• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4.2 A nalisis Data

4.2.3 Analisis Angket F aktor Kemampuan Membaca

4.2.3.1 Faktor Internal

Faktor internal dalam angket faktor membaca pemahaman mahasiswa dibagi menjadi 9 indikator yang mempengaruhi kegiatan membaca yaitu: (a) indikator motivasi baca, (b) indikator sikap dan minat pembaca, (c) indikator kebiasaan membaca, (d) indikator kondisi emosi dan kondisi kesehatan, (e) indikator pengetahuan/ pengalaman yang dimiliki sebelumnya, (f) indikator pengetahuan tentang cara membaca, (g) indikator ketertarikan dan

kebermanfaatan, (h) indikator tingkat intelegensi pembaca, dan (i) indikator penguasaan bahasa. Berikut merupakan rincian analisis data faktor internal:

a. Indikator Motivasi Baca

Indikator pertama dalam faktor internal membaca mahasiswa yaitu motivasi baca. Motivasi baca merupakan dorongan seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Terdapat 6 subindikator minat baca yaitu (1) dorongan menyelesaikan tugas tepat waktu, (2) dorongan untuk menentukan target membaca, (3) dorongan untuk mencapai prestasi yang tinggi, (4) dorongan membaca yang kuat saat akan menempuh UTS dan UAS, (5) dorongan membaca atas dasar kesadaran diri sendiri.

Tabel 4.17 Indikator Motivasi Baca

No Subindikator Rentangan skor

3 S 2 TMP 1 TS 1 Jika diberi tugas membaca oleh dosen,

saya berusaha menyelesaikannya tepat waktu.

30 1 6

2 Dalam keseharian, dorongan membaca saya hanya tertuju pada bacan-bacaan hiburan.

12 18 7

3 Selama perkuliahan, saya ingin mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca.

33 2 7

4 Jika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester, dorongan membaca saya sangat kuat.

34 1 2

5 Jika berhasil menyelesaikan tugas membaca, merasa dihargai jika mendapat pujian dari dosen atau teman.

26 6 5

Berikut penjelasan masing-masing subindikator: subindikator pertama

dosen, mahasiswa berusaha menyelesaikannya tepat waktu”. Pilihan setuju dipilih

oleh 30 mahasiswa dengan persentase sebesar 81,08% sehingga dipandang sebagai sikap positif. Berdasarkan kategori yang ada jumlah tersebut termasuk kategori tinggi. Namun, pilihan tidak setuju dipilih oleh 1 mahasiswa (2,07%) sehingga dipandang sebagai sikap negatif. Artinya terdapat 1 mahasiswa menyatakan tidak menyelesaikan tugas dosen secara tepat waktu. Berdasarkan kriteria yang ada, jumlah tersebut masuk kategori rendah. Selain itu, terdapat 6 mahasiswa dengan persentase 16,21 yang belum jelas sikapnya.

Subindikator nomor 2 adalah “dalam keseharian, dorongan membaca saya hanya tertuju pada bacan-bacaan hiburan”. Terdapat 12 mahasiswa (32,43%) yang

setuju dengan pernyataan tersebut sehingga dapat dipandang sebagai sikap negatif dan termasuk kategori rendah. Hal tersebut membuktikan bahwa mahasiswa memiliki kecenderungan untuk membaca bahan bacaan yang bersifat menghibur bukan untuk menambah ilmu pengetahuan. Namun, terdapat 18 mahasiswa memilih pilihan tidak setuju yang berarti mahasiswa membaca tidak hanya tertuju pada bacaan yang sifatnya menghibur melainkan membaca bacaan yang menambah ilmu pengetahuan. Sejumah 18 (48,64%) mahasiswa tersebut memiliki sikap positif yang masuk dalam kategori tinggi. Terdapat 7 (18,91) mahasiswa yang tidak jelas sikapnya.

