• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian

DAFTAR LAMPIRAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.6. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian

Variabel bauran pemasaran yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini berjumlah 31 variabel. Variabel-variabel turunan dari bauran pemasaran

ini akan dikelompokkan untuk melihat faktor mana yang dominan terhadap pengambilan keputusan konsumen. Pengelompokkan dilakukan menggunakan analisis faktor.

Pengujian korelasi antar variabel diukur dengan menggunakan Keiser-Meyer Olkin (KMO) dan Measure Sampling Adequacy (MSA). KMO merupakan indeks pembanding besarnya koefisien korelasi pengamatan dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Angka KMO yang semakin mendekati satu menunjukkan kesesuaian penggunaan analisis faktor. Hasil pengujian pertama menunjukan KMO sebesar 0,605 dengan signifikansi sebesar 0,000 (Lampiran 15). Angka KMO 0,605 menunjukan bahwa penggunaan analisis faktor cukup sesuai dan nilai signifikansi dibawah 0,05 (0,00<0,05) menunjukan bahwa variabel sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut.

Tahap selanjutnya adalah melakukan penyaringan terhadap sejumlah variabel tersebut, hingga didapat variabel-variabel yang memenuhi syarat untuk dianalisis. Angka MSA berada diantara nol dan satu. Nilai MSA sebesar satu, berarti variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain. Nilai MSA dapat dilihat pada Tabel anti image matrices, yaitu sejumlah angka yang berbentuk diagonal bertanda ‘a’ pada bagian anti– image corelation. Pengolahan awal ini terdapat enam variabel yang memiliki nilai MSA kurang dari 0,5. Variabel-variabel itu adalah variabel layanan asuransi anak (0,486), variabel layanan antar jemput (0,422), variabel promosi di media massa (radio, televisi) sebesar 0,454, variabel terletak dekat tempat tinggal (0,408), variabel terletak dekat tempat kerja (0,426) dan variabel harga lebih murah dari pra sekolah lain (0,291). Dikarenakan ada lebih dari satu variabel yang mempunyai MSA dibawah 0,5, maka variabel yang dikeluarkan adalah variabel dengan MSA terkecil yaitu variabel harga lebih murah dari pra sekolah lain.

Pengujian kedua dilakukan dengan tidak memasukan variabel harga lebih murah dari pra sekolah lain. Hasil pengujian kedua menunjukan angka KMO yang lebih besar yaitu 0,633 dan signifikansi tetap 0,000 (Lampiran 16). Analisis memenuhi syarat untuk dilanjutkan. Pada tahap kedua ini,

variabel yang dikeluarkan adalah variabel terletak dekat tempat kerja (0,426) karena memiliki nilai MSA kurang dari 0,5 yaitu 0,426 dan merupakan nilai terkecil diantara variabel lain yang memiliki nilai MSA kurang dari 0,5.

Pengujian dilakukan kembali dengan tahapan yang sama, sampai tidak terdapat lagi variabel yang memiliki nilai MSA kurang dari 0,5. Kegiatan pengujian nilai MSA dilakukan sebanyak tujuh kali. Variabel yang dikeluarkan selama pengujian yaitu variabel harga lebih murah dari pra sekolah lain, variabel terletak dekat tempat kerja, variabel terletak dekat tempat tinggal, variabel layanan antar jemput, variabel promosi di media massa (radio, majalah), dan variabel promosi langsung ke tempat tinggal atau tempat kerja. Pengujian ketujuh nilai KMO MSA sebesar 0,719 dan signifikansi sebesar 0,000 (Lampiran 21). Artinya tingkat kesesuaian harga KMO dengan penggunaan analisis faktor termasuk harga menengah (Wibisono, 2000).

Langkah berikutnya adalah melakukan proses inti dari analisis faktor, yaitu mengektraksi sekumpulan variabel yang ada, sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Metode yang digunakan adalah analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis). Seberapa besar masing-masing variabel dapat menjelaskan faktor yang terbentuk dapat diketahui dari nilai komunalitas variabel. Komunalitas pada dasarnya adalah jumlah ragam dari suatu peubah mula-mula yang dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang ada. Semakin besar komunalitas sebuah variabel berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk ( Lampiran 29).

