• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user

C. Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal

1. Faktor Internal

2 3 4 Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) Pendapatan (Rp) Pendapatan perkolam (Rp) 20.902.833,3 16.175.819,8 4.727.013,5 2.532.328,7 Sumber :Analisis data primer, 2012

Pendapatan usahatani ikan gurami merupakan selisih antara penerimaan yang diperoleh dari usahatani ikan gurami dengan semua biaya yang benar-benar dikeluarkan dalam usahatani ikan gurami. Besarnya penerimaan petani ikan gurami selama semusim panen adalah Rp 20.902.833,3 dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 16.175.820 sehingga pendapatan yang bisa diterima oleh petani ikan gurami selama satu musim tanam adalah sebesar Rp 4.727.013,567. Sehingga pendapatan perkolam selama satu musim panen (4-6 bulan) sebesar Rp 2.532.328,7 dengan asumsi perbulan Rp 422.054,78. Tentunya semakin banyak petani mengelola atau memiliki banyak kolam semakin banyak pula pendapatan yang diperoleh.

C. Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Perumusan strategi dimulai dengan menganalisis faktor internal dan eksternal usahatani untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam mengembangkan agribisnis ikan gurami di Kabupaten Banyumas.

1. Faktor Internal

Faktor internal merupakan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh petani gurami Desa Kalikidang Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas yang akan berpengaruh terhadap kelangsungan pengembangan agribisnis ikan gurami ke masa yang akan datang.Faktor kekuatan dan kelemahan ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan alternatif strategi pengembangan. Analisis faktor internal dalam penelitian ini meliputi analisis terhadap keuangan,produksi,

pemasaran, dan manajemen dalam pengemdbangan agribisnis ikan gurami di Kabupaten Banyumas. Analisis Matriks IFE terdapat pada tabel 21.

a. Keuangan

Salah satu barometer dalam melihat sebuah usaha dapat dilihat dari kondisi keuangan usaha tersebut. Dari segi perolehan ataupun input keuangan, kegiatan agribisnis ikan gurami mampu memberikan tambahan penghasilan bagi petani gurami yang mengusahakannya disamping kegiatan agribisnis ikan gurami merupakan pekerjaan sambilan bagi sebagian besar petani. Selain dari hasil yang diperoleh, akses dalam memperoleh modal untuk mengusahakan sangat berpengaruh pula dalam proses pembudidayaan (produksi) ikan gurami di Kabupaten Banyumas. Berdasarkan hasil observasi di lapang, dilihat dari sisi petani ikan gurami,sebagian besar petani berada dalam masalah keuangan yakni memiliki modal yang terbatas. Untuk mempersiapkan besarnya uang yang akan digunakan dalam usahatani ikan gurami terkadang mereka mengalami kesulitan. Hingga saat ini petani masih bergantung pada bantuan modal yang diberikan oleh pemerintah (melalui kelompok tani pembudidaya ikan gurami berupa program dan bantuan saprodi) dan lembaga keuangan walaupun secara kuantitas masih belum mencukupi untuk sebagian besar petani ikan gurami di Desa Kalikidang. Pengaksesan dana tersebut melalui kelompok tani dengan mengajukan proposal ke dinas perikanan atau pihak yang terkait kemudian setelah bantuan di turunkan akan dikoordinasikan kembali dengan pengurus kelompok yang selanjutnya akan dibagikan kepada yang memerlukan. Pada aspek keuangan agribisnis ikan gurami di Desa Kalikidang tidak memiliki kelebihan/kekuatan tersendiri dan cendrung sebagai kelemahan. 1)Kelemahan :

Ø Permodalan kecil

Modal merupakan faktor utama yang dijadikan sebagai pondasi mendirikan sebuah usaha apapun.Budidaya gurami juga merupakan usahatani yang membutuhkan modal yang cukup besar.

Mulai dari pengadaan lahan hingga panen, semua memerlukan biaya yang tidak sedikit.Petani ikan gurami di Desa Kalikidang kebanyakan berprofesi sebagai buruh sehingga untuk memulai suatu budidaya gurami sangat terkendala oleh modal.Pinjaman dari lembaga keuanganpun sangat sulit diakses karena membutuhkan jaminan yang belum mampu untuk dipenuhi oleh sebagian besar petani secara individu.Oleh karena itu banyak petani gurami yang menyewa lahan dari kelompok tani yang ada maupun bekerjasama dengan kelompok tani dengan sistem bagi hasil. Cara yang dilakukan itupun harus mengantri dan bergantian dengan petani lain untuk memperoleh lahan untuk digarap.

b. Produksi

Proses produksi suatu komoditas pertanian khususnya perikanan selain dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dan alam juga dipengaruhi oleh suatu proses pemeliharaan dan perlakuan yang dilakukan oleh petani. Sistem produksi ikan gurami di Desa Kalikidang Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas telah mempunyai suatu pedoman yaitu SOP (Standart Operating Prosedure) dengan acuan CBIB (Cara Budidaya Ikan yang Benar) yang telah tersertifikasi dari pihak pemerintah. Sistem pembesaran ikan gurami yang digunakan sebagai berikut :

Ø Lahan Budidaya

Budiaya dengan lahan kolam tanah dengan kedalaman 80 cm s/d 100 cm, kemiringan pematangan 5’ dengan dasar tanah, seluas rata-rata

400m2. Kolam sebagai wadah ikan sebelumnya diperlakukan

pengeringan, pengapuran dengan dosis kurang lebih 100 gr/m2.

