• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Prestasi Belajar

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Djamarah (2010:105) mengungkapkan bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan instruksional khusus dari bahan tersebut. Agar dapat mencapai kata berhasil dalam proses belajar mengajar, maka faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan tersebut juga harus diatasi. Menurut Muhibbin (2008:144-155) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Faktor Internal

Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini meliputi 2 aspek, yakni

1) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)

Di dalam aspek fisiologis ini guru perlu mengetahui keadaan siswa-siswanya secara pasti. Yang termasuk aspek fisiologis meliputi kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) dan kondisi organ-organ khusus.

Kondisi umum jasmani dan tonus ini perlu mendapat perhatian dari guru karena dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Suatu cara agar tonus jasmani tetap bugar

adalah siswa dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi serta memilih pola istirahat dan olahraga ringan yang terjadwal.

Kondisi organ-organ khusus seperti tingkat kesehatan indera penglihatan dan pendengaran juga perlu mendapat perhatian dari guru karena akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan khususnya yang disajikan di kelas.

Dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Slameto (1988:56) mengungkapkan faktor jasmaniah terdiri dari dua faktor yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh.

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna tubuh/badan (Slameto, 1988:57). Keadaan cacat tubuh akan mengganggu proses belajar siswa. Alangkah baiknya siswa yang mengalami cacat tubuh belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan menggunakan alat bantu untuk mengurangi pengaruh kecacatannya.

2) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)

Faktor-faktor yang termasuk aspek psikologis adalah: a) Intelegensi siswa

Menurut William dalam Nurkancana (1983:172) intelegensi adalah suatu kapasitas yang bersifat umum daripada individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang baru atau suatu problem yang dihadapi. Sedangkan menurut Thorndike dalam

Nurkancana (1983:172) intelegensi adalah kesanggupan untuk mengadakan respon yang baik sesuai dengan fakta yang dihadapi.

Tingkat intelegensi sangat menentukan tingkat keberhasilan siswa. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat intelegensi seorang siswa maka akan semakin besar kesempatannya untuk meraih sukses dan sebaliknya semakin rendah tingkat intelegensi maka akan semakin rendah kesempatannya meraih sukses.

Seorang guru kelas pasti menghadapi banyak siswa yang berbeda tingkat intelegensinya. Ada siswa yang tingkat intelegensinya di atas rata dan ada pula yang di bawah rata-rata. Cara memperlakukan siswa tersebut harus mendapat perhatian serius karena tidak bisa dianggap mudah.

b) Sikap siswa

Menurut Muhibbin (2008:149) sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang, dan sebagainya baik secara positif maupun negatif. Sikap positif kepada guru dan mata pelajaran yang disajikan merupakan awal yang baik. Namun bila sikap negatif yang ditunjukkan siswa terhadap guru dan mata pelajaran yang disajikan maka akan menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa tersebut. Untuk mencegah hal ini guru dituntut harus menunjukkan sikap positif terhadap dirinya dan mata pelajarannya. Ini bisa dilakukan dengan

senantiasa menghargai dan mencintai profesinya dalam bentuk mampu meyakinkan kepada para siswa akan manfaat bidang studi tersebut bagi kehidupannya selain menguasai bahan yang terdapat dalam bidang studi tersebut.

Menurut Nurkancana (1983:260) sikap yang positif terhadap sekolah, guru, teman-teman, dan sebagainya merupakan dorongan yang besar bagi anak untuk mengadakan hubungan yang baik. Hubungan baik ini akan melancarkan proses pendidikan di sekolah.

c) Bakat siswa

Menurut Crow and Crow dalam Nurkancana (1983:200) bakat adalah suatu kualitas yang nampak pada tingkah laku manusia pada suatu lapangan keahlian tertentu seperti musik, seni pengarang, kecakapan dalam matematika, keahlian dalam bidang mesin, atau keahlian-keahlian lainnya. Sedangkan menurut Chaplin dan Reber dalam Muhibbin (1995:135) bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

Sebenarnya setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Namun apabila bakat itu tidak mendapat latihan atau pendidikan yang baik maka tidak akan berkembang sebagaimana mestinya. Tetapi ada bakat yang tidak

perlu mendapat latihan dan pendidikan karena bakat ini merupakan bakat khusus dan tidak dapat dipelajari yang merupakan pembawaan sejak lahir.

d) Minat siswa

Menurut Muhibbin (1995:136) minat (interst) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Sebagai contoh siswa yang mempunyai minat pada mata pelajaran IPA maka siswa tersebut akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lain terhadap mata pelajaran tersebut. Karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi belajar lebih giat dan akhirnya mencapai prestasi yang baik.

e) Motivasi siswa

Menurut Muhibbin (1995:136-137) motivasi adalah keadaan internal yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Jenis motivasi ada dua macam yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.

Motivasi yang tidak dimiliki oleh siswa baik intrinsik maupun ekstrinsik akan berpengaruh pada semangat siswa dalam melakukan proses pembelajaran di sekolah dan di rumah.

b. Faktor Eksternal

Menurut Muhibbin (1995:132) faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi/keadaan lingkungan di sekitar siswa. Yang termasuk faktor-faktor eksternal adalah sebagai berikut:

1) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial di sekolah meliputi para guru yang dapat menjadi daya dorong positif bagi kegiatan belajar siswa, para staf administasi, dan teman-teman sekelas yang dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Selain ketiga faktor di atas, Slameto (1988:66-72) mengungkapkan faktor metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah akan berpengaruh dalam belajar siswa.

Lingkungan sosial di masyarakat meliputi masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitar tempat tinggal siswa yang akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Selain faktor di atas, faktor lain yang ada di lingkungan masyarakat seperti kegiatan siswa dalam

masyarakat, mass media dan bentuk kehidupan masyarakat juga akan berpengaruh pada aktivitas belajar siswa (Slameto, 1988:72-73).

Lingkungan sosial di keluarga meliputi orang tua dan keluarga siswa sendiri. Dalam hal ini cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang budaya dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa (Slameto, 1988:62-66).

2) Lingkungan non sosial

Lingkungan non sosial meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor di atas dapat menentukan hasil belajar siswa.

c. Faktor Pendekatan Belajar

Menurut Muhibbin (1995:139) pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan proses pembelajaran siswa. Semakin mendalam cara belajar siswa maka akan semakin baik pula hasil yang akan diperolehnya.

Dokumen terkait