan perjalanan wisata alam berarti obyek wisata tersebut menarik, tidak membosankan, menyajikan atraksi yang menarik bagi wisatawan dan permintaannya juga tinggi.

Peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan,

keanggotaan dalam pecinta alam, jumlah anggota keluarga, pekerjaan orang tua, obyek wisata yang ingin dikunjungi, waktu kunjungan dan frekuensi kunjungan. Peubah yang tidak berpengaruh nyata ini berarti peubah tersebut cenderung tidak mempengaruhi keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, peubah umur merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,754 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Hal ini berarti umur pengunjung tidak berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Semarang bagi usia muda. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Nurchasanah (2005), yang menyatakan bahwa umur berpengaruh secara tidak langsung terhadap proses pengambilan keputusan untuk berekreasi.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, pada peubah jenis kelamin merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,481 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Hal ini berarti baik pengunjung laki-laki maupun perempuan tidak berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, pada peubah pendidikan merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,892 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Hal ini berarti tingkat pendidikan (pelajar SMA dan mahasiswa) pengunjung wisata alam tidak berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, pada peubah keanggotaan dalam pecinta alam merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,124 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Hal ini berarti baik pecinta alam maupun bukan pecinta alam tidak

berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, peubah jumlah anggota keluarga merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,111 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Artinya besar kecilnya anggota keluarga tidak berhubungan dengan permintaan wisata alam. Wisatawan yang memiliki jumlah anggota keluarga besar maupun kecil, tetap melakukan kegiatan wisata alam.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, pada peubah pekerjaan orang tua merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,275; 0,137 dan 0,481 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Dapat dikatakan bahwa pekerjaan orang tua (Pegawai Negeri Sipil, swasta, wiraswasta ,BUMN, dan pensiunan) tidak berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda. Hal ini disebabkan karena sebagian usia muda belum mempunyai pendapatan sendiri atau masih tergantung dengan orang tuanya. Berbeda juga dengan pendapat Parthana (1995), yaitu secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pendapatan dan waktu luang yang dimiliki seseorang, maka semakin leluasa pula orang memilih dan menentukan jenis serta aktivitas wisata alam yang dilakukan (permintaan wisatanya semakin tinggi).

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, pada peubah obyek wisata yang ingin dikunjungi merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,999 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Jadi obyek wisata yang ingin dikunjungi tidak berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda. Peubah ini berkaitan dengan pengambilan keputusan untuk berwisata alam.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, pada peubah waktu kunjungan merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Waktu

kunjungan berwisata alam merupakan waktu dimana wisatawan berkunjung pada waktu tertentu, seperti hari biasa, liburan, akhir pekan dan sewaktu-waktu jika wisatawan ingin berkunjung. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,927 dan 0,674 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Jadi lamanya waktu kunjungan beberapa jam atau beberapa hari tidak berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, pada peubah frekuensi kunjungan merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,182 dan 0,346 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Jadi banyaknya frekuensi kunjungan wisatawan (kunjungan pertama atau kunjungan berulang) tidak berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda.

Dokumen terkait