• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN B. Hasil Penelitian

6. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Perilaku Pemilih

Disini peneliti akan menjelaskan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perilaku pemilih yang membuat dua pembatasan diantaranya faktor pendukung dan faktor penghambat, pada penjelasan kali ini peneliti akan mewawancarai informan mengenai apa yang menyebabkan mereka untuk memmilih dan apa yang membuat mereka malas atau bahkan tidak melakukan pemilihan.

a. Faktor Pendukung

Faktor pendukung adalah apa-apa saja yang membuat atau membantu seseorang tertarik dalam melakukan sesuatu entah itu sarana dan prasarana atau bahkan memang seharusnya mereka melakukan itu tanpa paksaan dari orang lain, dalam hal ini peneliti akan mewawancarai para informan mengenai apa yang membuat mereka mau untuk memilih calon anggota legislatif. Dalam hal ini terkait dengan faktor pendukungnya yaitu mengenai kandidat. Salah satu informan “MR” selaku petani mengatakan bahwa:

“…figur atau kepribadian seorang kandidat sangat menetukan penentuan pilihan masyarakat, saya pribadi dalam melakukan pemilihan tentunya melihat dari kepribadian calon kandidat tersebut, karena seseorang yang memiliki kepribadian yang baik tentunya juga akan menjadi contoh yang baik untuk rakyatnya dan menunjang kesejahteraan masyarakat, Karena masa depan bangsa tercermin dari pemimpinnya …”(hasil wawancara pada tanggal 14

maret 2020).

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat memilih karena melihat dari figur atau kepribadian dari calon kandidat tersebut, Kepribadian atau figur seorang calon kandidat adalah salah satu poin penting dalam penentuan

pilihan masyarakat. Karena sebelum memilih seseorang harus mengenali terlebih dahulu siapa yang akan dipilihnya , karena hal tersebut menyangkut kehidupan banyak orang.

Infroman warga lainnya juga mengatakan hal yang sama “PS” selaku petani mengemukakan bahwa:

“…saya memilih karena sebelumnya saya sudah mengenal calon kandidat tersebut, baik itu dari dari kampanye yang dilakukan oleh calon anggota legislatif dan saya sadar bahwa sudah menjadi suatu kewajiban sebagai warga negara Indonesia untuk menggunakan hak pilih kita, akan lebih baik jika kita menggunakan hak pilih kita, karena satu suara kita sangat berguna uuntuk negara kita…”(hasil wawancara pada tanggal 14 maret 2020).

Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa Batukaropa faktor pendukung perilaku pemilih yaitu masyarakat melihat soosok dari figure atau kepribadian dari seorang calon kandidat anggota legislatif, kandidat yang memiliki kepribadian yang baik akan memberikan contoh yang baik kepada masyarakat, hal itu dapat menunjang kesejateraan dan kemajuan suatu negara. Penelitian ini searah dengan penelitian yang dilakukan oleh Tri Setya Puspasari dari Universitas Sultan Ageng Serang, dngan judul Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku pemilih dalam pemilihan umum kepala daerah propinsi Banten tahun 2011 di kecamatan Karawachi kota Tanggerang. Hasil peneltian menunjukan bahwa faktor kandidat mempunyai pengaruh tertinggi dalam prilaku pemilih, karena pemilih melihat kandidat dari citra suatu kandidat.

Faktor penghambat adalah faktor apa saja yang membuat masyarakat Desa Batukaropa tidak mau untuk melakukan pemilihan calon anggota legislatif, disini peneliti akan mewawancarai informan berdasarkan pengalaman yang diperoleh informan selama mereka mengikuti pemilihan calon anggota legislatif. Adapun faktor penghambat dalam pemilihan calon anggota legislatif diantaranya adalah

Adapula warga yang malas mengikuti pemilihan karena merasa sistem tunggu yang terlalu lama,seperti yang dikatakan oleh “RK” selaku responden perempuan, beliau berkata bahwa:

“…Saya biasanya malas untuk memilih karena saya kurang tahu dengan kandidat yang mencalonkan seperti siapa dia? Apa yang menjadi tujuan dari kandidat tersebut dan lain-lain dan juga sistem tunggu yang memakan banyak waktu dan saya pernah pada saat itu tidak mengikuti pemilihan disebabkan karena cuaca karena pada saat itu hujan…”(hasil wawancara pada tanggal 16

maret 2020).

