S
K
R
I
P
S
I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
NURUL ISTIQOM AH
NIM: 11408176
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
NOTA PEMBIMBING
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi Saudara:
TERHADAP AKTIVITAS KEAGAMAAN SISWA KELAS IV MI AL
MA’ARIF GUWO KEMUSU BOYOLALI TAHUN 2010”
Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut di atas segera
dimunaqosahkan.
Wassalamu 'alaikum Wr. Wb Nama
“PENGARUH PRESTASI BELAJAR FIQH
PENGESAHAN
Sekripsi saudari : NURUL ISTIQOMAH dengan Nomor Induk Mahasiswa
11408176 yang berjudul : PENGARUH PRESTASI BELAJAR FIQH TERHADAP AKTIVITAS KEAGAMAAN SISWA KELAS IV MI AL-M A’ARIF G U WO KEAL-MUSU BOYOLALI TAHUN 2010 telah dimunaqosyahkan pada sidang Panitia Ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Salatiga pada hari: Sabtu, 25 September 2010 dan telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar saijana dalam Ilmu Tarbiyah.
http//www. salatiga. ac. id e-m ail:akademik@ stainsalatiga. ac. id
KEASLIAN TULISAN
Dengan penuh kejujuran dan rasa tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau atau hasil karya
yang pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-
pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan yang dicuplik sesuai dengan kode etik ilmiah.
Apabila di kemudain hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang
lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah
skripsi.
Demikian pernyataan ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 24 Agustus 2010 Peneliti
NURUL ISTIOOMAH NIM 11408176
ji#
&LLfoj#s
Jj
j^rr&
A rtin ya: ”Dan rendahkanlah dirim u terhadap m ereka berdua
dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku,
kasihilah m ereka keduanya, sebagaim ana m ereka berdua Telah
m endidik Aku w aktu kecil"
1. Bapak dan ibu tercinta atas do’a dan dukungannya.
2. Adik-adik tercinta (Mir’atun Khoriyah dan Amin Yuhdi) semoga menjadi pemicu semangat belajar.
3. Dosen yang telah memberikan bimbingan kepada penulis.
4. Teman-teman seperjuangan yang memberi semangat dalam penyusunan skripsi ini.
5. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu secara moril dan meteriil.
Dengan menyadari sepenuhnya bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari dorongan serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu disampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
2. Drs. Djoko Sutopo selaku ketua Program Ekstensi di Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
3. Dosen Pembimbing, Bapak Abdul Aziz, NP. S. Ag, MM, yang telah mencurahkan pikiran, perhatian, serta pengorbanan banyak waktu untuk membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Segenap civitas akademik STAIN Salatiga.
5. Ibu, ayah, adik dan teman-temanku yang telah memberi support dan membesarkan hati penulis untuk menyelesaikan studi ini.
6. Kepala sekolah dan teman-teman dewan guru MI Al-Ma’arif Guwo, Kec Kemusu, Kabupaten Boyolali yang telah banyak membantu selama penelitian berlangsung.
7. Teman-teman terdekat yang telah memberikan motivasi dan do’a sehingga dapat terselesainya skripsi.
dari itu apabila pembaca menemukan kekurangan, penulis mohon dengan hormat demi
kesempurnaannya sudilah memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca yang budiman. Semoga kita bersama mendapatkan rahmat dan petunjuk dari Allah SWT.
Amin ya rabbal ’alamin.
Salatiga, 24 Agustus 2010
Peneliti
Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Tahun 2010. Dosen Pembimbing: Abdul Aziz, NP, S. Ag, MM
Kata kunci: Prestasi Belajar Fiqh dan Aktivitas Keagamaan
Pendidikan bagi manusia merupakan kebutuhan pokok yang dapat membawa manusia ke kehidupan yang lebih baik lagi. Dengan pendidikan manusia bisa menentukan sikap dan bertingkah laku dapat berjalan di atas kebenaran yang telah diyakini sebagaimana didapatkan ketika mereka belajar pendidikan selain merupakan alat bagi tercapainya tujuan hidup juga merupakan suatu cara mengubah keadaan diri sendiri.
Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1). Bagaimana prestasi belajar fiqih Siswa, Kelas IV MI Al-Ma’arif Guwo Kemusu Boyolali tahun 2010?. 2). Bagaimana aktivitas keagamaan Siswa Kelas IV MI Al-Ma’arif Guwo Kemusu Boyolali tahun 2010?. 3). Apakah ada pengaruh prestasi belajar belajar fiqih terhadap aktivitas keagamaan siswa Kelas IV MI Al-Ma’arif Guwo Kemusu Boyolali tahun
2010?
Penelitian ini bertujuan untuk : 1). Untuk mengetahui prestasi belajar fiqih Siswa Kelas IV MI Al-Ma’arif Guwo Kemusu Boyolali tahun 2010. 2). Untuk mengetahui aktivitas keagamaan Siswa Kelas IV MI Al-M a’arif Guwo Kemusu Boyolali tahun 2010. 3). Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar belajar fiqih terhadap aktivitas keagamaan siswa Kelas IV MI Al-Ma’arif Guwo Kemusu Boyolali tahun 2010.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Subyek penelitian sebanyak 20 responden, dengan menggunakan teknik penelitian populasi, serta pengumpulan datanya menggunakan angket. Setelah data terkumpul dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesisnya menggunakan kuantitatif korelasi dengan menggunakan rumus product moment.
Hasil analisa menunjukkan bahwa pada taraf 1 % menunjukkan ro lebih besar dari r tabel yaitu 0,6 5 6 0 ,5 6 1 . Maka dihasilkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikansi antara Prestasi Belajar Fiqh dengan Aktivitas Keagamaan Siswa Kelas IV M I Al-MA’arif Guwo Kemusu Boyolali Tahun 2010.
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN K ELU LU SA N... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN T U L ISA N ... iv
M O T T O ... v
PERSEM BAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
A B STR A K ... ix
DAFTAR I S I ... x
DAFTAR T A B E L ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah ... 1
B. Rumusan M asalah... 5
C. Tujuan Penelitian... 6
D. H ipotesis... 6
E. Definisi O perasional... 7
F. Metode Penelitian... 9
G. Sistematika Penulisan... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi B elajar... 15
1. Pengertian F iq ih ... 24
2. Ruang Lingkup Pembahasan F iq ih ... 26
3. Tujuan Pelajaran Fiqih ... 27
C. Aktivitas Keagamaan ... 29
1. Pengertian Aktivitas K eagam aan... 29
2. Bentuk-Bentuk Aktivitas K eagam aan... 31
3. Manfaat Aktivitas K eagam aan... 36
D. Pengaruh Hasil Belajar Fiqih Terhadap Aktivitas Keagamaan S isw a ... 38
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Al-Ma’arif Guwo Kemusu B oyolali... 39
1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Al-Ma’arif G u w o ... 39
2. Letak G eografis... 40
3. Sarana dan P rasarana... 41
4. Keadaan Guru, Karyawan dan S isw a ... 42
5. Struktur O rganisasi... 43
B. Pelaksanaan Pembelajaran Fiqih di S ekolah... 45
1. Metode Pengajaran... 45
2. Evaluasi Pengajaran... 45
2. Data Nilai Prestasi Belajar F iq ih ... 47
3. Data Nilai Angket Aktivitas Keagam aan... 49 4. Bentuk Angket yang Disebarkan Kepada R esponden... 51 BAB IV ANALISIS DATA
A Analisis Pendahuluan... 55
B Analisis L an ju t... 56 C. Analisis Uji H ipotesis... 59
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan... 61
B Saran-Saran... 62 C. Kata Penutup... 64 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tabel II.
Tabel III.
Tabel IV.
Tabel V.
Tabel VI.
Tabel VII.
Tabel VIII.
Tabel IX.