Ø Ukuran Benih dan Padat Tebar

Padat tebar yang digunakan berkisar 3-4 ekor/m2 dengan ukuran benih antara 200 gram – 300 fram/ekor.

Ø Pakan

Pakan emamnfaatkan pakan alami di perairan ditambah pakan buatan (pelet) yang 2 kali sehari.Disamping itu ditambah dengan daun-daunan dan ampas tahu.

Ø Sistem Pengairan

Sumber air berasal dari sungai bener Dam Kaliomas dan tidak terjadi masalah sepanjang tahun.

Ø Masa Pemeliharaan dan Panen

Periode pemeliharaan dalam budiday pembesaran ikan gurami dilaksanakan selama 5-6 bulan yaitu setelah ikan mencapai ukuran minimal 500 gram/ekor.Pada saat ini, budidaya pembesaran ikan gurami oleh pokdakan Ulam Sari telah berhasil mencapai SR (Survival Rate) rata-rata 90%.

Pada aspek produksi agribisnis memiliki kekuatan tersendiri namun juga memiliki berbagai hal yang menjadi kelemahan.

1) Kekuatan :

Ø Terdapat SOP (Standart Operational Procedure)

Salah satu aturan yang dapat mempertahankan kualitas suatu produk pertanian adalah SOP (Standart Operational Procedure). Di Desa Kalikidang Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas telah mempunyai SOP dalam budidaya ikan gurami yang telah mengacu pada standard cara budidaya ikan yang baik. Hal ini menjadi suatu kekuatan dalam mepertahankan kualitas produk karena SOP menjadi suatu pedoman petani untuk membudidayakan ikan gurami yang benar. Dengan mengikuti SOP dalam budidaya, maka petani akan terus dapat menjaga dan meningkatkan kualitas produsi ikan gurami sehingga petani akan mendapatkan bargaining position tersendiri.

Ø Inovasi pakan tambahan

Petani gurami di Desa Kalikidang mencoba secara inovatif dan kreatif untuk membuat pakan tambahan sebagai pengganti pakan

yang berasal dari pabrik (pelet).Pakan yang digunakan sebagai pakan tambahan selain dedaunan yaitu pakan tambahan buatan berupa ampas tahu yang harganya jauh lebih murah dibandingkan pakan berupa pelet.Tujuan utama diberikan pakan ampas tahu yaitu untuk meminimalisir biaya pakan sehingga nantinya diperoleh margin yang lebih besar dari hasil produksi.Selain untuk mengurangi biaya aktor produksi, pakan ampas tahu baik bagi pertumbuhan gurami.

Ø Kualitas hasil panen yang lebih baikdibandingkan dengan yang lain Banyak pedagang dan pengepul serta pihak pemerintahan yang melirik hasil produksi ikan gurami yang berasal dari Desa Kalikidang. Hal ini dikarenakan karena ikan gurmai yang dihasilkan memiliki keunggulan tersendiri daripada daerah yang lain. Dikarenakan adanya SOP dan penggunakan pakan yang baik, ikan gurami yang berasal dari Desa Kalikidang berbagai macam keunggulan seperti ketahanan ikan yang lebih lama khususnya saat pendistribusian ke luar kota serta daging yang lebih gurih bila dimasak.Beberapa keunggulan tersebut mampu menjadi daya tarik dan ciri khas tersendiri bagi petani ikan gurami di Desa Kalikidang.

2) Kelemahan :

Ø Sarana dan prasarana produksi yang belum memadai

Sarana dan prasarana dalam proses produksi merupakan faktor yang sangat penting karena dengan proses produksi yang baik akan menghasilkan hasil yang baik pula. Petani gurami di Desa Kalikidang memiliki pengalaman yang cukup lama dalam mengusahakan budidaya ikan gurami namun seringkali sarana dan prasarana menjadi kendala dalam proses produksi. Sebagai contoh petani gurami belum mampu dalam melakukan pengadaan bibit dan pakan karena keterbatasan modal. Kemudian saluran air sebagai proses sanitasi dan sirkulasi yang masih menggunakan

tanggul tanah sehingga belum permanen dan dapat rusak sewaktu-waktu serta beberapa akses jalan yang masih terbuat dari tanah sehingga menyulitkan petani, pedagang maupun pengepul untuk keluar masuk lahan. Kendala sarana dan prasarana lainnya seperti belum adanya jenzet dengan daya yang sesuai untuk menggerakkan mesin pembuat pelet (daya jenzet hanya kuat untuk mesin pompa saja) sehingga ada mesin pembuat pelet yang tidak digunakan.