Pada subindikator “selama perkuliahan, saya ingin mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca” jika pilihan setuju masuk dalam

kategori sikap positif dan tidak setuju merupakan sikap negatif maka terdapat 33 atau 89,1% mahasiswa yang menyatakan ingin mencapai prestasi

setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca. Berdasarkan data tersebut dapat dikategorikan dalam kategori tinggi. Sedangkan terdapat 2 mahasiswa atau 5,40% masuk ke dalam sikap negatif yang menyatakan tidak ingin mencapai presetasi setinggi-tingginya melalui rajin membaca. Berdasarkan kategori yang ada, jumlah tersebut termasuk rendah. Namun terdapat 7 atau 18,91% mahasiswa yang belum jelas sikapnya dan masuk kategori rendah.

Subindikator keempat “jika akan menempuh ujian tengah semester atau

akhir semester, dorongan membaca saya sangat kuat” terdapat 34 mahasiswa yang

menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut. Berdasarkan data di atas maka sebanyak 91,89% mahasiswa memiliki dorongan baca yang sangat kuat hanya ketika akan ujian. Hal itu menunjukkan sikap negatif dan masuk kategori tinggi. Adapun sikap positif hanya dimiliki oleh 1 (2,70%) mahasiswa. Mahasiswa tersebut menyatakan tidak setuju jika dorongan membaca yang dimilikinya kuat hanya saat akan ujian. Hasil persentase menunjukkan masuk dalam kategori rendah. Selain itu, terdapat 2 mahasiswa yang memiliki sikap tidak jelas dengan persentase 5,40% yang berarti memiliki kategori rendah.

Subindikator kelima adalah “jika berhasil menyelesaikan tugas membaca, merasa dihargai jika mendapat pujian dari dosen atau teman”. Jika setuju

merupakan sikap positif dan tidak setuju merupakan sikap negatif, maka terdapat 26 (70,27%) mahasiswa memiliki sikap positif yang menyatakan bahwa mahasiswa merasa dihargai jika mendapat pujian ketika berhasil menyelesaikan tugas membaca. Persentase tersebut menunjukkan masuk dalam kategori tinggi. Namun, sejumlah 6 (16,21%) mahasiswa memiliki sikap negatif dengan kategori

rendah yang menyatakan tidak setuju jika merasa dihargai saat mendapat pujian ketika berhasil menyelesaikan tugas. Selain itu, masih terdapat 5 (13,51%) mahasiswa tidak memiliki sikap yang jelas dengan kategori rendah.

b. Indikator Sikap dan Minat Baca

Minat adalah keinginan dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu tanpa ada arahan dari orang lain. Dalam penelitian ini sikap dan minat baca mahasiswa diukur melalui beberapa subindikator seperti: (a) keinginan mencari jawaban atas suatu masalah melalui membaca, (b) keinginan untuk mendiskusikan isi sebuah buku baru, (c) keinginan untuk membaca sendiri informasi dari pada mengikuti orang lain, (d) keinginan untuk mengungkapkan gagasan dari hasil membaca, dan (e) keinginan untuk membaca kembali bacaan yang pernah dibaca untuk menyegarkan ingatan. Lebih jelasnya dapat dil ihat dalam tabel indikator sikap dan minat baca dibawah ini.

Tabel 4.18 Indikator Sikap dan Minat Baca

No Subindikator Rentangan skor

3 S 2 TMP 1 TS

1 Saya ingin mencari jawaban atas suatu masalah melalui membaca.

25 3 9 2 Jika ada teman yang memiliki buku baru, saya

ingin mengajak untuk mendiskusikan isinya.

17 8 12 3 Saya lebih suka membaca sendiri sumber

informasi dari pada mengikuti pendapat orang lain.

23 4 10

4 Setelah membaca, saya berkeinginan mengungkapkan gagasan hasil membaca secara tertulis dalam bentuk artikel, makalah, atau bentuk lain.

17 5 15

5 Saya ingin membaca kembali bacaan yang pernah saya baca untuk menyegarkan ingatan.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui 5 subindikator. Adapun

penjabaran setiap subindikator sebagai berikut: subindikator pertama yaitu “saya ingin mencari jawaban atas suatu masalah melalui membaca” memperlihatkan

kondisi yang bervariasi. Jika pilihan setuju dipandang sebagai sikap positif maka terdapat 25 mahasiswa yang memiliki keinginan untuk mencari jawaban suatu masalah melalui membaca. Jadi sebesar 67,56% dapat dikatakan termasuk kategori tinggi. Akan tetapi, terdapat 3 mahasiswa tidak memiliki keinginan mencari jawaban suatu masalah melalui membaca. Hal tersebut dipandang sebagai sikap negatif dan tergolong dalam kategori rendah (8,10%). Namun, sebanyak 9 (24,32%) mahasiswa tidak jelas sikapnya dan tergolong kategori rendah.