: SARANA DAN PRASARANA... 41
: DAFTAR GURU DAN KARYAW AN... 42
: DAFTAR JUMLAH SIS W A ... 43
: DAFTAR NAMA RESPONDEN... 46
: NILAI PRESTASI BELAJAR F IQ IH ... 47
: NILAI ANGKET AKTIVITAS KEAGAM AAN... 49
: DAFTAR NILAI PRESTASI BELAJAR FIQIH DAN NILAI 55 ANGKET AKTIVITAS KEAGAMAAN S IS W A ... : TABEL KERJA UNTUK MEMPEROLEH ANGKA INDEKS KORELASI ANTARA VARIABEL X DAN VARIABEL Y ... 57
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan bagi manusia merupakan kebutuhan pokok yang dapat membawa
manusia ke kehidupan yang lebih baik lagi. Dengan pendidikan manusia bisa
menentukan sikap dan bertingkah laku dapat berjalan di atas kebenaran yang
telah diyakini sebagaimana didapatkan ketika mereka belajar pendidikan selain
merupakan alat bagi tercapainya tujuan hidup juga merupakan suatu cara mengubah keadaan diri sendiri.
Pendidikan agama Islam merupakan suatu usaha yang sistematis dan
pragmatis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam untuk benar- benar menjiwai dan menjadikannya sebagai bagian yang integral serta sebagai
pedoman dalam hidupnya, sehingga dapat dijadikan sebagai alat pengontrol bagi
perbuatan-perbuatannya, pemikiran dan sikap mentalnya. Sehingga anak didik nanti diharapkan dapat membimbing dirinya sendiri bahkan dapat mengarahkan
keluarganya nanti agar terhindar dari siksa api neraka. Hal tersebut sebagaimana firman Allah dalam surat At-Tahrim ayat 6 sebagai b erik u t:
K &
U ijij Ijb' J & if j
'J Z j u \i j i lj£ t; jy f r
A rtin y a:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahrim:6) (al-Qur’an dan Terjemahnya, 2003 : 951).
Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak hal, baik itu dari dalam diri siswa maupun dari luar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari pendapat sumadi sebagai
berikut : Pertam a : Faktor-faktor yang berasal dari luar diri si pelajar, dan ini masih dapat lagi digolongkan menjadi dua golongan dengan catatan bahwa
overlapping masih tetap ada, yaitu : faktor non sosial dan faktor social. Kedua : Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, dan inipun dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu : faktor-faktor fisiologis dan faktor-
faktor psikologis (Suryabrata, 1987 : 249).
Faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai b erik u t:
Pertama faktor yang berasal dari luar diri siswa yaitu faktor non social, yang
dimaksud faktor non sosial adalah faktor selain manusia yang juga dapat
mempengaruhi prestasi belajar, seperti keadaan cuaca, suasana lingkungan, alat-
alat audio visual yang dipakai untuk belajar sebagai yang biasa kita sebut alat- alat pelajaran. Faktor sosial adalah faktor manusia di luar siswa, baik itu manusia
Faktor ini sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa, hal tersebut
dapat dilihat begitu besar peran guru terhadap proses belajar, baik melalui
hubungan guru dan murid, cara penyampaian pelajaran oleh guru, dan lain sebagainya. Juga peran orang tua, yang merupakan pendidik yang pertama dan
utama, teman sebaya, saudara dan lain-lain, semuanya akan mempengaruhi
proses belajar siswa, yang muaranya akan mempengaruhi prestasi belajar yang diraih siswa.
Kedua Faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yaitu faktor fisiologis adalah faktor yang berkaitan dengan jasmani siswa. Keadaan jasmani siswa ini
terbagi ke dalam dua hal yaitu keadaan jasmani dan fungsi jasmani. Dan faktor
psikologis, faktor psikologis dalam belajar adalah "Faktor yang terdapat dalam kejiwaan seseorang anak dalam menghadapi sesuatu pelajaran" (Suryabrata, 1987
: 249). Faktor psikologis ini bisa berupa intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa. Manusia hidup di dunia ini terikat dengan dua keterikatan, dimana dengan dua keterikatan tersebut manusia bisa mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Dua ikatan tersebut yaitu ikatan dengan al- Khaliq disebut Hablum M inallah dan ikatan dengan sesama manusia
disebut Hablum M inannas. Ibadah merupakan satu hak Allah SWT yang ditujukan kepada umat manusia untuk melaksanakannya di dunia ini, yang
Dalam rangka menunaikan kewajiban kepada Allah SWT, yaitu ibadah, maka
kita harus mengetahui tata cara ibadah, hukum dan lain sebagainya, di mana hal tersebut dapat kita dapatkan apabila kita mempelajari ilmu fiqih. Dengan ilmu
fiqih, maka kita akan bisa beribadah dengan benar, dan mengetahui bagaimana
melaksanakan ibadah yang benar. Karena fiqih merupakan ilmu untuk
mengetahui hukum-hukum syara' yang ada pada perbuatan mukallaf, diambil dari
dalil-dalil yang tafsili (terinci) sehingga dapat sebagai pengetahuan cara
beribadah dengan benar sebatas pemahaman kita terhadap fiqih tersebut. Hal tersebut dapat kita lihat dari arti fiqih yang dikemukakan oleh Abdul Wahab
Khalaf bahwa fiqih "Pengetahuan tentang hukum-hukum syariah Islam tentang perbuatan manusia yang diambil berdasarkan dalil-dalil secara detail" (Khalaf,
1 9 9 7 :2 1 - 2 2 )
Sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah tujuan pelajaran fiqih adalah : “Untuk membekali peserta didik agar dapat
mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan
mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar” (Kharuddin, dkk, 2007 : 179). Dengan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang pokok-pokok hukum
Islam, maka siswa akan terdorong dan terbiasa untuk melakukan kebaikan dan
peribadatan sesuai dengan bekal yang dimikinya, yaitu pengetahuan dan
Dengan demikian pengetahuan tentang fiqih begitu penting, karena berkaitan langsung dengan tugas yang diemban manusia hidup di dunia ini yaitu beribadah
kepada Allah SWT dengan fiqih kita dapat mengetahui apakah perbuatan kita
benar atau salah. Serta dengan mempelajari fiqih, muamalah keseharian kita
dalam bekeija, berhubungan dengan orang lain, serta bermasyarakat dapat
melaksanakan dengan benar sesuai dengan ajaran agama Islam yang terwakili dalam hukum-hukum Islam yaitu fiqih.
Salah satu mata pelajaran yang menjadi sarana pencapaian pendidikan
beribadah yang ada di kurikulum MI Al-Ma’arif Guwo Kemusu Boyolali Tahun 2010 adalah mata pelajaran fiqih. Dari pengamatan sementara didapat bahwa
siswa yang mempunyai prestasi fiqih baik maka aktivitas keagamaan akan
cenderung baik. Oleh karena itu kiranya perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan prestasi belajar fiqih dengan aktivitas keagamaan siswa sehingga penulis memilih judul skripsi “PENGARUH PRESTASI BELAJAR FIQIH
TERHADAP AKTIVITAS KEAGAMAAN SISWA KELAS IV MI AL-
M A’ARIF GUWO KEMUSU BOYOLALI TAHUN 2010”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, yang mengarahkan pembahasan skripsi ini,
maka dapat dirumuskan masalah sebagai b erik u t:
2. Bagaimana aktivitas keagamaan Siswa Kelas IV MI Al-Ma’arif Guwo Kemusu Boyolali tahun 2010?
3. Apakah ada pengaruh prestasi belajar fiqih terhadap aktivitas keagamaan siswa Kelas IV MI Al-Ma’arif Guwo Kemusu Boyolali tahun 2010?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan permasalahan yang telah dirumuskan, maka dapat ditentukan tujuan penelitian ini, antara lain :
1. Untuk mengetahui prestasi belajar fiqih siswa kelas IV MI Al-Ma’arif Guwo Kemusu Boyolali tahun 2010.
2. Untuk mengetahui aktivitas keagamaan siswa kelas IV MI Al-Ma’arif Guwo Kemusu Boyolali tahun 2010.
3. Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar fiqih terhadap aktivitas
keagamaan siswa kelas IV MI Al-Ma’arif Guwo Kemusu Boyolali tahun
2010
.D. Hipotesis
Hipotesis adalah "pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih
perlu dibuktikan kenyataannya” (Hadi, 1994 : 257). Hipotesis juga dapat
Berdasarkan pengertian hipotesa tersebut, penulis mengajukan hipotesa
sebagai berikut "Ada Pengaruh Positif antara prestasi belajar fiqih terhadap
aktivitas keagamaan siswa Kelas IV MI Al-Ma’arif Guwo Kemusu Boyolali tahun 2010.
