• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2.4. Struktur Modal

2.2.4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal

Menurut Riyanto (2001: 297) struktur modal suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor, dan faktor-faktor yang utama adalah: a. Tingkat bunga

Tingkat bunga akan mempengaruhi pemilihan jenis modal apa yang akan ditarik, apakah perusahaan akan mengeluarkan saham baru atau obligasi. Sebagaimana telah diuraikan bahwa penarikan obligasi hanya dibenarkan apabila tingkat bunganya lebih rendah daripada Earning Power dari tambahan modal.

b. Stabilitas dari Earning

Suatu perusahaan yang mempunyai Earning Power yang stabil akan mampu memenuhi kewajiban finansialnya sebagai akibat dari penggunaan modal asing. Stabilitas dan besarnya Earning yang diperoleh suatu perusahaan akan menentukan apakah perusahaan

tersebut dibenarkan untuk menarik modal dengan beban tetap atau tidak.

c. Susunan dari aktiva

Kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar dari modalnya tertanam dalam aktiva tetap, akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal yang permanen yaitu modal sendiri, sedang modal asing sifatnya adalah sebagai pelengkap.

d. Kadar resiko dari aktiva

Tingkat atau kadar resiko dari setiap aktiva di dalam perusahaan adalah tidak sama. Makin panjang waktu penggunaan suatu aktiva di dalam perusahaan, makin besar derajat resikonya. e. Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan

Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan juga mempunyai pengaruh terhadap jenis modal yang akan ditarik. Apabila jumlah modal yang dibutuhkan sekiranya dapat dipenuhi hanya dari satu sumber saja, maka tidaklah perlu mencari sumber lain. Sebaliknya apabila jumlah modal yang dibutuhkan adalah sangat besar, sehingga tidak dapat dipenuhi dari satu sumber saja, maka perlulah dicari sumber yang lain.

f. Keadaan pasar modal

Keadaan pasar modal sering mengalami perubahan disebabkan karena adanya gelombang konjungtur. Pada umumnya

apabila gelombang meninggi para investor lebih tertarik untuk menanamkan modalnya dalam saham.

g. Sifat manajemen

Seorang manajer yang bersifat optimis yang memandang masa depannya dengan cerah, yang mempunyai keberanian untuk menanggung resiko yang besar, akan lebih berani untuk membiayai pertumbuhan penjualannya dengan dana yang berasal dari hutang meskipun metode pembelanjaan dengan hutang ini memberikan beban finansiil yang tetap. Sebaliknya seorang manajer yang bersifat pesimis, yang serba takut untuk menanggung resiko, akan lebih suka membelanjai pertumbuhan penjualannya dengan dana yang berasal dari sumber intern atau dengan modal saham yang tidak mempunyai beban finansiil yang tetap.

h. Besarnya suatu perusahaan

Suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya kontrol dari pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya perusahaan yang kecil dimana sahamnya hanya tersebar di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan.

Brigham & Houston (2006: 42), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Stabilitas penjualan. b. Struktur aktiva. c. Leverage operasi. d. Tingkat pertumbuhan. e. Profitabilitas. f. Pajak. g. Pengendalian. h. Sikap manajemen.

i. Sikap pemberi pinjaman dan agen pemberi peringkat. j. Kondisi pasar.

k. Kondisi internal perusahaan. l. Fleksibilitas keuangan.

Menurut Sartono (2001: 248), ada beberapa factor penting yang harus dipertimbangkan dalam menentukan struktur modal, antara lain adalah sebagai berikut :

a. Tingkat penjualan b. Struktur asset

c. Tingkat pertumbuhan perusahaan d. Profitabilitas

e. Variable laba dan perlindungan pajak f. Skala perusahaan

g. Kondisi internperusahaan dan ekonomi makro

Menurut Raghuram G. Rajan dan Luigi Zingales (1994: 22) struktur modal dipengaruhi oleh Tangibility of Assets, The Market to Book Ratio, Firm Size, dan Profitability.

Beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal yang tersebut di atas, dipilih tiga faktor yaitu Tangibility of Assets, Firm size dan Profitability.

