• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa kelas B semester IV program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa kelas B semester IV program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016."

Copied!
228
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Maharani, Debby. 2016. Pengembangan Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mahasiswa Kelas B Semester IV Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD.

Penelitian ini mengkaji tentang pengembangan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester IV kelas B Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa kelas B semester IV Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 yang dikemas dalam sebuah modul pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pengembangan. Penelitian dilaksanakan terhadap 37 mahasiswa Kelas B semester IV Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan data yang berupa angket kebutuhan pengembangan strategi, faktor membaca mahasiswa, dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman. Data tersebut digunakan peneliti sebagai dasar untuk mengembangkan strategi pembelajaran membaca pemahaman. Strategi yang telah dikembangkan dimuat dalam produk berupa modul pembelajaran sebagai hasil akhir penelitian ini. Desain produk berupa modul pembelajaran kemudian divalidasi oleh dosen ahli untuk dinilai tingkat kelayakannya sebelum dilakukan uji coba. Berdasarkan validasi tersebut kemudian dilakukan revisi modul pembelajaran membaca pemahaman. Setelah modul dinilai layak kemudian dilakukan uji coba terhadap kelompok tertutup. Hasil uji coba kemudian dievaluasi untuk melihat tingkat keefektifan modul pembelajaran membaca pemahaman.

(2)

ABSTRACT

Maharani, Debby, 2016. The development of the Learning Strategy of Reading Comprehension Ability for Class B Semester IV in Indonesia Literature Language Education of Sanata Dharma University in 2015/2016 Academic Year. Thesis. Yogyakarta: Indonesia Literature Language Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This research studies the development of the learning strategy of reading comprehension ability from class B semester IV in Indonesia Literature Language Education of Sanata Dharma University in 2015/2016 Academic Year. The goal of this research is to develop the learning strategy of reading comprehension from class B semester IV in Indonesia Literature Language Education of Sanata Dharma Univeristy in 2015/2016 Academic Year in the form of learning module.

This research is a development research. The research was implemented to 37 students from class B semester IV in Indonesia Literature Language Education of Sanata Dharma University in 2015/2016 Academic Year. The first step of this research was gathering the data in the form of the needs of the development strategy questionnaire, students’ reading factor, and the result of reading comprehension test. The data was used by the researcher for the foundation to develop the learning study of reading comprehenson. The strategy that had been developed was included in the product in the fomr of learning module as the final result of the research. Product design in the form of learning module was validated by the expert lecturer to assess the feasibility before implementing the experiment. The learning module of reading comprehension was revised based on the validation. The experiment to the close group was done after the module was considered feasible. The result of the experiment was evaluated to see the effectiveness of the reading comprehension learning module.

(3)

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

PADA MAHASISWA KELAS B SEMESTER IV

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh: Debby Maharani

121224100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

PADA MAHASISWA KELAS B SEMESTER IV

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh: Debby Maharani

121224100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO

“Bersabarlah dengan segala hal, tapi terutama bersabarlah terhadap dirimu.

Jangan hilangkan keberanian dalam mempertimbangkan

ketidaksempurnaanmu, tapi mulailah untuk memperbaikinya. Mulailah setiap hari dengan tugas yang baru”

(St. Fransiskus dari Sales)

“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak

menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah”

(Thomas Alva Edison)

“Tak usaha yang mengingkari hasil”

(8)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 Juni 2016 Yang membuat pernyataan,

(9)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus yang selalu mendampingi dan melindungi di mana pun saya berada

Kedua orang tua saya tercinta Untung Basuna dan Christina Rukyanti Kadwarni yang selalu membimbing, memberikan kasih sayang, dan memberikan nasihat

kepada saya.

Kakak dan adikku tersayang Daniel Auri dan Donny Sukma Pamungkas.

Teman hidupku Pascalis Magistra Dewa Pramudya yang tak hentinya memberikan semangat, motivasi, dukungan, dan doa kepada saya.

Segenap sahabat PBSI 2012.

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Debby Maharani

Nomor Mahasiswa : 121224100

Demi kepentingan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MAHASISWA KELAS B SEMESTER IV

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/2016

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta pada tanggal 13 Juni 2016 Yang menyatakan,

(11)

viii

ABSTRAK

Maharani, Debby. 2016. Pengembangan Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mahasiswa Kelas B Semester IV Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD.

Penelitian ini mengkaji tentang pengembangan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester IV kelas B Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa kelas B semester IV Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 yang dikemas dalam sebuah modul pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pengembangan. Penelitian dilaksanakan terhadap 37 mahasiswa Kelas B semester IV Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan data yang berupa angket kebutuhan pengembangan strategi, faktor membaca mahasiswa, dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman. Data tersebut digunakan peneliti sebagai dasar untuk mengembangkan strategi pembelajaran membaca pemahaman. Strategi yang telah dikembangkan dimuat dalam produk berupa modul pembelajaran sebagai hasil akhir penelitian ini. Desain produk berupa modul pembelajaran kemudian divalidasi oleh dosen ahli untuk dinilai tingkat kelayakannya sebelum dilakukan uji coba. Berdasarkan validasi tersebut kemudian dilakukan revisi modul pembelajaran membaca pemahaman. Setelah modul dinilai layak kemudian dilakukan uji coba terhadap kelompok tertutup. Hasil uji coba kemudian dievaluasi untuk melihat tingkat keefektifan modul pembelajaran membaca pemahaman.

(12)

ix

ABSTRACT

Maharani, Debby, 2016. The development of the Learning Strategy of Reading Comprehension Ability for Class B Semester IV in Indonesia Literature Language Education of Sanata Dharma University in 2015/2016 Academic Year. Thesis. Yogyakarta: Indonesia Literature Language Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This research studies the development of the learning strategy of reading comprehension ability from class B semester IV in Indonesia Literature Language Education of Sanata Dharma University in 2015/2016 Academic Year. The goal of this research is to develop the learning strategy of reading comprehension from class B semester IV in Indonesia Literature Language Education of Sanata Dharma Univeristy in 2015/2016 Academic Year in the form of learning module.

This research is a development research. The research was implemented to 37 students from class B semester IV in Indonesia Literature Language Education of Sanata Dharma University in 2015/2016 Academic Year. The first step of this research was gathering the data in the form of the needs of the development strategy questionnaire, students’ reading factor, and the result of reading comprehension test. The data was used by the researcher for the foundation to develop the learning study of reading comprehenson. The strategy that had been developed was included in the product in the fomr of learning module as the final result of the research. Product design in the form of learning module was validated by the expert lecturer to assess the feasibility before implementing the experiment. The learning module of reading comprehension was revised based on the validation. The experiment to the close group was done after the module was considered feasible. The result of the experiment was evaluated to see the effectiveness of the reading comprehension learning module.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mahasiswa Kelas B Semester IV Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil diselesaikan karena bantuan, dukungan, bimbingan, dan doa dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

4. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. sebagai dosen pembimbng yang dengan sabar dalam membimbing, mengarahkan, dan memberikan berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Prodi PBSI dengan karakteristik masing-masing telah membekali peneliti dengan berbagai ilmu pengetahuan yang penulis butuhkan.

(14)

xi

7. Seluruh mahasiswa semester IV kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

8. Bapak Untung Basuna dan Ibu Christina Rukiyanti Kadwarni, S.Pd. selaku orangtua penulis yang telah memberi kasih sayang dan doa untuk kelancaran dalam menyelesaikan skripsi.

9. Kakakku Daniel Auri yang selalu memberi semangat dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi.

10.Adikku Donny Sukma Pamungkas dan Stephani Lidyawati yang selalu menghibur dikala rasa jenuh datang.