E. Definisi Operasional
Untuk mempertegas dan memperjelas guna menghindari kesalahpahaman judul dari skripsi yang berjudul “PENGARUH PRESTASI BELAJAR FIQIH
TERHADAP AKTIVITAS KEAGAMAAN SISWA KELAS IV MI AL-
M A’ARIF GUWO KEMUSU BOYOLALI TAHUN 2010” perlu penulis tegaskan, guna membatasi istilah pergunakan dalam skripsi ini.
1. Pengaruh
Pengaruh berarti daya yang ada/timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan/perbuatan seseorang (Team Penyusun, 1993
: 313).
2. Prestasi belajar
Menurut kamus besar bahasa Indonesia disebutkan prestasi belajar mempunyai pengertian sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan oleh usaha
seseorang untuk memperoleh imbalan). Sedang belajar mempunyai
3. Fiqih
Fiqih menurut bahasa adalah tahu dan faham. Sedangkan menurut istilah fiqih mempunyai pengertian "Pengetahuan tentang hukum-hukum syariah
Islam tentang perbuatan manusia yang diambil berdasarkan dalil-dalil secara
detail” (Khallaf, 1993 : 2). Yang kami maksudkan dalam skripsi ini adalah
mata pelajaran fiqih yang diajarkan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah.
4, Aktivitas Keagamaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aktivitas diartikan "keaktifan, kegiatan, kesibukan"(Team Penyusun, 1993 : 17). Kemudian pengertian
tentang keagamaan, kata keagamaan berasal dari kata dasar agama yang mendapat awalan ke dan akhiran an yang menunjukkan arti sifat, sehingga menjadi sifat yang berkaitan dengan agam a Sedangkan pengertian agama sendiri dapat kita ketahui dari beberapa batasan, yang antara lain menyatakan
bahwa agama adalah "Kepercayaan kepada Tuhan (Dewa, dan sebagainya) dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu" (Team Penyusun, 1993 :9).
Jadi aktivitas keagamaan adalah kesibukan atau kegiatan yang
tercermin dalam perbuatan nyata, yang mana perbuatan tersebut merupakan
5. MI AI-Ma’arif Guwo Kemusu Boyolali
Merupakan tempat siswa menuntut ilmu yang merupakan sebuah lembaga
pendidikan formal berstatus swasta yang merupakan tempat penelitian
penulis.
F. Metode Penelitian
1. Populasi, Sampel, Sampling dan Waktu Penelitian.
a. Populasi
Populasi adalah "Keseluruhan subyek penelitian” (Arikunto, 2006 : 130), sedangkan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa Kelas IV MI Al-Ma’arif Guwo Kemusu Boyolali
tahun 2010 dengan jum lah 20 siswa. b. Sampel
Sampel adalah "Sebagian dari populasi"” (Arikunto, 2006 : 221), Suharsimi Arikunto berpendapat "Untuk sekedar ancer-ancer maka
apabila subyek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua,
sehinga penelitian merupakan penelitian populasi. Dan juga jum lah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”
(Arikunto, 2 0 0 6 :1 2 0 ).
c. Sampling
Sampling adalah "Cara yang digunakan untuk mengambil sampel"”
(Arikunto, 2006 : 70), dalam penelitian yang dilakukan tidak
menggunakan sampling, dikarenakan semua populasi diambil sebagai
sampel, maka tidak memerlukan cara yang khusus. d. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei-Juni 2010, yaitu pada
semester genap tahun pelajaran 2009/2010.
2. Variabel Penelitian
Yang dimaksud dengan variabel adalah "Semua obyek yang menjadi sasaran
penelitian disebut sebagai gejala. Gejala-gejala yang menunjukkan variasi,
baik dalam jenis maupun dalam tingkatan" (Hadi, 2004: 250). Ada dua variabel dalam penelitian ini, y a itu :
a. Variabel Pengaruh
Variabel pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi
belajar fiqih siswa Kelas IV MI Al-Ma’arif Guwo Kemusu Boyolali tahun
2010 yang diambil dari nilai semester genap, yang selanjutnya disebut dengan variabel (X).
b. Variabel Terpengaruh
Variabel terpengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Kegiatan
2010 yang diambil dari nilai angket. Selanjutnya disebut variabel (Y), dengan indikator sebagai berik u t:
1) Shalat, menjalankan sholat wajib dengan cara beijama’ah
2) Puasa, menjalankan puasa ramadhan dan puasa sunah senin dan kamis 3) Zakat, melaksanakan zakat fitrah
4) Membaca Al- Qur'an, memahami bacaan al-qur’an dengan makhorijul
hurufnya.
3. Metode Pengumpulan Data
Adapun dalam memperoleh data, penulis menggunakan beberapa metode sebagai b erik u t:
a. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah "Metode penelitian data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah
prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya"(Arikunto, 2006 :
236).
Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang nilai prestasi belajar fiqih siswa kelas IV MI Al-Ma’arif Guwo Kemusu Boyolali tahun 2010 yang di dapat dari nilai semester genap siswa. Selain itu juga untuk
mendapatkan data struktur organisasi, keadaan siswa, guru, karyawan dan lain-lain.
b. Metode Angket
atau direspon" (Walgito, 1993 : 60). Metode ini penulis gunakan untuk
memperoleh data aktivitas keagamaan siswa Kelas IV MI Al-Ma’arif Guwo Kemusu Boyolali tahun 2010.
c. Metode Wawancara
Metode Wawancara adalah "Suatu proses Tanya jaw ab lisan, dalam mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan suaranya dengan telinga sendiri" (Hadi, 2004 : 217).
Metode ini dipergunakan wawancara dengan Kepala sekolah, guru, atau informan lain yang dipandang perlu dan membantu jalannya penelitian. Data yang diperoleh berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah,
sejarah perkembangan dan lain-lain. d. Metode Observasi
Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara fenomenal yang diselidiki (Hadi, 2004 : 209). Metode ini penulis gunakan untuk melihat secara langsung lokasi sekolah, jum lah siswa, kegiatan
keagamaan siswa dan hal-hal yang dirasa membantu dalam penulisan skripsi ini.
4. Metode Analisa Data
Analisis data dalam skripsi ini, digunakan untuk mengetahui
teknis analisis yang dipergunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah teknis
statistik korelasi yaitu korelasi product moment dengan rumus :
I
XY-
( IX )( I D
rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y
£ X Y = Nilai prestasi belajar variabel (perkalian X dan Y)
XX = Nilai variabel pengaruh
XY = Nilai variabel terpengaruh
XN = Jumlah siswa yang dijadikan sampel
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Pada garis besarnya skripsi ini terdiri dari tiga bagian, muka, isi dan akhir.
Bagian isi terdiri dari 5 bab, sedangkan dari tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bab dan selanjutnya dapat dijelaskan sebagai b erik u t:
Bab I PENDAHULUAN, menguraikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, definisi operasional, metode
penelitian, sistematika penulisan.
pengertian fiqih, ruang lingkup pembahasan fiqih, tujuan mempelajari fiqih,
tujuan mempelajari fiqih, tentang aktivitas keagamaan yang melingkupi
pengertian aktivitas keagamaan, bentuk-bentuk aktivitas keagamaan, manfaat
aktivitas keagamaan dan pengaruh prestasi belajar fiqih terhadap aktivitas
keagamaan siswa.
Bab III LAPORAN HASIL PENELITIAN, meliputi gambaran umum
lokasi dan subyek penelitian, laporan prestasi belajar (nilai fiqih) siswa, dan hasil
nilai angket tentang aktivitas keagamaan siswa.