Pengolahan yang dilakukan membentuk delapan faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Pembentukan faktor-faktor ini terdapat pada Tabel Total Variance Explained di lampiran 30. Pada Tabel tersebut terlihat kedelapan faktor yang terbentuk ini memiliki nilai angka eigenvalue diatas satu. Nilai eigenvalue menunjukan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung varians seluruh variabel yang dianalisis. Nilai eigenvalue dibawah satu tidak digunakan dalam menghitung faktor yang terbentuk.

Analisis selanjutnya dilakukan pada Tabel Component matrix yang menunjukkan distribusi 25 variabel pada delapan faktor yang terbentuk. Angka-angka pada Tabel component matrix menunjukkan nilai factor loading yang memperlihatkan nilai korelasi antara suatu variabel dengan delapan faktor yang terbentuk (Lampiran 31). Berdasarkan hasil pada Tabel tersebut, maka dilakukan perbandingan besar korelasi dari nilai factor loading variabel tersebut untuk menentukan sebuah variabel akan masuk ke faktor mana.

Pada Tabel Component Matrix ini, masih ada beberapa variabel yang tidak terlihat perbedaan nyata pada nilai factor loadingnya, sehingga sulit untuk menentukan variabel tersebut termasuk faktor yang mana. Hal ini terlihat dari nilai factor loading yang masih dibawah 0,5, padahal syarat variabel masuk ke dalam sebuah faktor, nilai factor loading harus diatas 0,5.

Faktor yang terbentuk dirotasi dengan metode varimax untuk memperjelas posisi variabel dalam setiap faktor. Hasil dari proses rotasi ini tidak merubah jumlah faktor yang telah terbentuk, melainkan hanya merubah nilai faktor loadingnya saja. Berdasarkan hasil dari rotasi pada Tabel Rotated Component Matrix (Lampiran 32), setiap variabel yang terdapat pada faktor yang terbentuk tersebut harus memenuhi ketentuan cut off point, dimana nilai factor loadingnya harus lebih besar dari 0,55, agar variabel tersebut bisa secara nyata termasuk dalam bagian dari suatu faktor. Terdapat dua variabel yang tidak memenuhi ketentuan cut off point yaitu variabel kemudahan proses pembayaran dan administrasi dan variabel laporan perkembangan anak. Component transformation matrix menunjukkan bahwa variabel yang ada telah secara tepat ditunjukkan oleh faktor terbentuk (Lampiran 33). Component Plot in Rotated Space menampilkan gambar letak keseluruhan variabel pada faktor terbentuk (Lampiran 34).

Kesimpulan yang dapat diambil dari proses Analisis Faktor bahwa 31 variabel asli dapat direduksi menjadi delapan faktor. Lebih jelasnya, hasil analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel 34.

Tabel 34. Hasil analisis faktor Faktor

terbentuk

Variabel Loading

factor Pelayanan Penanganan masalah

Proses penyampaian informasi Ketepatan waktu

0,812 0,777 0,764 Produk Unik Program petualangan alam (outbond)

Program berkunjung ke pertanian (farming) Layanan konsultasi pendidikan anak

0,821 0,765 0,603 Keunggulan fisik Ketersediaan aula olahraga

Ketersediaan taman bermain Ketersediaan perpustakaan

0,765 0,737 0,597 Kualitas pengajar Pengajar berpengalaman

Pengajar terlatih Pengajar wanita

Karyawan tanggap dan ramah

0,856 0,686 0,583 0,570 Produk inti Program pengembangan minat dan bakat

Program pengembangan interaksi sosial Program penegmbangan kemampuan gerak

0,818 0,710 0,791 Jaminan harga Fleksibilitas harga sesuai paket program

Promosi melalui diskon dan kesempatan mencoba

0,713 0,686 Kenyamanan Ketersediaan monitor

Layanan asuransi

Ketersediaan ruang tunggu dan kantin bagi pengantar

0,678 0,673 0,672 Lokasi Promosi melalui pameran

Luas lokasi

0,833 0,587

4.6.1. Faktor Pertama (Pelayanan)

Faktor pertama memiliki nilai eigenvalue sebesar 6,513 dan ini merupakan nilai terbesar diantara delapan faktor yang terbentuk. Kesimpulan yang dapat diperoleh bahwa faktor ini merupakan faktor yang memiliki daya tarik paling besar bagi konsumen. Faktor ini dapat menerangkan keragaman data sebesar 26,053 persen (Lampiran 7).

