• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kopi

Didalam penelitian ini terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopi di daerah penelitian yaitu bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja dan lahan.

Pengaruh faktor-faktor produksi tersebut terhadap produksi kopi di analisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dan regresi linier model Cobb-Douglass yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Analisis Regresi Linier Berganda Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Dimana: Y = Produksi X1 = Bibit (Batang) X2 = Pupuk (Kg) X3 = Pestisida (Ltr) X4 = Tenaga Kerja (HKO) X5 = Lahan (Ha)

Hubungan variabel input dan output pada usahatani kopi dapat diketahui melalui uji-F. Adapun kegunaan dari uji-F adalah untuk mengetahui pengaruh secara keseluruhan (bersama-sama) penggunaan input dan output. Besarnya pengaruh masing- masing penggunaan input tersebut dapat dilihat dari koefisien regresi (βi) dan Uji-t dari fungsi regresi linier berganda pada usahatani kopi diuraikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Nilai Koefisien Regresi Linier Berganda dan Variabel Input Produksi UsahataniKopi Arabika Petani Responden, di desa Dolokmargu, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, 2014. No Input Produksi (Xi) Unstandardized Coefficients (B) Standardized Coefficients (ßi) t-hitung Significant Constant -124,830 -2,315 0,024 1 Bibit (B) 0,470 0,284 2,549* 0,014 2 Pupuk (PU) 0,142 0,020 0,175 tn 0,862 3 Pestisida (PE) 120,385 0,147 0.976 tn 0,333 4 Tenaga Kerja (TK) 12,299 0,232 3,382* 0,001 5 Luas Lahan (LL) 395,094 0,348 1,937 tn 0,058 R Square = 0,876 F Hitung = 76,49 ttabel = 2, 00 F tabel = 2,38

Keterangan : * = berpengaruh nyata tn = berpengaruh tidak nyata Sumber: Diolah dari Data Primer, 2014 (Lampiran 26)

Berdasarkan data pada Tabel 12, maka persamaan fungsi produksi regresi linier berganda usahatani Kopi Arabika di desa Dolokmargu sebagai berikut :

Y = -124,830 + 0,470X1 + 0,142X2 +120,385X3 + 12,299X4 + 395,094X5 + e

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,876 yang berarti bahwa variabel tidak bebas (Y) pada model dijelaskan oleh variabel bebas (Xi) secara bersama-sama sebesar 87,6% dan sisanya sebesar 12,4 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model.

Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa nilai Fhitung > Ftabel pada taraf kepercayaan 95 % (76,49 > 2,38) yang berarti bahwa variabel bebas secara keseluruhan (bersama-sama) sangat berpengaruh nyata terhadap produksi kopi. Sedangkan secara parsial pengaruh penggunaan masing-masing variabel terhadap produksi kopi berdasarkan nilai thitung dan koefisien regresi linier berganda adalah sebagai berikut :

Bibit

Berdasarkan hasil uji-t diperoleh thitung > ttabel (2,54 > 2,00) pada taraf kepercayaan 95%, yang berarti bahwa bibit berpengaruh nyata terhadap produksi kopi. Dari hasil Uji Standardized Coefficients (ßi) dimana variabel Bibit memberikan kontribusi sebesar 0,284 dimana bila bibit ditambah sebesar 1% akan menaikkan produksi kopi sebesar 0,284%. Namun hal ini harus disesuaikan dengan kondisi lahan yang ada juga input usahatani yang digunakan.

Pupuk

Dari hasil uji-t menunjukkan nilai thitung < ttabel (0,175 < 2,00) pada taraf kepercayaan 95%, yang berarti bahwa pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kopi. Selanjutnya pada hasil Uji Standardized Coefficients (ßi), variabel pupuk memberikan kontribusi sebesar 0,020. Artinya setiap penambahan pupuk sebesar 1% akan menaikkan produksi kopi sebesar 0,020%.

Pestisida

Dari hasil uji-t menunjukkan nilai thitung < ttabel (0.976 < 2,00) pada taraf kepercayaan 95%, yang berarti bahwa pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kopi di daerah penelitian. Hasil Uji Standardized Coefficients (ßi), variabel pestisida memberikan kontribusi sebesar 0,147 yang artinya setiap penambahan pestisida sebesar 1% akan dapat menaikkan produksi kopi sebesar 0, 147 %.

Tenaga Kerja

Hasil uji-t menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel (3,382> 2,00) pada taraf kepercayaan 95 % yang berarti bahwa tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi kopi. Hasil Uji Standardized Coefficients (ßi) sebesar 0,232 yang berarti bahwa setiap penambahan tenaga kerja sebesar 1%, akan menaikkan produksi kopi sebesar 0,232 %.

