• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD BOPKRI GONDOLAYU TAHUN PELAJARAN 20102011 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD BOPKRI GONDOLAYU TAHUN PELAJARAN 20102011 SKRIPSI"

Copied!
188
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD BOPKRI

GONDOLAYU TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Anna Aryani NIM: 071134010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

(5)

v MOTTO MOTTO

 Lakukan segala sesuatunya sendiri selagi kamu bisa melakukannya sendiri, jangan terlalu bergantung pada orang lain.

 Serahkan segalanya ke dalam tanganNya karena tidak ada yang mustahil bagiNya.

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Juli 2011 Penulis

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Anna Aryani

Nomor Mahasiswa : 071134010

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD BOPKRI GONDOLAYU TAHUN PELAJARAN 2010/2011

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 28 Juli 2011

Yang menyatakan

(8)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD BOPKRI GONDOLAYU

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Anna Aryani

Universitas Sanata Dharma 2011

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif tingkat korelasi yang mempunyai tujuan untuk menetapkan besarnya hubungan antara dua variabel tanpa memberikan perlakuan. Penelitian ini dilaksanakan di sebuah sekolah dasar yaitu SD BOPKRI Gondolayu, Yogyakarta dengan tujuan untuk mengetahui. (1) motivasi belajar siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu; (2) prestasi belajar siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu; (3) hubungan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu; (4) seberapa besar sumbangan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu. Penelitian ini diikuti oleh siswa kelas V dengan jumlah subyek penelitian sebanyak 78 siswa. Data diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh siswa dan dokumentasi nilai rapor semester 1 untuk lima mata pelajaran inti SD yakni Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan Pkn. Data yang telah diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik analisis korelasi serial dengan taraf signifikansi 1 %.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) motivasi belajar siswa dibagi menjadi tiga kategori yaitu motivasi belajar rendah (9 siswa), motivasi belajar sedang (20 siswa), dan motivasi belajar tinggi (49 siswa) dengan skor motivasi belajar terendah adalah 64 dan skor tertingginya adalah 156; (2) prestasi belajar siswa terendah adalah 59,2 sedangkan prestasi belajar tertinggi adalah 90,2. Ada 33 siswa dengan prestasi belajar rendah, 29 siswa dengan prestasi belajar sedang dan 16 siswa dengan prestasi belajar tinggi (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,494 berada pada tingkat korelasi sedang. Signifikan pada taraf signifikansi 1 % dengan nilai korelasi rtb = 0,286; (4) besar sumbangan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa sebesar 49,4 %.

(9)

ix ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN LEARNING MOTIVATION AND LEARNING ACHIEVEMENT OF THE 5TH GRADE STUDENTS OF

BOPKRI GONDOLAYU ELEMENTARY SCHOOL IN THE ACADEMIC YEAR 2010/2011

Anna Aryani Sanata Dharma University

2011

This was a descriptive research using correlational level which aimed to define the value of the correlation between two variables without giving any treatment. This research was conducted in SD BOPKRI Gondolayu. This research was intended to find out: (1) the learning motivation of the 5th grade students of SD BOPKRI Gondolayu; (2) the learning achievement of 5th grade students of SD BOPKRI Gondolayu; (3) the correlation between the learning motivation and the learning achievement of the 5th grade students of SD BOPKRI Gondolayu; (4) the influence of learning motivation on the learning achievement of the 5th grade students of SD BOPKRI Gondolayu. This research took 78 students on 5th grade of SD BOPKRI Gondolayu as the participants. The data was collected from the questionnaires answered by the students and from the documentation of rapport scores on the first term for five subjects. It’s Mathematics, Indonesian, Science, Social Curse, and Citizenship. The data was analyzed using serial correlation analysis technique with significance level of 1%.

The results of the research showed that: (1) students could be categorized into by three categories: students with low learning motivation (9 students), students with medium learning motivation (20 students), and students with high learning motivation (49 students). The lowest score of the learning motivation was 64 and the highest score of the learning motivation was 156; (2) the lowest learning achievement of student was 59,2 and the highest learning achievement was 90,2. There were 33 students who could be categorized is having low learning achievement, 29 students falling into category of medium learning achievement and there were 16 students belonged to the category of high learning achievement; (3) there was a positive and significant correlation between the learning motivation and the learning achievement of the 5th grade students of SD BOPKRI Gondolayu with the value of coefficient correlation of 0,494 in medium level. The correlation was significant in significance level 1% with rtb = 0,286; (4) the influence of the learning motivation to the learning achievement of 5th grade students of SD BOPKRI Gondolayu was 49,4%.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena dengan berkat dan bimbinganNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD BOPKRI Gondolayu Tahun Pelajaran 2010/2011”. Penulisan skripsi ini dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan dan keterbatasan dari awal penyusunan hingga penyelesaian tahap akhir yang dialami. Namun karena banyak pihak yang memberi bantuan berupa doa, dorongan, bimbingan, dan sarana maka skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu, izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih dengan penuh kerendahan hati kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang juga berkenan membimbing, memberi masukan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. J. Sumedi yang berkenan memberikan waktu dan tenaganya untuk membimbing memberikan kritik dan saran serta nasehat dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Y.B. Adimassana, M.A., selaku dosen penguji yang telah memberikan pikiran, waktu, dan tenaga untuk menguji saya.

5. Bapak Alm. Drs. Ign. Masidjo, Alm. Drs. Wens Tanlain, M.Pd., dan Alm. Drs. A. Samana, M.Pd. yang telah memberikan ilmunya. Semoga Tuhan Yesus Kristus memberikan tempat yang layak di surga.

(11)

xi

7. Bapak Sunardi, BA. selaku Kepala Sekolah, guru kelas V, guru-guru, dan staf karyawan SD BOPKRI Gondolayu yang telah memberikan ijin dan bantuan dalam memperoleh data untuk penelitian dalam skripsi ini.

8. Ibu Immaculata Ernawati selaku Kepala Sekolah, guru kelas V, guru-guru dan staf karyawan SD Kanisius Notoyudan yang telah memberikan ijin dan bantuan dalam memperoleh data untuk uji coba penelitian dalam skripsi ini. 9. Kepada Ayah tercinta (Alm. Emmanuel Tukijo) yang telah memberikan doa,

bimbingan, dan pelajaran hidup yang terbaik buat saya sehingga saya dapat menyelesaikan kuliah ini dengan baik.

10.Kepada Ibu tersayang (Maria Magdalena Sudarmi) yang selalu mendoakan saya, memberi kasih sayang, doa, semangat dan nasehat kepada saya sehingga saya dapat menyelasaikan skripsi ini tepat waktu.

11.Mbah Arjo Wijoyo yang selalu menjaga dan menemaniku.

12.Sahabat terbaikku (Agustinus Benny Wibowo) yang selalu memberikan doa, semangat, dan dukungan sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini.

13.D’Minggir (Beatrice, Arnis, Master, Nuning, Rini, Didik) yang telah memberi

semangat, dukungan, dan bantuan serta doanya sehingga kita semua dapat menyelesaikan kuliah ini bersama-sama.

14.Kepada teman-temanku kelas A Pagi yang kucintai.

15.Untuk semua saudara dan teman-temanku yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang selalu mendukung memberi semangat selama penyusunan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi yang membutuhkan untuk mendukung penelitian yang relevan.

