• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Infrastruktur Fisik

Faktor Penentu Daya Saing Ekonomi Daerah

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Pembobotan dan Pemeringkatan Faktor Daya Saing Ekonomi

4.3.3 Faktor Infrastruktur Fisik

Infrastruktur fisik merupakan faktor pendukung bagi kelancaran kegiatan usaha. Ketersedian dan kualitas infrastruktur fisik sangat mempengaruhi kelancaran dunia usaha di suatu daerah. Semakin besar skala suatu usaha, maka kebutuhan akan ketersediaan infrastruktur fisik juga akan semakin besar.

Faktor infrastruktur fisik yang terdiri dari dua variabel yaitu ketersediaan infrastruktur fisik dan kualitas infrastruktur. Variabel ketersediaan infrastruktur fisik memiliki bobot sebesar 0,478% atau 48% dari keseluruhan bobot faktor infrastruktur fisik. Variabel kualitas infrastruktur fisik memiliki bobot sebesar 0,522atau 52% dari keseluruhan bobot faktor infrastruktur fisik. Persentase bobot dari masing-masing variabel faktor infrastruktur fisik dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.3

Persentase bobot variabel faktor infrastruktur fisik

Hasil tanggapan responden kualitas infrastruktur lebih menjadi prioritas dalam infrastruktur fisik. Hasil pembobotan ini dengan cara wawancara terhadap responden yang menunjukkan bahwa dalam variabel ketersediaan infrastruktur fisik, 33% responden menyatakan kurang setuju bahwa ketersediaan jalan sudah memadai. Kemudian 17% responden menyatakan setuju ketersediaan jalan sudah memadai, dan 27% menyatakan sangat tidak setuju bahwa ketersediaan jalan sudah memadai.

Ketersediaan Infrastruktur Fisik 48% Kualitas Infrastruktur Fisik 52%

Kemudian untuk ketersediaan pelabuhan laut sudah memadai 43% menyatakan sangat tidak setuju. Hanya 13% menyatakan setuju. Kemudian 27% menyatakan kurang setuju, dan 17% menyatakan tidak setuju ketersediaan pelabuhan laut sudah memadai. 30 responden yang telah diwawancara 43% menyatakan sangat tidak setuju dengan ketersediaan pelabuhan udara sudah memadai. 7% menyatakan setuju, dan 3% menyatakan sangat setuju. 23% menyatakan tidak setuju bahwa ketersediaan pelabuhan udara sudah memadai di Kota Padangsidimpuan. Selanjutnya, 63% responden menyatakan setuju bahwa ketersediaan saluran telepon sudah memadai. 13% menyatakan sangat setuju. Kemudian 20% menyatkan kurang setuju bahkan 3% menyatkan bahwa ketersediaan saluran telepon sudah memadai.

Dalam variabel kualitas infrastruktur fisik, 40% menyatakan kurang setuju kualitas jalan sudah baik. 23% sangat tidak setuju. Hanya 3% menyatakan sangat setuju, dan 17% menyatakan setuju. Kemudian 17% menyatakan tidak setuju bahwa kualitas jalan di Kota Padangsidimpuan sudah baik. Selanjutnya untuk akses dan kualitas pelabuhan laut sudah baik, 40% menyatakan sangat tidak setuju. 27% kurang setuju. Kemudian 23% tidak setuju. Bahkan masih ada yang menyatakan 10% setuju bahwa akses dan kualitas pelabuhan laut sudah baik. Sedangkan akses dan kualitas pelabuhan udara sudah baik, 40% menyatakan sangat tidak setuju. 27% tidak setuju, dan 20% kurang setuju. Tetapi ada juga yang menyatakan 13% setuju akan akses dan kualitas pelabuhan udara sudah baik. Kemudian untuk kualitas saluran dan sambungan telepon sudah baik, 70% menyatakan setuju. 13% menyatakan sangat

setuju. Tetapi hanya 7% menyatakan tidak setuju kualiats saluran dan sambungan telepon sudah baik.