Subindikator kedua yaitu “jika ada teman yang memiliki buku baru, saya

ingin mengajak untuk mendiskusikan isinya”. Jika pilihan setuju dipandang

sebagai sikap positif maka sebesar 17 mahasiswa menyatakan memiliki keinginan untuk mendiskusikan isi buku baru dengan teman. Jadi sebanyak 45,94% mahasiswa masuk dalam kategori sedang. Terdapat 8 mahasiswa (21,62%) menyatakan tidak memiliki keinginan untuk berdiskusi isi buku baru dengan teman. Hal tersebut dipandang sebagai sikap negatif. Namun, 12 (32,43%) mahasiswa masih belum jelas sikapnya dan tergolong kategori rendah.

Subindikator ketiga yaitu “saya lebih suka membaca sendiri sumber informasi dari pada mengikuti pendapat orang lain”. Terdapat 23 mahasiswa

memilih setuju, artinya sejumlah 62,16% mahasiswa masuk dalam kategori sedang dan dipandang sebagai sikap positif karena lebih memilih untuk membaca sendiri sumber informasi daripada mengikuti pendapat orang lain. Sejumlah 4

mahasiswa menyatakan tidak setuju. Data tersebut berarti sebanyak 27,02% mahasiswa tergolong kategori rendah dan memiliki sikap negatif karena tidak suka membaca sendiri sumber informasi dan cenderung mengikuti pendapat orang lain. Namun, terdapat 10 (27,02%) mahasiswa tidak jelas sikapnya dan tergolong kategori rendah.

Subindikator keempat yaitu “setelah membaca, saya berkeinginan mengungkapkan gagasan hasil membaca secara tertulis dalam bentuk artikel,

makalah, atau bentuk lain”. Jika pilihan setuju dipandang sebagai sikap positif

maka sebanyak 17 mahasiswa menyatakan memiliki keinginan untuk mengungkapkan gagasan hasil membaca secara tertulis. Berdasarkan data tersebut 45,94% mahasiswa masuk dalam kategori sedang. Sedangkan jika pilihan tidak setuju dipandang sebagai sikap negatif maka terdapat 5 (13,51%) mahasiswa masuk dalam kategori rendah. Hal itu membuktikan bahwa mahasiswa tidak memiliki keinginan untuk menuangkan gagasan hasil membaca secara tertulis. Namun, sebanyak 15 (40,54%) mahasiswa tidak jelas sikapnya dan masuk dalam kategori sedang.

Subindikator kelima yaitu “saya ingin membaca kembali bacaan yang

pernah saya baca untuk menyegarkan ingatan”. Sejumlah 33 (89,18%) mahasiswa

memilih pilihan setuju. Data tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki sikap positif karena berkeinginan untuk membaca kembali bacaan yang pernah mahasiswa baca untuk menyegarkan ingatan. Pernyataan tersebut masuk dalam kategori tinggi. Terdapat 2 (5,40%) mahasiswa memilih pilihan tidak setuju. Kedua mahasiswa tersebut memiliki sikap negatif dan masuk dalam kategori

rendah karena mahasiswa menyatakan tidak ingin kembali membaca bacaan yang pernah dibaca untuk menyegarkan ingatan. Namun, 2 (5,40%) mahasiswa tidak jelas sikapnya dan masuk dalam kategori rendah.

c. Indikator Kebiasaan Membaca

Indikator kebiasaan merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara rutin setiap harinya. Untuk melihat kebiasaan membaca mahasiswa dapat dilihat melalui subindikator berikut (a) kebiasaan teratur untuk membaca setiap hari, dan (b) kebiasaan menyiapkan buku-buku yang akan dibaca di tempat yang mudah dijangkau. Berikut ini disajikan tabel indikator kebiasaan.