Yogyakarta, 28 Juli 2011 Penulis

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYAILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

4. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa ... 13

5. Ciri-ciri Motivasi Belajar Tinggi ... 18

(13)

xiii

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 33

C. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa ... 40

D. Hipotesis Penelitian ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

A. Jenis Penelitian ... 45

B. Variabel Penelitian ... 45

C. Definisi Operasionel Variabel ... 46

D. Subyek Penelitian ... 46

E. Tempat Penelitian ... 47

F. Jadwal Penelitian ... 47

G. Instrumen Penelitian/Alat Ukur ... 48

1. Teknik Pengumpul Data ... 48

2. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 56

H. Teknik Analisis Data ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72

A. Hasil Penelitian ... 72

1. Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD BOPKRI Gondolayu . 73 2. Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD BOPKRI Gondolayu ... 79

3. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD BOPKRI Gondolayu ... 85

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Subyek Penelitian ... 47

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 47

Tabel 3.3 Indikator dan Kisi-kisi Kuesioner Sebelum Uji Coba ... 51

Tabel 3.4 Sebaran Item Kuesioner Sebelum Uji Coba ... 55

Tabel 3.5 Siswa yang Mengikuti Uji Coba ... 57

Tabel 3.6 Kisi-kisi Soal untuk Mencari Validitas Item ... 59

Tabel 3.7 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 63

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Koefisien Reliabilitas Uji Coba ... 66

Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Koefisien Reliabilitas Penelitian ... 66

Tabel 3.10 Pembagian Kelompok Motivasi ... 68

Tabel 3.11 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi 70

Tabel 4.1 Klasifikasi Skor Motivasi Belajar ... 73

Tabel 4.2 Skor Motivasi yang Diperoleh Siswa ... 74

Tabel 4.3 Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa ... 80

Tabel 4.4 Nilai Prestasi Belajar Siswa ... 80

Tabel 4.5 Skor Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar ... 87

Tabel 4.6 Banyaknya Subyek Tiap Kelompok ... 90

Tabel 4.7 Proporsi Individu Tiap Kelompok ... 91

Tabel 4.8 Nilai Rata-rata (Mean) dari Setiap Kelompok ... 92

Tabel 4.9 Nilai Ordinat yang Diperoleh ... 93

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Skema Hubungan Cita-cita, Motivasi, dan

Perolehan Belajar ... 13 Gambar 2.2 Skema Hubungan Kemampuan, Motivasi,

dan Perolehan Belajar ... 14 Gambar 2.3 Skema Hubungan Kondisi Siswa, Motivasi,

dan Perolehan Belajar ... 15 Gambar 2.4 Skema Hubungan Kondisi Lingkungan Belajar,

Motivasi, dan Perolehan Belajar ... 16 Gambar 2.5 Skema Hubungan Unsur-unsur Dinamis Belajar,

Motivasi, dan Perolehan Belajar ... 17 Gambar 2.6 Skema Hubungan Upaya Guru dalam Membelajarkan,

Motivasi, dan Perolehan Belajar ... 17 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Persentase Pengelompokkan

Motivasi Belajar Siswa Kelas V ... 78 Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Persentase Pengelompokkan

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Uji Coba Kuesioner Motivasi Belajar ... 111

Lampiran 2 Tabel Skorring (4, 3, 2, 1) Uji Coba Kuesioner ... 117

Lampiran 3 Tabel Persiapan Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Soal Motivasi Belajar ... 122

Lampiran 4 Hasil Analisis Uji Validitas Kuesioner Motivasi Belajar ... 128

Lampiran 5 Tabel Validitas Tiap Indikator dan Sebaran Item Motivasi Belajar ... 130

Lampiran 6 Tabel Revisi Item Soal Kuesioner Motivasi Belajar ... 131

Lampiran 7 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Uji Coba Kuesioner Motivasi Belajar ... 134

Lampiran 8 Tabel Sebaran Item Revisi ... 136

Lampiran 9 Tabel Revisi Kisi-kisi Penyusunan Kuesioner ... 139

Lampiran 10 Penelitian Kuesioner Motivasi Belajar ... 140

Lampiran 11 Daftar Nilai Rapor Kelas V Semester 1 SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 145

Lampiran 12 Tabel Hasil Kuesioner Penelitian Motivasi Belajar (Skor 4, 3, 2, 1) ... 148

Lampiran 13 Tabel Hasil Kuesioner Penelitian Motivasi Belajar Siswa (Skor 0 dan 1) ... 154

Lampiran 14 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Penelitian Kuesioner Motivasi Belajar ... 160

Lampiran 15 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment dari Pearson ... 162

Lampiran 16 Tabel Ordinat pada Kurva Normal ... 163

Lampiran 17 Tabel Hubungan Antar Kelompok Motivasi Belajar dengan Kelompok Prestasi Belajar ... 165

Lampiran 18 Surat Izin Uji Coba Penelitian ... 168

Lampiran 19 Surat Izin Penelitian... 169

Lampiran 20 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ... 170

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan tumpuan harapan bagi orang tuanya. Oleh sebab itu orang tua akan berusaha keras untuk mendidik supaya anaknya dapat berhasil dan bisa dibanggakan. Keberhasilan anak dapat dilihat dari bidang pendidikan. Dimana seorang anak yang mendapat nilai-nilai bagus di dalam rapornya bisa dikatakan memiliki prestasi yang baik. Untuk mencapai hal tersebut tidaklah mudah, karena keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar (Muhibbin, 2008:144 - 155).

(18)

pendekatan menengah (analitical dan deep); dan 3) pendekatan rendah (reproductive dan surface).

Di dalam kegiatan pembelajaran faktor-faktor internal dari dalam diri siswa sangat berpengaruh. Pada kondisi psikologis misalnya intelegensi, minat, dan motivasi. Intelegensi yang tinggi akan sangat membantu siswa meraih prestasi belajar yang baik. Namun bila tidak diimbangi dengan motivasi dari dalam dirinya, prestasi belajar yang diharapkan baik tidak akan tercapai. Tetapi hal itu tidak berlaku sebaliknya bagi siswa yang memiliki intelegensi kurang. Apabila siswa tersebut memiliki motivasi yang kuat maka hal itu akan mendorongnya untuk belajar lebih giat agar dapat mengoptimalkan intelegensinya. Seperti yang diungkapkan oleh Santrock (2009:214) dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan bahwa siswa yang memiliki tujuan untuk menguasai sesuatu akan fokus pada tugas daripada terhadap kemampuannya. Siswa akan sering melatih diri untuk memberikan perhatian, berpikir secara teliti dan mengingat strategi yang pernah berhasil di masa lalu karena dia percaya dengan pernyataan

”kecerdasan adalah sesuatu yang dapat ditingkatkan sebanyak yang diinginkan”.

Oleh sebab itu motivasi mempunyai peran yang sangat penting dalam diri seseorang, karena dengan adanya motivasi itu akan mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan dengan lebih baik dan maksimal.

(19)

dengan mata pelajaran lainnya. Jadi motivasi siswa pada setiap mata pelajaran tidaklah sama.

