• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Jamur Tiram Putih

Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi jamur tiram putih terdiri dari 4 (Empat) variabel, antara lain :

1. Sebagai variabel bebas adalah Luas Kumbung, Jumlah baglog, Frekuensi Penyiraman dan Tenaga Kerja.

2. Sebagai variabel tidak bebas adalah Hasil Produksi.

Untuk menghitung seberapa besar empat variabel tersebut dapat mempengaruhi hasil proses produksi jamur tiram putih. Perhitungannya

menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan fasilitas computer program SPSS versi 17.

Sebelum melakukan analisis, data yang di olah terutama untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan korelasi, maka di lakukan uji Multikolinearitas. Berikut adalah hasil dari Uji Multikolinearitas:

Tabel 10. Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF Luas Kumbung Jumlah Baglog Frekuensi Penyiraman Tenaga Kerja .261 .248 .296 .269 6.221 4.695 3.383 6.453

a. Dependent Variable: Produksi

Beberapa variable faktor – faktor produksi tersebut sudah di uji untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar variable. Variabel Luas kumbung, Jumlah Baglog, Frekuensi Penyiraman, dan Tenaga Kerja sudah di pastikan tidak terjadi korelasi hal tersebut di karenakan nilai tolerance yang besarnya di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas pada variabel independennya.

Hasil analisis regresi linear berganda seperti pada tabel berikut ini : Tabel 11. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda.

Variabel Koefisien

regresi T hitung T tabel Sig

Variabel Luas Kumbung (X1) 5,940 2,838 1,753 0,012

Variabel Jumlah Baglog (X2) 0,452 3,546 1,753 0,003

Variabel Frekuensi Penyiraman(X3) 5,454 2,619 1,753 0,019

Variabel Tenaga Kerja (X4) 17,937 3,856 1,753 0,002

N = 20

Konstanta = 1,377 F hitung = 276,661

F tabel = 3,052 R2 = 0.993

Dari tabel dapat diketahui model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = 1,377 + 5,940X1 + 0,452X2 + 5,454X3 + 17,937X4 + e

1. Koefisien Determinasi Berganda (R2)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai koefisien determinasi (R- Square) yang digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) sebesar 0.99. Hal ini berarti variable luas kumbung, jumlah baglog, frekuensi penyiraman dan tenaga kerja secara bersama mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap produksi jamur tiram putih sebesar 99% . Sedangkan sisanya yaitu sebesar 1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti seperti adanya hama, penyakit atau kompsisi pada baglog jamur.

2. Pengujian Secara Simultan (Uji F)

Tujuan dari Uji F adalah untuk mengetahui derajat signifikansi pengaruh secara simultan variabel-varibel independen (X) terhadap variabel dependen Jumlah produksi jamur tiram putih di desa Wadungasih.. Dari hasil tabel diatas

dapat pula diketahui nilai Fhitung sebesar 24,596 . nilai Fhitung > Ftabel (276,661

> 3,052), maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa Luas Kumbung, Jumlah Baglog, Frekuensi Penyiraman dan Tenaga Kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap hasil atau Jumlah Produksi Jamur tiram putih.

3. Pengujian Secara Parsial (Uji t)

Uji parsial (Uji t) dalam analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh tiap variabel bebas (X) yang digunakan di dalam model terhadap variabel tidak bebas (Y). Untuk Uji t ini tiap variabel bebas akan dijelaskan secara sendiri-sendiri.

a) Luas Kumbung (X1)

Hasil analisis Uji t pada tingkat signifikan 10% menunjukkan bahwa nilai regresi dari variabel Luas Kumbung secara signifikan berpengaruh terhadap jumlah hasil produksi jamur tiram putih. Dimana besarnya nilai t hitung = 2,838 sedangkan ttabel = 1,753yang artinya thitung > ttabel maka Ho ditolak dan H1 diterima

kesimpulannya bahwa luas kumbung berpengaruh positif terhadap banyaknya jumlah produksi jamur tiram putih di desa wadungasih. Besar kecilnya kumbung berpengaruh pada isi jumlah baglog yang akan di taruh di dalam kumbung jamur tiram putih. Selain itu besar kecilnya kumbung juga berpengaruh terhadap udara di dalam kumbung dimana apabila kumbung terlalu kecil maka tingkat kelembaban pun akan semakin tinggi di bandingkan dengan kumbung yang luas maka kelembapan di dalam kumbung lebih rendah, sehingga luas kumbung terhadap produksi jamur tiram putih sangat berpengaruh

b) Jumlah Baglog (X2)

Hasil analisis uji t pada tingkat signifikan 10% menunjukkan bahwa nilai regresi dari variabel jumlah baglog secara signifikan berpengaruh terhadap jumlah hasil produksi jamur tiram putih. Dimana besarnya nilai thitung = 3,546

sedangkan ttabel = 1,753yang artinya thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima

kesimpulannya secara parsial bahwa Jumlah Baglog berpengaruh positif terhadap banyaknya jumlah produksi jamur tiram putih. Proses produksi jamur dengan banyaknya jumlah baglog yang di gunakan dapat di pastikan akan mendapatkan hasil panen yang banyak juga, begitu juga sebaliknya.

c) Frekuensi Penyiraman (X3)

Hasil analisis Uji t pada tingkat signifikan 10% menunjukkan bahwa nilai regresi dari variabel frekuensi penyiraman secara signifikan berpengaruh terhada

1,753yang artinya thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima kesimpulannya

secara parsial bahwa frekuensi penyiraman berpengaruh positif terhadap jumlah produksi jamur tiram putih. Pengaruh penyiraman terhadap kumbung sangat mempengaruhi untuk kestabilan suhu di dalam kumbung. Apabila sekitar kmu bung kering dan tidak ada kelembapan maka otomatis suhu akan berubah lebih tinggi dibandingkan apa bila sekitar kumbung di lakukan penyiraman secara teratur maka akan menstabilkan suhu di dalam kumbung yang nantinya akan sangat berpengaruh terhadap proses produksi jamur.

d) Tenaga Kerja (X4)

Hasil analisis Uji t pada tingkat signifikan 10% menunjukkan bahwa nilai regresi dari variabel tenaga kerja secara signifikan berpengaruh terhadap

produksi jamur tiram putih. Dimana besarnya nilai thitung = 3,856sedangkan ttabel =

1,753yang artinya thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima kesimpulannya

secara parsial bahwa tenaga kerja berpengaruh terhadap jumlah produksi jamur tiram putih. Tenaga kerja berpengaruh dimana tanpa adanya tenaga kerja usaha budidaya tidak akan bisa berjalan dengan optimal dan produksi yang dihasilkan pun juga tidak akan maksimal.

Hasil analisis di atas dapat di simpulkan bahwa variable yang berpengaruh pada faktor produksi jamur tiram adalah Luas Kumbung(x1), Jumlah Baglog(x2), Frekuensi Penyiraman (x3) sangat berpengaruh signifikan , sedangkan satu variable yaitu Tenaga Kerja (x4) berpengaruh terhadap produksi jamur tiram putih. Berpengaruhnya ke empat variabel di dalam proses produksi jamur tiram adalah dimana di dalam proses tersebut sangat dibutuhkan untuk memproduksi jamur tiram putih.

Dokumen terkait