• Tidak ada hasil yang ditemukan

4, Aktivitas Keagamaan

A. Prestasi Belajar

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa prestasi belajar merupakan suatu hal yang kompleks, banyak faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, sebagaimana yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah, dalam bukunya Psikologi Pendidikan,

beliau mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa).

b. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran (Syah,

1999: 130).

Hal tersebut dapat dipahami sebagai b erik u t:

a. Faktor Internal Siswa

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek yaitu : aspek fisiologis (yang bersifat rohaniah); dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).

1) Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipalajarinyapun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan tonus jasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi.

Kondisi organ-organ khusus siswa seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan dalam proses belajar mengajar. Daya pendengaran dan penglihatan siswa yang rendah, umpamanya, akan menyulitkan sensory register dalam menyerap item-item informasi yang bersifat echoic dan econic (gema dan citra). Akibat negative system memori siswa tersebut akan mengganggu proses penerimaan pelajaran siswa.

2) Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa. Namun di antara banyak hal tersebut ada lima faktor rohaniah yang umumnya dipandang lebih esensial. Kelima hal tersebut a d alah :

1) Tingkat kecerdasan / intelegensi siswa 2) Sikap siswa

3) Bakat siswa 4) Minat siswa

5) Motivasi siswa (Syah, 1999 :133).

Hal tersebut dapat dimengerti sebagai berik u t:

1) Intelegensi siswa

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau

menyesuaikan diri dengan lingkungan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol daripada peran organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia.

Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa tak dapat diragukan lagi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa, ini berarti semakin tinggi kemampuan intelegensi anak maka semakin besar peluangnya untuk meraih prestasi yang lebih tinggi.

2) Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang merespon positif terhadap guru dan mata pelajaran akan membawa dampak yang baik dalam proses belajar mengajar, namun sebalikya sikap siswa yang negatif terhadap guru dan mata pelajaran, akan membawa dampak akan mempengaruhi prestasi yang diraih siswa.

Dengan demikian sikap siswa juga akan mempengaruhi perhatian belajar.

3) Bakat siswa

Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian sebetulnya tiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Sehingga secara umum kedudukan bakat itu hampir sama dengan intelegensi, itulah sebabnya orang yang intelegensinya luar biasa sering disebut anak berbakat.

Dalam perkembangannya bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Seorang siswa yang berbakat dalam bidang elektro, misalnya akan jauh lebih mudah menyerap informasi, pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan bidang tersebut dibanding dengan siswa lainnya. Inilah yang kemudian disebut bakat khusus yang konon tak dapat dipelajari karena merupakan karunia.

Sehubungan dengan uraian di atas, bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Oleh karenanya adalah hal yang tidak bijaksana

menyekolahkan anaknya pada jurusan keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki anaknya itu. Pemaksaan kehendak terhadap seorang siswa, dan juga ketidaksadaran siswa terhadap bakatnya sendiri sehingga ia memilih jurusan keahlian tertentu yang sebenarnya bukan bakatnya, akan berpengaruh buruk terhadap kineija akademik atau prestasi belajarnya.

4) Minat siswa

Minat secara sederhana dapat dipahami sebagai kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Dengan demikian minat yang tinggi dari siswa terhadap belajar akan mempengaruhi peraihan prestasi belajar anak yang minatnya tinggi akan memperoleh prestasi beajar yang memuaskan, namun demikian sebaliknya, jika minat belajarnya rendah, juga akan mempengaruhi kineija akademiknya. 5) Motivasi siswa

Motivasi dapat dipahami sebagai keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam hal ini motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah.

Dalam perkembangannya, motivasi terbagi ke dalam dua hal yaitu motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik. Intrinsik

berarti motivasi yang datangnya dari dalam diri siswa, ekstrinsik motivasi yang datangnya dari luar siswa.

Motivasi baik dari dalam maupun luar apabila bisa mempengaruhi prestasi belajar siswa, karena motivasi yang tinggi akan mendorong untuk giat belajar sedangkan motivasi yang lemah akan membuat anak malas belajar, sehingga kesemuanya mempengaruhi prestasi belajar anak.

b. Faktor Eksternal Siswa

Faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.

1) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.

Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat di lingkungan

kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur, misalnya, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika memerlukan alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimilikinya.

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga (letak rumah) semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.

2) Lingkungan non sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menetukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

c. Faktor Pendekatan Belajar

Selain kedua faktor di atas yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar siswa, masih ada satu lagi faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu faktor pendekatan belajar yang dilakukan oleh siswa, yaitu faktor pendekatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan

pendekatan belajar misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang tidak mengaplikasikan pendekatan belajar.

B. Fiqih

Dokumen terkait