Bab IV ANALISIS DATA, meliputi prestasi belajar fiqih, dan hasil nilai
angket tentang aktivitas keagamaan siswa. Tentang analisis dua tahap, mencari
prosentase variasi kedua variabel, mencari pengaruh kedua variasi dengan rumus Product Moment.
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah merupakan satu pengertian yang terdiri dari dua rangkaian kata, yaitu prestasi dan belajar. Prestasi mempunyai arti “hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, keijakan dan sebagainya).”
Sedangkan belajar mempunyai arti “Berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diraih dari sebuah usaha yang dilakukan untuk mencapai sebuah ilmu pengetahuan.
Dalam hal ini Sumadi Suryabrata mengemukakan definisi belajar adalah “Aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang
belajar (dalam arti behavioral changes baik aktual maupun potensial) (1983 : : 5). Yang dimaksud adalah perubahan dan pertumbuhan anak didik yang didapatkan dari pengalaman dan latihan yang dinyatakan dengan pengalaman
perubahan tersebut pada tingkah laku seseorang pada kehidupannya sehari-
hari. Selain itu Witherington juga memberikan pengertian bahwa belajar adalah “Suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai
perubahan tersebut menjadi sebuah kecakapan, sikap, kebiasaan, maupun
kepandaian yang ada pada seseorang tersebut. Perubahan tersebut adalah
perubahan yang lebih baik, dan perubahan tersebut dapat diamalkan oleh
seseorang tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi satu dalam jiw a dan raganya.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa
belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang dilakukan dengan usaha dan latihan serta pengalaman yang diperoleh secara
sadar dan sengaja yang mengakibatkan timbulnya perubahan baru.
Sedangkan prestasi mempunyai pengertian hasil yang telah dicapai dari sebuah usaha yang dilakukan. Dengan demikian prestasi belajar adalah
merupakan hasil daripada aktivitas belajar atau hasil dari usaha, latihan dan pengalaman yang dilakukan oleh seseorang yang mana prestasi tersebut tidak
akan lepas dari pengaruh factor eksternal / dari luar diri siswa.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa prestasi belajar merupakan
suatu hal yang kompleks, banyak faktor yang mempengaruhinya. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Muhibbin Syah, dalam bukunya Psikologi Pendidikan,
beliau mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan / kondisi jasmani
dan rohani siswa).
b. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran (Syah,
1999: 130).
Hal tersebut dapat dipahami sebagai b erik u t:
a. Faktor Internal Siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek yaitu : aspek fisiologis (yang bersifat rohaniah); dan aspek
psikologis (yang bersifat rohaniah). 1) Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya,
dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti
pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah
cipta (kognitif) sehingga materi yang dipalajarinyapun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan tonus jasmani agar tetap
Kondisi organ-organ khusus siswa seperti tingkat kesehatan
indera pendengar dan indera penglihat, juga sangat mempengaruhi
kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan dalam proses belajar mengajar. Daya
pendengaran dan penglihatan siswa yang rendah, umpamanya, akan menyulitkan sensory register dalam menyerap item-item informasi
yang bersifat echoic dan econic (gema dan citra). Akibat negative system memori siswa tersebut akan mengganggu proses penerimaan pelajaran siswa.
2) Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa. Namun di antara banyak hal tersebut ada lima faktor rohaniah yang
umumnya dipandang lebih esensial. Kelima hal tersebut a d alah : 1) Tingkat kecerdasan / intelegensi siswa
2) Sikap siswa
3) Bakat siswa
4) Minat siswa
5) Motivasi siswa (Syah, 1999 :133).
Hal tersebut dapat dimengerti sebagai berik u t:
1) Intelegensi siswa
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai
menyesuaikan diri dengan lingkungan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga
kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi memang harus
diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi
manusia lebih menonjol daripada peran organ tubuh lainnya,
lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh
aktivitas manusia.
Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa tak dapat diragukan lagi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar
siswa, ini berarti semakin tinggi kemampuan intelegensi anak
maka semakin besar peluangnya untuk meraih prestasi yang lebih
tinggi.
2) Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara
yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya,
baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang merespon
positif terhadap guru dan mata pelajaran akan membawa dampak yang baik dalam proses belajar mengajar, namun sebalikya sikap
Dengan demikian sikap siswa juga akan mempengaruhi perhatian belajar.
3) Bakat siswa
Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang
akan datang. Dengan demikian sebetulnya tiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi
sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Sehingga secara umum kedudukan bakat itu hampir sama dengan
intelegensi, itulah sebabnya orang yang intelegensinya luar biasa
sering disebut anak berbakat.
Dalam perkembangannya bakat diartikan sebagai
kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Seorang
siswa yang berbakat dalam bidang elektro, misalnya akan jauh
lebih mudah menyerap informasi, pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan bidang tersebut dibanding dengan siswa lainnya. Inilah yang kemudian disebut bakat khusus yang
konon tak dapat dipelajari karena merupakan karunia.
Sehubungan dengan uraian di atas, bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Oleh karenanya adalah hal yang tidak bijaksana
menyekolahkan anaknya pada jurusan keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki anaknya itu.
Pemaksaan kehendak terhadap seorang siswa, dan juga
ketidaksadaran siswa terhadap bakatnya sendiri sehingga ia
memilih jurusan keahlian tertentu yang sebenarnya bukan
bakatnya, akan berpengaruh buruk terhadap kineija akademik atau prestasi belajarnya.
4) Minat siswa
Minat secara sederhana dapat dipahami sebagai kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu. Dengan demikian minat yang tinggi dari
siswa terhadap belajar akan mempengaruhi peraihan prestasi belajar anak yang minatnya tinggi akan memperoleh prestasi
beajar yang memuaskan, namun demikian sebaliknya, jika minat belajarnya rendah, juga akan mempengaruhi kineija akademiknya.
5) Motivasi siswa
Motivasi dapat dipahami sebagai keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan yang mendorongnya
untuk berbuat sesuatu. Dalam hal ini motivasi berarti pemasok
daya untuk bertingkah laku secara terarah.
Dalam perkembangannya, motivasi terbagi ke dalam dua
berarti motivasi yang datangnya dari dalam diri siswa, ekstrinsik
motivasi yang datangnya dari luar siswa.
Motivasi baik dari dalam maupun luar apabila bisa mempengaruhi prestasi belajar siswa, karena motivasi yang tinggi
akan mendorong untuk giat belajar sedangkan motivasi yang
lemah akan membuat anak malas belajar, sehingga kesemuanya mempengaruhi prestasi belajar anak.
b. Faktor Eksternal Siswa
Faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
1) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf
administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat
belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik
dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan
berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan
belajar siswa.
Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah
masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar
kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur, misalnya,
akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa
tersebut akan menemukan kesulitan ketika memerlukan alat-alat
belajar tertentu yang kebetulan belum dimilikinya.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan
belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi
keluarga (letak rumah) semuanya dapat memberi dampak baik
ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh
siswa.
2) Lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa
dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menetukan tingkat
keberhasilan belajar siswa.
c. Faktor Pendekatan Belajar
Selain kedua faktor di atas yaitu faktor dari dalam diri siswa dan
faktor dari luar siswa, masih ada satu lagi faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu faktor pendekatan belajar
pendekatan belajar misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih
prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang tidak mengaplikasikan pendekatan belajar.
B. Fiqih
1. Pengertian Fiqih
Pengertian Fiqih sebagaimana dikemukakan oleh Abdul Wahhab Khalaf adalah “Ilmu fiqih adalah pengetahuan tentang hukum-hukum syariat
Islam mengenai perbuatan manusia yang diambil dari dalil-dalil secara rinci”
(khallaf, 1996 : 2). Menurut Abu Zahrah yang dimaksud dengan fiqih adalah “Mengetahui hukum-hukum syara’ yang bersifat ‘amaliyah yang dikaji dari dalil-dalil secara terperinci”.
