• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA

B. Pengertian Prestasi

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

tertentu. Pertimbangan ini didasarkan pada kriteria yang jelas. Ini merupakan hasil belajar tertinggi.(Sudirman N,1987 : 55)

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar tiap-tiap individu tidak sama, ketidaksamaan itu disebabkan oleh banyak hal atau faktor. Faktor-faktor itulah yang mempengaruhi individu dalam belajar, sehingga ia dapat belajar dengan baik atau sebaliknya gagal sama sekali. Sebelum membicarakan lebih jauh tentang faktor yang mempengaruhi belajar, perlu dikemukakan lebih dahulu syarat - syarat agar kita dapat belajar dengan baik, antara lain: a. Kesehatan jasmani, badan yang sehat, tidak mengalami gangguan

penyakit tertentu, cukup vitamin dan seluruh fungsi badan berjalan dengan baik.

b. Rohani yang sehat, tidak berpenyakit syaraf, tidak mengalami gangguan emosional.

c. Lingkungan yang tenang, tidak ribut, bila mungkin jau dengan keramaian, gangguan lalu lintas dan lain-lain

d. Tempat belajar yang menyenangkan, cukup udara, sinar matahari dan penerangan.

e. Tidak tersedianya bahan dan alat-alat yang diperlukan dalam belajar akan turut menghambat belajar (Hamaliki,2000 :34).

Selain syarat-syarat tersebut masih banyak faktor yang mempengaruhinya, faktor tersebut secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

33

a. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, antara lain:

1) Faktor fisiologis, masih dapat dibedakan lagi menjadi dua macam, yaitu:

a) Kondisi jasmani pada umumnya

Keadan atau kondisi jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar; keadaan jasmani yang lelah akan lain dengan keadaan jasmani yang tidak lelah.

b) Keadaan fungsi-fungsi fisiologis

Panca indera merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik, Dalam sistem persekolahan dewasa ini diantara panca indera itu yang paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Karena itu adalah kewajiban bagi setiap pendidik untuk menjaga agar panca indera anak didiknya dapat berfungsi dengan baik, baik penjagaan yang bersifat kuratif maupun yang bersifat preventif.

2) Faktor psikologis, terdiri atas: a) Intelegensi siswa

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau

34

menyesuaikan diri pada lingkungan dengan tepat. Jadi, intelegensi bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnnya, akan tetapi memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol dari pada peran ogan-organ tubuh lainnya, lantaran otak lantaran otak merupakan

“menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia

b) Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

c) Bakat siswa

Secara umum bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi secara global bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya mengapa seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut juga sebagai talented child yakni anak yang berbakat.

35 d) Minat siswa

Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi prestasi belajar dalam bidang studi matematika. Misalnya siswa yang menaruh minat besar pada matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkannya.

e) Motivasi siswa

Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah. Perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan lebih langggeng serta tidak tergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan, umpamanya, memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan kaharusan dari orang tua dan guru

36

b. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, yaitu faktor sosial yang terdiri atas:

1) Lingkungan keluarga 2) Lingkungan sekolah 3) Lingkungan masyarakat 4) Lingkungan kelompok

5) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.

6) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

7) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan. 4. Manifestasi Perilaku Belajar

Semenjak individu melakukan kegiatan belajar, pastilah individu itu berusaha mewujudkan hasil dari belajar itu meskipun dalam bentuk yang sederhana,( Syah 2010;120) .manifestasi atau perwujudan belajar biasanya lebih sering tampak dalam perubahan-perubahan, sebagai berikut :

a. Manifestasi Kebiasaan

Setiap siswa yang telah mengalami proses belajar kebiasaannya akan lampak berubah. Kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlukan. Karena proses

37

penyusutan pengurangan inilah muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis.

b. Manifestasi Keterampilan

Keterampijan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat- urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang Iazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik olahraga, dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik, namun keterampilan ini memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi. Dengan demikian siswa yang melakukan gerakan motorik dengan koordinasi dan kesadaran yang rendah dapat dianggap kurang atau tidak terampil.