Tabel 4.19 Indikator Kebiasaan Membaca

No Subindikator Rentangan skor 3 (S) 2 TMP 1 TS

1 Saya menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari.

8 22 7 2 Buku-buku yang akan saya baca saya

siapkan di tempat yang mudah saya jangkau

32 2 2

Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 2 subindikator. Berikut penjelasan masing-masing subindikator: subindikator pertama yaitu “saya menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari” memperlihatkan kondisi

yang bervariasi. Jika pilihan setuju dipandang sebagai sikap positif maka terdapat 8 mahasiswa menyatakan menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari. Berdasarkan data tersebut sebanyak 21,62% mahasiswa masuk dalam kategori rendah. Sedangkan jika pilihan tidak setuju dipandang sebagai sikap negatif maka 22 (59,45%) mahasiswa menyatakan tidak menyusun jadwal teratur untuk

membaca. Berdasarkan kriteria, data tersebut masuk dalam kategori sedang. Namun, 7 mahasiswa atau sebanyak 18,91% belum jelas sikapnya dan masuk dalam kategori rendah.

Subindikator kedua yaitu “buku-buku yang akan saya baca saya siapkan di

tempat yang mudah saya jangkau”. Terdapat 32 mahasiswa yang menyatakan

setuju dan dipandang sebagai sikap positif karena mahasiswa menyatakan menyiapkan buku-buku yang ingin dibaca di tempat yang mudah dijangkau. Data tersebut membuktikan sebanyak 89,13% mahasiswa masuk dalam kategori tinggi. Sedangkan 2 mahasiswa menyatakan tidak setuju dan dipandang sebagai sikap negatif. Hal tersebut membuktikan bahwa 5,40% mahasiswa masuk dalam kategori rendah yang menyatakan tidak pernah menyiapkan buku-buku yang ingin dibaca di tempat yang mudah dijangkau. Namun, masih ada 2 mahasiswa atau 5,40% belum jelas sikapnya dan tergolong kategori rendah.

d. Indikator Kondisi Emosi

Indikator kondisi emosi pembaca termasuk dalam faktor internal yang berpengaruh pada kemampuan membaca mahasiswa. Subindikator kondisi emosi mencakup (a) kondisi emosi pembaca ketika mendapat kritik dan masukan, (b) kondisi emosi merasa puas ketika menyelesaikan tugas secara maksimal, dan (c) kondisi pembaca yang tidak ingin mengungguli teman-teman. Data tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.20 Indikator Kondisi Emosi No Subindikator Rentangan skor 3 (S) 2 TMP 1 TS

1 Setelah selesai membaca, saya merasa bangga jika hasil membaca yang saya lakukan dan saya presentasikan di kelas mendapat kritik dan masukan dari dosen.

29 3 5

2 Saya merasa puas jika dapat menyelesaikan secara maksimal tugas yang diberikan kepada saya.

37 0 0

3 Selama perkuliahan dengan rajin membaca, tidak terbersit sedikitpun untuk mengungguli teman-teman saya.

27 5 5

Berdasarkan tabel dapat diketahui terdapat 3 subindikator. Penjabaran masing-masing subindikator sebagai berikut: subindikator pertama yaitu “setelah

selesai membaca, saya merasa bangga jika hasil membaca yang saya lakukan dan

saya presentasikan di kelas mendapat kritik dan masukan dari dosen”

memperlihatkan kondisi yang bervariasi. Terdapat 29 mahasiswa memilih setuju. Data menunjukkan sebesar 78,37% mahasiswa memiliki sikap positif dan masuk dalam kategori tinggi karena mahasiswa merasa banga mendapat kritik dan masukan dari dosen atas presentasi hasil membacanya. Selain itu, 3 mahasiswa memilih pilihan tidak setuju. Data tersebut menunjukan bahwa 8,10% mahasiswa memiliki sikap negatif karena mahasiswa tidak merasa bangga jika mendapat kritik dan masukan dari dosen atas presentasi hasil membacanya. Hal tersebut masuk dalam kategori rendah. Namun, sebanyak 5 (13,51%) mahasiswa belum jelas sikapnya dan masuk dalam kategori rendah.

