• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Mendasari Terjadinya Interaksi Sosial

Dalam dokumen sma10sos Sosiologi SuhardiSriSunarti (Halaman 79-83)

BAB III Interaksi Sosial

A. Pengertian, Syarat, Faktor yang Mendasari, dan Tingkat

3. Faktor-Faktor yang Mendasari Terjadinya Interaksi Sosial

Enam faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial adalah sugesti, imitasi, identifikasi, simpati, motivasi, dan empati. Berikut ini diuraikan satu per satu.

a. Sugesti

Sugesti adalah rangsangan atau pengaruh atau stimulus. Rangsangan diberikan seseorang kepada orang lain. Penerima sugesti akan menuruti kehendak pemberi sugesti tanpa berpikir kritis dan rasional.

Sugesti bersifat sangat individual. Suatu informasi atau nasihat bisa menjadi suatu sugesti, apabila keyakinan lebih dominan dalam proses penerimaannya. Suatu informasi atau nasihat tidak akan berubah menjadi sugesti, apabila ada proses berpikir pada orang yang bersangkutan.

Sugesti dapat terjadi antara:

1) Seseorang terhadap orang lain. Contoh, nasihat yang diberikan seorang ayah kepada anaknya agar belajar lebih giat.

2) Seseorang terhadap sekelompok orang. Contoh, wali kelas memberikan nasihat kepada semua siswa satu kelas.

3) Sekelompok orang terhadap kelompok lainnya. Contoh, sekelompok penjual yang mengiklankan produknya kepada masyarakat, serta.

4) Sekelompok orang terhadap individu. Contoh, seorang pemain bulutangkis tunggal mendapat tepuk tangan dan dukungan dari penonton.

Wujud sugesti dapat berupa sikap, tindakan, dan perkataan. Suatu gambar poster atau kalimat iklan di spanduk juga dapat memberikan sugesti kepada orang. Bahkan, benda-benda tertentu yang merupakan simbol suatu makna tertentu dapat memberikan sugesti kepada seseorang. Orang yang percaya kepada seseorang yang ia anggap memiliki ‘kelebihan’ pada umumnya mudah

tersugesti dengan apapun yang di- perintahkan orang tersebut, misalnya seseorang percaya bahwa jimat yang diberikan dukun mengandung kekuatan. Sebenarnya, kekuatan itu berasal dari rasa optimis yang dibangkitkan oleh keyakinan akibat sugesti. Orang yang memiliki optimisme kuat dan berani, pada umumnya banyak memperoleh keberhasilan atas apa yang ia lakukan. Di sinilah sebenarnya kunci rahasia jimat yang dapat membuat orang menjadi pemberani. Sugesti semacam ini sama dengan keyakinan yang memengaruhi kita sewaktu memilih dokter yang kita anggap paling manjur.

Sugesti dapat terjadi karena beberapa alasan berikut ini. 1) Hambatan Berpikir.

Seseorang yang sedang mengalami kelelahan pikiran atau sedang me- nanggung beban emosional tertentu akan mudah sekali tersugesti (di- pengaruhi).

2) Terpecahnya Pikiran Seseorang.

Seseorang yang kurang konsentrasi akan mudah mengalami sugesti. 3) Otoritas.

Seseorang yang mempunyai kekuasaan akan mudah memberikan sugesti (pengaruh) kepada orang lain. Misalnya, seorang pemimpin yang kharis- matik, anjurannya pasti dipatuhi rakyatnya.

4) Mayoritas.

Orang cenderung akan mengikuti apa yang dilakukan oleh orang banyak (arus umum).

5) Percaya terhadap Sugesti dari Orang Lain

Seseorang akan melakukan apapun yang dikatakan atau dianjurkan kepadanya dari orang lain yang dianggap baik dan benar. Misalnya, seorang pasien datang ke dokter untuk periksa. Apabila dalam diri pasien telah tertanam rasa percaya kepada dokter tersebut, maka dia akan menuruti segala anjurannya.

b. Imitasi

Imitasi adalah tindakan meniru sikap, penampilan, pembicaraan, maupun gaya hidup orang lain. Proses imitasi pertama kali terjadi dalam pergaulan keluarga. Misalnya, seorang anak meniru kebiasaan orang tuanya dalam hal

Gambar 3.4 Pelatih yang dipercayai mempunyai kemampuan lebih dapat memberikan sugesti yang memengaruhi semangat tanding timnya.

Foto: seorang pelatih tim sepak bola sedang

memberikan sugesti kepada tim binaannya agar lebih bersemangat.

cara berbicara dan berpakaian. Bermula dari lingkungan keluarga, proses imitasi berkembang semakin luas dalam masyarakat. Berbagai media massa yang menyajikan beragam informasi juga berpengaruh mempercepat proses imitasi dalam masyarakat.

Syarat terjadinya proses imitasi ialah sebagai berikut.

