HASIL DAN PEMBAHASAN
5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Ekspor Manggis Indonesia
Hasil uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji autokorelasi, uji
multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas menghasilkan bahwa model
63
ekspor manggis menyatakan bahwa model persamaan tidak ada masalah dan
memenuhi persyaratan sebagai model analisis regresi linier berganda serta layak
digunakan sebagai persamaan. Sehingga dapat dilanjutkan ke uji signifikansi untuk
mengetahui nilai R-square, pengaruh faktor-faktor secara menyeluruh (uji F) dan
pengaruh setiap faktor terhadap volume ekspor manggis (uji t).
Berdasarkan hasil perhitungan melalui alat bantu SPSS IBM 23 maka, hasil
perhitungan regresi linear berganda dengan metode OLS yang diperoleh dan
faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor manggis Indonesia dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 6. Analisis Persamaan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Volume Ekspor Manggis Indonesia
Sumber : Data Sekunder (diolah)
Variabel Coefficient B T sig. VIF (Constant) -38.379.399,1 -2,920 0,014 Harga Domestik Manggis (HD) -3.302,4 -2,487 0,030 6,39
Kurs Mata Uang (K) 4.690,2 2,648 0,023 4,15
Produksi Manggis Indonesia (Pro) 0,228 3,696 0,004 3,64 Dummy Kebijakan terkait Ekspor (d) -2.582.078,9 -0,644 0,533 1,80 Adj. R-Square 0,662 R-square 0,752 F 8,346 0,002 Alpha = 0,05 Durbin Watson 1,985
64
Berdasarkan hasil regresi linier berganda pada tabel 6, dapat diketahui bahwa
nilai koefisien Adjusted R square sebesar 0,662 artinya bahwa variabel bebas
yaitu, harga domestik manggis, kurs mata uang, produksi manggis Indonesia dan
dummy kebijakan terkait ekspor dapat menjelaskan varibel terikatnya yaitu
volume ekspor manggis Indonesia sebesar 66,2 % sementara sisanya sebesar
33,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dicantumkan pada penelitian ini.
Nilai koefisien determinasi 0,662 atau mendekati 1 berarti bahwa model regresi
tersebut semakin baik dan variabel independennya mampu menjelaskan variabel
terikatnya dengan kuat, hal ini sesuai dengan pendapat dari Irianto (2004 : 206)
dalam Kusandrina (2016 : 32), bahwa semakin besar nilai R2 (mendekati 1) maka
semakin baik hasil model regresi tersebut, dan sebaliknya semakin mendekati 0,
maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel
dependen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor yang dikemukakan oleh Mankiw
dkk,(2012 : 185) bahwa harga, kebijakan pemerintah dan nilai tukar atau kurs
mempengaruhi volume ekspor juga sesuai dengan penelitian ini, yaitu bahwa
harga domestik manggis, kurs mata uang, kebijakan pemerintah tentang
pengenaan bea barang ekspor serta produksi manggis berpengaruh signifikan
terhadap volume ekspor manggis dan faktor-faktor tersebut dapat menjelaskan
pengaruhnya terhadap volume ekspor manggis Indonesia.
65
Berdasarkan perhitungan regresi linier berganda persamaan regresi yang
diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Yvol = -38.379.399,1 -3.302,4 HD + 4.690,2 K + 0,228 Pro - -2.582.078,9 d + e
Keterangan :
Yvol = Volume Ekspor Manggis Indonesia (Kg)
HD = Harga Domestik Manggis Indonesia (Rp/Kg)
K = Kurs (Rp/US $)
Pro = Produksi Manggis Indonesia (Kg)
d = Dummy kebijakan terkait pengenaan bea ekspor
Seluruh faktor-faktor di atas secara bersama-sama berpengaruh terhadap
volume ekspor manggis, hal ini dapat dilihat dari nilai sig. pada pengujian uji
simultan diperoleh sebesar 0,002 < 0,05 (taraf nyata). Selain melihat nilai sig.nya,
dibuktikan pula dengan hasil uji F hitung yang diperoleh sebesar 8,346 dengan
degree og freedom (df 1) = k – 1 = 4 – 1 = 3 dan derajat bebas penyebutnya (df 2 )
= n - k = 16 – 4 = 12 dimana k adalah jumlah variabel bebas dan n adalah jumlah
data. Berdasarkan hasil tabel ditribusi tabel F maka diperoleh nilai F tabel sebesar
3,36 maka diketahui bahwa nilai F hitung (8,364 ) > F tabel (3,49) sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel bebas pada penelitian ini yang meliputi harga
domestik manggis Indonesia, kurs, Produksi Manggis Indonesia dan dummy
kebijakan secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel
66 5.2.1 Pengaruh Harga Domestik Manggis Indonesia Terhadap Volume
Ekspor Manggis Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian, harga domestik manggis Indonesia memperoleh
nilai signifikansi t sebesar 0,03 < 0,05 dan nilai t hitung sebesar -2,487. Sesuai
dengan ketentuan bahwa nilai sig t < 0,05 maka variabel bebas berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikatnya, sehingga nilai signifikansi t pada variabel
harga domestik manggis sebesar 0,03 < 0,05 menunjukkan bahwa harga domestik
manggis berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor manggis Indonesia.