Obyek yang menjadi perhatian ilmu fiqih adalah “Perbuatan manusia ditinjau dari segi perlu dan tidaknya dilakukan menurut penilaian syar’i”
(Hanafi, 1983 : 16), karena itu tujuan mempelajarinya adalah untuk
mengetahui perbuatan-perbuatan yang diharuskan melakukan (wajib), dianjurkan (mandub), dibolehkan (mubah), dicegah (makruh), dilarang (haram) oleh syara” (Hanafi, 1983 : 17). Pendekatan dan metode untuk
memperoleh pengetahuan mengenai penilaian syar’i (hukum yang lima tersebut terhadap perbuatan manusia menggunakan kaidah yang dihasilkan oleh ilmu ushul fiqih).
pilihan alternatif ataupun konsekwensi dari suatu perbuatan. Lebih dari itu
ushul fiqih juga menaruh perhatian kepada perumusan kaidah-kaidah yang
diperlukan untuk memahami dan mengeluarkan hukum-hukum yang
terkandung di dalam dalil atau sumber-sumber yang rinci (istimbat dari dalil-
dalil tafsili). Dengan kaidah ini para ahli hukum mengeluarkan hukum-
hukum yang terkandung di dalam dalil atau sumber-sumber yang rinci (istimbat dari dalil-dalil tafsili). Dengan kaidah ini para ahli hukum
mengeluarkan hukum sesuai dengan persoalan yang dihadapi. Dari
pengertian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa hubungan fungsional antara ilmu fiqih dengan ilmu ushul fiqih dijelaskan oleh ta’rif
tersebut di atas, bahwa usul fiqih memberi landasan bagi fiqih, sehingga
konsep hukum merupakan bagian syariat dapat dipelihara Ilmu Ushul Fiqih adalah semacam alat yang menjelaskan sistem hukum Islam dan yang
menyajikan metode penarikan hukum (Istimbat Al Ahkam) dari sumber- sumber syariah yang diperlukan oleh ilmu fiqih untuk merumuskan hukum
bagi kasus yang harus dipecahkan.
Nazar Bakry (1993 : 9) mengemukakan beberapa definisi fiq ih :
a) Definisi fiqih pada abad 11 (masa lahirnya madzhab-madzhab) ialah suatu ilmu pengetahuan yang menerangkan dari segala yang diwajibkan,
disunatkan, dimakruhkan, dan yang dibolehkan oleh ajaran agama Islam.
b) Definisi fiqih menurut ahli ushul fiqih dari ulama-ulama Hanafiah adalah ilmu yang menerangkan segala hak dan kewajiban yang berhubungan
c) Definisi fiqih yang dikemukakan oleh pengikut-pengikut Imam Syafi’i
ialah yang menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan
perbuatan mukallaf yang dikeluarkan (diistimbatkan) dari dalil-dalil yang jelas (Tafshily).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dikemukakan beberapa definisi sebagai b erik u t:
a) Definisi ilmu fiqih secara umum ialah suatu ilmu yang mempelajari bermacam-macam syari’at atau hukum Islam dari berbagai macam aturan
hidup bagi manusia, baik yang berisi individu maupun yang berbentuk masyarakat sosial
b) Ilmu fiqih merupakan suatu kumpulan ilmu yang sangat besar
pembahasannya, yang mengumpulkan berbagai ragam jenis hukum Islam dan bermacam-macam aturan hidup, untuk keperluan seseorang,
golongan dan masyarakat umum manusia.
2. Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Fiqih
Ilmu tentang hukum-hukum yang bertalian dengan perbuatan manusia
disebut juga Syari’at dalam arti khusus, yang umumnya para Fuqaha
menyebutnya dengan Fiqih Islam, Atau Ilmu Fiqih saja.
Adapun pembahasan Ilmu Fiqih itu m eliputi:
2. Hukum-hukum yang bertalian dengan aturan tentang keluarga seperti
perkawinan, perceraian, pemeliharaan anak, waris dan wasiat, yang disebut Al ahwal ash shakhsiyyah.
3. Hukum yang bertalian dengan harta, hak milik, perjanjian, jual beli, utang
piutang dan sebagainya. Juga hukum yang mengatur urusan keuangan perorangan dan kelompok yang kesemuanya itu disebut M u’amalah. 4. Hukum yang bertalian dengan kejahatan dan dera yang disebut Hudud
dan Ta’zirat.
5. Hukum yang bertalian dengan peradilan dan tata cara pengajuan perkara di muka pengadilan, yang disebut Ahkamul qadla dan Ahkamul murafaat. 6. Hukum yang bertalian dengan pemerintahan dan hubungan antar negara
yang disebut Ahkamud dusturiyah dan Ahkamuddualiyah (Daradjat, 1995
: 1-2).
3. Tujuan Pelajaran Fiqih
Adapun tujuan mempelajari fiqih menurut Abdul Wahhab Khallaf
adalah : “Menerapkan hukum-hukum syariat Islam terhadap perbuatan dan
ucapan manusia” (Khallaf, 1993 : 6).
Berdasarkan uraian di atas diambil sebuah pengertian bahwa ilmu fiqih itu adalah rujukan (tempat kembali) seorang hakim (qadhi) dalam
tujuan umum dan sebuah hukum untuk manusia, sehingga manusia dapat
menetahui apa yang boleh diucapkan, dilakukan dan yang tidak boleh diucapkan maupun dilakukan.
Syafi’i Karim (1997 : 53) mengemukakan dasar dan pendorong bagi umat Islam dalam mempelajari fiqih ialah :
a. Untuk mencari kebiasaan faham dan pengertian dari agama Islam
b. Untuk mempelajari hukum-hukum Islam yang berhubungan dengan kehidupan manusia
c. Kaum muslimin harus bev-tafaqquh artinya memperdalam pengetahuan
dalam hukum-hukum agama, baik dalam bidang aqaid dan akhlaq
maupun dalam bidang ibadah dan muamalah.
Secara garis besar Ilmu Fiqih mempelajari tentang hukum-hukum Islam
yang berkaitan dengan hukum ibadah dan hukum muamalah. Hukum ibadah
yang dibahas dalam fiqih antara lain yaitu ibadah shalat, puasa, zakat, haji,
zakat, pernikahan, jual beli dan lain-lainnya
Adapun tujuan mata pelajaran fiqih di sekolah Madrasah Ibtidaiyah
sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah :
“Untuk membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami
pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan mengamalkan ketentuan
peribadatan sesuai dengan bekal yang dimikinya, yaitu pengetahuan dan pemhaman pada materi fiqih.
C. Aktifitas Keagamaan
1. Pengertian Aktivitas Keagamaan
Untuk memperoleh batasan dari pengertian aktivitas keagamaan, terlebih dahulu dikemukakan pengertian aktivitas, kemudian pengertian
agama. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aktivitas diartikan “keaktivan, kegiatan, kesibukan” (Tim Penyusun, 1993 :17).
Kemudian pengertian tentang kegamaan, kata kegamaan berasal dari
kata dasar agama yang mendapat awalan ke dan akhiran an yang menunjukkan arti sifat, sehingga menjadi sifat yang berkaitan dengan agama.
Sedangkan pengertian agama sendiri dapat kita ketahui dari beberapa batasan, yang antara lain menyatakan bahwa agama adalah “Kepercayaan kepada
Tuhan (Dewa, dan sebagainya) dengan ajaran kebaktian dan kewajiban- kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan itu” (Tim Penyusun, 1993 : 9).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa aktivitas keagamaan adalah kesibukan atau kegiatan yang tercermin dalam sebuah peribadatan, yang mana perbuatan tersebut merupakan
ketentuan yang ditetapkan oleh Allah yang harus dilaksanakan oleh hamba- Nya dalam rangka menghambakan dirinya.
pengabdian yang berhubungan dengan Allah SWT (hablum min-Allah)
dengan tata cara yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Adapun
sumber ajaran utamanya adalah Al Qur’an dan Al Hadits, di mana kegiatan itu akan dapat berupa perbuatan yang dapat dikatakan ibadah atau beribadah
yang akan dinilai berdasarkan apa-apa yang telah dijanjikan Allah yang berupa pahala atau surga
Ibadah di sini mempunyai pengertian yang bervariasi penilainnya
tergantung pada para ahli. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan ibadah sebagai “Perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengeijakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya”. Sedangkan menurut Nasrudin Razak dalam bukunya D ienul
Islam , ibadah adalah “Bakti manusia kepada Allah SWT karena didorong dan dibangkitkan oleh aqidah tauhid” (Razak, 1984 :44).