2.2.4.2.1. Pengaruh Tangibility of Assets terhadap Struktur Modal

Tangibility of Assets atau bisa juga disebut sebagai Collateral Value of Assets (nilai jaminan dari aktiva) adalah bagian Tangible Assets dari keseluruhan aktiva yang merupakan sumber jaminan yang paling diterima oleh bank ketika perusahaan akan meminjam uang dan meningkatkan hutangnya (Kusuma, 2005: 16).

Asymmetric Information Theory atau ketidaksamaan informasi menurut Brighman dan Houston (2006: 38) adalah suatu situasi dimana manajer memilki informasi yang berbeda (lebih baik) tentang prospek perusahaan daripada investor.

Menurut Asymmetric Information Theory (Linda H. Chen, Robert Lensink and Elmer Sterken, 1998: 14), struktur aktiva suatu perusahaan mempunyai dampak langsung pada struktur modal karena Tangibility of Assets suatu perusahaan merupakan jaminan ketika perusahaan meminjam uang ke kreditur untuk meningkatkan

hutangnya, ketika kreditur tidak mempunyai informasi yang lengkap dan jelas mengenai perilaku perusahaan, maka perusahaan dengan sedikit Tangibility of Assets akan sulit untuk mendapatkan dana dari hutang, selain itu proporsi yang lebih tinggi dari Tangibility of Assets berarti ketersediaan jaminan tinggi, sehingga akan mengurangi biaya hutang.

Zonenschain (1997: 8) menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang mempunyai aset yang besar dan dapat dijadikan sebagai jaminan (Collateral) mempunyai kemungkinan keberhasilan yang cukup besar dalam mendapatkan pinjaman dengan syarat yang menguntungkan daripada perusahaan lain yang mempunyai Tangibility of Assets atau Collateral Value of Assets yang lebih kecil, oleh sebab itu perusahaan akan memanfaatkan keuntungan tersebut dengan menerbitkan hutang lebih banyak daripada modal.

Perusahaan yang lebih besar akan lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan kecil (Linda H. Chen, Robert Lensink and Elmer Sterken, 1998: 15).

Beberapa pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Tangibility of Assets mempunyai hubungan yang positif dengan struktur modal perusahaan.

2.2.4.2.2. Pengaruh Profitability terhadap Struktur Modal

Profitability adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001: 331) rasio-rasio profitabilitas yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.

The Pecking Order Theory (Kathleen M. Kahle dan Kuldeep Shastri, 2002: 7) menyarankan agar perusahaan mendanai investasinya pertama dari Retained Earning, kedua dari hutang dan ketiga dari ekuitas. Menurut teori ini, perusahaan yang menghasilkan keuntungan lebih (Profitable) akan mempunyai struktur modal yang rendah daripada perusahaan yang kurang menghasilkan keuntungan (Less Profitable), karena perusahaan yang menghasilkan keuntungan lebih mampu mendanai investasinya dengan Retained Earning.

Menurut Linda H. Chen, Robert Lensink and Elmer Sterken, (1998: 16) The Pecking Order Theory menyatakan adanya hubungan negatif antara struktur modal dan Profitability, jika suatu perusahaan untuk menandai proyek-proyeknya dengan Retained Earning daripada dengan hutang.

Beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Profitability mempunyai hubungan yang negatif dengan struktur modal.

2.2.4.2.3. Pengaruh Firm Size terhadap Struktur Modal

Ukuran perusahaan (Firm Size) menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan, perusahaan yang lebih besar akan lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan kecil (Linda H. Chen, Robert Lensink and Elmer Sterken, 1998: 15).

Menurut Zonenschain (1997: 9) menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki tingkat Leverage yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil, dimana tingkat kebangkrutanya lebih rendah daripada perusahaan kecil, semakin besar suatu perusahaan, ada kecenderungan untuk menggunakan jumlah pinjaman yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil.

Perusahaan yang memiliki ukuran (Firm Size) yang besar lebih banyak menggunakan hutang sehingga memperbesar struktur modal, sedangkan perusahaan yang memiliki ukuran (Firm Size) yang kecil, lebih sedikit menggunakan hutang sehingga memperkecil struktur modal perusahaan.

Beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Firm Size mempunyai hubungan yang positif dengan struktur modal.

Dokumen terkait