Selain dengan melihat nilai signifikan, dapat dilihat pula dengan dari nilai t hitung
dan t tabel bahwa jika t hitung > t tabel maka terdapat pengaruh signifikansi
antara variabel bebas dan terikatnya. T tabel diperoleh sebesar 2,201 dengan
perhitung alpha/2; n-k-1(df) atau 0,05/2; 16-4-1=11. Nilai t hitung sebesar 2,487
dengan arah negatif hal ini berarti nilai 2,487 > 2,201 atau membuktikan bahwa
pengujian dengan melihat nilai signifikansi dan nilai t hitung sama-sama
menunjukkan bahwa variabel harga domestik berpengaruh signifikan terhadap
volume ekspor manggis Indonesia dengan arah negatif.
Nilai dugaan variabel sebesar -3.302,458 yang artinya jika variabel lainnya
diasumsikan konstan maka setiap kenaikan harga domestik manggis sebesar Rp.
1.000/kg akan menurunkan volume ekspor manggis sebesar 3.302,4 Kg. Hal ini
sesuai dengan hipotesis peneliti bahwa harga domestik manggis Indonesia
berpengaruh negatif terhadap volume ekspor manggis Indonesia.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu Novansi (2006 :
49), menyatakan bahwa peubah harga domestik berpengaruh nyata pada taraf 5%
67
dengan hasil penelitian Margono (2009 : 34), menyatakan bahwa harga domestik
rambutan berpengaruh nyata terhadap volume ekspor rambutan Indonesia.
5.2.2 Pengaruh Kurs Terhadap Volume Ekspor Manggis Indonesia
Kurs mata uang memiliki nilai sigifkansi 0,02 < 0,05 dan nilai t hitung sebesar
2,648 > t tabel (2,201) serta nilai dugaan variabel kurs sebesar 4.690,239. Nilai
signifkansi 0,02 < 0,05 memenuhi ketentuan yang menunjukkan bahwa kurs
memiliki pengaruh signifikan terhadap volume ekspor manggis hal ini diperkuat
dengan nilai t hitung yang lebih besar dari pada t tabel atau 2,648 > 2,201 yang
berarti juga bahwa variabel kurs memiliki pengaruh signifikan terhadap volume
ekspor manggis Indonesia dan memiliki arah positif sebab nilai t hitung bernilai
positif.
Nilai dugaan variabel kurs 4.690,239 mengartikan bahwa jika diasumsikan
variabel lainnya konstan, maka saat nilai mata uang Rupiah tinggi (dollar
menguat) sebesar 1 Rp/$ akan menaikan volume ekspor manggis sebesar
4.690,239 Kg. Hasil ini diperkuat oleh pernyataan Raharja dan Manurung
(2009:308) dalam Dewi (2018:97) yang menyebutkan bahwa jika nilai tukar riil
tinggi, berarti harga barang luar negeri relatif murah dan harga
barang-barang domestik relatif mahal. Sebaliknya, jika nilai tukar riil rendah berarti harga
barang-barang luar negeri relatif mahal dan harga barang-barang domestik relatif
murah. Hal ini sejalan dengan hipotesis peneliti bahwa Kurs mata uang
berpengaruh positif terhadap volume ekspor manggis.
Penelitian terdahulu Dewi (2018: 96) menunjukkan bahwa, kurs riil
68
dan sesuai dengan penelitian Mahendra dan Kesumajaya (2015:537) yang
menyatakan kurs dollar Amerika Serkat berpengaruh positif signifikan terhadap
ekspor Indonesia tahun 1992 – 2012.
