• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Perkembangan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Diri

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Perkembangan

tertentu. Menurut Hurlock (1992) perkembangan konsep diri dipengaruhi beberapa faktor, antara lain : cacat tubuh, bentuk tubuh, nama, julukan, emosi, status sosial keluarga, emosi, intelegensi, jenis sekolah dan teman bergaul atau tokoh “signifikan” dalam hidup (significant others), dan lain- lain. Pengaruh masing-masing faktor tergantung dari perasaan yang dialami oleh individu yang bersangkutan sesuai dengan faktor yang dimilikinya. Apabila individu yang bersangkutan memiliki perasaan bangga atau senang maka faktor tersebut membawa pengaruh positif bagi individu tersebut.

Fitts mengemukakan lima faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya perkembangan konsep diri. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut:

a. Diri Fisik (Physical Self)

Penilaian diri sendiri oleh seorang individu dilihat dari segi fisik akan dipengaruhi oleh kesehatan, penampilan luar dan gerakan motoriknya. Penilaian yang positif terhadap keadaan fisik seseorang, baik oleh diri sendiri maupun dari orang lain, akan mempengaruhi pembentukan perkembangan ke arah positif. Sebaliknya, penilaian negatif terhadap segi fisik akan mengarah pada pembentukan perkembangan yang negatif pula. Pendapat tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Burns (1993) bahwa penilaian terhadap keadaan fisik seseorang secara positif, baik dari

dirinya sendiri maupun dari orang lain, akan sangat membantu perkembangan konsep diri ke arah positif. Penilaian positif akan menumbuhkan rasa puas terhadap diri sehingga individu mampu menerima dirinya sendiri dan meningkatkan harga dirinya. Harga diri merupakan nilai yang diberikan oleh individu terhadap dirinya. Sedangkan pandangan negatif terhadap fisik akan mengakibatkan individu sulit untuk menerima dirinya, minder atau rendah diri dan kurang percaya diri. Kepercayaan diri adalah perasaan yakin yang dimiliki individu terhadap kemampuan dan segala sesuatu yang terdapat dalam dirinya, termasuk daya tarik fisik.

b. Diri Pribadi

Pandangan terhadap diri pribadi akan memberi pengaruh terhadap perkembangan konsep diri individu. Pandangan yang positif terhadap diri sendiri akan membuat individu lebih mudah dalam menerima keberadaan dirinya, dimana individu tersebut tidak merasa malu dan takut untuk mengungkapkan diri pribadinya, baik kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Sebaliknya, individu yang memiliki pandangan rendah terhadap dirinya sendiri akan mengalami kesulitan untuk menerima dirinya sendiri dan orang lain serta memiliki rasa takut. Rogers (dalam Hall dan Linzey, 1993) memperkuat pendapat tersebut, bahwa penilaian yang positif terhadap diri melalui berbagai bentuk sanjungan, senyuman, pujian dan

penghargaan sehingga individu akan menghormati, menerima dan menghargai diri sendiri sehingga akan membantu perkembangan konsep diri ke arah positif. Hal yang sebaliknya akan terjadi, yaitu individu akan merasa tertekan, tidak akan menyenangi, tidak dapat menghargai dan tidak menerima dirinya sendiri apabila memiliki penilaian negatif terhadap dirinya sendiri akibat menerima ejekan, cemoohan, kritikan dan telalu banyak menuntut sehingga perkembangan konsep dirinya akan cenderung negatif.

c. Diri Keluarga (Family Self)

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang menanggapi perilaku individu, baik orang tua, saudara kandung, atau orang lain yang tinggal satu atap dengan individu (Burns, 1993). Stoot (dalam Burns, 1993) menjelaskan bahwa adanya penerimaan, rasa saling percaya dan kecocokan antara orang tua dan anak, pemberian kebebasan untuk berkembang, pemberian batasan perilaku yang tegas, pengajaran tentang kemandirian yang terdapat dalam pola asuh anak dalam keluarga akan membawa anak lebih baik dalam kemampuan penyesuaian diri, kemandirian, dan lebih memiliki pandangan positif mengenai diri mereka. Hal ini akan membawa pada konsep diri yang positif. Sedangkan anak yang terlalu dimanja dan dilindungi akan menjadi pribadi yang tergantung dan kurang memiliki kepercayaan diri sehingga membawa pada konsep

diri yang negatif. Hasil interaksi antara individu dengan keluarga akan memberi pengalaman kepada anak tentang bagaimana keberadaannya di dalam keluarga, bagaimana hubungannya dengan anggota keluarga. d. Diri Etika Moral (Moral Ethical Self)

Moral ethical self adalah perasaan mengenai hubungan individu dengan Tuhan, tentang bagaimana pandangan hidup dan penilaian terhadap benar dan salah serta baik dan buruk. Hurlock (1992) mengemukakan bahwa individu yang memiliki etika moral yang matang akan mudah dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga bila tidak memenuhi harapan sosial maka individu tersebut tidak akan merasa bersalah terhadap perilakunya, mampu memilih dan menentukan perilaku yang diinginkan. Sebaliknya, individu akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian dirinya terhadap standar-standar moral yang telah ditetapkan oleh lingkungan dan penerimaan dirinya menjadi rendah apabila tidak memiliki etika moral yang matang

e. Lingkungan Sosial (Social Self)

Faktor sosial juga mempengaruhi perkembangan konsep diri. Interaksi dengan individu lain di sekitarnya mempengaruhi konsep diri seorang individu. Konsep diri dipengaruhi oleh persepsi individu lain terhadap individu tersebut. Seorang individu dengan status sosial yang tinggi akan memiliki konsep diri yang tinggi. Sedangkan individu dengan status

sosial yang rendah akan memiliki konsep diri yang rendah. Konsep diri juga dipengaruh oleh kelompok, ras, atau golongan. Terdapat asumsi bahwa kelompok minoritas akan memiliki konsep diri yang rendah. Prasangka sosial yang terdapat dalam masyarakat yang menganggap bahwa kelompok minoritas sebagai kelompok individu yang memiliki kemampuan yang rendah mempengaruhi asumsi tersebut (Rosenberg dalam Pudjijogyanti, 1985). Faktor lingkungan, yaitu bagaimana reaksi orang lain terhadap diri seorang individu atau terhadap tingkah lakunya, bagaimana pujian-pujian atas prestasi yang dicapai atau pun berbagai hukuman atas kesalahan-kesalahan yang dilakukan akan membentuk konsep tentang dirinya.

Sedangkan Calhoun dan Acocella (dalam Mathilda, 2004) mengemukakan bahwa konsep diri dipengaruhi beberapa faktor berikut:

a. Perluasan perasaan diri, yaitu pengembangan yang dilakukan individu terhadap seluruh kemampuan yang dimiliki, baik kognitif, afektif, dan perilaku

b. Hubungan interpersonal, yaitu interaksi yang dilakukan oleh individu terhadap orang-orang dan lingkungan sekitarnya

c. Kestabilan emosi, yaitu ekspresi perasaan yang dapat disalurkan secara proporsional oleh individu

d. Pandangan realistik, penilaian yang dilakukan secara efektif oleh individu terhadap suatu permasalahan

e. Keterampilan dan tugas, yaitu kemampuan yang dimiliki individu dalam menyelesaikan pekerjaan atau tanggung jawab yang dibebankan kepada dirinya

f. Pemahaman diri, yaitu kesadaran yang dimiliki individu akan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dirinya dan mengenal dirinya yang sebenarnya

g. Tujuan jangka panjang, yaitu harapan atau cita-cita individu yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu

Dokumen terkait