Dalam Al Qur’an disebutkan dalam surat An Nisa ayat 36 sebagai b erik u t:
Ly-~>-J Q iuijJbj
^
f 'i. 9V3
*
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri,” (QS. An Nisa’:36) (Al-Qur’an dan Terjemahnya).
Tujuan diciptakan manusia inipun adalah beribadah sebagaimana
terdapat dalam firman Allah surat Adz Dzariyat ayat 56 sebagai b e rik u t:
s’
A rtinya:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS. Adz-Dzariyat:56) (Al-Qur’an dan Terjemahnya).
Dari dua ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Allah
memerintahkan kepada semua hamba-Nya untuk beribadah kepada-Nya agar menjadi hamba yang taat. Dan dua ayat tersebut penulis jadikan dasar dari
semua amaliah dan ubudiyah.
2. Bentuk-Bentuk Aktivitas Keagamaan
a. Ibadah
1. Ibadah Mahdhoh
Ibadah Mahdhoh adalah ibadah dalam arti sempit yaitu
aktifitas atau perbuatan yang sudah ditentukan syarat dan rukunnya (STAINS AL A3 HOTSPOT).
Adapun ibadah mahdhoh yang penulis cantumkan diantaranya adalah: v >
*J
'i
^ i
b. menjalankan puasa
c. menunaikan haji
d. membayar zakat
2. Ibadah Ghairu Mahdhah
Ibadah Ghairu Mahdhah adalah ibadah yang di dalam nya tidak hanya hubungan kita dengan allah saja, tetapi juga hubungan kita dengan sesame manusia. Seperti jual beli, aqad ijarah, dan zakat, karena zakat itu di dalamnya tidak hanya memenuhi kewajiban kita
kepada allah. Tapi juga di dalamnya mengatur hubungan antara orang
yang kaya dan orang yang miskin (STAINS AL A3 HOTSPOT).
Ibadah Ghoru Mahdhah disebut juga dengan muamalah karena
ada hubungan yang erat antara sesama manusia dalam rangka mencapai ridho Allah semata. Adapun contoh Ibadah Ghoru Mahdhah di antaranya ad alah :
a. Mengikuti Pengajian
Mendatangi dan mendnegarkan pengajian adalah sebagian
dari bentuk perilaku keagamaan, dengan mendengarkan pengajian
maka hati seseorang akan mudah terbuka untuk melakukan
perbuatan yang baik. Orang yang mengikuti dan mendengarkan pengajian dengan hikmat serta ikhlas dan mengahrap pahala dari Allah akan mendapat pahala. Selain itu juga akan menambah ilmu
disamapaikan oleh rasulullah saw. Sebagaimana firman Allah dalam surat A n-N ahl: 125 berikut i n i :
Artinya : “Serulah (manusia) kepada ja la n Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah m ereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-N ya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang m endapat p etu n ju k”.
(QS. A n -n a h l: 125) (Al-Qur ’an dan Terjemahnya).
b. Membaca Al-Qur’an
Al-qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diwayuhkan
oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi umatnya di dunia dan yang akhirat kelak nanti, Allah telah
menjamin bagi siapa yang membaca Al-Qur’an maka hati akan menjadi tenang dan tentram, karena orang yang selalu membaca
Al-Qur’an oleh Allah akan selalu dilindungi dari hal-hal yang
buruk, maka bacaan Al-Qur’an karena Allah akan memberi petunjuk bagimu. Sebagaimana firman Allah SWT :
Artinya : “(dan ingatlah) akan hari (ketika) kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan kami datangkan kamu (Muhammad) m enjadi saksi atas seluruh umat manusia, dan kami turunkan kepadamu A l Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gem bira bagi orang-orang yang berserah d iri” (A l-Q ur’an dan Terjemahnya).
Dan perlu diketahui bahwa membaca Al Qur’an yang paling
baik adalah membaca disertai merenungkan dan memahami maknannya, perintah-perintahnya dan larangan-larangannya.
Selain itu Al-Qur’an juga sebgai syafaat kelak di hari akhir
nanti, yang akan melindungi para umat-Nya yang selalu membacanya baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan
susah. b. Muamalah
1. Membiasakan perilaku jujur
Yang dimaksud jujur adalah mengatakan sesuatu yang sesuai dengan kenyataan. Jujur merupakan akhlak yang mulia, dalam ajaran Islam dinyatakan juga bahwa jujur merupakan meninggalkan
kemaksiatan Islam.
2. Tolong menolong
Menolong adalah memberi bantuan kepada orang lain yang membutuhkan bantuan, tolong menolong dalam hal kebaikan sebab
satu sama lain akan saling membutuhkan. Dalam ajaran Islam tolong
dalam hal kebaikan. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam Al- Qur’an surat Al-Maidah ayat 2 yang berbunyi:
0
u y .L
"Jii
o!
'£\
i
Artinya : “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah am at berat siksa-Nya
Dan tolong menolong itu dianjurkan dalam hal kebaikan serta
menjadi larangan ketika dalam hal kemaksiatan (keburukan). 3. Menanamkan rasa sabar
Menurut Ahmad Sultoni dalam bukunya yang beijudul “Sang
Maha Segalanya Mencintai Sang Maha Siwa” mendefinisikan sabar
terhadap sesuatu yang terjadi, baik yang disenangi maupun yang
dibenci.
Menurut Al-Ghazali Sabar adalah kondisi jiw a yang terjadi Karena dorongan ajaran agama Islam dalam mengendalikan hawa
nafsu.
Selain itu beliau juga membagi sabar ke dalam tiga macam yaitu :
a) . Sabar dalam musibah, yaitu kerelaan menerima kehendak Allah yang pada awalnya terasa tidak nyaman, seperti sakit, kurangnya
harta, ketakutan kelaparan, bencana alam dan sebagainya.
b) . Sabar dalam maksiat, kerelaan diri menerima ujian melakukan
hal-hal yang menjadi larangan-Nya.
c) . Sabar dalam ibadah ibadah, kerelaan melakukan kehendak Allah
yang wujud dalam perintah-Nya. (Sultoni, 2007 :143)
3. Manfaat Aktivitas Keagamaan
Perhatikan dengan seksama dalam tujuan pendidikan nasional, antara lain terlihat kata-kata manusia yang beriman dan bertaqwa, dan berbudi pekerti
luhur, yang kesemuanya itu mencerminkan pentingnya aktivitas keagamaan,
karena ciri-ciri manusia yang demikian hanya dapat dicapai melalui keaktivan menjalankan agamanya.
Oleh karena itu berdasarkan perenungan dari beberapa hal yang telah diuraikan di atas, maka di sini penulis ingin mengemukakan beberapa
a. Mendidik manusia agar mempunyai pendirian yang kuat dan jelas,
manusia harus mempunyai sikap yang positif dan tepat.
b. Mendidik manusia supaya ia dapat merasakan ketenteraman jiwa. Orang yang beragama dapat merasakan bagaimana besarnya pertolongan allah
pada diimya, lebih-lebih ketika tertimpa kesusahan dan kesulitan.
c. Mendidik manusia supaya berani menegakkan kebenaran dan takut
mealkukan kesalahan. Kita mengerti kalau kebenaran sudah tegak, di
sanalah manusia akan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
d. Mendidik orang supaya berbuat untuk kemakmuran masyarakat dan
negara, karena perbuatan tersebut dianggapnya sebagai amal sholeh yang sepantasnya diperbuat oleh manusia dalam hidupnya di dunia.
e. Banyak memberikan sugesti (dorongan) kepada manusia agar dalam
jiwanya tumbuh sifat-sifat utama seperti : rendah hati, sopan santun, hormat menghormati dan sebagainya. Agama melarang orang bersifat
sombong, congkak, merasa tinggi dan sebagainya yang tergolong dalam sifat buruk pada manusia.
f. Membentuk manusia agar menjadi orang yang beriman dan bertakwa
serta berbudi pekerti yang luhur.