5.2.3 Pengaruh Produksi Manggis Indonesia Terhadap Volume Ekspor Manggis Indonesia
Berdasarkan hasil perhitungan pada penelitian ini, variabel produksi
manggis Indonesia memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,004 dan nilai t hitung
variabel produksi manggis sebesar 3,696 dengan nilai dugaan variabel produksi
manggis sebesar 0,228. Nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 atau 0,004 <
0,05 menunjukkan bahwa variabel produksi manggis Indonesia memiliki
pengaruh signifikan terhadap volume ekspor manggis Indonesia, hal ini diperkuat
juga dengan nilai variabel t hitung sebesar 3,699 > 2,201 (t tabel) yang juga
menunjukkan bahwa variabel produksi manggis Indonesia berpengaruh signifikan
positif terhadap volume ekspor manggis Indonesia..
Nilai dugaan variabel produksi manggis sebesar 0,228 mengartikan bahwa jika
variabel lain diasumsikan konstan maka jika produksi manggis Indonesia
meningkat 1 Kg akan menaikan volume ekspor sebanyak 0,228 Kg. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hipotesis peneliti bahwa produksi di duga
berpengaruh positif terhadap volume ekspor manggis Indonesia.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Soviandre, dkk (2014:6)
mengemukakan hal serupa bahwa variabel produksi kopi domestik secara parsial
mempunyai pengaruh positif terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika
Serikat. Selain itu hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang dikemukaan
69
: 6) yang membuktikan bahwa semakin tinggi produksi akan mengakibatkan
tingginya volume ekspor.
Perkembangan produksi manggis Indonesia (gambar 5) dengan
perkembangan volume ekspor manggis Indonesia (gambar 7) mempunyai
hubungan garis tren yang sama sehingga dapat dilihat bahwa perkembangan
volume ekspor manggis Indonesia sejalan dengan perkembangan produksi
manggis Indonesia.
5.2.4 Pengaruh Kebijakan Pengenaan Bea Keluar Terhadap Volume Ekspor Manggis Indonesia
Kebijakan yang dimaksud pada penelitian ini adalah kebijakan pemerintah
yang tertuang pada PP No. 55 tahun 2008 mengenai pengenaan bea keluar
terhadap barang ekspor. Kebijakan ini berlaku untuk barang-barang ekspor secara
umum, baik komoditas pertanian maupun komoditas non pertanian. Secara tidak
langsung tujuan dari kebijakan ini adalah untuk melindungi komoditas dalam
negeri dan konsumen dalam negeri terhadap pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
Variabel kebijakan memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,533 > 0,05
dengan nilai t hitung sebesar -0,644 dan nilai dugaan sebesar -2.582.078,970.
Nilai signifikan 0,533 > 0,05 menunjukkan bahwa variabel kebijakan berpengaruh
namun tidak signifikan terhadap volume ekspor manggis Indonesia, hal ini juga
ditunjukkan pada nilai t hitung sebesar -0,644 < t tabel sebesar 2,201 yang berarti
bahwa variabel kebijakan memiliki pengaruh tidak signifikan dengan arah negatif
yang ditunjukkan dari nilai t hitung.
Nilai duga variabel kebijakan sebesar – 2.582.078,9 diartikan bahwa adanya
70
sebesar 2.582.078,9 Kg, jika diasumsikan variabel lainnya bernilai konstan. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hipotesis peneliti. Namun hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Setyo (2009:68) bahwa
pelaksanaan kebijakan karantina oleh negara tujuan yang relatif ketat berpengaruh
negatif terhadap volume ekspor manggis ke negara tujuan tersebut. Hal ini juga
mengindikasikan bahwa kebijakan pengenaan bea keluar barang ekspor yang
cenderung kepada kebijakan pengenaan tarif tidak berpengaruh jika dibandingkan
dengan kebijakan tentang karantina komoditas. Penelitian ini tidak menggunakan
kebijakan karantina sebagai variabel dummy-nya karena tidak ada batasan negara
yang dituju untuk mengekspor manggis, sehingga kebijakan tentang pengenaan
bea keluar barang ekspor dipilih karena kebijakan ini berlaku untuk barang ekspor
secara umum.
Meskipun begitu, hubungan negatif pada hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2018 : 105), yang menyatakan dummy
NTMs (SPS) terhadap ekspor tuna berpengaruh negatif.. Namun untuk pengaruh
signifikannya, pada penelitian Dewi (2018 : 107), menyatakan bahwa dummy
NTMs (TBT) berpengaruh tidak signifikan terhadap volume ekspor tuna
BAB VI