Motivasi yang dimiliki oleh seseorang akan mendorongnya untuk melakukan yang terbaik pada sesuatu hal. Jadi motivasi seseorang akan berpengaruh pada diri orang tersebut sehingga ia mau melakukan sesuatu hal. Begitu juga dengan seorang siswa. Sebagai contoh, jika seorang siswa memiliki motivasi terhadap mata pelajaran IPA maka akan dengan mudah mengajak siswa untuk mempelajari IPA. Hal ini akan berdampak positif pada prestasi belajar siswa yang baik. Sebaliknya, jika siswa tidak memiliki motivasi terhadap mata pelajaran IPA maka mereka akan sulit bila diajak untuk mempelajarinya. Hal ini akan berdampak negatif terhadap prestasi belajar siswa. Jadi tinggi rendahnya motivasi di dalam mata pelajaran IPA akan dapat mempengaruhi prestasi belajar yang mereka dapat.

Prestasi belajar siswa diwakilkan dari nilai rata-rata lima mata pelajaran yang merupakan mata pelajaran inti SD dan diambil dari nilai yang tertulis di rapor. Kelima mata pelajaran tersebut ialah Matematika, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Untuk membuat siswa agar memiliki motivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar kelima mata pelajaran tersebut sangatlah susah. Sebab motivasi siswa pada masing-masing mata pelajaran sangatlah berbeda.

(20)

Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD BOPKRI Gondolayu Tahun Pelajaran 2010/2011”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Tahun Pelajaran 2010/2011?

2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Tahun Pelajaran 2010/2011?

3. Adakah hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Tahun Pelajaran 2010/2011?

4. Seberapa besar sumbangan motivasi belajar terhadap prestasi belajar para siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Tahun Pelajaran 2010/2011?

C. Batasan Istilah 1. Motivasi Belajar

(21)

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam kegiatan pembelajaran dilihat dari nilai yang diperoleh siswa dalam setiap mata pelajaran yang tercantum di rapor.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui motivasi belajar siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Mengetahui prestasi belajar siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Tahun Pelajaran 2010/2011.

3. Mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Tahun Pelajaran 2010/2011. 4. Mengetahui seberapa besar sumbangan motivasi belajar terhadap prestasi

belajar siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Tahun Pelajaran 2010/2011.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain: 1. Bagi Guru

(22)

b. Mengetahui motivasi belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Bagi Peneliti

Mengetahui motivasi belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 3. Bagi rekan-rekan mahasiswa atau siapa saja yang tertarik pada bidang

penelitian

(23)

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Kata motivasi berasal dari bahasa Inggris yaitu motivasion yang memiliki arti dorongan, pengalasan, dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong, menyebabkan, dan merangsang (Imron, 1996:87). Sedangkan dalam bahasa Latin disebut moveers yang berarti menggerakkan (Fudyartanto, 2002:257).

Schunk (2008:4) dalam bukunya yang berjudul Motivation in Education mendefinisikan motivasi sebagai berikut: “Motivation is the process whereby goal-directed activity is instigated and sustained”.

Motivasi adalah sebuah proses dalam aktivitas yang berkelanjutan dimana tujuan kegiatannya terarah. Motivasi lebih ditekankan pada sebuah proses daripada hasil. Jadi motivasi ini membantu aksi seseorang dalam melakukan aktivitasnya untuk mencapai suatu hasil yang telah ditetapkan.

Lain halnya dengan Omrod (2011:362), di dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology Developing Learners mendefinisikan sebagai berikut: “Motivation is something that energizes, directs, and sustainsbehavior, it gets moving, points them in a particular direction, and

(24)

Motivasi adalah sesuatu yang memberi semangat, mengarahkan, dan mendukung agar dapat berubah untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi ini akan memberi akibat salah satunya adalah secara langsung mengarahkan tingkah laku untuk mencapai tujuan yang utama.

Arti dari motivasi sendiri adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku (Uno, 2007:1). Sedangkan menurut Fudyartanto (2002:258) motivasi adalah usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai sesuatu tujuan. Dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan, Sumadi Suryabrata (1984:72) mengatakan motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan. Jadi dapat diambil kesimpulan, pengertian motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai sesuatu tujuan.

(25)

pemecahan masalah, ketrampilan, sikap, dan pola tingkah laku (Wens, 2010:5).

Menurut Winkel (1986:27) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar untuk menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu. Kata keseluruhan di atas mempunyai maksud ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Motif adalah daya penggerak dari dalam diri subyek untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.

Hakikat motivasi belajar menurut Uno (2007:23) adalah dorongan yang berasal dari dalam dan luar diri siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku dengan beberapa unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang yang sedang belajar. Beberapa unsur yang mendukung siswa untuk memiliki motivasi belajar yaitu: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.

(26)

dengan memberikan arah pada kegiatan belajar tersebut agar mencapai suatu tujuan.

2. Jenis-Jenis Motivasi

Jenis motivasi menurut Hamalik (2003:162-163) ada dua macam, yaitu : a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa. Motivasi intrinsik disebut juga motivasi murni. Motivasi ini timbul dari dalam diri siswa sendiri tanpa pengaruh dari luar. Sebagai contoh keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pengertian, mengembangkan sikap untuk berhasil, menyenangi kehidupan, menyadari sumbangannya tehadap usaha kelompok, keinginan diterima oleh orang lain, dll. Motivasi ini bersifat riil atau sesungguhnya atau sound motivation.

(27)

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti tingkatan hadiah, medali pertentangan, dan persaingan yang bersifat negatif seperti sarcasm, ridicule, dan hukuman. Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan di sekolah karena pengajaran di sekolah tidak semuanya menarik siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Dan sering pula para siswa belum memahami tujuan belajar hal-hal yang diberikan sekolah sehingga motivasi terhadap pelajaran perlu dibangkitkan oleh guru agar para siswa mau dan ingin belajar. Harus dipertimbangkan juga bahwa kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis dan berubah-ubah dalam mengikuti aktivitas belajarnya sehingga kadang dia mau belajar karena keinginannya sendiri kadang juga harus disuruh untuk belajar (Sardiman, 2008:91).

(28)

3. Fungsi Motivasi

Secara konseptual fungsi motivasi berkaitan erat dengan prestasi atau perolehan belajar yakni siswa yang memiliki motivasi tinggi umumnya akan memperoleh hasil yang baik. Sebaliknya siswa yang memiliki motivasi rendah hasil yang dicapai pun akan rendah juga (Imron, 1996:89). Menurut Sardiman (1986:84) ada tiga fungsi dari motivasi :

a. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan oleh manusia. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar (Hamalik, 2003:161). Maka dari itu, motivasi sangat penting dimiliki oleh siswa untuk mendorong siswa melakukan belajar. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Semakin besar motivasi yang dimiliki siswa maka akan semakin mendorong siswa untuk secepat mungkin menyelesaikan pekerjaannya. Demikian juga sebaliknya. b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

Motivasi dapat memberikan arah mengenai kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Motivasi perlu dimiliki oleh siswa karena dengan memiliki motivasi maka kegiatan yang dilakukan akan mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan dari belajarnya (Hamalik, 2003:161). Makin jelas tujuan yang hendak dicapai, maka semakin jelas pula jalan yang harus ditempuh (Purwanto, 1996:71).