Selain ketidaktahuan masyarakat tentang calon kandidat legislatif yang akan dipilih, masyarakat juga merasa malas untuk memilih dikarenakan sistem tunggu yang memakan banyak waktu. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang calon kandidat menjadi salah satu penghambat suatu pemilihan. Inilah yang menjadi penyebab masyarakat banyak yang tidak memilih. Bagi sebagian kandidat yang mencalonkan diri melakukan pengenalan diri kepada masyarakat melalui kampanye dengan menyampaikan visi dan misi mereka, namun adapula kandidat yang tidak menyampaikan visi dan misi mereka. Ketidaktahuan masyarakat tentang kandidat menjadi salah satu alasan mereka tidak menggunakan hak pilihnya, ketidaktahuan

tentang visi dan misi kandidat, tentang kepribadian dan latar belakang kandidat yang terkadang membuat masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya.

Untuk memperkaya informasi peneliti juga mewawancarai “IA” selaku responden laki-laki dan mengungkapkan hal sama sebagai berikut:

“…Malas antri terkadang sudah siang tapi nama saya masih belum juga dipanggil, ditambah lagi cuaca yang sangat panas…”(Hasil Wawancara Pada

Tanggal 16 Maret 2020).

Antri menjadi factor besar yang menjadi penghambat warga Desa Batukaropa malas untuk melakukan pemilihan atau memberikan hak suaranya dikarenakan mereka yang sudah lama menunggu namun pemilih tersebut belum juga dipanggil namanya untuk melakukan pemilihan.

Guna menambah informasi tambahan Wawancara juga dilakukan dengan “RS” sebagai sarjana di Desa Batukaropa. Beliau berkata bahwa:

“..Ketika saya berada di daerah lain untuk menempuh pendidikan, sehingga malas untuk pulang kampung karena memerlukan biaya yang banyak dan juga jika saya memilih saya akan lama menunggu…”(hasil wawancara pada

tanggal 16 maret 2020).

Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa Batukaropa mayoritas mereka malas atau bahkan tidak melakukan pemilihan dikarenakan mereka malas melakukan antri pada saat di tempat pemungutan suara. Dan ada juga yang masih belum tahu dengan calon yang akan mereka pilih dan alasan lain seperti diluar daerah ataupun disebabkan hanya akibat cuaca saja.

BAB V PENUTUP C. Kesimpulan

1. Perilaku pemilih dalam pemilihan calon anggota legislatif di Desa Batukaropa Kabupaten Bulukumba

a. Pendekatan Sosiologis

Dalam pendekatan ini hanya sebagian kecil masyarakat Desa Batukaropa yang memilih berdasarkan pendekatan Sosiologis itupun dikarenakan mereka sadar akan demokrasi dan pentingnya suara dalam pemilihan umum. Dan mereka kebanyakan tidak melihat status social dari para kandidat atau calon anggota legislatif dan juga di Desa

Batukaropa tidak ada yang menjadi calon anggota legislatif jadi keluarga mereka memilih berdasarkan faktor lingkungan itu dapatdikatakan kecil kemungkinan.

b. Pendekatan Psikologis

Dalam pendekatan Psikologis masyaraakat Desa Batukaropa dalam hal pemilhan calon anggota legislatif, hanya sebagian kecil masyarakat Desa Batukaropa yang memilih berdasarkan pendekatan ini dapat dilihat dari kedekatan/ikatan emosional dengan salah satu partai atau calon disini masyarakat tidak memiliki kedekatan dengan calon kandidat apalagi partai yang mengusung. Mereka hanya memilih berdasarkan pengetahuannya masing-masing. Dan juga masyarakat desa Batukaropa tidak melihat isu-isu apa yang diangkat oleh para calon anggota legislatif.

c. Pendekatan Rasional

Dalam pendekatan Rasional masyarakat Desa Batukaropa sebagian besar memilih calon anggota legislatif dapat dilihat dari bagaimana mereka sangat memperhatikan bagaimana visi dan misi para calon anggota legislatif mereka mengemukakan bahwa dengan adanya visi misi atau program-program maka mereka dapat mengetahui dengan jelas bagaimana nantinya akan dilakukan pembangunan yang ditawarkan kandidat/figur kandidat mereka berpendapat bahwa dengan reputasi yang baik maka itu dapat menjadi contoh pemimpin bagi

masyarakat. Dan juga sebagian kecil dari masyarakat memilih dikarenakan mereka diberi upah oleh calon anggota legislatif.

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

Dokumen terkait