11.Pascalis Magistra Dewa Pramudya yang selalu mendengar keluh kesah, memberi cinta, sayang, dukungan, semangat, dan doa kepada peneliti. 12.Sahabat seperjuangan Agatha Regina Pratiwi, Rosendi Galih Susani, dan

Shinta Prabowati yang bersama-sama berjuang dengan peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

13.Teman-teman seperjuangan mahasiswa PBSI 2012 yang telah bersama-sama dalam semangat, suka, dan duka yang meraih kesuksesan dari PBSI. 14.Teman-teman mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia kelas C

yang sama-sama berjuang selama kurang lebih 4 tahun untuk meraih kesuksesan dalam dunia akademik.

15.Teman-teman Kost Kurnia Jaya yang selalu menghibur dikala jenuh datang dan selalu mendengarkan keluh-kesah yang dirasakan oleh peneliti. 16.Bripda Aqmarina Tri Wahyuni selaku sahabat peneliti yang selalu

memberikan motivasi dan semangat dalam berjuang menyelesaikan penelitian yang sedang dilakukan.

17.Olivia Murray selaku saudara sepupu peneliti yang selalu mendukung dan membantu memberikan saran terhadap persoalan yang terkadang dihadapi peneliti.

(15)

xii

Penulis meyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan memberikan inspirasi bagi peneliti lain.

Peneliti

(16)
(17)

xiv

3.5.4 Analisis Validasi Produk oleh Dosen Ahli dan Uji Coba Mahasiswa … 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ……….. 51

4.2 Analisis Data ………….……….……… 52

4.2.1 Analisis Data Observasi ……….…... 52

4.2.2 Analisis Angket Kebutuhan Pengembangan Strategi Membaca Pemahaman ………..…... 55

(18)

xv

4.2.3.1 Faktor Internal ……….………...….. 79

4.2.3.2 Faktor Eksternal ………...…….………... 100

4.2.4 Analisis Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman ……….... 108

4.3 Pengembangan Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman ………... 120

4.4 Deskripsi Produk ………... 133

4.5 Analisis Data Validasi dan Revisi Produk ……… 134

4.5.1 Deskripsi Data Validasi Dosen Ahli Membaca ………. 135

4.5.2 Deskripsi Revisi Produk ……… 136

4.5.3. Deskripsi Uji Coba Produk ………... 138

4.6 Pembahasan ……….…………. 140

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Hasil Penelitian ……….……… 147

5.2 Implikasi ……… 150

5.3 Saran-saran ……… 151

DAFTAR PUSTAKA ……….. 153

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hasil Validasi Aspek Isi

Tabel 3.2 Hasil Validasi Aspek Kelayakan Bahasa

Tabel 3.3 Hasil Validasi Aspek Kelayakan Kegrafisan

Tabel 3.4 Hasil Penilaian Uji Coba Produk

Tabel 3.5 Penghitungan Skor Skala Lima

Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Analisis Kebutuhan Pengembangan Strategi Pembelajaran Membaca Pemahaman

Tabel 3.7 Kisi-kisi Angket Faktor Membaca Pemahaman

Tabel 3.8 Kisi-kisi Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Tabel 3.9 Panduan Observasi

Tabel 3.10 Kategori Penilaian Nurgiyantoro

Tabel 3.11 Penghitungan Skor Skala Lima

Tabel 4.1 Kategori Skala Likert

Tabel 4.2 Indikator Strategi Menemukan Arti Kata Sukar

Tabel 4.3 Indikator Strategi Menambah Perbendaharaan Kata

Tabel 4.4 Indikator Strategi Menemukan Arti Idiom atau Ungkapan

Tabel 4.5 Indikator Mengidentidikasi Struktur dan Pilihan Kata

Tabel 4.6 Indikator Strategi Menemukan Makna Tersurat

Tabel 4.7 Indikator Strategi Menangkap Makna Tersirat

(20)

xvii

Tabel 4.9 Indikator Strategi Menyampaikan Pendapat

Tabel 4.10 Indikator Strategi Membuat Perkiraan Tujuan Penulis

Tabel 4.11 Indikator Strategi Memprediksi Peristiwa/Kejadian

Tabel 4.12 Indikator Mengulas Substansi Bacaan

Tabel 4.13 Indikator Strategi Memahami Isi Bacaan

Tabel 4.14 Indikator Strategi Memberikan Kritik Terhadap Isi Bacaan

Tabel 4.15 Indikator Strategi Menemukan Relevansi Informasi Bacaan

Tabel 4.16 Kategori Faktor Membaca

Tabel 4.17 Indikator Motivasi Baca

Tabel 4.18 Indikator Sikap dan Minat Baca

Tabel 4.19 Indikator Kebiasaan Membaca

Tabel 4.20 Indikator Kondisi Emosi

Tabel 4.21 Indikator Pengetahuan Cara Membaca

Tabel 4.22 Indikator Pengetahuan yang Dimiliki Sebelumnya

Tabel 4.23 Indikator Ketertarikan Terhadap Bacaan dan Kebermanfaatan

Tabel 4.24 Indikator Intelegensi

Tabel 4.25 Indikator Latar Belakang Sosial Ekonomi Keluarga

Tabel 4.26 Indikator Lingkungan dan Waktu

Tabel 4.27 Indikator Teks

Tabel 4.28 Indikator Kuatnya Pengaruh Budaya Lisan

Tabel 4.29 Indikator Kuatnya Pengaruh Media Elektronik

(21)

xviii

Tabel 4.31 Hasil Perhitungan ITK

Tabel 4.32 Aspek Menangkat Arti Kata/Istilah

Tabel 4.33 Aspek Menangkap Makna Tersirat

Tabel 4.34 Aspek Menangkap Makna Tersurat

Tabel 4.35 Aspek Menarik Kesimpulan Isi Bacaan

Tabel 4.36 Aspek Memprediksi Maksud Penulis

Tabel 4.37 Aspek Mengevaluasi Bacaan

Tabel 4.38 Tingkat Kelulusan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Tabel 4.39 Kriteria Skor Skala Lima Tabel 4.40 Hasil Validasi Aspek Isi

Tabel 4.41 Hasil Validasi Aspek Kelayakan Bahasa

Tabel 4.42 Hasil Validasi Aspek Kelayakan Kegrafisan

Tabel 4.43 Hasil Perhitungan Aspek Kelayakan Isi

Tabel 4.44 Hasil Perhitungan Aspek Kelayakan Bahasa

Tabel 4.45 Hasil Perhitungan Aspek Kelayakan Penyajian

Tabel 4.46 Hasil Perhitungan Aspek Kelayakan Kegrafisan

(22)

xix

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Berpikir

(23)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Hadir Mahasiswa PBSI USD

Lampiran 2 Instrumen Penelitian

Lampiran 3 Angket Analisis Kebutuhan Pengembangan Strategi Pembelajaran Membaca Pemahaman

Lampiran 4 Hasil Perhitungan Angket Kebutuhan Pengembangan Strategi Pembelajaran Membaca Pemahaman

Lampiran 5 Angket Faktor Membaca

Lampiran 6 Hasil Perhitungan Faktor Membaca

Lampiran 7 Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Lampiran 8 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Lampiran 9 Indeks Tingkat Kesulitan Butir Soal

Lampiran 10 Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Lampiran 11 Kuesioner Penilaian Ahli

Lampiran 12 Hasil Perhitungan Kuesioner Validasi Ahli

Lampiran 13 Kuesioner Umpan Balik Mahasiswa

(24)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kegiatan berbahasa merupakan suatu bagian dari kehidupan manusia. Sifat kegiatan berbahasa adalah reseptif dan produktif yang keempatnya saling melengkapi. Kegiatan berbahasa yang bersifat reseptif meliputi membaca dan menyimak, sedangkan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif meliputi berbicara dan menulis. Dallmann (dalam Slamet, 2013: 118) mengungkapkan bahwa kemampuan membaca yang baik merupakan kunci untuk sukses dalam dunia pendidikan.