(29)

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat untuk mencapai tujuan tersebut. Jadi dengan memiliki motivasi maka tingkah laku/perbuatan manusia menjadi terarah kepada tujuan yang hendak dicapai (Fudyartanto, 2002:258-259). Sebagai contoh seorang yang benar-benar ingin mencapai gelar sarjana tidak akan menyianyiakan waktunya untuk bermain sebab tidak sesuai dengan tujuan.

4. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi

Menurut Imron (1996:99-106) ada 6 unsur yang mempengaruhi motivasi belajar seseorang:

a. Cita-cita/aspirasi siswa

Setiap manusia yang hidup pasti mempunyai cita-cita, begitu juga dengan seorang siswa. Cita-cita inilah yang mendorong seorang siswa untuk belajar agar dapat meraih cita-citanya. Sebab cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik (Dimyati dan Mudjiono, 2006:98).

Kaitan antara cita-cita/aspirasi siswa dengan motivasi belajar dan prestasi belajar jika diskemakan akan nampak pola sebagai berikut:

Gambar 2.1 Skema Hubungan Cita-cita, Motivasi, dan Perolehan Belajar

Cita-cita / Aspirasi Siswa

Motivasi Belajar

(30)

b. Kemampuan siswa

Kemampuan antara siswa satu dengan siswa lainnya tidaklah sama. Oleh karena itu seorang guru tidak diperbolehkan menuntut seorang siswa sebagaimana siswa lain karena itu perbuatan yang tidak tepat. Sebab setiap siswa sama halnya dengan setiap individu dan setiap individu mempunyai keunikannnya sendiri. Maka menuntut siswa yang mempunyai kemampuan rendah untuk memyerupai siswa yang mempunyai kemampuan tinggi tentu akan mengalami kesulitan. Demikian sebaliknya siswa yang mempunyai kemampuan tinggi apabila dituntut sebagaimana siswa yang memiliki kemampuan rendah tentu akan menjadi malas.

Kaitan antara kemampuan siswa dengan motivasi belajar dan perolehan belajar jika diskemakan akan nampak pola sebagai berikut:

Gambar 2.2 Skema Hubungan Kemampuan, Motivasi, dan Perolehan Belajar

c. Kondisi siswa

Kondisi siswa dapat dibedakan menjadi 2 yaitu kondisi fisik dan kondisi psikologis. Kedua kondisi ini saling mempengaruhi satu sama lain. Sebagai contoh, apabila seorang siswa kondisi psikologisnya tidak sehat, bisa berpengaruh terhadap ketahanan dan kesehatan fisiknya. Demikian sebaliknya, apabila kondisi fisik dalam keadaan lelah maka akan mempengaruhi kondisi psikologisnya.

Kemampuan Siswa

Motivasi Belajar

(31)

Kondisi siswa baik yang bersifat fisik maupun psikologis sama-sama mempunyai pengaruh tehadap motivasi belajar. Sebagai contoh, jika kondisi fisik dalam keadaan lelah maka akan berpengaruh pada kondisi psikologis misalnya stres sehingga bisa menurunkan motivasi belajarnya.

Sangat jelas bahwa kondisi siswa baik yang bersifat fisik maupun psikologis sama-sama mempunyai pengaruh terhadap motivasi belajar. Ada saatnya siswa pada masa-masa sebelumnya mempunyai motivasi tinggi, secara tiba-tiba menjadi rendah hanya karena kondisi fisik dan psikologisnya terganggu atau sakit. Demikian sebaliknya, siswa yang mempunyai motivasi biasa-biasa saja, namun tiba-tiba berubah karena kondisi fisik dan psikologisnya dalam keadaan sehat.

Kaitan antara kondisi siswa dengan motivasi belajar dan perolehan belajar jika diskemakan akan nampak pola sebagai berikut:

Gambar 2.3 Skema Hubungan Kondisi Siswa, Motivasi, dan Perolehan Belajar

d. Kondisi lingkungan belajar

Kondisi lingkungan belajar sangat menentukan motivasi belajar seseorang karena individu baik secara sadar maupun tidak telah tersosialisasi oleh lingkungannya. Lingkungan belajar seorang individu meliputi lingkungan fisik dan sosial.

Kondisi Siswa Motivasi

Belajar

(32)

Lingkungan fisik adalah tempat dimana siswa tersebut belajar. Faktor-faktornya terdiri dari kenyamanan, kerapian, dan ketenangan. Sedangkan lingkungan sosial adalah suatu lingkungan seseorang yang berkaitan dengan orang lain. Lingkungan sosial ini bisa berupa lingkungan sepermainan, sebaya, dan kelompok belajar.

Dalam lingkungan yang kondusif untuk belajar, siswa yang berada di dalamnya akan terbawa untuk belajar sebagaimana orang lain yang berada di sekitarnya. Kaitan antara kondisi lingkungan belajar dengan motivasi belajar dan perolehan belajar jika diskemakan akan nampak pola sebagai berikut:

Gambar 2.4 Skema Hubungan Kondisi Lingkungan Belajar, Motivasi, dan Perolehan Belajar

e. Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran

Unsur-unsur dinamis belajar/pembelajaran meliputi sebagai berikut: 1) Motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar.

2) Bahan belajar dan upaya penyediaannya. 3) Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya. 4) Suasana belajar dan upaya pengembangannya.

5) Kondisi subyek belajar dan upaya penyiapan dan peneguhannya. Kondisi

Lingkungan Belajar

Motivasi Belajar

(33)

Unsur-unsur dinamis tersebut perlu diperhatikan agar motivasi belajar siswa menjadi tinggi.

Kaitan antara unsur-unsur dinamis belajar dengan motivasi dan perolehan belajar jika diskemakan akan nampak pola sebagai berikut:

Gambar 2.5 Skema Hubungan Unsur-unsur Dinamis Belajar, Motivasi, dan Perolehan Belajar

f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Seorang guru yang memiliki gairah tinggi dalam kegiatan belajar mengajar akan mempengaruhi siswanya. Dengan sungguh-sungguh dalam membelajarkan siswa, guru dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Guru semacam ini pada umumnya sudah mempersiapkan diri dengan matang, baik dari bahan pelajaran, media pengajaran maupun metode dalam mengajar. Guru selalu menyajikan hal-hal baru sehingga menarik perhatian siswa dan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.

Kaitan antara upaya guru dalam membelajarkan dengan motivasi belajar dan perolehan belajar jika diskemakan akan nampak pola sebagai berikut:

Gambar 2.6 Skema Hubungan Upaya Guru dalam Membelajarkan, Motivasi, dan Perolehan Belajar

(34)

5. Ciri-ciri Motivasi Belajar Tinggi

Menurut Brown (1981) dalam Imron (1996:88) ada 8 ciri siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yaitu:

a. Tertarik kepada guru

Siswa tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh kepada guru. Siswa mau memperhatikan pengajaran yang dilakukan guru dengan seksama. b. Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan

Siswa dapat berperan aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dari awal sampai akhir yang ditunjukkan dengan berperan secara aktif.

c. Mempunyai antusias yang tinggi serta dapat mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru

Siswa merasa antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan tidak berlebihan dalam menunjukkan perhatian kepada guru.

d. Ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas

Siswa dapat terlibat secara aktif dalam diskusi kelas dengan tetap memegang sikap selalu menghargai orang lain terutama mendengarkan pendapat orang lain.

e. Ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain seperti orang tua, teman sebaya, dan guru

Siswa ingin diakui keberadaannya oleh orang lain dari segi kepandaiannya sampai kebaikannya dalam menghargai orang lain dan peran aktifnya selama mengikuti kegiatan belajar mengajar.

