• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

2) Pengumpulan data sekunder

Data sekunder yaitu mengumpulkan data melalui studi literatur, yaitu meliputi kondisi umum lokasi, referensi terkait serta data yang diperoleh dari Kantor Dinas Pendidikan Kota Semarang, Badan Pusat Statistik (BPS) Semarang, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Semarang (Disparbud) serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Semarang (Disparta).

3.4 Tahapan Pengumpulan Data

Berdasarkan studi pustaka, permintaan wisata yang digunakan menurut Wahab (1992) dapat dibagi atas dua bagian yaitu: potential demand dan actual demand. Pelajar SMA dan mahasiswa di Semarang mewakili potential demand, sedangkan pengunjung wisata alam mewakili actual demand.

Tahap-tahap dalam pengumpulan data antara lain:

1. Mengumpulkan data jumlah dan lokasi SMA serta universitas di Semarang dari Kantor Dinas Pendidikan Kota Semarang.

2. Mengumpulkan data jumlah pengunjung wisata alam di Semarang dari Disparbud serta Disparta.

3. Data SMA dan universitas yang diperoleh, dengan teknik sampling kluster dibagi menjadi dua yaitu pusat kota dan pinggir kota. SMA dan universitas yang masuk dalam pusat kota berada di Kecamatan Semarang Utara, Semarang Barat, Semarang Tengah, Semarang Timur, Semarang Selatan, Gajahmungkur, Gayamsari dan Candisari. SMA dan Universitas yang masuk dalam pinggir kota berada di Kecamatan Tugu, Ngaliyan, Mijen, Gunungpati,

Banyumanik, Tembalang, Pedurungan danGenuk.

4. Setelah mendapatkan jumlah SMA dan universitas di Semarang, maka responden diambil 10% dari jumlah SMA dan 10% dari jumlah universitas. Mengutip pendapat Gay dalam Umar (2008) menyatakan penelitian dengan metode deskriptif menyaratkan minimal 10% dari populasi dan untuk populasi kecil minimal 20% dari populasi.

5. Masing-masing hasilnya dikelompokkan berdasarkan SMA Negeri dan SMA Swasta serta Universitas Negeri dan Universitas Swasta.

6. Pada SMA Negeri dan Swasta, dikelompokkan lagi berdasarkan SMA Negeri yang maju dan SMA Negeri yang biasa, SMA Swasta yang maju dan SMA Swasta yang biasa, selanjutnya dipilih SMA yang akan menjadi sampel. Begitu juga pada Universitas Negeri dan Swasta di kelompokkan lagi berdasarkan Universitas Negeri yang maju, Universitas Negeri yang biasa, Universitas Swasta yang maju dan Universitas Swasta yang biasa, selanjutnya dipilih universitas yang akan menjadi sampel. Data SMA dan Universitas yang maju dan biasa didapatkan dari Dinas Pendidikan Kota Semarang.

7. Obyek wisata alam yang akan dijadikan sampel adalah ada keterwakilan dari masing-masing obyek yaitu pantai, air terjun, pegunungan dan goa yang paling banyak jumlah pengunjungnya (dilihat dari data Disparbud dan Disparta).

8. Setelah mendapatkan sampel yang sesuai, peneliti menyebarkan kuesioner pada responden.

3.5 Metode Pengambilan Pengunjung Usia Muda

Langkah-langkah dalam pengambilan responden adalah (Gambar 2): 1. Target populasi: usia muda berusia 15-24 tahun.

2. Metode penarikan contoh yang digunakan adalah quota sampling yang dibagi menjadi tiga quota berdasarkan statusnya, yaitu: pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA), mahasiswa dan pengunjung wisata alam. Metode quota sampling, yaitu merupakan salah satu contoh dari nonprobality sampling (teknik pengambilan sampel yang setiap elemen populasinya tidak mempunyai peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel) (Kusmayadi 2004). Pemilihan ketiga pengunjung usia muda tersebut karena ketiga pengunjung usia muda diasumsikan telah dapat mengambil keputusan sendiri dalam berwisata dan dapat berkomunikasi dengan baik.

3. Ukuran sampel bagi pelajar/SMA:

Teknik pengambilan sampelnya secara purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih berdasarkan tujuan peneliti (Kusmayadi 2004). Karena tujuan

penelitian ini untuk mengetahui permintaan wisata alam, maka dipilih responden siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler/organisasi/kegiatan pecinta alam (PA) dan bukan pecinta alam (bukan PA) kelas X, XI dan XII. Pada masing-masing kelas ada keterwakilan laki-laki dan perempuan.

4. Ukuran sampel bagi mahasiswa:

Teknik pengambilan sampelnya secara purposive sampling. Teknik ini dengan memilih responden mahasiswa yang tergabung dalam kegiatan mahasiswa/organisasi/kegiatan pecinta alam (PA) dan bukan pecinta alam (bukan PA) tingkat I, II, II dan IV. Pada masing-masing tingkatan ada keterwakilan laki-laki dan perempuan.

5. Ukuran sampel bagi pengunjung wisata alam:

Dalam pengumpulan data mengenai wisatawan, akan ditemui kesulitan untuk menentukan dengan pasti, berapa banyak populasi wisatawan. Hal ini karena jumlah pengunjung wisata yang setiap saat selalu berubah. Ukuran sampel bagi pengunjung wisata alam tidak dapat ditentukan berapa jumlahnya karena sampel dilakukan dengan metode accidental sampling, yaitu dilakukan terhadap orang yang kebetulan dijumpai (Wardiyanta 2006).