Seseorang dapat melakukan kegiatan membaca guna memperoleh pengetahuan baru yang bermanfaat untuk mendapatkan informasi. Martutik (2012: 35) mengatakan bahwa membaca merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif-tulis. Reseptif artinya dalam keterampilan membaca seseorang dituntut untuk memahami isi suatu teks. Sedangkan bersifat tulis memiliki arti tuturan yang ditangkap isinya dalam kegiatan membaca adalah teks tulis.

(25)

Kemampuan membaca merupakan kemampuan untuk memahami informasi atau wacana yang disampaikan melalui tulisan. Kebiasaan membaca bagi masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil indeks nasional yang menyebutkan bahwa indeks baca di Indonesia hanya 0,01. Sedangkan rata-rata indeks baca negara maju berkisar antara 0,45 sampai dengan 0,62. Hasil tersebut membuktikan bahwa Indonesia menjadi peringkat ketiga dari bawah untuk minat baca (sindonews.com, 19/09/13).

Data lain yang dapat menunjang penulisan ini adalah data fakta sejumlah institusi atau badan-badan penelitian yang telah melakukan survei mengenai tinggi rendahnya minat baca warga Indonesia. Berdasarkan data Bank Dunia Nomor 16369-IND dan studi IEA (International Association for the Evaluation of Education Achicievement), untuk kawasan Asia Timur, Indonesia memegang posisi terendah dengan skor 51,7, di bawah Filipina dengan skor 52,6. Data lainnya dari UNDP, angka melek huruf orang dewasa Indonesia hanya 65,5 persen (kompasiana.com, 5/04/13).

(26)

Beberapa pertanyaan yang diberikan oleh mahasiswa kurang berkualitas sehingga kurang memberikan pengetahuan baru yang lebih berbobot bagi dirinya. Mahasiswa juga mengalami kesulitan dalam mengaitkan pengetahuan yang didapat dalam perkuliahan dengan informasi lain yang sebenarnya dapat memperluas wawasan pemikiran. Berdasarkan wawancara diketahui bahwa tak sedikit mahasiswa yang enggan untuk membaca buku yang terkait dengan materi perkuliahan maupun pengetahuan lainnya. Kegiatan membaca seharusnya menjadi aktivitas rutin mahasiswa untuk memperoleh infornasi dan wawasan yang terbaru sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya dari waktu ke waktu.

Strategi pembelajaran yang tepat akan memudahkan mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, persoalan yang terjadi dapat diatasi dengan cara meningkatkan strategi pembelajaran membaca pemahaman mahasiswa. Mahasiswa harus menguasai kemampuan membaca pemahaman karena akan membantu dalam meningkatkan kemampuan belajar, memperluas pengetahuan dan wawasan secara umum, membiasakan diri berpikir kritis, dan membantu untuk aktif berpendapat.

(27)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah penelitian sebagai berikut.

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester IV Kelas B Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta?

2. Bagaimana tingkat kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester IV Kelas B Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta?

3. Bagaimana pengembangan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman bagi mahasiswa semester IV Kelas B Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta?

1.3Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat ditentukan tujuan penelitian yakni:

1. Mendeskripsikan faktor membaca mahasiswa semester IV Kelas B Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

(28)

3. Mengembangkan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman bagi mahasiswa semester IV Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta.

1.4Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Penelitian pengembangan ini bertujuan menghasilkan strategi baru dalam lingkup pembelajaran kemampuan membaca pemahaman. Hasil pengembangan strategi kemudian disajikan ke dalam produk berupa modul pembelajaran yang dapat digunakan oleh mahasiswa PBSI. Di dalam modul terdapat beberapa bagian yakni penjabaran tujuan di awal setiap bab, pemaparan materi berupa teori-teori yang mendukung, lembar kerja yang digunakan sebagai latihan untuk meningkatkan kemampuan membaca, dan evaluasi materi yang telah dipaparkan sebelumnya.

1.5Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, adapun penjabaran manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

(29)

2. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan strategi membaca pemahaman.

1.6Batasan Istilah

Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah membaca, membaca pemahaman, dan strategi pembelajaran. Berikut uraian mengenai istilah tersebut.

a. Membaca Pemahaman

Bond (1979) mengemukakan bahwa membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang bertujuan memperoleh pemahaman dan penafsira yang memadai terhadap makna-makna yang terkandung di dalam lambang-lambang tulis.

b. Strategi Pembelajaran

Sunendar (2008: 9) strategi pembelajaran merupakan strategi pembelajaran yang meliputi kegiatan yang dilakukan oleh pengajar mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai ke tahap evaluasi, serta program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu pengajaran.

c. Pengembangan Modul

(30)

beserta sistem evaluasinya sehingga tercipta suatu kematangan yang digunakan dalam proses pembelajaran (Sudjana 2007: 132).

1.7Sistematika Penelitian

Penelitian ini dijabarkan menjadi lima bab. Setiap bab diuraikan secara sistematis sebagai berikut.

(31)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dua penelitian terdahulu yang dapat menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekarang ini masih relevan untuk dilaksanakan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Stella Abriyanti (2015) dan Maria Dwi Rianti (2015). Berikut ini akan diuraikan tentang topik yang diangkat untuk penelitian, tujuan penelitian, populasi penelitian, metode pengumpulan data, dan hasil yang didapat.

Penelitian pertama, penelitian yang dilakukan oleh Stella Abriyanti (2015) mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan judul penelitian Pengembangan Media Adobe Captive 5.0 dan Modul Pembelajaran Menyimak Cerpen Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas XI Semester I di SMA Santa Laurensia Tangerang. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan media pembelajaran interaktif dengan mengembangkan media Adobe Captive 5.0 dan modul pembelajaran menyimak cerita pendek mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI semester 1 di SMA Santa Laurensia Tangerang. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Langkah penelitian ini yaitu dengan melakukan analisis kebutuhan dan analisis bahan ajar menimak bahasa Indonesia kelas XI semester I.

(32)

Produk yang dihasilkan berupa modul pembelajaran. Perbedaan penelitian ini terdapat pada pengguna media dan modul yakni untuk siswa kelas XI semester 1 SMA Santa Laurensia Tangerang, sedangkan pada penelitian pengembangan strategi ini modul pembelajaran dikhususkan bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

Penelitian selanjutnya dikaji oleh Maria Dwi Rianti (2015) mahasiswa PBSI Uiversitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan judul penelitian Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mahasiswa Semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa Yogyakarta Tahun Ajaran 2015. Kajian dalam penelitian tersebut yaitu mengenai penggunaan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI. Penelitian tersebut dilakukan di Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa Yogyakarta tahun ajaran 2015.

Tujuan dari penelitian tersebut yaitu (1) mendeskripsikan faktor membaca mahasiswa, (2) mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa, dan (3) mendeskripsikan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.

(33)

tiap indikator sebesar 70,70% masuk dalam kategori tinggi, (2) kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester VI berada pada kategori membaca pemahaman cukup. Hal itu didukung dengan nilai rata-rata mahasiswa sebesar 18,81, (3) penentuan strategi pembelajaran disesuaikan dengan aspek membaca pemahaman yang terdiri dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

Relevansi penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama mengkaji tentang kemampuan membaca pemahaman. Perbedaan terletak pada jenis penelitian dan subjek penelitian. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development). Penelitian yang dilakukan oleh Maria menggunakan mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta sebagai subjek. Akan tetapi, subjek dalam penelitian ini menggunakan mahasiswa semester IV PBSI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Posisi penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian kedua yang bertujuan untuk mengembangkan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa. Dengan begitu ada referensi untuk peneliti dalam mengembangkan dan mencari strategi yang berbeda tetapi memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan membaca pemahaman pada mahasiswa.