Faktor ini dinamakan faktor Pelayanan. Faktor ini memiliki peranan yang sangat penting, karena inti dari produk jasa adalah dari kualitas pelayanannya baik itu pengajar maupun pihak manajemennya. Profesionalisme pelayanan suatu lembaga pra sekolah akan menjadi nilai tambah dimata konsumen. Variabel-variabel yang menyusun faktor ini

adalah penanganan masalah, proses penyampaian informasi dan ketepatan waktu. Tabel 35 menunjukkan bahwa mayoritas konsumen menganggap variabel penyusun faktor layanan memiliki tingkat sangat penting. Tidak ada satupun konsumen yang menganggap variabel penyusun faktor pelayanan tidak penting. Hal ini berarti ada sekelompok konsumen yang membeli jasa pra sekolah lebih disebabkan karena profesionalisme pelayanan pihak pra sekolah dalam hal ketepatan penanganan masalah, kejelasan penyampaian informasi dan kesesuaian waktu pelaksanaan dengan jadwal yang telah dibuat.

Jelasnya informasi yang disampaikan dari pihak manajemen kepada orangtua selaku pengguna akan memudahkan komunikasi diantara kedua pihak. Sehingga, jika konsumen tidak merasa puas maka mereka lebih terbuka menyampaikan permasalahannya. Ketepatan penanganan masalah membuat ketidakpuasan konsumen dapat segera diatasi. Lembaga pra sekolah dapat membentuk program layanan khusus untuk sarana komunikasi dan pemecahan masalah. Ketepatan waktu mengindikasikan keprofesionalan kerja lembaga pra sekolah. Ketepatan waktu ini meliputi ketepatan jadwal belajar (jam masuk dan jam keluar), jadwal kegiatan rutin (pembagian rapor, pertemuan orangtua) dan jadwal kegiatan lainnya. Ketepatan waktu ini memudahkan konsumen untuk mengalokasikan waktunya.

Berdasarkan nilai factor loading dapat dilihat bahwa ketiga variabel memiliki korelasi positif. Artinya semakin baik kinerja faktor pelayanan maka konsumen semakin tertarik memilih pra sekolah tersebut.

Tabel 35. Tingkat kepentingan variabel penyusun faktor pelayanan

Tingkat Kepentingan Frekuensi Persentase

Biasa saja 5 7,1 Penting 31 44,3 Penanganan masalah Sangat penting 34 48,6 Penting 24 34,3 Proses penyampaian informasi Sangat penting 46 65,7 Biasa saja 5 7,1 Penting 31 44,3 Ketepatan waktu Sangat penting 34 48,6

4.6.2. Faktor kedua (Produk Unik)

Faktor kedua terdiri dari variabel program petualangan alam, program berkunjung ke pertanian (farming) dan layanan konsultasi pendidikan anak. Faktor ini dinamakan faktor produk unik, karena program yang ditawarkan merupakan program yang khas atau tertentu, dimana tidak semua lembaga pra sekolah yang menawarkan program ini.

Mayoritas konsumen menganggap penting variabel program petualangan alam dan variabel program kunjungan ke pertanian dan peternakan. Sedangkan, variabel layanan konsultasi pendidikan anak dianggap sangat penting (Tabel 36).

Lembaga pra sekolah dapat mengadakan program ini, untuk menarik konsumen. Program ini tidak hanya bisa dijadikan sebagai kegiatan utama saja, tapi dapat juga diadakan sebagai program tambahan. Seperti diadakannya acara liburan bersama orangtua atau family gathering ke sebuah pertanian dengan salahsatu acaranya petualangan alam (outbond). Kegiatan ini tentu saja akan membuat orangtua senang dan anak-anak dapat bermain dan belajar.

Ketiga variabel tersebut memiliki korelasi positif. Artinya konsumen akan semakin tertarik dengan adanya program seperti pada faktor produk unik.