Gambar 2 Diagram pengambilan responden.

Populasi usia muda (15-25 tahun) Pelajar (SMA) Pecinta Alam Kelas X Kelas XI Kelas XII Bukan Pecinta Alam Kelas X Kelas XI Kelas XII Mahasiswa Pecinta Alam Tingkat I Tingkat II Tingkat III Tingkat IV Bukan Pecinta Alam Tingkat I Tingkat II Tingkat III Tingkat IV Pengunjung wisata alam Pantai Pegununga n Goa Laki-laki Perempuan n

3.6 Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengkode jawaban kuesioner

Pemberian kode terhadap jawaban pertanyaan tertutup dilaksanakan dengan cara: variasi jawaban yang diperoleh dapat langsung diberi kode, sedangkan mengkode jawaban pertanyaan semi-terbuka sama prinsipnya dengan untuk pertanyaan tertutup, hanya saja perlu disediakan beberapa kode tambahan untuk memberi kode jawaban yang berbeda. Misal pertanyaan β€œKunjungan wisata alam biasa dilakukan pada waktu?”. Pilihan jawaban: hari biasa, liburan, akhir pekan dan lainnya. Variasi jawaban tersebut dapat langsung diberi kode 1, 2, 3, 4 dan kode tambahan jika ada jawaban yang berbeda. 2. Memasukkan data/entry data menggunakan bantuan software epidata.

3. Tabulasi, pembuatan tabel-tabel dari setiap variabel yang diukur, selanjutnya dimasukkan dalam tabulasi silang (crosstabs).

4. Untuk mengetahui actual demand dapat diketahui dari jumlah pengunjung usia muda yang berkunjung di obyek wisata alam yaitu:

a. Awalnya mengumpulkan data jumlah rata-rata pengunjung wisata alam dalam satu tahun (tahun 2007-2009) dari keterwakilan obyek wisata alam pantai, air terjun, pegunungan dan goa.

b. Mengunjungi obyek wisata alam yang mempunyai jumlah pengunjung terbanyak pada masing-masing obyek yang sudah dikelompokkan (pantai, air terjun, pegunungan dan goa).

c. Pada masing-masing obyek tersebut, peneliti mengamati jumlah pengunjung usia muda dan total pengunjung. Menghitung permintaan aktual:

5. Untuk mengetahui Potential demand, dapat diperolah dari data jumlah masyarakat usia muda di Kota Semarang (data dari BPS) dan data survei yang telah diperoleh, yaitu dengan perhitungan sebagai berikut:

π‘·π’π’•π’†π’π’”π’Š Γ— 𝑫𝒂𝒕𝒂 π’…π’‚π’“π’Š 𝑩𝑷𝑺 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 π’‘π’†π’π’ˆπ’–π’π’‹π’–π’π’ˆ π’–π’”π’Šπ’‚ π’Žπ’–π’…π’‚

𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 π’‘π’†π’π’ˆπ’–π’π’‹π’–π’π’ˆ Γ— 𝟏𝟎𝟎% Γ— 𝟏𝟎𝟎𝟏𝟎𝟎% Γ— 𝟏𝟎𝟎 %

π‘·π’π’•π’†π’π’”π’Š = π‘ π‘’π‘Ÿπ‘£π‘’π‘–

𝑛 Γ— 𝟏𝟎𝟎% Keterangan:

βˆ‘ survei : jumlah hasil survei yang berpotensi terhadap wisata alam n : ukuran sampel atau jumlah pengunjung usia muda 6. Regresi logistik biner

Regresi logistik adalah suatu metode statistik yang mendeskripsikan hubungan antara peubah respon yang memiliki dua kategori atau lebih dengan satu atau lebih peubah penjelas berskala kategorik atau numerik. Regresi logistik biner digunakan pada peubah respon yang bersifat biner. Secara umum, model regresi logistik biner dengan E(Y=1|x) dapat dituliskan dengan:

πœ‹(𝑋) = 𝑒

𝛽0+𝛽1π‘₯1+β‹―+ π‘šπ‘˜=1π›½π‘–π‘˜π·π‘–+𝛽𝑝π‘₯𝑝

1 + 𝑒

𝛽0+𝛽1π‘₯1+β‹―+ π‘šπ‘˜=1π›½π‘–π‘˜π·π‘–+𝛽𝑝π‘₯𝑝

dimana πœ‹(𝑋) adalah keinginan pengunjung usia muda mengunjungi obyek wisata alam, xi (untuk i=1,2,...,p) adalah faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mengunjungi obyek wisata alam, p adalah banyaknya peubah penjelas yang digunakan, D adalah peubah dummy dan k adalah banyaknya peubah dummy yang digunakan. Banyaknya peubah dummy yang digunakan adalah banyaknya kategori dari peubah yang digunakan dikurangi satu. Dengan demikian, fungsi logistik akan bernilai antara satu dan nol. Dengan menggunakkan transformasi logit, model tersebut dapat dituliskan dengan:

π‘™π‘œπ‘” πœ‹ 𝑋

1 βˆ’ πœ‹ 𝑋 = 𝛽0 + 𝛽1π‘₯1+ β‹― + π›½π‘–π‘˜π·π‘–

π‘š

π‘˜=1

+ 𝛽𝑝π‘₯𝑝 + πœ€

7. Interpretasi hasil analisis yang pada intinya untuk mengetahui berapa besar permintaan potensial, permintaan aktual dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata alam pada usia muda (15-24 tahun) di Kota Semarang.

BAB IV

Dokumen terkait