D. Pengaruh Hasil Belajar Fiqih Terhadap Aktivitas Keagamaan Siswa
semua dikarenakan hasil belajar fiqih menunjukkan tingkat pemahaman siswa
terhadap materi fiqih, misalnya pemahaman tentang sholat, puasa, zakat, haji, membaca alqur’an dan sebgainya. Jadi secara tidak langsung keberlangsungan
aktivtas keagamaan dipengaruhi oleh hasil belajar fiqih
Sesuai dengan apa menjadi tujuan pendidikan agama islam secara umum
yaitu meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
beriman dan bertakwa pada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi dan bernegara.
Sedangkan untuk pembelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali siswa agar d a p a t:
a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli maupun dalil aqli. Pengetahuan dan
pemahaman tersebut dapat diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam dengan benar.
Pengamalan tersebut diharapkan dapat menimbulkan ketaatan menjalankan
hukum Islam, dengan disiplin dan tanggung jaw ab sosial yang tinggi dalam
A. Gambaran Umum MI Al-Ma’arif Guwo Kemusu Boyolali
1. Sejarah Singkat
Berdirinya MI Al-Ma’arif Guwo, Kemusu, Boyolali adalah atas
inisiatif para tokoh Nahdlatul Ulama di Kecamatan Kemusu khususnya di Desa Guwo yang mayoritasnya mengikuti organisasi Nahdlatul Ulama dan
belum adanya lembaga pendidikan tingkat dasar, maka timbullah ide untuk mendirikan MI Al-M a’arif yang bernaung di bawah Yayasan LP M a’arif NU.
MI Al-Ma’arif Guwo tersebut didirikan di Dusun Guwo Desa Guwo
Kecamatan Kemusu tepatnya pada tahun 1950. Pada saat pertama berdiri MI Al-Ma’arif Guwo tersebut belum memiliki gedung sendiri, untuk
melaksanakan proses belajar mengajar menempati rumah salah seorang penduduk.
Kemudian setelah mendapat tanah w akaf seluas 1.356 m2 dari salah
seorang tokoh masyarakat setempat, akhirnya para pengurus NU bekeija sama dengan warga NU di Desa Guwo serta Perangkat Desa Guwo,
membangun sebuah gedung sebagai tempat berlangsungnya proses belajar
mengajar sampai sekarang.
a.
b.
MI Al-Ma’arif Guwo didirikan adalah atas inisiatif para tokoh NU di
Desa Guwo Kecamatan Kemusu tahun 1950 dengan status disamakan. Pada tahun 2001 telah terakreditasi dengan nilai C, dengan SK Akreditasi
Nomor
Lokasi Sekolah : Desa Guwo, Kecamatan Kemusu
Status Sekolah : Terakreditasi C
Alamat : Dukuh Guwo, RT. 04/01 Desa Guwo Kecamatan Kemusu
2. Letak Geografis
Berdasarkan letak geografis MI Al-Ma’arif Desa Guwo terletak di ujung utara Kabupaten Boyolali. MI Al-Ma’arif Guwo berada di lingkungan
yang sejuk dan sepi, tenang, jauh dari keramaian yang sangat tepat
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.
TABEL I. LETAK GEOGRAFIS
No Letak KM
1. Jarak MI Al-M a’arif Guwo ke Kecamatan 6
2. Jarak MI Al-Ma’arif Guwo ke Kabupaten 45
3. Sarana dan Prasarana
Dalam upaya untuk menunjang tujuan pendidikan pada Madrasah
Ibtidaiyah Guwo, Kemusu, Boyolali, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai serta pemanfaatannya secara optimal. Adapun sarana dan prasarana
yang memiliki MI M a’arif Guwo Kemusu Boyolali, dapat dilihat pada tabel
beikut ini:
TABEL. II
SARANA DAN PRASARANA MI MA’ARIF GUWO
KEMUSU BOYOLALI
9. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
10. Koperasi 1 Baik
11. Perpustakaan 1 Baik
14. Toilet Guru 1 Baik
15. Toilet Siswa 4 Baik
16. Gudang 1 Baik
Sarana yang memiliki Madrasah Ibtidaiyah M a’arif Guwo Kemusu Boyolali
sarana ibadah, dan alat administrasi seperti ketik manual, komputer dan lain
sebagainya.
4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa
a. Keadaan guru dan karyawan
Guru merupakan unsur yang sangat penting dalam dunia pendidikan karena gurulah yang banyak berperan dalam mencetak
generasi penerus. Oleh karena itu kualitas dan kuantitas tenaga
pendidikan selalu saja diupayakan oleh setiap lembaga yang mengelola pendidikan yang tujuan akhirnya kualitas out put yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan. Madrasah Ibtidaiyah M a’arif Guwo Kemusu
Boyolali memiliki tenaga edukatif 10 orang, termasuk Kepala Sekolah,
dan untuk membantu kelancaran administrasi dibantu oleh 1 orang tenaga administrasi dan dibantu oleh guru. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat
pada tabel b erik u t:
TABEL III
DAFTAR GURU DAN KARYAWAN MI M A’ARIF GUWO
KEMUSU BOYOLALI
No Nama Jabatan
1 Muhtadun, S. Pdi Kepala Madrasah
2 Suyono Waka Madrasah
3 Ahmad Kuri, S. Pdi Guru WB
4 Rusno, S. Pdi Guru WB
6 Isniyati TU
7 Zumroni, S. Pdi Guru WB
8 Nurudin Guru WB
9 Mahfud Guru WB
10 Kumia Rahman Guru WB
11 Nurul istiqomah, A. ma Guru WB
b. Keadaan Siswa
Kondisi siswa Madrasah Ibtidaiyah M a’arif Guwo Kemusu Boyolali tahun pelajaran 2009/2010 adalah sebagai berik u t:
TABEL IV
DAFTAR JUMLAH SISWA MI MA’ARIF
GUWO KEMUSU BOYOLALI
No Kelas Jumlah Siswa
1. I 15
2. II 15
3. III 14
4. IV 20
5. V 16
6. VI 12
Jumlah 92
5. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Madrasah Ibitidaiyah M a’arif Guwo Kemusu
G AM BARI
STRUKTUR ORGANISASI MI M A’ARIF GUWO KEMUSU BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010
K etera n g an :
B. Pelaksanaan Pembelajaran Fiqih di Sekolah
1. Metode Pengajaran
a. Metode Penyajian
Dalam penyajian mata pelajaran fiqih dapat dipilih beberapa metode belajar mengajar antara lain metode diskusi, Tanya jawab, Ceramah,
Demontrasi, Latihan, Sosio drama, Karya wisata dan sebagainya. b. Pola Pelaksanaan
1. Pelaksanaan pengajaran fiqih hendaknya dikembangkan secara
terpadu dengan lingkungan pendidikan di dalam keluarga dan masyarakat.
2. Pengajaran materi fiqih diarahkan pada bagian kegiatan belajar mengajar yang dinamis sehingga siswa dapat mengembangkan
berbagai kemampuannya secara sistematis dan berkesinambungan
3. Tingkat kedalaman dan keluasan materi pelajaran sesuai dengan tuntutan perkembangan di sekolah dengan syarat masih dalam satu satuan waktu semester.