(35)

Siswa dalam bertingkah laku dan bertutur kata tetap terkontrol sehingga tidak ada yang merasa dirugikan.

g. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali

Siswa dapat mengingat pelajaran apabila dia mau mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik serta mau mempelajari kembali materi pelajaran yang telah diperolehnya.

h. Selalu terkontrol oleh lingkungannya

Lingkungan dimana siswa berada selalu mengontrol dia dalam aktivitas belajarnya, baik lingkungan fisik maupun sosial.

Sedangkan menurut Sardiman (2008:83) ada 7 ciri siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yaitu:

a. Tekun dalam mengerjakan tugas-tugas dan tidak akan berhenti sebelum tugas dapat diselesaikannya sehingga siswa dapat belajar dengan waktu yang lama sampai tugasnya benar-benar selesai.

b. Tidak mudah putus asa saat menghadapi kesulitan. Siswa yang seperti ini tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin dan tidak akan cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya.

c. Menunjukkan minat yang besar terhadap macam-macam masalah belajar. d. Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain

Siswa akan belajar mandiri tanpa bergantung pada orang lain.

e. Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin walaupun tidak membuat dia kreatif.

(36)

Siswa tidak mudah tergoyahkan oleh pendapat orang lain karena tetap mempertahankan pendapatnya.

g. Senang mencari dan memecahkan masalah

Siswa selalu tertantang dalam memecahkan masalah sehingga dia akan selalu mencari pemecahan dari masalah yang belum dapat dia pecahkan serta mencari masalah-masalah baru untuk dipecahkan karena dapat memperkaya pengetahuan yang dimilikinya.

6. Cara Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa

Pemahaman terhadap gejala psikologi anak sangat berharga untuk menentukan bagaimana seharusnya memotivasi belajar anak (Petersen, 2008:16). Telah dijelaskan di atas pada unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi point c, bahwa kondisi siswa baik fisik mapun psikologis sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu pemahaman terhadap kondisi siswa, khususnya psikologis sangat menentukan motivasi yang dimiliki siswa.

Menurut Hamalik (2003:166-168) ada beberapa cara untuk membangkitkan motivasi belajar siswa yaitu:

a. Memberi angka

(37)

frustasi atau dapat juga menjadi pendorong agar dapat memperoleh angka baik.

b. Pujian

Pemberian pujian pada siswa bisa diberikan jika siswa dapat berhasil melakukan sesuatu hal. Pujian akan memberi dorongan belajar bagi siswa dan dapat menimbulkan rasa senang dan puas dalam diri siswa. c. Hadiah

Pemberian hadiah ini dapat diatur misalnya saat kenaikan kelas karena nilai rapornya bagus.

d. Kerja kelompok

Dalam kerja kelompok, kadang-kadang perasaan untuk mempertahankan nama baik kelompok menjadi motivasi dalam perbuatan belajar. Dengan pemberian hadiah akan mendorong siswa untuk mempertahankan nilai rapornya agar tetap bagus sehingga dapat memperoleh hadiah lagi.

e. Persaingan

Persaingan dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Biasanya siswa akan merasa tersaingi apabila temannya memperoleh pujian atau hadiah dari gurunya. Hal itu akan memicu persaingan di antara mereka.

f. Penilaian

(38)

yang baik. Penilaian yang dilakukan secara rutin akan mendorong siswa belajar lebih giat lagi karena merasa tertantang untuk memperoleh hasil yang baik, misalnya dengan mengadakan ulangan harian.

g. Karyawisata

Dengan karyawisata ke tempat-tempat yang disukai, anak akan termotivasi untuk belajar karena mendapat pengalaman secara langsung dan bermakna bagi dirinya serta merasa bebas karena lepas dari keterikatan ruang kelas.

Sedangkan menurut Uno (2007:34-36) teknik motivasi meliputi sebagai berikut:

a. Pernyataan penghargaan secara verbal

Pernyataan verbal terhadap perilaku atau hasil kerja/belajar siswa yang baik merupakan cara yang paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat diungkapkan dengan pujian berupa kata-kata “bagus sekali”, “hebat”, dll. Di samping menyenangkan siswa juga mengandung makna interaksi langsung antara siswa dan guru. Ini merupakan bentuk pengakuan sosial kepada siswa atas prestasinya apalagi bila diberikan di depan orang banyak.

b. Menimbulkan rasa ingin tahu

(39)

dan menyebabkan siswa berupaya keras untuk memecahkannya. Dalam upaya keras itulah motivasi siswa bertambah besar.

c. Menggunakan simulasi dan permainan

Simulasi merupakan upaya untuk menerapkan sesuatu yang dipelajari atau sedang dipelajari melalui tindakan langsung. Simulasi dan permainan merupakan proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang sangat menarik menyebabkan kegiatan belajar mengajar menjadi bermakna bagi siswa. Sesuatu yang bermakna akan selalu diingat, dipahami, atau dihargai.

d. Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar Menggunakan materi yang telah dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar merupakan suatu cara untuk menjelaskan sesuatu yang baru atau belum dipahami oleh siswa sehingga siswa akan dapat menerima dan mudah dalam mengingat.

e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kepandaiannya di depan umum

Hal itu akan menimbulkan rasa bangga dalam diri siswa dan siswa merasa dihargai oleh orang lain sehingga akan meningkatkan motivasi belajar siswa.

f. Memberikan contoh yang positif

(40)

mengawasi dan membimbingnya. Selain itu, guru juga seharusnya memberikan contoh yang baik kepada siswanya.

Menurut Imron (1996:31-32) ada beberapa upaya untuk memotivasi siswa agar belajar, yaitu:

a. Mengenalkan siswa pada kemampuan yang ada dalam dirinya sendiri. Dengan begitu siswa akan mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Kekurangan tersebut akan membuat siswa berusaha untuk menyempurnakannya melalui aktivitas belajar dan kelebihan akan semakin diperkuatnya. Dari sini akan timbul motivasi belajar dalam diri siswa. b. Membantu siswa merumuskan tujuan belajarnya. Dengan begitu siswa

mendapat jalan yang jelas dalam melaksanakan aktivitas belajar. Siswa juga akan memiliki tujuan-tujuan belajar sehingga siswa akan berusaha untuk mencapainya.

c. Menunjukkan kegiatan-kegiatan yang dapat mengarahkan siswa bagi pencapaian tujuan belajarnya. Dengan begitu siswa tidak akan melakukan kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan pencapaian tujuan belajarnya. Waktu dan tenaga dapat digunakan secara efektif oleh siswa. d. Memberikan umpan balik terhadap tugas-tugas yang diberikan dan

(41)

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut Morgan dalam Purwanto (1996:84) belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Mustaqim (2008:34) dalam bukunya yang berjudul Psiologi Pendidikan menyatakan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap terjadi karena latihan dan pengalaman.

Dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar Muhibbin (2008:68) menyatakan belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan pengertian belajar yaitu kegiatan yang berproses untuk mengubah tingkah laku sehingga menghasilkan suatu perubahan yang relatif menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman serta interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Berikut ciri-ciri perubahan tingkah laku yang termasuk dalam pengertian belajar menurut Ahmadi dan Supriyono (1991:121):

a. Perubahan yang terjadi disadari

(42)

b. Perubahan yang bersifat fungsional

Perubahan yang terjadi berlangsung terus menerus dan tidak statis. Sebagai contoh seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis.

c. Perubahan yang bersifat positif dan aktif

Perubahan yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Maka semakin banyak perubahan yang terjadi, semakin banyak pula usaha yang dilakukan individu itu sendiri.

d. Perubahan yang tidak bersifat sementara, yaitu tingkah laku yang terjadi setelah belajar adalah menetap

Sebagai contoh kepandaian seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar tidak akan hilang melainkan akan terus dimiliki bahkan semakin berkembang apabila terus dilatih.

e. Perubahan yang memiliki tujuan atau terarah dengan jelas. Dengan begitu usaha yang dilakukan terarah kepada tingkah laku yang telah ditetapkan. f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jadi aspek perubahan

yang satu berhubungan dengan aspek yang lain.

2. Pengertian Prestasi Belajar

(43)

a. Faktor Internal, seperti motivasi dan keyakinan

1) N. Ach (Need for Achievement) adalah dorongan untuk berprestasi dalam hal tertentu.

2) Takut gagal

Siswa yang merasa takut gagal biasanya akan selalu menghindari tugas-tugas yang dirasakannya akan menyebabkan kegagalan. Hal ini akan mengganggunya untuk meraih prestasi. 3) Takut sukses

Siswa yang merasa takut sukses tidak akan berusaha melakukan hal yang terbaik demi keberhasilannya.

b. Faktor Eksternal, seperti kesempatan

Lingkungan dapat menentukan prestasi seseorang. Lingkungan yang mendukung dapat memotivasi orang yang ada di dalamnya untuk berkembang. Tetapi apabila lingkungan tidak mendukung, maka motivasi dalam mengejar prestasi juga kurang tinggi.

(44)

Di dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan Mahmud (1990:87) menerangkan bahwa prestasi akademik biasanya diukur dari nilai sehari-hari tes hasil belajar dan lamanya bersekolah.

Dari beberapa definisi di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam kegiatan pembelajaran meliputi aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif dilihat dari nilai yang diperoleh siswa dalam setiap mata pelajaran yang tercantum di rapor.

3. Prinsip-prinsip Belajar

Dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Pembelajaran, Dimyati dan Mudjiono (1999:42-50) mengemukakan beberapa prinsip belajar. Prinsip-prinsip tersebut baik bagi siswa dalam upaya meningkatkan belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip yang berlaku umum itu meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, dan perbedaan individual. Ketujuh prinsip belajar di atas akan dijabarkan lebih lanjut di bawah ini.

a. Perhatian dan motivasi

(45)

pelajaran akan timbul dalam diri siswa apabila bahan pelajaran tersebut dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan dan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan siswa memiliki perhatian terhadap pelajaran, maka akan timbul motivasi dalam diri siswa untuk mempelajarinya.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:42) motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Dalam pembelajaran, motivasi merupakan salah satu tujuan dan alat pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Sedangkan sebagai alat, motivasi merupakan salah satu faktor untuk mencapai keberhasilan dalam belajar di bidang pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan.

b. Keaktifan

(46)

c. Keterlibatan langsung/berpengalaman

Dalam proses belajar siswa tidak hanya terlibat secara fisik saja, namun juga keterlibatan secara mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai, dalam pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.

d. Pengulangan

Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti (Davies, 1987:32) dalam Dimyati dan Mudjiono (1999:52). Dengan kata lain, keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian. Dari pernyataan inilah pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Kesadaran siswa untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam permasalahan. Dengan kesadaran ini, diharapkan siswa tidak merasa bosan dalam melakukan pengulangan.

e. Tantangan

(47)

prinsip-prinsip, dan generalisasi akan menantang siswa dan menimbulkan motif dalam diri siswa.

f. Balikan dan Penguatan

Siswa yang memperoleh nilai baik dalam ulangan akan terdorong untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik merupakan penguatan positif. Sebaliknya siswa yang mendapat nilai jelek dalam ulangan akan terdorong untuk belajar lebih giat lagi karena takut tidak naik kelas. Nilai yang jelek merupakan penguatan negatif.

g. Perbedaan Individual

Siswa merupakan individu yang unik. Sekalipun dua siswa kembar, namun tidak ada yang sama persis. Setiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya.

(48)

4. Klasifikasi Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan acuan guru untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mata pelajaran. Hasil belajar ini merupakan bukti dari prestasi belajar yang telah diraih siswa. Menurut Bloom dalam Nana Sudjana dengan bukunya yang berjudul Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (2009:22) ada tiga ranah yaitu:

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berhubungan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek pengetahuan dan pemahaman disebut kognitif tingkat rendah. Aspek aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi disebut kognitif tingkat tinggi.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berhubungan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

c. Ranah Psikomotor

(49)

Dari ketiga ranah di atas, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah dasar karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai materi pelajaran.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Djamarah (2010:105) mengungkapkan bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan instruksional khusus dari bahan tersebut. Agar dapat mencapai kata berhasil dalam proses belajar mengajar, maka faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan tersebut juga harus diatasi. Menurut Muhibbin (2008:144-155) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Faktor Internal

Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini meliputi 2 aspek, yakni

1) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)

Di dalam aspek fisiologis ini guru perlu mengetahui keadaan siswa-siswanya secara pasti. Yang termasuk aspek fisiologis meliputi kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) dan kondisi organ-organ khusus.

(50)

adalah siswa dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi serta memilih pola istirahat dan olahraga ringan yang terjadwal.

Kondisi organ-organ khusus seperti tingkat kesehatan indera penglihatan dan pendengaran juga perlu mendapat perhatian dari guru karena akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan khususnya yang disajikan di kelas.

Dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Slameto (1988:56) mengungkapkan faktor jasmaniah terdiri dari dua faktor yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh.

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna tubuh/badan (Slameto, 1988:57). Keadaan cacat tubuh akan mengganggu proses belajar siswa. Alangkah baiknya siswa yang mengalami cacat tubuh belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan menggunakan alat bantu untuk mengurangi pengaruh kecacatannya.

2) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)

Faktor-faktor yang termasuk aspek psikologis adalah: a) Intelegensi siswa

(51)

Nurkancana (1983:172) intelegensi adalah kesanggupan untuk mengadakan respon yang baik sesuai dengan fakta yang dihadapi.

Tingkat intelegensi sangat menentukan tingkat keberhasilan siswa. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat intelegensi seorang siswa maka akan semakin besar kesempatannya untuk meraih sukses dan sebaliknya semakin rendah tingkat intelegensi maka akan semakin rendah kesempatannya meraih sukses.

Seorang guru kelas pasti menghadapi banyak siswa yang berbeda tingkat intelegensinya. Ada siswa yang tingkat intelegensinya di atas rata dan ada pula yang di bawah rata-rata. Cara memperlakukan siswa tersebut harus mendapat perhatian serius karena tidak bisa dianggap mudah.

b) Sikap siswa

(52)

senantiasa menghargai dan mencintai profesinya dalam bentuk mampu meyakinkan kepada para siswa akan manfaat bidang studi tersebut bagi kehidupannya selain menguasai bahan yang terdapat dalam bidang studi tersebut.