Tabel 36. Tingkat kepentingan variabel penyusun faktor produk unik Tingkat Kepentingan Frekuensi Persentase Tidak penting 3 4,3 Biasa saja 21 30,0 Penting 35 50,0 Program petualangan alam Sangat penting 11 15,7 Tidak Penting 3 4,3 Netral 25 35,7 Penting 32 45,7 Program kunjungan ke pertanian atau peternakan Sangat Penting 10 14,3 Tidak Penting 3 4,3 Netral 2 2,9 Penting 31 44,3 Layanan konsultasi pendidikan anak Sangat Penting 37 52,9

4.6.3. Faktor Ketiga (Keunggulan Fasilitas)

Faktor ketiga dinamakan faktor keunggulan fasilitas karena terdiri dari variabel ketersediaan aula olahraga, taman bermain dan perpustakaan. Jasa merupakan hasil kinerja yang tidak dapat dilihat, disentuh atau dirasa, namun jasa dapat dirasakan atau disentuh melalui komponen fisik jasa. Ketersediaan komponen fisik berupa fasilitas tersebut dapat menjadi daya tarik bagi konsumen.

Mayoritas konsumen menganggap penting ketersediaan aula olahraga, taman bermain dan perpustakaan (Tabel 37). Ketiga variabel tersebut memiliki korelasi positif. Artinya, konsumen akan semakin tertarik dengan ketersediaan komponen faktor kunggulan fasilitas tersebut.

Ketersediaan aula olahraga, taman bermain dan perpustakaan dapat menjadi keunggulan sebuah lembaga pra sekolah. Hal ini berkaitan dengan ketiga alasan utama orangtua memasukan anaknya adalah untuk meingkatkan kemampuan interaksi sosial, kemampuan gerak fisik dan peningkatan pendidikan. Ketiga alasan tersebut salah satunya dapat terfasilitasi oleh ketersediaan sarana aula, taman bermain dan perpustakaan.

Tabel 37. Tingkat kepentingan variabel penyusun faktor keunggulan fasilitas

Tingkat Kepentingan Frekuensi Persentase

Tidak Penting 1 1,4 Netral 16 22,9 Penting 34 48,6 Tersediaaula olahraga Sangat Penting 19 27,1 Netral 2 2,9 Penting 41 58,6

Tersedia taman bermain

Sangat Penting 27 38,6

Netral 2 2,9

Penting 41 58,6

Perpustakaan

Sangat Penting 27 38,6

4.6.4. Faktor Keempat (Kualitas Pengajar)

Faktor keempat ini terdiri dari variabel-variabel yang berkaitan dengan kualitas pengajar. Berdasarkan alasan tersebut, faktor ini dinamakan faktor kualitas pengajar. Variabel yang membentuknya adalah pengajar

yang berpengalaman, telah mengikuti pelatihan, memiliki naluri keibuan dan variabel tanggap dan ramah.

Mayoritas konsumen menganggap keempat variabel penyusun faktor kualitas pengajar sangat penting (Tabel 38). Kualitas pengajar merupakan inti dari jasa yang ditawarkan lembaga pra sekolah. Hal ini disebabkan karena jasa yang ditawarkan oleh lembaga pra sekolah adalah jasa pendidikan, dimana pelaku yang berperan melaksanakan proses jasa tersebut mayoritas adalah pengajar. Orangtua tentu akan lebih tenang mempercayakan pendidikan anaknya pada pengajar yang kualitasnya tidak diragukan. Indikator kualitas seorang pengajar bagi konsumen diantaranya adalah kemampuan mengajar dibuktikan dengan pengalamannya mengajar, memiliki pengetahuan dan keterampilan dapat diukur dengan pelatihan yang diikutinya, penyayang dan ramah. Lembaga pra sekolah dapat menjadikan kualitas pengajar sebagai strategi untuk menarik konsumen.

Faktor ini memiliki variabel yang bekorelasi positif. Artinya lembaga pra sekolah yang memiliki kualitas pengajar seperti pada faktor tersebut, semakin membuat konsumen tertarik, dan pada akhirnya menyebabkan konsumen memilih lembaga pra sekolah.