2.2 Kajian Teori

(34)

dan strategi pengajaran membaca pemahaman. Adapun penjabaran teori tersebut sebagai berikut.

2.2.1 Pengertian Membaca Pemahaman

Peneliti memaparkan beberapa pandangan yang diberikan oleh para ahli untuk mendalami pengertian membaca pemahaman. Seorang ahli bernama Bond (1979) memaparkan bahwa membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang bertujuan memperoleh pemahaman dan penafsiran yang memadai terhadap makna-makna yang terkandung di dalam lambang-lambang tulis. Pernyataan tersebut dapat dijadikan pedoman bagi mahasiswa dalam melakukan kegiatan membaca, bahwa tujuan utama dari proses membaca yaitu mendapatkan pemahaman dan penafsiran makna yang secara tertulis dipaparkan. Untuk memahami bacaan dan menafsirkan makna maka pembaca perlu mengaktifkan pemikiran dan memiliki kesadaran yang tinggi sehingga mampu mengolah informasi/ materi yang dibacanya.

(35)

aktif berpikir akan lebih mudah mendapatkan pemahaman serta makna yang ingin disampaikan penulis.

Pendapat lain dipaparkan oleh Suyoto (2008: 1) yang menyatakan bahwa membaca pemahaman atau komprehensi ialah kemampuan membaca untuk mengerti ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian. Pernyataan tersebut mengingatkan pembaca bahwa pemahaman yang dimiliki berupa seluk beluk ide pokok yang terdapat dalam bacaan, detail penting yang harus diserap oleh pembaca, dan juga keseluruhan dari pengertian yang ada sehingga pemahaman yang didapatkan menjadi utuh. Jika hal-hal penting tersebut telah dipahami maka akan memudahkan pembaca untuk memahami inti atau konsep yang ingin disampaikan kepada pembaca.

Berdasarkan beberapa pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca pemahaman merupakan proses memahami ide dan makna yang secara tertulis terdapat dalam bacaan serta mengikutsertakan proses berpikir yang secara aktif untuk melakukan penjembatanan antara skemata yang sebelumnya telah dimiliki oleh pembaca yang kemudian dikaitkan dengan isi dalam bacaan sehingga pembaca mampu memperluas pemahaman.

2.2.2 Tujuan Membaca Pemahaman

(36)

(dalam Tarigan 1985: 37) mengemukakan beberapa tujuan membaca pemahaman diantaranya: (1) menemukan ide pokok kalimat, paragraf, wacana, (2) memilih butir-butir penting, (3) menentukan orgaisasi bacaan, (4) menarik kesimpulan, (5) menduga makna dan meramalkan dampak-dampak, (6) merangkum apa yang telah terjadi, (7) membedakan fakta dan pendapat, dan (8) memperoleh informasi dari aneka sarana khusus seperti ensiklopedia, atlas, peta dan sebagainya. Berdasarkan pandangan ahli tersebut, pembaca hendaknya menetapkan tujuan yang akan dicapai sehingga proses membaca akan menghasilkan sesuatu.

Somadayo (2011: 11) berujar bahwa tujuan membaca pemahaman yaitu memperoleh pemahaman secara mendalam. Somadayo mengklasifikasikan indikator membaca pemahaman menjadi tiga yakni, seseorang dapat dikatakan memahami bacaan apa bila memiliki beberapa kemampuan, diantaranya: (1) kemampuan menangkap arti kata dan ungkapan yang digunakan oleh penulis, (2) kemampuan menangkap makna tersurat dan tersirat, dan (3) kemampuan membuat simpulan. Indikator dapat digunakan oleh pembaca untuk melihat seberapa besar kemampuan yang telah dimiliki dengan mengacu terhadap tiga kemampuan di atas.

(37)

menangkap makna tersurat dan tersirat, serta memiliki kemampuan membuat simpulan untuk dapat dikatakan bahwa ia memiliki kemampuan membaca pemahaman yang baik.

2.2.3 Faktor Kemampuan Membaca Pemahaman

Banyak faktor yang mempengarui proses membaca pemahaman. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi proses membaca pemahaman yang dikemukakan oleh para ahli. Ahuja (2010: 70) berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi membaca mencakup dua hal, yaitu faktor internal dan lingkungan. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri pembaca. Faktor internal ini meliputi, motivasi pembaca, kemampuan mendengar bunyi, cacat wicara, kebiasaan dalam membaca, dan tujuan membaca. Sedangkan faktor lingkungan adalah faktor yang berasal dari luar diri pembaca. Faktor tersebut meliputi, penerangan atau pencahayaan.

(38)

dapat membaca), kebiasaan membaca, ketertarikan terhadap bacaan, tingkat intelegensi, dan kebermanfaatan bagi pembaca.

Faktor di luar pembaca dibedakan menjadi dua kategori, yaitu unsur-unsur bacaan dan lingkungan membaca. Unsur-unsur-unsur pada bacaan atau ciri-ciri tekstual meliputi kebahasaan teks yaitu tingkat kesulitan bahan bacaan, dan organisasi teks, adalah jenis pertolongan yang tersedia pada bacaan bisa berupa bab, subbab, grafik atau tabel serta susunan tulisan. Sedangkan unsur lingkungan berupa suasana, waktu, dan pengaruh media elektronik bagi kegiatan membaca.

Pendapat yang disampaikan oleh Ahuja dapat melengkapi faktor membaca yang dikemukakan oleh Johnson dan Pearson, seperti tujuan membaca belum ditetapkan oleh Johnson dan Pearson. Menurut peneliti tujuan membaca kuat berpengaruh dalam hasil yang akan diperoleh seseorang setelah membaca. Hal tersebut menjadi acuan hal apa saja yang akan didapat sehingga pembaca dapat mementingkan kebutuhan informasi yang ingin diperoleh. Sehingga jika kedua pandangan tersebut dikolaborasikan maka akan menunjang penelitian yang dilakukan sehingga faktor-faktor membaca yang mempengaruhi mahasiswa diperoleh secara merinci dan memantapkan hasil yang diperoleh.

Selain itu, terdapat faktor-faktor yang menunjang kesuksesan dalam kegiatan membaca. Berikut ini merupakan penjabaran faktor-faktor membaca yang dipaparkan Somadayo (2011: 30) yaitu:

(39)

b. Kemampuan berbahasa, keterbatasan kosakata yang dimiliki seseorang akan membuat sulit proses pemahaman sebuah bacaan.

c. Sikap dan minat, sikap ditunjukkan dengan rasa senang atau tidak senang, sedangkan minat adalah keadaan di dalam diri seseorang yang mampu mendorongnya untuk melakukan sesuatu.

d. Keadaan bacaan yang berkaitan dengan tingkat kesulitan hal yang dikupas, seperti aspek perwajahan atau desain halaman buku.

e. Kebiasaan membaca, yang berarti seseorang memiliki tradisi dalam membaca atau meluangkan banyak waktu untuk membaca yang telah menjadi kebutuhan.

f. Pengetahuan tentang cara membaca, misalnya dalam menentukan ide pokok dengan cepat, mampu menangkap kata kunci dengan cepat, dan sebagainya.

g. Latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya. h. Emosi

i. Pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki sebelumnya.