Menurut Nurkancana (1983:260) sikap yang positif terhadap sekolah, guru, teman-teman, dan sebagainya merupakan dorongan yang besar bagi anak untuk mengadakan hubungan yang baik. Hubungan baik ini akan melancarkan proses pendidikan di sekolah.

c) Bakat siswa

Menurut Crow and Crow dalam Nurkancana (1983:200) bakat adalah suatu kualitas yang nampak pada tingkah laku manusia pada suatu lapangan keahlian tertentu seperti musik, seni pengarang, kecakapan dalam matematika, keahlian dalam bidang mesin, atau keahlian-keahlian lainnya. Sedangkan menurut Chaplin dan Reber dalam Muhibbin (1995:135) bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

(53)

perlu mendapat latihan dan pendidikan karena bakat ini merupakan bakat khusus dan tidak dapat dipelajari yang merupakan pembawaan sejak lahir.

d) Minat siswa

Menurut Muhibbin (1995:136) minat (interst) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Sebagai contoh siswa yang mempunyai minat pada mata pelajaran IPA maka siswa tersebut akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lain terhadap mata pelajaran tersebut. Karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi belajar lebih giat dan akhirnya mencapai prestasi yang baik.

e) Motivasi siswa

(54)

Motivasi yang tidak dimiliki oleh siswa baik intrinsik maupun ekstrinsik akan berpengaruh pada semangat siswa dalam melakukan proses pembelajaran di sekolah dan di rumah.

b. Faktor Eksternal

Menurut Muhibbin (1995:132) faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi/keadaan lingkungan di sekitar siswa. Yang termasuk faktor-faktor eksternal adalah sebagai berikut:

1) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial di sekolah meliputi para guru yang dapat menjadi daya dorong positif bagi kegiatan belajar siswa, para staf administasi, dan teman-teman sekelas yang dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Selain ketiga faktor di atas, Slameto (1988:66-72) mengungkapkan faktor metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah akan berpengaruh dalam belajar siswa.

(55)

masyarakat, mass media dan bentuk kehidupan masyarakat juga akan berpengaruh pada aktivitas belajar siswa (Slameto, 1988:72-73).

Lingkungan sosial di keluarga meliputi orang tua dan keluarga siswa sendiri. Dalam hal ini cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang budaya dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa (Slameto, 1988:62-66).

2) Lingkungan non sosial

Lingkungan non sosial meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor di atas dapat menentukan hasil belajar siswa.

c. Faktor Pendekatan Belajar

(56)

C. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:85) motivasi belajar penting bagi siswa dengan alasan sebagai berikut:

1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar proses, dan hasil akhir. Sebagai contoh setelah seorang siswa menyimak penjelasan guru tentang suatu materi, dibandingkan temannya sekelas yang juga menyimak penjelasan guru tentang materi tersebut, ia kurang berhasil mengerjakan soal ulangan, maka ia terdorong untuk belajar lagi.

2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya. Sebagai contoh jika terbukti usaha belajar seorang siswa belum memadai, maka ia berusaha belajar lebih giat lagi seperti temannya yang berhasil.

3. Mengarahkan kegiatan belajar. Sebagai contoh setelah diketahui bahwa dirinya belum belajar secara serius maka ia akan mengubah perilaku belajarnya.

4. Membesarkan semangat belajar. Sebagai contoh jika ia telah menghabiskan uang sekolah dan masih ada adik yang dibiayai orang tuanya, maka ia berusaha agar cepat lulus.

(57)

bermain dengan teman sebaya, apa yang dilakukan diharapkan dapat berhasil memuaskan.

Kelima hal di atas menunjukkan betapa pentingnya sebuah motivasi bagi siswa. Dengan siswa memiliki motivasi dalam dirinya maka tugas belajar dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam bukunya yang berjudul Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Mulyasa (2009:198) mengungkapkan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan dan keberhasilan pembelajaran, karena siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi.

Pernyataan di atas juga didukung oleh Wina (2008:249) bahwa keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan oleh motivasi belajar yang dimilikinya. Semakin tinggi motivasi yang dimiliki maka akan semakin tinggi pula prestasi yang diraihnya dan apabila motivasi yang dimiliki rendah maka akan semakin rendah pula prestasi yang dicapainya. Hal itu dapat terjadi karena motivasi merupakan pendorong untuk melakukan tindakan tertentu. Sebagai contoh yang biasanya dijumpai, siswa yang kurang berprestasi bukan karena kemampuannya yang kurang namun karena tidak adanya motivasi belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya.

(58)

diri untuk beremansipasi. Sebab disiplin diri merupakan kunci utama untuk mencapai keberhasilan belajar. Oleh karena itu, guru harus memastikan bahwa motivasi belajar dalam diri siswa tidak menurun atau hilang. Menurut Wlodkowski (2004:20) mengungkapkan tiga penyebab menurunnya motivasi belajar:

1. Desain sistem penilaian di sekolah.

2. Meningkatnya kompleksitas belajar yang sudah maju.

3. Daya tarik dan gangguan-gangguan dunia yang sangat hebat yang berada di sekitarnya.

Sebagai pendidik harus bisa mempertahankan motivasi intrinsik yang sudah ada dalam diri setiap siswanya. Dengan begitu siswa akan selalu mempunyai motivasi dalam dirinya untuk belajar. Sebab motivasi sangat diperlukan dalam proses belajar.

Siswa yang memiliki motivasi akan belajar dengan sungguh-sungguh. Hal ini akan mendorongnya untuk meraih prestasi belajar yang memuaskan. Semakin tinggi motivasi yang dimiliki siswa maka akan semakin tinggi prestasi yang diraih. Begitu juga sebaliknya semakin rendah motivasi yang dimiliki siswa maka akan semakin rendah prestasi yang dicapainya. Ini tidak ada kaitannya dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Siswa yang tidak memiliki kemampuan yang cukup namun dia memiliki motivasi tinggi dalam dirinya akan lebih membantunya dalam meraih prestasinya. Dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan tinggi namun tidak mempunyai motivasi tinggi dalam dirinya.

(59)

pelajaran tersebut adalah Matematika, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Kelima mata pelajaran di atas digunakan karena sudah dapat mewakili mata pelajaran inti SD. Nilai rapor juga dianggap sudah mewakili prestasi belajar yang telah diraih siswa secara keseluruhan. Nilai rapor bersifat obyektif dan merupakan nilai final seorang siswa selama satu semester belajar.

(60)

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka yang telah dituliskan di atas, maka hipotesis pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

(61)

45 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif tingkat korelasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menetapkan besarnya hubungan antara variabel-variabel (Furchan, 2007:463). Dua atau lebih variabel diteliti tanpa memberikan perlakuan terhadap variabel-variabel tersebut. Variabel yang akan diteliti adalah hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek penelitian atau titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian kuantitatif dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X) (Independent Variable)

Variabel bebas adalah suatu variabel yang ada atau terjadi mendahului variabel terikatnya (Prasetyo, 2008:67). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi belajar.