Tabel 38. Tingkat kepentingan variabel penyusun faktor kualitas pengajar

Tingkat Kepentingan Frekuensi Persentase

Penting 21 30

Pengajar

berpengalaman Sangat Penting 49 70

Netral 1 1,4 Penting 22 31,5 Pengajar telah melalui pelatihan Sangat Penting 47 67,1 Tidak Penting 1 1,4 Netral 9 12,9 Penting 24 34,3 Pengajar wanita Sangat Penting 36 51,4 Penting 24 34,3 Karyawan tanggap

dan ramah Sangat Penting 46 65,7

4.6.5. Faktor kelima (Produk Inti)

Faktor kelima terdiri dari variabel program pengembangan minat dan bakat, program pengembangan interaksi sosial dan program kemampuan

gerak. Ketiga program ini merupakan produk jasa yang seharusnya ada pada setiap lembaga pra sekolah. Alasan tersebut, maka faktor kelima dinamakan faktor produk inti. Hal ini menunjukan ada sekelompok konsumen yang begitu memperhatikan produk yang ditawarkan oleh lembaga pra sekolah berupa program-program peningkatan kualitas anak. Faktor ini menggambarkan konsumen yang menginginkan anaknya tumbuh menjadi pribadi yang dinamis dan pandai bergaul.

Variabel pengembangan minat dan bakat dan variabel pengembangan interaksi sosial meruapkan variabel yang diagggap sangat penting oleh mayoritas konsumen. Hal ini sesuai dengan alasan utama konsumen ketika memasukan anaknya ke lembaga pra sekolah. Sedangkan, variabel kemampuan gerak dianggap penting (57,1%). Sebesar 14,4 persen konsumen menjadikan variabel ini sebagai alasan ketika memasukan anaknya ke lembaga pra sekolah.

Ketiga variabel tersebut memiliki korelasi positif. Sehingga adanya ketiga program lembaga pra sekolah tersebut, semakin membuat konsumen tertarik.

Tabel 39. Tingkat Kepentingan Variabel Penyusun Faktor Produk Inti

Tingkat Kepentingan Frekuensi Persentase

Netral 5 7,1

Penting 26 37,1

Pengembangan minat dan bakat

Sangat Penting 39 55,7 Netral 3 4,3 Penting 23 32,9 Pengembangan interaksi sosial Sangat Penting 44 62,9 Tidak Penting 1 1,4 Netral 4 5,7 Penting 40 57,1 Pengembangan kemampuan gerak Sangat Penting 25 35,7

4.6.6. Faktor keenam (Jaminan Harga)

Faktor keenam dinamakan faktor jaminan harga. Faktor ini terbentuk oleh variabel fleksibilitas harga sesuai paket program dan variabel promosi melalui diskon dan kesempatan mencoba. Beberapa konsumen ada yang

sensitif terhadap harga. Harga menjadi faktor utama dalam pengambilan keputusan.

Tingkat kepentingan konsumen menunjukkan bahwa variabel fleksibilitas harga sesuai paket program dan variabel promosi melalui diskon dan kesempatan mencoba merupakan variabel yang dianggap penting (Tabel 40). Konsumen kelompok ini mengharapkan kepastian atau jaminan dari uang yang akan dikeluarkan. Kesepakatan harga sesuai paket program lebih membuat konsumen merasa aman daripada mengeluarkan uangnya untuk seluruh program yang diadakan oleh pra sekolah. Hal ini dapat dikaitkan dengan keraguan konsumen memanfaatkan seluruh paket program. Lembaga sekolah dapat menawarkan pilihan paket harga untuk menarik konsumen. Seperti dengan membedakan harga bulanan dengan harga kegiatan ekstrakurikuler. Promosi melalui diskon dan kesempatan mencoba menjadi salah satu daya tarik bagi konsumen. Karena pada kesempatan mencoba tersebut, konsumen dapat melihat penilaian anaknya yang akan menggunakan pra sekolah tersebut. Hal ini akan membantu konsumen dalam memutuskan lembaga pra sekolah mana yang akan dipilihnya.