Subindikator kedua yaitu “saya merasa puas jika dapat menyelesaikan secara maksimal tugas yang diberikan kepada saya”. Keseluruhan mahasiswa

yang berjumlah 37 orang menyatakan pilihan setuju. Melalui data tersebut diketahui sejumlah 100% mahasiswa memiliki sikap positif dan masuk dalam kategori tinggi karena mahasiswa merasa puas jika dapat menyelesaikan tugas yang diberikan secara maksimal.

Subindikator ketiga yaitu “selama perkuliahan dengan rajin membaca,

tidak terbersit sedikitpun untuk mengungguli teman-teman saya”. Terdapat 27

mahasiswa yang memilih pernyataan setuju. Pilihan setuju merupakan sikap negatif karena sebesar 72,97% mahasiswa menyatakan tidak sedikitpun terbersit emosi untuk mengungguli teman-teman lain. Kategori data tersebut masuk dalam kategori tinggin. Sedangkan 5 (13,51%) mahasiswa menyatakan memiliki daya saing yang terbersit dalam benaknya untuk menggungguli teman-teman. Kelima mahasiswa tersebut memiliki sikap positif, meskipun masuk dalam kategori rendah. Terdapat pula 5 atau sekitar 13,51% mahasiswa masih belum jelas sikapnya dan tergolong kategori rendah.

e. Indikator Pengetahuan Cara Membaca

Mahasiswa yang memiliki banyak pengetahuan tentang teknik maupun cara membaca akan lebih mudah untuk memahami isi bacaan secara mendalam. Pengetahuan cara membaca dilihat dalam subindikator berikut. (a) membuat ringkasan isi bacaan, (b) membuat pertanyaan untuk memahami isi bacaan, (c) hanya sekedar mengingat-ingat isi bacaan, (d) merumuskan isi bacaan berdasarkan bahasa sendiri, (e) membuat skema dari gagasan yang ada dalam

bacaan, (f) pemahaman terhadap berbagai tekik membaca. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel indikator pengetahuan cara membaca di bawah ini.

Tabel 4.21 Indikator Pengetahuan Cara Membaca

No Subindikator Rentangan skor 3 (S) 2 TMP 1 TS) 1 Sambil membaca, saya membuat ringkasan

isi bacaan.

14 11 12

2 Untuk memahami isi bacaan, saya membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang saya baca.

8 12 17

3 Agar memahami isi bacaan, saya cukup mengingat-ingat isinya saja.

25 5 7

4 Agar memahami isi bacaan, saya merumuskan dengan bahasa saya sendiri.

33 3 1

5 Untuk mempermudah memahami isi bacaan, saya membuat skema gagasan setiap kali membaca.

10 12 15

6 Dengan memahami berbagai teknik membaca, ternyata sangat membantu mempermudah memahami isi bacaan.

32 4 1

Berdasarkan tabel di atas subindikator “sambil membaca, saya membuat ringkasan isi bacaan” memperlihatkan situasi yang berbeda-beda. Terdapat 14 mahasiswa memilih sangat setuju. Berdasarkan data tersebut 87,83% mahasiswa dipandang memiliki sikap positif dengan kategori tinggi karena mahasiswa menyatakan membuat ringkasan isi bacaan ketika membaca sehingga proses pemahaman menjadi lebih mudah. Namun, terdapat 11 mahasiswa memilih tidak setuju yang berarti 29,72% mahasiswa memiliki sikap negatif dengan kategori rendah. Sikap negatif dapat diketahui berdasarkan pernyataan yang mereka pilih bahwa tidak membuat ringkasan isi bacaan ketika sedang membaca. Selain itu,

terdapat 12 (32,42%) mahasiswa belum jelas sikapnya dan masuk dalam kategori rendah.