(40)

Faktor penting lain yang akan digali oleh peneliti yaitu faktor eksternal. Faktor eksternal berkaitan dengan lingkungan tempat seseorang membaca. Seseorang yang memiliki kebiasaan membaca yang baik dan kegiatan membacanya terjadwal secara rutin akan terbantu dengan suasana lingkungan yang sesuai pada saat melakukan kegiatan membaca. Seseorang yang berada dalam lingkungan yang masyarakatnya gemar membaca pun akan mempengaruhi kegiatan membaca dalam dirinya menjadi lebih baik.

2.2.4 Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman

Kemampuan membaca pemahaman menuntut seseorang untuk dapat memahami wacana yang dibacanya. Pemahaman itu sendiri maksudnya adalah memahami isi bacaan, mencari hubungan antar kalimat, sebab akibat, penafsiran, dan mengorganisasikan masalah yang ada dalam bacaan. Terdapat dua orang ahli yaitu Harris & Hodges (1991: 226) menyebutkan bahwa terdapat beberapa tingkatan proses membaca pemahaman, antara lain:

a. Mendapatkan makna harafiah b. Mendapatkan makna interpretatif c. Mendapatkan makna yang dibaca

d. Mereaksi apa yang dibaca dengan kreatif

(41)

penekanan, cara-cara penulis, (6) mengidentifikasi strategi penulis, dan (7) mengidentifikasi struktur penulisan. Berdasarkan pendapat tersebut terlihat kemampuan awal yang harus dimiliki mahasiswa sampai dengan kemampuan untuk mengidentifikasi struktur penulisan dalam bacaan agar mampu memiliki kemampuan membaca pemahaman yang tinggi.

Terdapat tiga level membaca pemahaman yaitu pemahaman literal (literal comprehension), pemahaman interpretatif (interpretative comprehension), serta pemahaman kritis (critical comprehension). Pemahaman literal membuat mahasiswa memahami ide dan informasi yang tersurat dalam teks. Pemahaman interpretatif yaitu dalam membaca mahasiswa dituntut untuk memahami ide dan informasi yang tersirat dalam teks. Sedangkan pemahaman kritis adalah siswa harus menganalisis, mengevaluasi, memberikan tanggapan terhadap informasi dan fakta di dalam teks (Heilman, dkk 1986: 190). Pendapat Heilman tersebut berbeda dengan Anderson (dalam Tarigan 1986) yang mengklasifikasikan tingkat membaca pemahaman dalam setiap aspek yang terdapat dalam bacaan yaitu yaitu (1) megidentifikasi arti kata/ istilah, (2) menangkap makna tersurat, (3) menangkap makna tersirat, (4) menyimpulkan, (5) memprediksi, dan (6) mengevaluasi.

(42)

memprediksi maksud penulis. Keenam hal tersebut akan digunakan peneliti untuk mengukur tingkat kemampuan membaca pemahaman yang dimiliki oleh mahasiswa sebagai subjek penelitian.

2.2.5 Pengertian Strategi Pembelajaran

Banyak pengertian mengenai strategi pembelajaran yang dipaparkan oleh ahli. Pengertian strategi pembelajaran yang dipaparkan oleh Stern (dalam Sunendar, 2011:7) yaitu strategi pembelajaran merupakan kecenderungan atau sifat-sifat umun dari pendekatan yang digunakan oleh pembelajaran bahasa. Pernyataan lain disebutkan oleh Nunan (dalam Sunendar, 2011:7) mengartikan strategi pembelajaran sebagai proses mental yang digunakan pembelajar untuk mempelajari dan menggunakan bahasa sasaran.

(43)

Strategi belajar berhubungan dengan pemrosesan, penyimpanan, dan pengambilan masukan pemerolehan seperti yang dikatakan Brown (dalam Sunendar, 2011:7) bahwa konsep strategi belajar merupakan tingkah laku yang tidak teramati dalam diri pembelajar. Peneliti mendapat pengertian lain yang selaras dengan pengertian di atas, Mujiono (dalam Sunendar 2011: 8) berpendapat bahwa strategi pembelajaran memiliki arti suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dari kedua pendapat tersebut jika ditarik benang merahnya dapat diketahui strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan pengajar dan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan pendekatan yang dilakukan oleh pengajar mulai dari perencanaan hingga tahap evaluasi, serta program tindak lanjut dalam situasi pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.

2.2.6 Jenis Strategi Pembelajaran Membaca

(44)

Rahim (2007: 41) menjabarkan bahwa strategi KWL (Know-Want to-Know-Learned) bertujuan untuk memberi peran aktif siswa sebelum, saat, dan sesudah membaca. Strategi ini dapat pula memperkuat kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan pertanyaan dari berbagai topik. Langkah-langkah pembelajaran membaca dengan strategi KWL menurut Rahim (2007: 41) adalah sebagai berikut:

a. Langkah awal dalam KWL yaitu What I Know (K). Tahap pertama ini siswa dan guru melakukan brainstroming mengenai apa yang telah diketahui siswa berkaitan dengan tema, topik, judul dan ilustrasi dalam teks yang akan dibaca.

b. Langkah What I Want (W). Tahap selanjutnya yaitu memberikan sejumlah pertanyaan kepada para siswa. Dalam tahap ini membimbing kegiatan membaca menjadi kegiatan yang bertujuan dan pikiran siswa menjadi terfokus pada hal-hal yang hendak dicarinya dalam teks.

c. Langkah What I Learn (L). Tahap terakhir setelah siswa selesai membaca, arahkan siswa untuk menulis tentang apa yang telah mereka pelajari dari bacaan yang telah dibaca.

(45)

yaitu untuk melatih siswa dalam menggunakan konsentrasi dan berpikir guna memahami isi bacaan secara serius. Langkah-langkah dalam menggunakan strategi DRTA dalam pembelajaran membaca pemahaman adalah:

a. Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul. b. Membuat prediksi dari petujuk gambar.

c. Membaca bahan bacaan atau teks yang dibagikan guru berdasarkan pilihannya terhadap gambar yang telah dipilih.

d. Menilai prediksi dan menyesuaikan prediksi. Setelah siswa membaca teks yang dipilih kemudian guru melakukan penilaian terhadap prediksi yang telah dibuat siswa. (Rahim 2007: 50).

Kedua strategi yang telah dipaparkan mampu membantu pembaca untuk aktif berpikir sehingga hasil yang didapatkan melalui membaca mampu mengembangkan tingkat intelektual seorang pembaca. Strategi lain yang dapat digunakan untuk membaca pemahaman yaitu TEELS (Title, Examine, Look, and Setting) dalam (Ridge & Skinner 2010). Berikut langkah-langkah yang diterapkan dalam strategi TEELS:

a. Title. Tahap awal dalam strategi ini mengajak siswa untuk mengamati judul bacaan yang akan digunakan untuk memahami arah bacaan.

b. Examine. Tahap kedua yaitu siswa membaca secara sekilas suatu bagian bacaan untuk menemukan kata kunci isi bacaan.

(46)

d. Look (Look for). Tahap ini mengharuskan siswa mencari kata-kata yang tidak diketahui maknanya dan kemudian mencari maknanya. Jika selama membaca tidak memahami makna kata-kata yang digunakan siswa akan mengalami kesuliatan dalam memahami substansi bacaan.

e. Setting. Langkah terakhir ini dimaksudkan untuk menemukan hal-hal yang berhubungan dengan tempat, waktu, gambaran, atau periodesasi peristiwanya.