Tabel 40. Tingkat kepentingan penyusun variabel jaminan harga

Tingkat Kepentingan Frekuensi Persentase

Tidak Penting 4 5,7 Netral 18 25,7 Penting 36 51,4 Fleksibilitas harga sesuai paket program Sangat Penting 12 17,1

Sangat Tidak Penting 1 1,4

Tidak Penting 5 7,1 Netral 20 28,6 Penting 33 47,1 Promosi melalui diskon dan kesempatan mencoba Sangat Penting 11 15,7

4.6.7. Faktor ketujuh (Kenyamanan)

Ketersediaan monitor untuk melihat aktivitas anak, layanan asuransi dan ketersediaan ruang tunggu dan kantin bagi pengantar merupakan variabel pembentuk faktor ketujuh. Faktor ini dinamakan faktor kenyamanan. Ketiganya memiliki nilai korelasi positif.

Ketiga variabel penyusun faktor kenyamanan, merupakan variabel yang dianggap penting oleh konsumen (Tabel 41). Adanya monitor untuk mengawasi aktivitas anak, membuat konsumen merasa aman dan nyaman melihat perkembangan anaknya. Konsumen dapat mengawasi tingkah laku anaknya dan melihat kemajuannya. Layanan asuransi merupakan salah satu upaya menanggulangi kemungkinan buruk yang mungkin terjadi pada anaknya seperti kecelakaan atau kebakaran. Konsumen kelompok ini termasuk konsumen yang memperhatikan keamanan anak.

Tabel 41.Tingkat kepentingan variabel penyusun faktor kenyamanan

Tingkat Kepentingan Frekuensi Persentase

Tidak Penting 1 1,4 Netral 21 30 Penting 35 50 monitor Sangat Penting 13 18,6 Tidak Penting 9 12,9 Netral 22 31,4 Penting 24 34,3 Layanan asuransi Sangat Penting 15 21,4 Sangat Tidak Penting 1 1,4

Tidak Penting 5 7,1

Netral 27 38,6

Penting 29 41,4

ruang tunggu dan kantin bagi pengantar

Sangat Penting 8 11,4

4.6.8. Faktor kedelapan (Lokasi)

Faktor kedelapan dinamakan faktor lokasi. Faktor ini terdiri dari variabel promosi melalui pameran dan area lokasi luas. Kedua variabel ini memiliki korelasi positif sehingga konsumen akan semakin tertarik jika kedua variabel tersebut ditawarkan oleh lembaga pra sekolah.

Variabel pertama penyusun faktor lokasi adalah promosi melalui pameran atau open house. Sebagian besar menganggap variabel ini biasa saja. Sedangkan, variabel kedua penyusun faktor lokasi adalah luas lokasi. Lokasi yang luas menandakan bahwa lembaga pra sekolah tersebut memperhatikan kebutuhan anak untuk bergerak. Mayoritas konsumen menganggap penting variabel ini (Tabel 42).

Salah satu daya tarik bauran pemasaran yang ditawarkan oleh lembaga pra sekolah adalah lokasi atau tempat. Konsumen yang dominan terhadap faktor ini, akan lebih mudah memutuskan lembaga pra sekolah yang akan digunakannya jika ia telah memiliki gambaran lokasi atau tempat pra sekolah tersebut. Kegiatan promosi melalui pameran atau open house akan memudahkan konsumen untuk melihat dengan jelas kondisi pra sekolah tersebut. Selain itu, kegiatan ini menandakan bahwa lembaga pra sekolah tersebut terbuka kepada masyarakat. Lembaga pra sekolah dapat mengadakan kegiatan pameran atau open house pada masa-masa penerimaan siswa baru untuk menarik konsumen dan masa orangtua sedang libur.

Tabel 42. Tingkat Kepentingan Variabel Penyusun Faktor Lokasi Tingkat Kepentingan Frekuensi Persentase

Sangat Tidak Penting 1 1.4

Tidak Penting 8 11.4 Netral 32 45.7 Penting 23 32.9 Promosi melalui pameran (open house) Sangat Penting 6 8.6 Sangat Tidak Penting 1 1.4

Tidak Penting 2 2.9 Netral 9 12.9 Penting 39 55.7 Area lokasi luas Sangat Penting 19 27.1

Berdasarkan hasil analisis tersebut, pihak penyelenggara mempunyai pedoman dimana akan memfokuskan kegiatan pemasarannya. Pihak pra sekolah dapat memusatkan stateginya pada satu atau dua faktor tertentu untuk mencapai efektivitas.

Dokumen terkait