Subindikator kedua adalah “untuk memahami isi bacaan, saya membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang saya baca”. Pilihan setuju dipilih oleh 8

mahasiswa, data tersebut berarti 21,62% mahasiswa memiliki sikap positif karena mahasiswa menyatakan membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang dibaca tetapi persentasi tersebut masuk dalam kategori yang rendah. Sedangkan pilihan tidak setuju dipilih oleh 12 mahasiswa, artinya sebesar 32, 43% mahasiswa memiliki sikap negatif karena mahasiswa menyatakan tidak membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang dibaca ketika membaca. Persentase tersebut masuk dalam kategori rendah. Selain itu 17 mahasiswa atau sejumlah 45,94% mahasiswa memiliki sikap yang belum jelas dan masuk dalam kategori sedang.

Subindikator ketiga yaitu “agar memahami isi bacaan, saya cukup

mengingat-ingat isinya saja”. Sebanyak 25 mahasiswa menyatakan setuju dengan

pernyataan tersebut. Berarti 67,56% mahasiswa memiliki sikap negatif karena mahasiswa hanya mengingat-ingat isi bacaan saja dalam memahami bacaan. Persentase tersebut memiliki kategori tinggi. Sedangkan 5 (13,51%) mahasiswa menyatakan tidak setuju dengan pernyataan yang berarti dipandang sebagai sikap positif karena mahasiswa tidak cukup hanya mengingat-ingat saja agar dapat memahami isi bacaan. Persentase tersebut masuk dalam kategori rendah. Selain itu, 7 atau 18,91% mahasiswa memiliki sikap yang belum jelas dan termasuk kategori rendah.

Subindikator keempat yaitu “agar memahami isi bacaan, saya merumuskan

dengan bahasa saya sendiri”. Terdapat 33 mahasiswa memilih pilihan setuju,

artinya sebesar 89,18% mahasiswa masuk dalam katagori tinggi dan memiliki sikap positif karena untuk memahami isi bacaan, mahasiswa perlu merumuskan dengan bahasa sendiri. Sedangkan 3 (8,10%) mahasiswa menyatakan tidak setuju dengan pernyataan diatas. Dari hal tersebut dapat diketahui persentase tergolong dalam kategori rendah dan dipandang memiliki sikap negatif karena agar memahami bacaan, mahasiswa tidak merumuskan dengan bahasa sendiri. Terdapat 1 (2,70%) mahasiswa yang belum jelas sikapnya.

Subindikator kelima yaitu “untuk mempermudah memahami isi bacaan, saya membuat skema gagasan setiap kali membaca”. Terdapat 10 mahasiswa

dengan persentase 27,02% yang menyatakan setuju dengan pernyataan diatas. Melalui data diatas dapat diketahui mahasiswa memiliki sikap positif karena mahasiswa membuat skema gagasan untuk mempermudah memahami isi bacaan setiap kali membaca. Persentase tersebut masuk dalam kategori rendah. Selain itu 12 mahasiswa dengan persentase sebesar 32,43% memilih tidak setuju dan dipandang memiliki sikap negatif karena setiap kali membaca mahasiswa tidak membuat skema gagasan untuk mempermudah memahami isi bacaan. Persentase di atas masuk dalam kategori rendah. sedangkan 15 (40,54%) mahasiswa belum diketahui secara jelas sikapnya.

Subindikator keenam yaitu “dengan memahami berbagai teknik membaca, ternyata sangat membantu mempermudah memahami isi bacaan”. Terdapat 32

karena mahasiswa dengan memahami berbagai teknik membaca membantu mempermudah memahami isi bacaan. Persentase tersebut tergolong dalam kategori tinggi. Sedangkan 4 mahasiswa atau sebesar 10,81% memilih tidak setuju dan dipandang memiliki kategori negatif karena tidak memahami berbagai teknik membaca sehingga kesulitan memahami isi bacaan. Persentase di atas masuk dalam kategori rendah. Sisanya 1 (2,70%) mahasiswa masih belum diketahui sikapnya.

f. Indikator Pengetahuan yang Dimiliki Sebelumnya

Pengetahuan yang dimiliki sebelumnya mempermudah mahasiswa memahami isi bacaan ketika sedang membaca. Pengetahuan yang dimiliki sebelumnya terdapat dalam subindikator berikut. (a) mencari jawaban dari suatu masalah melalui membaca, (b) melacak sumber asli dari pendapat ahli yang terdapat dalam bacaan, (c) membaca meningkatkan kemampuan berbicara, (d) membaca meningkatkan kemampuan berpikir kritis ketika memberikan tanggapan, (e) membandingkan bacaan dengan bacaan lain, (f) merujuk bacaan setiap memberikan argumen dengan orang lain, (g) tidak mudah percaya pendapat orang lain sebelum membaca sumber asli pendapat itu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel indikator pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.