Berdasarkan langkah-langkah yang terdapat dalam strategi TEELS karakteristik yang dimiliki oleh strategi tersebut yaitu membantu pembaca untuk mengkaitkan unsur-unsur yang terdapat dalam bacaan untuk menemukan makna yang sesuai dengan konteks dengan cara menghubungkan kedua hal tersebut. Kemudian terdapat pula strategi SQ3R yang memiliki langkah-langkah mulai dari survey, question, read, recite, dan review. Menurut Santoso (2001) strategi ini merupakan suatu rencana membaca yang terdiri dari mensurvei isi, membuat pertanyaan, membaca isi, menceritakan isi bacaan dan meninjau kembali. Kelima langkah dalam strategi SQ3R harus ditempuh secara berurutan agar tujuan pembelajaran membaca pemahaman dapat dicapai. Berikut pemaparan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam strategi SQ3R.

(47)

bacaan, mendapatkan minat perhatian yang seksama terhadap bacaan, dan memudahkan mengingat lebih banyak.

b. Question (Pertanyaan) adalah membuat pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di dalam benak pembaca sebelum kegiatan membaca buku dilakukan.

c. Read (Membaca) yaitu kegiatan membaca yang harus dilakukan pembaca dalam memahami makna tersirat maupun tersurat dalam teks, menyimpulkan isi yang terdapat dalam teks, mengevaluasi substansi yang terkandung dalam teks, menangkap maksud penulis, dan membuat prediksi setelah bacaan selesai dibaca.

d. Recite, menceritakan isi bacaan yang telah dibaca dengan menggunakan kata-kata sendiri. Proses recite ini melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan mengingat bahan yang dibaca. Cara melakukan tahap recite ini dengan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat sebelum membaca.

e. Review adalah mengulas kembali keseluruhan substansi/ isi dalam teks dengan menggunakan bahasa sendiri

(48)

6 langkah yang wajib ditempuh dalam metode ini, yaitu Preview, Question, Read, Refleksi, Recite, dan Review. Langkah dalam strategi ini lebih menekankan elaborasi isi bacaan. Langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:

a. Preview, siswa harus membaca selintas dengan cepat bahan bacaannya mulai dari topik, sub topik, judul, atau ringkasan pada akhir sebuah bab. b. Question adalah membuat daftar pertanyaan terkait isi bacaan. Pertanyaan

dapat menggunakan kata tanya apa, siapa, mengapa, dan bagaimana sehingga akan lebih membantu dalam mengingat apa yang dibaca.

c. Read, pembaca mulai membaca bahan bacaan dengan disertai proses pemahaman dari semua sisi bacaan meliputi kata sulit, makna, maupun bacaan yang terkandung di dalamnya.

d. Reflect, apa yang telah didapatkan pembaca kemudian direfleksikan kembali dengan mengaitkan isi bacaan dengan pengetahuan lain yang dimiliki pembaca dengan cara menghubungkan informasi yang telah diketahui, megaitkan topik dalam teks dengan konsep utama, memecahkan kontradiksi dalam informasi yang ada, menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah yang disimulasikan.

e. Recite yaitu mengingat kembali informasi yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting dengan menyaring dan menanyakan serta menjawab pertanyaan yang ada.

(49)

Satu lagi strategi yang dapat digunakan untuk membaca pemahaman yaitu strategi PORPE (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) merupakan teknik membaca pemahaman yang dikembangkan oleh Simpsin (dalam Zuchdi, 2008: 153), yang didesain untuk menolong mahasiswa dalam merancangm memantau, dan mengevaluasi materi bacaan yang dipelajari. Teknik PORPE terdiri dari lima langkah yang dapat dijabarkan, (1) Predict, langkah ini didesain untuk memprediksi pertanyaan-pertanyaan yang berpotensi untuk membimbing mahasiswa dalam melakukan kegiatan sesudah menyelesaikan suatu bacaan. Mahasiswa diharapkan memperjelas tujuan utama mereka dalam membaca, mengidentifikasi aspek penting dalam teks, dan berfokus pada pokok isi bacaan. (2) Organize, dalam langkah ini mahasiswa mengorganisasi informasi utama yang merupakan jawaban dari pertanyaan yang telah diprediksi sebelumnya, (3) Rehearse, mahasiswa diminta menyimpan gagasan-gagasan utama, contoh-contoh, dan keseluruhan ringkasan isi bacaan dalam ingatan. (4) Practice, pada tahap ini mahasiswa menguji hasil belajar mereka dengan menuliskan secara rinci hal-hal yang telah diingat sebelumnya, dan (5) Evaluate, tahap terakhir dalam strategi ini yaitu mengevaluasi kualitas jawaban-jawaban pertanyaan yang telah ditulis sebelumnya.

(50)

2.2.7 Pengertian Modul Pembelajaran

Modul pembelajaran merupakan paket pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa komponen seperti tujuan belajar, bahan pelajaran, metode pembelajaran, alat atau media, sumber belajar, dan sistem evaluasinya (Sudjana 2007: 132). Sedangkan menurut Soemirat (1980: 3) modul adalah bingkisan bahan pelajaran secara tertulis yang dapat dipelajari oleh siswa dengan aktivitasnya, dimana bimbingan guru/ pendidik diatur sesedikit mungkin. Jika dibandingkan kedua pernyataan tersebut memiliki keselarasan, peneliti dapat menarik gagasan bahwa modul pembelajaran merupakan alat bantu pembelajaran yang didalamnya telah mencakup keseluruhan unsur-unsur pembelajaran mulai dari tujuan sampai dengan sistem evaluasi dengan tujuan memudahkan pembelajar dalam melakukan aktivitas belajar.

Modul pembelajaran pada dasarnya adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik (Prastowo 2013: 106). Teori yang dipaparkan oleh Sudjana dan Soemirat jika dikaitkan dengan teori menurut Prastowo akan menjadi semakin kuat. Prastowo mencermati tingkat kognitif pembelajar dalam penyusunan modul yang sebelumnya tidak dicermati oleh kedua ahli di atas. Kesesuaian tingkat kognitif dengan modul pembelajaran penting untuk dicermati karena akan berpengaruh pada tujuan yang harus dicapai.

(51)

komponen pembelajaran dengan memperhatikan tingkat kognitif pembelajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mengurangi porsi guru sebagai pembimbing.

2.2.8 Fungsi Modul Pembelajaran

Fungsi modul menurut Soemirat (1980:4) adalah sebagai alat untuk mengkomunikasikan unit pelajaran kepada siswa secara individual, untuk kemudian dipahami, dimengerti dan dapat menyelesaikan tugas-tugas yang ada dengan sedikit mungkin layanan dan bimbingan dari guru. Modul disusun untuk membantu proses pembelajaran. Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti menilai fungsi utama modul pembelajaran yaitu agar seorang pembelajar mampu berlatih secara mandiri untuk menyelesaikan sebuah rangkaian pembelajaran yang dimuat dalam sebuah produk.

Pernyataan Soemirat ditegaskan oleh pendapat yang dilontarkan Hamdani bahwa fungsi modul pembelajaran yaitu menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntukan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa (Hamdani 2011:220). Dari pendapat Hamdani dapat ditegaskan bahwa pentingnya modul pembelajaran harus disertai dengan mempertimbangkan kesesuaian kurikulum dan kebutuhan siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan tepat.

(52)

pernyataan tersebut peneliti dapat berpendapat bahwa mahasiswa diharapkan dapat menguasai kompetensi yang dituntut oleh kegiatan pembelajaran yang diikutinya. Modul juga diharapkan memberikan petunjuk belajar bagi mahasiswa selama mengikuti perkuliahan. Jika dilihat dengan tingkat kognitif mahasiswa modul dapat digunakan sebagai bahan belajar mandiri tanpa memerlukan perhatian dosen secara penuh karena di dalamya telah tersedia materi dan langkah-langkah pembelajaran secara sistematis.