c. Manifestasi Pengamatan

Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera - indera seperti mata dan telinga. Berkat pengalaman belajar seorang siswa akan mampu nencapai pengamatan yang benar obyektif sebelum mencapai pengertian. Pengamatan yang salah akanmengakibatkan timbulnya pengertian yang salah puIa.

d. Manifestasi Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat

Berfikir asosiatif adalah berpikir dengan cara menegasosiasikan sesuatu dengan yang lainya. Berpikir asosiatif itu merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dan respon. Daya ingat pun merupakan perwujudan belajar. sebab

38

merupakan unsur pokok dalam berpikir asosiatif. Jadi, siswa yang telah mengalami proses belajar akan ditandai dengan bertambahnya simpanan materi (pengetahuan dan pengertian dalam memori, sertameningkatnya kemampuan menghubunkan materi tersebut dengan situasi atau stimulus yang sedang ia hadapi.

e. Manifestasi Berpikir Rasional dan Kritis

Dalam berpikir rasional siswa dituntut menggunakan logika (akal sehat) untuk menentukan sebab-akibat, menganalisis, menarik kesimpulan-kesimpulan dan bahkan juga menciptakan hukum-hukum (kaidah teoretis dan ramalan-ramalan. Dalam hal berpikir kritis, siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahanatau kekurangan.

f. Manifestasi Sikap

Dalam arti yang sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Dalam hal mi, perwujudan perilaku belajar siswa akan ditandai dengan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru yang telah berubah (Iebih maju dan lugas) terhadap suatu obyek, tata nilai,peristiwa, dan sebagainya.

g. Manifestasi inhibisi

Dalam hal belajar yang dimaksud dengan inhibisi ialah kesanggupan siswa untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu,lalu memilih atau melakukan tindakan lainnya yang

39

lebih baik ketika ia berinteraksi dengan lingkungannya. h. Manifestasi Apresiasi

Apresiasi sering diartikan sebagai penghargaan atau penilaian terhadap benda-benda baik abstrak maupun kongkret yang memiliki nilai luhur. Apresiasi adalah gejala ranah afektif yang pada umumnya ditujukan pada karya-karya seni budaya seperti, seni sastra, seni musik, seni lukis, drama, dan sebagainya).

i. Manifestasi Tingkah Laku Afektif

Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang menyangkut keanekaragaman perasaan, seperti takut, marah, sedih, gembira,kecewa, senang, benci, was-was, dan sebagainya. Tingkah laku seperti ini tidak terlepas dan pengaruh pengalaman belajar. Oleh karenanya, ia juga dapat dianggap sebagai perwujudan perilaku belajar.

40 BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Ma’arif Tejosari Kec. Ngablak Kab. Magelang 1. Sejarah Berdirinya

Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Tejosari Kecamatan Ngablak

Kabupaten Magelang berdiri pada bulan April 1986, adapun yang memprakarsai berdirinya adalah Bapak Muh Djatwan. Selaku Pembina (Waktu itu). Dengan berdirinya sekolah tersebut berarti ikut membantu program pemerintah terutama dalam bidang Pendidikan, karena pada saat itu belum ada sekolah madrasah, padahal orang tua berkeinginan menyekolahkan anak-anak mereka di pedesaan. Dengan adanya gedung sekolah madrasah banyak anak-anak yang masuk untuk menuntut ilmu di

MI Ma’arif Tejosari ini. Hal ini terbukti bahwa pertama kali sekolahan ini

dibuka, mendapat banyak tanggapan positif dari masyarakat sekitar. Tetapi pada saat pertama kali dibuka proses belajar mengajar belum berani masuk pagi karena sarana dan prasarana cukup memadahi.

Pada tahun 1987 baru mulai ditekankan untuk masuk pagi sampai sekarang. Pada tahun pelajaran tersebut sudah memiliki siswa didik yang cukup banyak, yaitu sebanyak 78 siswa, merupakan suatu jumlah yang banyak bagi sekolah swasta yang terletak didaerah pedesaan. Sedikit demi

sedikit MI Ma’arif Tejosari mulai meningkat, baik kuantitas maupun kualitas, ini semua terbukti karena setiap tahun siswa yang selalu

41

meningkat, dan pada tahun 2014/2015 jumlah siswa sebanyak 110 yang terbagi dalam 6 kelas.

Dokumen terkait