Luas Lahan

Berdasarkan hasil uji-t diperoleh thitung < ttabel (1,937 < 2,00) pada taraf kepercayaan 95%, yang berarti bahwa luas lahan tidak berpengaruh nyata

terhadap produksi kopi, dimana semakin luas areal pertanaman yang dikelola, maka semakin besar pula produksi yang dihasilkan dari usahatani tersebut dan hasil perhitungan Standardized Coefficients (ßi), variabel luas lahan memberikan kontribusi 0,348 yang berarti setiap bertambah 1% pada luas lahan, akan menaikkan produksi kopi sebesar 0,348%.

2. Analisis Regresi Model Cobb-Douglass

Y = a + Bb1 + PUb2 + PEb3 + TKb4 + Lb5 Dimana: Y = Produksi B = Bibit (Batang) PU = Pupuk (Kg) PE = Pestisida (Ltr) TK = Tenaga Kerja (HKO) L = Lahan (Ha)

Hubungan variabel input dan output pada usahatani kopi dapat diketahui melalui uji-F. Adapun kegunaan dari uji-F adalah untuk mengetahui pengaruh secara keseluruhan (bersama-sama) penggunaan input dan output. Besarnya pengaruh masing- masing penggunaan input tersebut dapat dilihat dari koefisien regresi (βi) dan Uji-t dari fungsi Cobb-Douglas pada usahatani kopi diuraikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Nilai Koefisien Regresi Model cobb-douglass dan Variabel Input Produksi Usahatani Kopi Arabika Petani Responden, di desa Dolokmargu, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, 2014.

No Input Produksi (Xi) Unstandardized Coefficients (B) Standardized Coefficients (ßi) t-hitung Significant Constant 4,939 5,878 0,000 1 Bibit (B) 0,350 0,326 2,971* 0,005 2 Pupuk (PU) -0,167 -0,174 -1,580 tn 0,121 3 Pestisida (PE) 0,011 0,014 0.142 tn 0,828 4 Tenaga Kerja (TK) 0,189 0,085 1,097 tn 0,278 5 Luas Lahan (LL) 0,539 0,718 5,433* 0,000 R Square = 0,865 F Hitung = 60,451 ttabel = 2, 00 F tabel = 2,38

Keterangan : * = berpengaruh nyata tn = berpengaruh tidak nyata Sumber: Diolah dari Data Primer, 2014 (Lampiran 26)

Berdasarkan data pada Tabel 13, maka persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas usahatani Kopi Arabika di desa Dolokmargu sebagai berikut :

Y = B 0,326. PU -0,174. PE0,014. TK 0,085. LL 0,718.

Berdasarkan Tabel 13diatas juga diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Ln Y = 4,939+0,350LnX1 -0,167LnX2+0,011LnX3+ 0,189LnX4 0,539LnX5 + eu

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,865 yang berarti bahwa variabel tidak bebas (Y) pada model dijelaskan oleh variabel bebas (Xi) secara bersama-sama sebesar 86,5% dan sisanya sebesar 13,5 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model.

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa nilai Fhitung > Ftabel pada taraf kepercayaan 95 % (60,45 > 2,38) yang berarti bahwa variabel bebas secara keseluruhan (bersama-sama) sangat berpengaruh nyata terhadap produksi kopi. Sedangkan secara parsial pengaruh penggunaan masing-masing variabel terhadap

produksi kopi berdasarkan nilai thitung dan koefisien regresi adalah sebagai berikut :

Bibit

Bibit tanaman kopi yang digunakan petani kopi di daerah penelitian umumnya berasal dari biji yang diperoleh dari kebun sendiri dengan memperhatikan tanaman yang lebih unggul dari tanaman kopi disekitarnya, serta memiliki produksi yang tinggi dan tahan terhadap hama dan penyakit. Rata- rata penggunaan bibit oleh petani di daerah penelitian adalah sebesar 1.356 batang/ Ha.

Berdasarkan hasil uji-t diperoleh thitung > ttabel (2,97 > 2,00) pada taraf kepercayaan 95%, yang berarti bahwa bibit berpengaruh nyata terhadap produksi kopi. Dari hasil Uji Standardized Coefficients (ßi) dimana variabel Bibit memberikan kontribusi sebesar 0,326 dimana bila bibit ditambah sebesar 1% akan menaikkan produksi kopi sebesar 0,326%. Namun hal ini harus disesuaikan dengan kondisi lahan yang ada juga input usahatani yang digunakan.