(53)

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir memudahkan pembaca untuk memahami alur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini. Berikut merupakan skema kerangka berpikir dalam penelitian pengembangan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman

Skema 2.1 Kerangka Berpikir

Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman

Angket Kebutuhan Pengembangan

Strategi

Angket Faktor Membaca Mahasiswa

Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Pengembangan Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca

Pemahaman

Pengembangan Modul Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca

(54)

Analisis kebutuhan diperoleh melalui angket analisis kebutuhan pengembangan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman dan angket faktor membaca yang dibagi menjadi dua yaitu, fakotr internal dan faktor eksternal. Hasil angket analisis kebutuhan pengembangan strategi digunakan peneliti untuk dapat menemukan teknik-teknik yang sesuai dalam pengembangan strategi baru yang akan dihasilkan. Selain itu angket faktor membaca menjadi dasar pengembangan strategi, berdasarkan hasil analisis peneliti mampu menyesuaikan antara kondisi mahasiswa dengan strategi yang dibutuhkan.

Selain analisis kebutuhan berupa angket, penelitian ini juga menggunakan tes kemampuan membaca pemahaman yang berguna untuk mengukur tingkat kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester VI PBSI kelas B Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tes membaca pemahaman mencakup aspek-aspek membaca pemahaman yaitu menangkap arti/istilah, menangkap makna tersurat, menangkap makna tersirat, menarik kesimpulan isi bacaan, memprediksi maksud penulis, dan yang terakhir mengevaluasi isi bacaan. Tahap analisis selanjutnya yaitu menganalisis aspek-aspek membaca pemahaman berdasarkan hasil tes.

(55)
(56)

33 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Learning Development Reaserch). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester IV PBSI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Produk akhir yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa modul pembelajaran strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan.

Metode penelitian dan pengembangan (Research and development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono 2010: 407). Selain itu, menurut Sukmadinata (2005) metode penelitian dan pengembangan merupakan proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan produk baru atau menyempurnakan produk telah ada sebelumnya.

Menurut Sugiyono (2010: 298) terdapat 10 langkah penelitian dan pengembangan yang dapat digunakan dalam penelitian pendidikan, yaitu:

(57)

b. Mengumpulkan informasi. Berbagai informasi perlu dikumpulkan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan akan mengatasi masalah yang ada.

c. Desain produk. Untuk menghasilkan sebuah produk baru maka peneliti membuat rancangan kerja baru yang hasil akhirnya berupa desain produk baru yang lebih lengkap karakteristiknya. Dalam dunia pendidikan, produk yang dihasilkan diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pendidikan. Produk pendidikan misalnya buku ajar, modul, metode mengajar, kurikulum, dan lainnya.

d. Validasi Desain. Validasi desain adalah proses kegiatan untuk menilai sebuah rancangan produk lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi produk dilakukan dengan menghadirkan pakar atau seseorang yang sudah ahli untuk menilai desain baru sehingga dapat diketahui apa saja kelemahan dan kekuatannya.

e. Revisi desain. Kelemahan yang telah diketahui dalam tahap validasi desain kemudian kelemahan tersebut dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain.

f. Uji coba produk. Dalam bidang pendidikan desain produk dapat langsung diuji coba setelah divalidasi dan direvisi. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan informasi apakah metode baru lebih efektif dibandingkan dengan metode yang lama.

(58)

produk dapat meningkat pada level yang lebih tinggi. Setelah direvisi, maka perlu diujicobakan kembali.

h. Uji coba pemakaian. Setelah pengujian terhadap produk berhasil, maka selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkungan yang luas.

i. Revisi produk. Revisi produk dilakukan jika pemakaian dalam kondisi nyata terhadap kekurangan dan kelemaham.

j. Pembuatan produk masal. Pembuatan produk masal dilakukan jika produk yang telah diujicobakan dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi secara masal.

Berikut merupakan 10 langkah yang terdapat dalam prosedur penelitian pengembangan menurut Sugiyono yang telah dirangkum ke dalam skema.

Skema 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan

Langkah-langkah penelitian pengembangan di atas bergantung pada situasi yang akan dihadapi dalam sebuah penelitian. Berkaitan dengan judul dan situasi

(59)

lapangan, peneliti menyederhanakan sepuluh langkah pelaksanaan proses penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono menjadi tujuh langkah penelitian. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) menentukan potensi dan masalah yang terjadi (melakukan analisis kebutuhan), (2) mengumpulkan informasi, (3) membuat desain produk, (4) melakukan validasi desain, (5) melakukan revisi desain, (6) uji coba produk, dan (7) produksi produk.

3.2 Model Pengembangan

Tahap-tahap dalam penelitian pengembangan ini mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010: 298). Seperti yang telah dijelaskan pada subbab jenis penelitian, peneliti menyederhanakan sepuluh tahapan yang ada dalam penelitian pengembangan menurut Sugiyono menjadi tujuh tahap yang sesuai dengan situasi, kondisi dan waktu penelitian yang akan dilakukan. Berikut skema dari tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini.

Skema 3.2 Tahap-tahap Penelitian

Potensi dan Masalah

Mengumpulkan Informasi

Desain Produk

Revisi Desain

Validasi

Uji Coba Produk

(60)

Berikut penjabaran dari ketujuh langkah yang digunakan dalam penelitian ini. (1) peneliti menentukan potensi dan masalah yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini, (2) mengumpulkan informasi melalui pengumpulan data yang diperoleh dari angket analisis kebutuhan, angket faktor membaca, dan tes kemampuan membaca pemahaman untuk mengetahui kebutuhan mahasiswa mengenai strategi pembelajaran membaca pemahaman, (3) peneliti mendesain produk awal dengan mencagu pada data-data yang sebelumnya telah diperoleh, (4) desain produk yang telah dibuat kemudian diserahkan kepada dosen ahli untuk dilakukan validasi dan penilaian, (5) merevisi desai produk berdasarkan penilaian yang telah dilakukan oleh dosen ahli, (6) melakukan uji coba produk pada kelompok terbatas, dan (7) memproduksi produk untuk kalangan terbatas.

3.2.1 Potensi dan Masalah

(61)

materi dari bahan bacaan dengan baik. Kemampuan menyerap materi yang baik akan membantu mahasiswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya pula.

Segala potensi yang dimiliki akan menjadi masalah jika tidak dapat mendayagunakannya dengan baik. Berdasarkan data yang telah diperoleh peneliti mengenai angket faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca mahasiswa dan tes kemampuan membaca pemahaman diketahui terjadi adanya ketidakselarasan dari hasil keduanya. Ketidakselarasan tersebut didapat dari hasil angket faktor membaca menunjukkan hasil yang tinggi, sedangkan tes kemampuan membaca mahasiswa menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman mahasiswa masuk dalam kategori cukup. Masalah tersebut timbul karena perkuliahan yang dilakukan kurang maksimal. Mahasiswa tidak menggunakan strategi membaca yang tepat pada saat membaca sehingga pemahaman yang didapat tidak menyeluruh.

Berdasarkan adanya potensi dan masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti mencoba mengembangkan sebuah strategi baru yang cocok dengan kebutuhan mahasiwa. Strategi baru yang dihasilkan nantinya akan dibuat menjadi sebuah produk berupa modul pembelajaran mahasiswa yang diharapkan mampu menunjang proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa.

3.2.2 Pengumpulan Data

(62)

pembelajaran membaca pemahaman bagi mahasiswa dengan hasil akhir berupa modul pembelajaran. Pengumumpulan data yang dilakukan dalam penelitian pengembangan ini menggunakan observasi, angket, dan tes. Teknik tersebut dipilih dengan tujuan agar peneliti mengetahui karakteristik dan kebutuhan mahasiswa dalam pengembangan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman beserta modul sebagai hasil akhir penelitian.