Tabel 4.22 Indikator Pengetahuan yang Dimiliki Sebelumnya

No Subindikator Rentangan skor 3 (S) 2 TMP 1 TS 1 Saya ingin mencari jawaban atas suatu

masalah melalui membaca

2 Jika ada pendapat ahli yang dikutip dalam suatu artikel, buku, atau hasil penelitian, saya ingin melacak sumber aslinya agar dapat memahami secara lebih komprehensif

23 5 9

3 Dengan rajin membaca, kemampuan berbicara saya menjadi baik.

33 1 3

4 Melalui membaca, saya mampu berpikir lebih kritis ketika memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain

33 1 3

5 Saya merasa tidak puas dengan bacaan yang telah saya baca sebelum membandingkan dengan bacaan lain.

20 9 8

6 Saya ingin merujuk pada bacaan setiap berargumentasi dengan orang lain.

18 3 16

7 Saya tidak mudah percaya dengan pendapat orang lain sebelum membaca sendiri sumber aslinya.

21 5 11

Berikut penjabaran subindikator diatas: subindikator pertama yaitu “saya ingin mencari jawaban atas suatu masalah melalui membaca” memperlihatkan

kondisi yang bervariasi. Sebanyak 21 mahasiswa memilih setuju dengan pernyataan diatas artinya 67,56% mahasiswa tergolong dalam kategori tinggi dan dipandang memiliki sikap positif karena melalui membaca mahasiswa ingin mencari jawaban atas suatu masalah. Namun, sebanyak 10 atau 8,10% mahasiswa memilih untuk tidak setuju. Hal tersebut dipandang sebagai sikap negatif dengan kategori rendah karena melalui mahasiswa tidak ingin mencari jawaban dari permasalahan melalui membaca. Sedangkan sebanyak 6 mahasiswa dengan persentase 24,32% belum memiliki sikap yang jelas.

Subindikator kedua yaitu “jika ada pendapat ahli yang dikutip dalam

suatu artikel, buku, atau hasil penelitian, saya ingin melacak sumber aslinya agar

dapat memahami secara lebih komprehensif”. Terdapat 23 mahasiswa memilih

dinilai memiliki sikap positif karena mahasiswa memiliki keinginan melacak sumber asli pendapat ahli yang dikutip dalam artikel, buku atau hasil analisis penelitian agar dapat memahami secara lebih komprehensif. Sedangkan 22 mahasiswa dengan persentase sebesar 59,45% mahasiswa yang memilih pilihan tidak setuju. Pilihan tidak setuju memiliki sikap negatif dengan kategori sedang karena mahasiswa menyatakan tidak memiliki keinginan melacak sumber asli pendapat ahli yang dikutip dalam artikel, buku atau hasil analisis penelitian agar dapat memahami secara lebih komprehensif. Sejumlah 7 (18,91%) mahasiswa masih belum jelas sikapya.

Subindikator ketiga yaitu “dengan rajin membaca, kemampuan berbicara saya menjadi baik”. Sebanyak 33 mahasiswa dengan persentasi sebesar 89,18%

memilih pilihan setuju. Data tersebut masuk dalam kategori tinggi dan dianggap memiliki sikap positif karena mahasiswa kemampuan berbicaranya menjadi baik dengan rajin membaca. Namun, 1 mahasiswa memilih pilihan tidak setuju dan dianggap memiliki sikap negatif karena mahasiswa menyatakan dengan rajin membaca kemampuan berbicaranya tidak menjadi baik. Persentase data sebesar 2,70% dan masuk dalam kategori rendah. terdapat pula 3 (8,10%) mahasiswa yang belum jelas sikapnya.

Subindikator keempat yaitu “melalui membaca, saya mampu berpikir lebih

Dokumen terkait