1) Sesuatu yang ditiru harus mendapatkan perhatian orang lain. Misalnya, model potongan rambut seorang artis yang menarik perhatian banyak orang, maka akan ditiru oleh banyak orang pula.

2) Harus ada sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang ditiru. Misalnya, sekelompok orang yang mengagumi RATU. Karena kekaguman tersebut mereka akan meniru segala atribut yang dipakai RATU.

3) Taraf pengertian yang cukup mengenai hal-hal yang ditiru. Misalnya, sekelompok anak muda akan meniru lagu-lagu tertentu yang popular apabila dia memahami lagu-lagu tersebut.

Model yang ditiru dapat bersifat positif maupun negatif. Oleh karena itu, proses imitasi dapat mengarah ke hal-hal positif atau negatif. Apabila imitasi mengarah ke hal-hal yang baik, maka dampaknya pun positif. Kondisi masyarakat akan semakin stabil dan harmonis sehingga tercipta keselarasan dan keteraturan sosial. Namun, apabila proses imitasi mengarah ke hal-hal yang negatif, maka dampaknya akan buruk. Imitasi negatif dapat menyebabkan berbagai penyimpangan sehingga melemahkan sendi-sendi kehidupan sosial. Oleh karena itu, agar proses imitasi tidak mengarah negatif diperlukan kondisi sosial yang baik. Kondisi yang baik berupa berkembangnya sistem, norma, dan nilai yang mampu menunjang sendi-sendi kehidupan masyarakat.

c. Identifikasi

Identifikasi adalah proses untuk menjadi sama (identik) dengan orang lain. Proses identifikasi erat kaitannya dengan imitasi. Apabila proses meniru (imitasi) sudah sangat mendalam, maka terjadilah identifikasi. Imitasi biasanya berlaku sesaat atau sementara, sedangkan identifikasi bersifat permanen. Oleh karena itu, identifikasi dapat menjadi bagian dari kepribadian seseorang.

Proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui peniruan perilaku, tetapi juga melibatkan proses kejiwaan yang sangat dalam. Misalnya, Anda sangat mengagumi seorang bintang sepak bola. Kekaguman tersebut membuat Anda mengidentifikasikan diri dengan bintang itu. Potongan rambut dan kaos yang Anda pakai menyerupai sang idola. Identifikasi juga dapat disebabkan oleh kedekatan dan intensifnya komunikasi, misalnya seorang anak perempuan yang sangat dekat dengan ibunya. Pada umumnya, tingkah laku anak tersebut identik dengan ibunya.

d. Simpati

Simpati adalah proses kejiwaan seseorang yang merasa tertarik kepada orang lain atau sekelompok orang. Ketertarikan itu disebabkan oleh sikap, penampilan, wibawa, atau tindakan. Misalnya, teman sekelas Anda menjadi juara karya ilmiah remaja tingkat na- sional, kemudian Anda mengucapkan selamat dan menyatakan ikut bangga atas prestasi yang ia peroleh.

e. Motivasi

Istilah yang sama artinya dengan motivasi adalah dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulan. Motivasi dapat diberikan oleh seorang individu kepada individu lain, seorang individu kepada kelompok atau kelompok kepada kelompok lain. Pihak yang diberi motivasi akan mengikuti kemauan orang yang memberi motivasi. Namun, dia tetap bersikap kritis, rasional, dan bertanggung jawab. Berbeda dengan sugesti, perilaku orang yang menerima sugesti menjadi kurang rasional.

Motivasi yang diberikan dapat berupa sikap, perilaku, saran, atau per- tanyaan. Misalnya, Anda dipuji guru karena memenangkan lomba. Pujian itu memotivasi Anda untuk lebih giat belajar. Pada umumnya, motivasi diberikan oleh orang yang berkedudukan lebih tinggi dan berwibawa. Orang-orang seperti ini dianggap teladan bagi masyarakat. Namun, seorang sahabat juga dapat memotivasi kita walaupun kedudukannya sama dengan kita.

f. Empati

Empati adalah proses larutnya keji- waan seseorang ke dalam kedukaan atau kesukaan orang lain. Misalnya, Anda mendengar berita menyedihkan menge- nai nasib pengungsi akibat kerusuhan sosial di Ambon. Anda seolah-olah ikut merasakan penderitaan mereka. Anda tidak hanya merasa kasihan, tetapi juga merasa ikut sedih dan menderita.

Berbeda dengan simpati yang men- syaratkan keterlibatan seorang individu

Gambar 3.5 Salah satu wujud simpati terhadap penderitaan orang lain.

Sumber: Jawa Pos, 1 Juni 2006

Gambar 3.6 Rasa empati mendorong orang untuk membantu orang lain tanpa pamrih.

langsung dalam proses interaksi. Dalam empati tidak ada proses langsung, akan tetapi kesadaran pikiran dan perasaan terbangun dalam kecenderungan yang relatif sama.

Dalam dokumen sma10sos Sosiologi SuhardiSriSunarti (Halaman 79-83)