3.2.3 Desain Produk

Penelitian pengembangan dalam ranah dunia pendidikan menuntut agar produk akhir yang dihasilkan diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pendidikan. Produk pendidikan yang dapat menunjuang proses pembelajaran misalnya sepert buku ajar, modul, metode mengajar, kurikulum, dan evaluasi pembelajaran. Untuk menghasilkan produk tersebut maka peneliti sebaiknya merancang desain produk baru yang dianggap lengkap karakteristiknya (Sugiyono 2010: 412).

Untuk merancang sebuah desain produk yang sifatnya baru, peneliti mengembangkan strategi pembelajaran ke dalam bentuk modul keterampilan membaca pemahaman bagi mahasiswa. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah menganalisis karakteristik mahasiswa terhadap kegiatan membaca pemahaman. Berdasarkan data yang telah terkumpul selanjutnya peneliti mengembangkan sebuah strategi baru yang sesuai dengan kondisi mahasiswa.

(63)

peneliti kemudian didesain dan dibuat menjadi modul pembelajaran keterampilan membaca pemahaman. Desain modul pembelajaran ini berisi mengenai seluk-beluk teori membaca, membaca pemahaman, maupun teori strategi pembelajaran membaca. Selain itu modul dilengkapi pula dengan lembar kerja dan evaluasi materi agar mahasiwa mampu menerapkan strategi yang terdapat dalam modul pembelajaran. Dengan adanya pemaparan teori, strategi baru, dan lembar kerja diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.

3.2.4 Validasi Desain Produk

Sugiyono (2010: 289) menerangkan bahwa validasi dilakukan dengan menghadirkan pakar atau seseorang yang sudah ahli untuk menilai desain baru yang telah dihasilkan oleh peneliti sehingga dapat diketahui apa saja kelemahan dan kekuatannya. Berdasarkan penilaian ahli yang telah dilakukan maka dapat diketahui apakah produk yang dihasilkan dinilai efektif atau tidak. Penelitian ini melibatkan dosen ahli membaca sebagai validator desain produk yang sudah dihasilkan.

3.2.5 Revisi Desain Produk

(64)

dengan cara menambahkan beberapa hal yang belum terdapat dalam modul dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada. Pada saat melakukan validasi desain produk dosen ahli sebagai penilai memberikan saran guna memperbaiki modul pembelajaran.

3.2.6 Uji Coba Produk

Peneliti melakukan uji coba produk dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan terhadap pembelajaran keterampilan membaca pemahaman. Dalam bidang pendidikan desain produk dapat langsung diuji coba setelah divalidasi dan direvisi. Uji coba produk dilakukan pada kelompok yang terbatas. Terdapat 5 mahasiswa yang masuk dalam kelompok tersebut. Penilaian kelayakan produk didapatkan melalui instrumen kuesioner penilaian produk yang diisi oleh kelima mahasiswa. Kuesioner penilaian mencakup aspek kelayakan isi, aspek kelayakan bahasa, aspek kelayakan penyajian, dan aspek kelayakan kegrafisan.

3.2.7 Produksi Produk

(65)

3.3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester IV kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2016. Alamat kampus tersebut di Mrican, Tromol Pos 29 Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulai Mei 2016. Di awal penelitian dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi, angket, dan tes kemampuan membaca pemahaman.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data, atau lebih tepat alat pemerolehan data Arikunto (2006: 134). Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian menggunakan instrumen nontes dan instrumen tes. Instrumen nontes meliputi observasi dan angket yang ditujukan kepada mahasiswa, sedangkan instrumen tes yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan membaca pemahaman yang dimiliki mahasiswa.

3.4.1 Instrumen Tes

(66)

memudahkan peneliti dalam mengukur tingkat kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester IV kelas B Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2016. Kisi-kisi pedoman tes kemampuan membaca pemahaman terdapat pada bagian lampiran.

3.4.2 Instrumen Nontes

Peneliti menggunakan instrumen nontes sebagai alat pengumpul data dan pedoman dalam menganalisis kegiatan perkuliahan yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa. Selain itu instrumen nontes juga berguna untuk mengamati setiap interaksi yang terjadi selama proses belajar di dalam kelas berlangsung, mendapatkan data-data mengenai faktor membaca mahasiswa, dan mengetahui kebutuhan mahasiswa dalam upaya pengembangan strategi pembelajaran membaca pemahaman. Produk akhir yang dihasilkan dalam penelitian ini juga dinilai menggunakan instrumen nontes sebagai alat validasi yang dilakukan oleh dosen ahli. Terdapat dua instrumen nontes yang digunakan yaitu observasi dan angket (kuesioner).

a. Instrumen Observasi

(67)

sikap yang tampak pada mahasiswa dan dosen selama proses perkuliahan berlangsung.

Pedoman instrumen observasi ditujukan lansung terhadap aktivitas perkuliahan mahasiswa semester IV kelas B PBSI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2016. Pedoman yang ada membantu peneliti dalam mencermati segala aktivitas yang dilakukan oleh dosen dalam perkuliahan, kondisi mahasiswa, interaksi antara dosen dan mahasiswa serta keadaan lingkungan kelas. Pedoman instrumen observasi terdapat pada bagian lampiran.

b. Instrumen Angket (Kuesioner)

Menurut Rachman (1993: 79) kuesioner adalah alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan ataupun pernyataan secara tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh para responden. Pengertian lain dari kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui variabel yang akan diukur dan apa yang dapat diharapkan dari responden. Kuesioner berupa pertanyaan ataupun pernyataan tertutup dan terbuka yang dapat diberikan secara langsung ataupun dikirim melalui pos/internet kepada responden (Sugiyono 2010: 199). Berikut penjelasan instrumen angket yang digunakan dalam penelitian.

1. Angket Analisis Kebutuhan Pengembangan Strategi

Gambar

Tabel 3.11 Penghitungan Skor Skala Lima
Tabel 4.1  Kategori Skala Likert
Tabel 4.2 Indikator Strategi Menemukan Arti Kata Sukar
Tabel 4.22 Indikator  Pengetahuan yang Dimiliki Sebelumnya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dimana pada saat sinyal dengan frekuensi 50 Hz tersebut dicapai pada kondisi Ton duty cycle 1.5 ms, maka rotor dari motor akan berhenti tepat di tengah-tengah (sudut 0°/

Alasan pemilihan data yang berupa syiir dengan kajian stilistika ini karena (1) Syiir ini teks dasarnya berupa huruf Arab Pegon dengan bahasa Jawa Khas Rembang dan belum

Suatu dokumen yang menggunakan beberapa helai kertas (misalnya akta pendirian sebuah perseroan terbatas) dan akta pendirian tersebut menggunakan kertas meterai,

Sumber hukum penggunaan meterai atas dokumen di UKSW mengacu pada UUBM dan peraturan pelaksanaannya, sehingga kebiasaan penggunaan meterai pada dokumen (nota,

Teaching Bahasa Indonesia to Foreigners through Having Meals in Depot

[r]

Pada pembahasan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah proses perhitungan dan pelaporan yang berkaitan dengan sewa alat dimana menyebabkan perusahaan harus memotong pajak

PEJABAT PENGADAAN BARANG / JASA KEGIATAN PEM BANGUNAN M ASJID KAWASAN AAS Alamat : Jalan Cut Nyak Dien Telp. Adapun Penyedia Jasa yang dit et apkan sebagai Pemenang unt uk