2. Variabel Terikat (Y) (Dependent Variable)

(62)

C. Definisi Operasional Variabel 1. Motivasi Belajar

Motivasi belajar dalam penelitian ini dibatasi pada delapan indikator yaitu dorongan dan kebutuhan dalam belajar, kebutuhan siswa dalam belajar, keinginan berhasil, harapan dan cita-cita masa depan, tanggungjawab pribadi yang besar, menyukai tugas dan latihan-latihan soal, pantang menyerah, dan bertindak secara inovatif dan kreatif yang diukur dengan kuesioner dan ditunjuk dengan skor yang diperoleh siswa.

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar dalam penelitian ini mencakup penguasaan siswa pada lima mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Pendidikan Kewarganegaraan yang diukur dengan tes buatan guru dan ditunjuk oleh skor yang diperoleh siswa yang tercantum di rapor.

D. Subyek Penelitian

(63)

Tabel 3.1 Subyek Penelitian

Kelas

Jumlah

Jumlah Siswa Putra Putri

VA 21 18 39

VB 21 18 39

Jumlah 42 36 78

E. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di SD Bopkri Gondolayu yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman 24, Gowongan, Jetis, Yogyakarta.

F. Jadwal Penelitian

Proses dalam penyusunan skripsi ini melalui beberapa tahap sampai akhirnya skrisi ini disahkan oleh dosen pembimbing. Jadwal dalam proses penyusunan skrisi dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Bulan

Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt 1. Penyusunan Proposal √

2. Konsultasi Bab I, II, dan III

3. Bimbingan dengan dosen pembimbing

√ √ √ √

4. Penyusunan Kuesioner √

(64)

6. Penghitungan Taraf Validitas dan Reliabilitas Soal

7. Pengumpulan Data Penelitian

8. Analisis Data √ √

9. Pembahasan √ √

10. Ujian Skripsi √

11. Revisi Skripsi √

12. Pengumpulan Skripsi √

G. Instrumen Penelitian/Alat Ukur 1. Teknik Pengumpul Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, digunakan beberapa teknik pengumpulan data yakni:

a. Kuesioner

(65)

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner dengan bentuk check-list. Check-list berbentuk sebuah daftar dimana responden hanya membubuhkan tanda check () pada kolom yang sesuai. Dilihat dari cara menjawabnya, kuesioner yang digunakan adalah bentuk tertutup, sebab tidak adanya kebebasan untuk responden memberikan jawaban dan pendapatnya sesuai dengan keinginannya (Hasan, 2002:85).

Kuesioner motivasi belajar ini, menggunakan kuesioner yang ada dalam penelitian Maria Dewi Sulistyarini yang meneliti tentang Pengaruh Motivasi Belajar, Kepercayaan Diri, dan Keaktifan Siswa di

Dalam Proses Belajar Mengajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam

Ranah Kognitif Serta Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas

VII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Pada Sub Pokok Bahasan Gaya

Antar Partikel Zat dan Maria Tri Rahayu Sulistyawati yang meneliti tentang Hubungan Antara Konsep Diri, Motivasi Berprestasi, dan Partisipasi Aktif Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar Dengan

(66)

mengembangkannya bersama dengan Evivalen Arnis Kurnia, Yohanes Didik Adi Kristanto, Masterina Setyatiti, dan Nuning Suprapti. Modifikasi dilakukan karena peneliti mempertimbangkan subyek penelitian yang akan digunakan. Peneliti menggunakan subyek penelitian siswa kelas V SD sedangkan kedua penelitian yang digunakan kuesionernya adalah siswa SMP. Oleh sebab itu, peneliti memodifikasi pemilihan kata yang terdapat dalam kuesioner dengan bahasa yang disesuaikan untuk siswa kelas V SD agar tidak mengalami kesulitian saat memahami isi pernyataan.

Kuesioner motivasi ini terdiri dari 8 indikator yang dijabarkan menjadi item-item berjumlah 60 pernyataan. Setiap pernyataan memiliki 4 alternatif jawaban, di mana siswa harus memilih satu alternatif jawaban sesuai dengan kondisi siswa. Pernyataan terdiri dari item positif dan item negatif.

Kuesioner ini disusun berdasarkan skala Likert. Skala Likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan, 2002:12). Menurut Jogiyanto (2008:172), skala Likert mengukur respon subyek ke dalam 5 poin atau 7 poin skala dengan interval yang sama. Namun setelah mengalami modifikasi, terdapat empat pilihan jawaban yaitu “Sangat Setuju (SS)”, Setuju (S)”, “Kurang Setuju (KS)”, dan “Tidak Setuju (TS)”. Item positif diberi skor yang

(67)

Setuju”. Item negatif diberi skor dari 1-4 untuk pilihan dari “Sangat Setuju” sampai “Tidak Setuju”.

Pengukuran alat ini dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:

a. Item-item positif, dengan pilihan jawaban dan skor yaitu : (a) Sangat Setuju (SS) : skor 4

(b) Setuju (S) : skor 3 (c) Kurang Setuju (KS) : skor 2 (d) Tidak Setuju (TS) : skor 1

b. Item-item negatif, dengan pilihan jawaban dan skor yaitu: a) Sangat Setuju (SS) : skor 1

b) Setuju (S) : skor 2 c) Kurang Setuju (KS) : skor 3 d) Tidak Setuju (TS) : skor 4

Tabel 3.3 Indikator dan Kisi-kisi Kuesioner Sebelum Uji Coba

No. Indikator Item Positif Item Negatif 1. Dorongan dan

Saya bertanya kepada guru bila saya belum memahami materi pelajaran yang dijelaskan. *)

Bila nilai ulangan saya buruk dan tidak sesuai harapan, saya menambah waktu belajar agar dapat memperbaikinya. *)

Saya berusaha mengerjakan soal sendiri dan tidak

Saya mudah menyerah mencoba soal yang belum pernah saya kerjakan.

Gambar

Gambar 2.1 Skema Hubungan Cita-cita, Motivasi, dan
Gambar 2.1  Skema Hubungan Cita-cita, Motivasi, dan Perolehan
Gambar 2.2 Skema Hubungan Kemampuan, Motivasi, dan Perolehan
Gambar 2.3  Skema Hubungan Kondisi Siswa, Motivasi, dan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan analisis mekanisme pasar pada pasar tradisional Simpang-Baru Panam-Pekanbaru terhadap kepuasan konsumen pada umumnya berdasarkan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja karyawan pada PT PLN (Persero) Area Malang sudah sangat baik yang berdampak pada motivasi kerja,

Tes dan angket (kuesioner) tersebut diberikan kepada sejumlah orang di luar sampel yang telah memperoleh materi pembelajaran mengenai standar kompetensi

Pendapatan operasional yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya, tumbuh 25,0% menjadi Rp19,6 triliun pada semester I 2014 dari Rp15,7

Variabel pada faktor facilitating condition yang berpengaruh besar, yaitu facilitating condition karena sebagian pengguna merasakan adanya fasilitas yang disediakan

Bentuk pergerakan robot dengan posisi wajah di tengah window, robot bergerak lurus dengan dengan kecepatan Roda motor A dan roda motor B sama, sedangkan posisi

Dalam penelitian ini, membahas bagaimana kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang ada pada karyawan di PT.Batuwangi Putra Sejahtera tdan pengaruhnya terhadap niat

Secara Praktis Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas pencliti mcmberikan beberapa saran untuk perbaikan penelitian dimasa yang akan datang dalam rangka memperbaikan budaya kerja