2. Evaluasi Pengajaran
Fiqih adalah pendidikan yang menekankan kecakapan tentang aspek tingkah laku, maka dalam sistem evaluasi yang dipakai adalah sistem
a. Tes Tertulis b. Tes Lisan
c. Tes Perbuatan/Praktik
C . Deskripsi Data Pengaruh Prestasi Belajar Fiqih dengan Aktivitas Keagamaan
Sebelum penulis menyajikan data penelitian, terlebih dahulu penulis
sajikan data tentang daftar nama yang menjadi responden dalam penelitian ini:
1. Daftar Nama Responden
5. Anisa Dea Rismaya P IV
6. Kinanti Ade Islami P IV
7. Indah Mulyani P IV
8. Dewi Safitri P IV
9. Ahmad Ramadhani L r v
11. Yudi Saputra L IV
12. M. Sodiq Al-Amin L IV
13. Andriyan L IV
14. Mustaqim L IV
15. Ahmad Jahroni L IV
16. Lifaurn Nafiroh P IV
17. Prehastuti P IV
18. Laila Habbatunnafi’ah P IV
19. Umi Wijayanti P IV
20. Ari Pumomo Aji L IV
2. Data Nilai Prestasi Belajar Fiqih Kelas IV MI Guwo
Data nilai prestasi fiqih kelas IV MI Guwo didapat dari raport, yaitu sebagai berik u t:
TABEL VI.
NILAI PRESTASI BELAJAR FIQIH SISWA KELAS IV SEMESTER II MI M A’ARIF GUWO KEMUSU BOYOLALI
No Nama Siswa Nilai
1. Amin Khasanah 8
2. Anis Silvia 8
3. Eko Fahrudin 9
4. Dwi Rukhayati 8
6. Kinanti Ade Islami 8
7. Indah Mulyani 9
8. Dewi Safitri 7
9. Ahmad Ramadhani 8
10. Nazril Mahmudi 8
11. Yudi Saputra 8
12. M. Sodiq Al-Amin 8
13. Andriyan 8
14. Mustaqim 8
15. Ahmad Jahroni 9
16. Lifaum Nafiroh 8
17. Prehastuti 8
18. Laila Habbatunnafi’ah 7
19. Umi Wijayanti 8
20. Ari Pumomo Aji 8
Jumlah 162
Kriteria penilaian dalam raport
A = nilai 9 baik sekali : 3
B = nilai 8 baik : 15
C = nilai 7 lebih dari cukup : 2
Berdasarkan kriteria penilaian tersebut, maka jika diambil berdasarkan pada nilai yang sering muncul, maka nilai 8 merupakan nilai
yang paling banyak muncul dengan 15 kali dari 20 siswa. Berdasarkan pada hal tersebut maka nilai prestasi belajar fiqih siswa kelas IV MI M a’arif Guwo
tahun pelajaran 2009/2010 dalam kategori baik. Berdasarkan nilai rata-rata, maka jum lah keseluruhan nilai dibagi jumlah siswa didapatkan hasil 162:20 = 8,1 yang berarti masuk kriteria baik, dan tuntas secara klasikal.
3. Data Nilai Angket Aktivitas Keagamaan
Dari hasil penyebaran angket tentang aktivitas keagamaan siswa didapat hasil sebagai b erik u t:
TABEL VII.
NILAI ANGKET AKTIVITAS KEAGAMAAN SISWA KELAS IV MI GUWO TAHUN PELAJARAN 2009-2010
No Nama Siswa Jaw aban Angket Nilai Angket Jum lah
a b c 3 2 1
1. Amin Khasanah 9 6 0 27 12 0 39
2. Anis Silvia 11 4 0 33 8 0 41
3. Eko Fahrudin 9 6 0 27 12 0 39
4. Dwi Rukhayati 11 4 0 33 8 0 41
5. Anisa Dea Rismaya 11 4 0 33 8 0 41
6. Kinanti Ade Islami 9 6 0 27 12 0 39
7. Indah Mulyani 11 4 0 33 8 0 41
9. Ahmad Ramadhani 9 6 0 27 12 0 39
10. Nazril Mahmudi 9 6 0 27 12 0 39
11. Yudi Saputra 9 6 0 27 12 0 39
12. M. Sodiq Al-Amin 9 6 0 27 12 0 39
13. Andriyan 9 6 0 27 12 0 39
14. Mustaqim 9 6 0 27 12 0 39
15. Ahmad Jahroni 11 4 0 33 8 0 41
16. Lifaum Nafiroh 9 6 0 27 12 0 39
17. Prehastuti 12 3 0 36 6 0 42
18. Laila Habbatunnafi’ah 8 7 0 24 14 0 38
19. Umi Wijayanti 9 6 0 27 12 0 39
20. Ari Pumomo Aji 9 6 0 27 12 0 39
Jumlah 191 109 0 573 218 0 791
K eterangan:
a. Untuk jawaban a bobot nilai 3 = 191:300x100 = 64% b. Untuk jawaban b bobot nilai 2 = 109:300x100 =36%
c. Untuk jawaban c bobot nilai 1 = 0:300x100 =0,00%
Berdasarkan ktiteria jaw aban (a) bobot nilai 3 masuk kriteria baik, jawaban
(b) bobot nilai 2 masuk kriteria cukup dan jawaban (c) bobot nilai 1 masuk
kriteria rendah, maka aktivitas keagamaan siswa kelas IV MI Ma’arif Guwo tahun 2010 adalah baik, karena menunjukkan prosentase tertinggi pada jawaban
Untuk bab IV ini akan mengemukakan tentang analisis data yang telah
terkumpul. Analisa data terhadap pengaruh hasil belajar fiqih terhadap aktivitas keagamaan siswa kelas IV MI Al-Ma’arif Guwo Kemusu Boyolali tahun 2010.
Dalam menganalisa data digunakan tiga tahap penganalisisan yaitu analsis pendahuluan, analisis lanjut dan analisis uji hipotesis.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara prestasi belajar fiqih terhadap
aktivitas keagamaan siswa kelas IV MI Al-M a’arif Guwo tahun 2010, maka data
yang diperoleh akan dianalisis. Adapun dalam menganalisis data, penulis akan
menggunakan teknik Korelasi Product M oment yang rumusnya sebagai berikut:
5 > - & * ) - S »
r_, = N
x
-N
K eterangan:
r y koefisien korelasi antara variabel x dan y
xy : perkalian antara x dan y
x :variabel skor pertama (prestasi belajar fiqih siswa)
y : variabel skor kedua (aktivitas keagamaan siswa) N : jumlah sampel yang diteliti
A. Analisis Pendahuluan
Pada analisis pendahuluan ini dikemukakan data prestasi belajar fiqih dan
data aktivitas keagamaan siswa kelas IV MI Al-Ma’arif Guwo Kemusu Boyolali
tahun 2010 yang digabung dalam sebuah tabel, untuk memudahkan penghitungan
selanjutnya. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel b erik u t: TABEL VIII.
DAFTAR NILAI PRESTASI BELAJAR FIQIH DAN NILAI ANGKET
AKTIVITAS KEAGAMAAN SISWA KELAS IV MI AL-MA’ARIF GUWO
KEMUSU BOYOLALI
5. Anisa Dea Rismaya 8 41
6. Kinanti Ade Islami 8 39
16. Lifaum Nafiroh 8 39
17. Prehastuti 8 42
18. Laila Habbatunnafi’ah 7 38
19. Umi Wijayanti 8 39
20. Ari Pumomo Aji 8 39
Jumlah 162 791
Langkah selanjutnya setelah data terkelompokkan dalam sebuah tabel adalah
mengadakan perhitungan lanjut guna membuktikan hipotesis yang penulis
ajukan. Sebelum dilakukan perhitungan untuk memperoleh koefesien korelasi
( r ^ ) , terlebih dahulu akan dikemukaan kembali rumusan hipotesis alternatif
( H a) dan hipotesis nihilnya ( H0), sebagai b e rik u t:
Ha : “ Ada pengaruh yang positif antara prestasi belajar flqih dengan aktivitas keagamaan siswa kelas IV M I Al-M a’arif Guwo Kemusu Boyolali tahun
2010
” .HO : “Tidak ada hubungan yang positif antara prestasi belajar fiqih dengan
aktivitas keagamaan siswa kelas IV MI Al-M a’arif Guwo Kemusu Boyolali tahun 2010”.
B. Analisa Lanjut
Untuk membuktikan diterima atau tidaknya hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan, maka dilakukan perhitungan untuk memperoleh angka koefesien