Pupuk

Pada umumnya penggunaan pupuk sangat tergantung dari luas lahan yang diusahakan petani. Dalam penggunaan pupuk, petani mempunyai teknik yang berbeda-beda. Untuk memperoleh hasil produksi yang optimal, tidak selamanya tanah pertanaman yang luas diberikan pupuk dalam jumlah yang besar, dan begitu pula sebaliknya. Dari hasil uji-t menunjukkan nilai thitung < ttabel (-1,580 < 2,00) pada taraf kepercayaan 95%, yang berarti bahwa pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kopi. Selanjutnya pada hasil Uji Standardized Coefficients (ßi),

variabel pupuk memberikan kontribusi sebesar –0,174. Artinya setiap penambahan pupuk sebesar 1% akan menurunkan produksi kopi sebesar 0,174%. Hal ini disebabkan karena penggunaan dosis pupuk sudah berlebihan dalam usahatani kopi di daerah penelitian, dimana petani kopi belum menerapkan cara pemberian dosis pupuk yang tepat sasaran sesuai dengan anjuran yang telah direkomendasikan dinas pertanian setempat. Adapun standar dosis pemupukan kopi, untuk dosis per pohon tiap tahunnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 14. Dosis Pemupukan Tanaman Kopi Per Pohon

Tahun gr/pohon/tahun Urea SP-36 KCl 1 2 x 25 2 x 25 2 x 20 2 2 x 50 2 x 50 2 x 40 3 2 x 75 2 x 70 2 x 40 4 2 x 100 2 x 90 2 x 40 5 – 10 2 x 150 2 x 130 2 x 60 > 10 2 x 200 2 x 175 2 x 80 Sumber : Anonimus cPestisida

Sarana produksi adalah hal yang sangat vital dalam melakukan suatu usaha. Begitu juga dalam proses usahatani, pemakaian saprodi misalnya Pestisida dan Pupuk tidak dapat sembarangan harus sesuai dengan jenis tanaman yang digunakan serta harus sesuai dengan dosis yang dibutuhkan oleh tanaman. Jika pestisida dan pupuk yang digunakan lebih atau kurang, akan berdampak pada hasil produksi usahataninya kemudian hari.

Dari hasil uji-t menunjukkan nilai thitung < ttabel (0.142 < 2,00) pada taraf kepercayaan 95%, yang berarti bahwa Pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kopi di daerah penelitian. Hasil Uji Standardized Coefficients (ßi),

variabel pestisida memberikan kontribusi sebesar 0,014 yang artinya setiap penambahan pestisida sebesar 1% akan dapat menaikkan produksi kopi sebesar 0,014 %.

Tenaga Kerja

Tenaga kerja sangat penting dalam proses pengolahan lahan, pemeliharaan, panen, hingga pada pasca panen. Tenaga kerja berhubungan dengan efisiensi waktu yang digunakan dalam proses berusahatani. Semakin banyaknya tenaga kerja maka akan semakin efisien waktu yang dipergunakan dalam berusahatani.

Hasil uji-t menunjukkan bahwa nilai thitung < ttabel (1,097< 2,00) pada taraf kepercayaan 95 % yang berarti bahwa tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kopi. Hasil Uji Standardized Coefficients (ßi) sebesar 0,085 yang berarti bahwa setiap penambahan tenaga kerja sebesar 1%, akan menaikkan produksi kopi sebesar 0,085 %.

Luas Lahan

Pada umumnya, semakin luas areal usahatani yang dikelola, maka akan semakin besar produksi yang dihasilkan dari usahatani tersebut. Luas lahan usahatani merupakan salah satu faktor ekonomi petani yang menunjukkan besarnya biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk mengelola usahataninya. Namun demikian tidak banyak juga seseorang memiliki lahan yang luas tapi berpenghasilan rendah dan sebaliknya tidak menutup kemungkinan bahwa seseorang yang memiliki lahan yang sempit akan berpenghasilan tinggi. Hal ini juga tergantung pada bagaimana orang tersebut mengelola lahan yang dimilikinya.

Berdasarkan hasil uji-t diperoleh thitung > ttabel (5,433 > 2,00) pada taraf kepercayaan 95%, yang berarti bahwa luas lahan berpengaruh nyata terhadap produksi kopi, dimana semakin luas areal pertanaman yang dikelola, maka semakin besar pula produksi yang dihasilkan dari usahatani tersebut dan hasil perhitungan Standardized Coefficients (ßi), variabel luas lahan memberikan kontribusi 0,718 yang berarti setiap bertambah 1% pada luas lahan, akan menaikkan produksi kopi sebesar 0,718%. Pada umumnya semakin luas lahan usahatani yang diusahakan, maka akan semakin besar pula jumlah produksi yang akan dihasilkan. Besarnya produksi ini kemudian akan mempengaruhi jumlah pendapatan yang nantinya akan diterima oleh petani.

Berdasarkan nilai koefisien determinasi (R2) dari nilai model regresi linier berganda serta regresi model cobb-Douglass diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (R2) regresi berganda sebesar 87,6% dan nilai koefisien determinasi (R2) model cobb-Douglass sebesar 86,5% . Terlihat bahwa perbedaan dari kedua model tersebut hanya 1,1% hal ini menandakan tidak terdapat perbedaan yg signifikan antara hasil koefisien determinasi (R2) pada kedua model tersebut.

5.4 Penerimaan, Biaya Produksi dan Pendapatan Petani Kopi

Dokumen terkait