Berdasarkan analisis dan persepsi para responden, kualitas dan ketersediaan infrastruktur fisik harus lebih baik untuk meningkatkan pergerakan sumber perekonomian dan meningkatkan kualitas perekonomian di Kota Padangsidimpuan. 4.3.4 Faktor Kelembagaan

Faktor kelembagaan ini memiliki bobot 0,146 atau 15% yang terdiri dari 4 variabel yaitu kepastian hukum, pembiayaan pembangunan (keuangan daerah), aparatur, peraturan daerah.Kepastian hukum memiliki bobot sebesar 0,425 atau 43%. Pembiayaan pembangunan (keuangan daerah) sebesar 0,172 atau 17%. Aparatur sebesar 0,188 atau 19%. Peraturan daerah sebesar 0,215 atau 21%. Persentase masing-masing variabel dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.6

Persentase Bobot Variabel faktor Kelembagaan

43%

17% 19%

21%

Kepastian Hukum Pembiayaan Pembangunan

Dari hasil wawancara persepsi masyarakat dalam variabel kepastian hukum, 57% menyatakan setuju bahwa konsistensi peraturan yang mengatur kegiatan usaha sudah berjalan baik. 23% menyatakan kurang setuju, dan 7% menyatakan tidak setuju. 10% menyatakan sangat tidak setuju bahwa konsistensi peraturan yang mengatur kegiatan usaha sudah berjalan baik. Kemudian 37% menyatakan kurang setuju penegakan hukum dalam kaitannya dengan dunia usaha sudah baik. 20% menyatakan setuju. 13% menyatakan tidak setuju, dan 17% menyatakan sangat tidak setuju. 13% menyatakan sangat setuju bahwa penegakan hukum dalam kaitannya dengan dunia usaha sudah baik. Kemudian 37% menyatakan kurang setuju pungli diluar birokrasi terhadap kegiatan usaha semakin berkurang. 27% menyatkan setuju. 20% menyatakan sangat tidak setuju. 10% menyatakan tidak setuju, dan 7% menyatakan sangat setuju pungli diluar birokrasi terhadap kegiatan usaha semakin berkurang.

Dari sisi variabel keuangan daerah, 57% menyatakan kurang setuju bahwa jumlah APBD yang ada sekarang ini telah sesuai dengan kebutuhan. 23% menyatakan sangat tidak setuju. 10% menyatakan setuju jumlah APBD yang ada sekarang ini telah sesuai dengan kebutuhan, 3% menyatakan sangat setuju. 7% menyatakan tidak setuju jumlah APBD yang ada sekarang ini telah sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya 30% menyatakan kurang setuju realisasi APBD sesuai dengan rencana program dan anggaran. 20% menyatakan sangat tidak setuju. 3% menyatakan sangat setuju, dan 20% menyatakan setuju. 20% menyatakan sangat

tidak setuju bahwa realisasi APBD sesuai dengan rencana program dan anggaran. Selanjutnya 33% menyatakan setuju tingakat penyimpangan dalam penggunaan APBD relatif rendah. 20% menyatakan sangat tidak setuju, dan 13% menyatakan tidak setuju. 10% menyatakan sangat setuju tingkat penyimpangan dalam penggunaan APBD relatif rendah.

Dari sisi variabel aparatur dan pelayanan, 60% menyatakan setuju birokrasi pelayanan terhadap dunia usaha semakin baik. 17% menyatakan kurang setuju, 10% menyatakan sangat tidak setuju, dan 3% menyatakan tidak setuju. 7% menyatakan sangat setuju bahwa birokrasi pelayanan terhadap dunia usaha semakin baik. Kemudian 33% kurang setuju bahwa penyalahgunaan wewenang oleh aparatur semakin berkurang. 23% menyatakan tidak setuju, 13% menyatakan sangat tidak setuju. 23% menyatakan setuju, dan 7% menyatakan sangat setuju bahwa penyalahgunaan wewenang oleh aparatur semakin berkurang. Selanjutnya 50% menyatakan kurang setuju bahwa struktur pungutan oleh pemerintah daerah terhadap dunia usaha sudah sesuai. 30% menyatkan setuju. 10% menyatakan tidak setuju, dan 10% menyatakan sangat tidak setuju bahwa struktur pungutan oleh pemerintah daerah terhadap dunia usaha sudah sesuai.

Dari sisi variabel peraturan daerah, 63% menyatakan setuju peraturan produk hukum daerah berupa pajak dan retribusi sudah mendukung kegiatan dunia usaha. 13% menyatakan sangat tidak setuju, 7% menyatakan tidak setuju. 10% menyatakan sangat setuju. 7% menyatakan kurang setuju peraturan produk hukum daerah berupa pajak dan retribusi sudah mendukung kegiatan dunia usaha. Kemudian 37%

menyatakan setuju implementasi Perda sudah sesuai dengan yang di tetapkan. 33% kurang setuju. 13% tidak setuju, dan 13% sangat setuju. 3% menyatakan sangat setuju implementasi Perda sudah sesuai dengan yang ditetapkan.

Dari empat variabel dari faktor kelembagaan ini sangat perlu perhatian dari pemerintahn untuk lebih meningkatkan daya saing ekonomi Kota padangsidimpuan yang lebih baik.

Dokumen terkait