Ø Petani belum mengefisienkan dan memanfaatkan waktu produksi secara optimal

Pembudidayaan ikan gurami terkhusus pada pembesaran memang memerlukan waktu yang cukup lama dibandingkan dengan budidaya ikan lainnya.Memerlukan waktu sekitar 6 bulan untuk memanen ikan gurami dari masa awal penebaran benih hingga masa panen.Sehingga untuk meraih hasil keuntungan petani harus menunggu dalam kurun waktu yang cukup lama. Disisi lain waktu produksi sebenarnya mampu di efisienkan menjadi empat bulan dengan cara melakukan manajemen pengelolaan yang baik mulai dari pemilihan bibit hingga terkait pemberian pakan. Terdapat hanya beberapa petani saja yang mengelola kolam gurami dalam jangka 4 bulan dikarenakan petani gurami belum mampu untuk meningkatkan volume pemberian pakan buatan (terpengaruh harga yang kian meningkat) untuk kebutuhan protein ikan gurami. Pembesaran selama empat bulan ini akan lebih menguntungkan karena mengefisienkan waktu maupun meningkatkan jumlah hasil panen bila dilakukan selama enam bulan. Di sisi lain lamanya waktu produksi mampu menurunkan semangat petani dalam membudidayakan gurami dan mendorong petani untuk mencari alternatif usaha lain yang lebih menguntungkan.

Ø Petani belum mampu mengendalikan resiko budidaya ikan gurami dengan baik (SDM penanganan resiko kurang)

Ikan gurami merupakan ikan yang lebih sulit dibudidayakan dibandingkan ikan yang lainnya.Selain membutuhkan waktu yang cukup lama dalam membudidayakan gurami, petani ikan gurami juga harus menghadapi berbagai resiko. Resiko yang dihadapi tidak lain adalah sulitnya mencari bibit yang unggul dan sesuai dengan karakterisitik kolam, kematian ikan gurami yang disebabkan oleh hama dan penyakit. Sebagian hasil panen di Desa Kalikidang terkena penyakit ketika hampir panen seperti kondisi ikan yang luka, insang yang berdarah dan sebagainya.Resiko lainnya juga petani harus sangat memperhatikan kondisi ikan dengan lingkungan sekitar seperti air dan iklim.Dikarenakan ikan gurami tidak tahan pada kondisi suhu yang dingin. Sehingga banyak petani yang tidak memulai proses produksi dikarenakan suhu yang dingin (biasanya di musim kemarau). Pada pembudidaya gurami juga tidak bisa disamakan antara

pembenihan, pendederan dan pembesaran.Masing-masing

memiliki karakteristik tersendiri sehingga memerlukan kolam yang berbeda pula.Pada saat pemanenan pun harus diperhatikan pola pakan yang diberikan agar ikan gurami lebih tahan lama apabila didistribusikan ke daerah yang jauh.Pada kondisi seperti ini walaupun petani gurami Kalikidang sudah melakukan pembudidayaan gurami secara turun temurun namun dalam pengendalian resiko masih kurang baik. Hal tersebut dikarenakan beberapa hal mulai dari keterbatasan modal untuk membeli obat dan pupuk, tidak mengetahui cara menangkal hama dan penyakit dan semacamnya hingga petani yang memiliki cara pandang masing-masing terhadap kolam yang dikelolanya.

Ø Pengelolaan ikan gurami kurang optimal

Di tengah permintaan pasar akan ikan gurami (konsumsi) yang besar dan belum mampu dicukupi oleh petani di Desa Kalikidangjustru sebagian besar pengusahaan ikan gurami

dianggap belum menjadi bisnis utama, sehingga pembudidayaan ikan belum dilakukan secara intensif. Dimana sebagian besar petani gurami selalu beranggapan bahwa usaha yang telah dilakukannya mendapatkan untung berarti itu dianggap sudah cukup sehingga tidak pernah untuk mengembangkan usahanya lagi untuk lebih maju. Hal tersebut dikarenakan petani gurami yang memiliki profesi atau penghasilan dari pekerjaan lain yang dianggap penghasilan pokok sehingga lebih terfokus pada pekerjaan yang dianggap pokok saja. Hal ini mengindikasikan bahwa ikan gurami belum sepenuhnya dikelola secara profesional oleh petani sebagai sumber pendapatan utama.

c. Pemasaran

Aspek-aspek pemasaran merupakan masalah yang perlu

diperhatikan.Petani yang serba terbatas berada pada posisi yang lemah dalam penawaran dan persaingan terutama yang menyangkut penjualan hasil. Hal ini akan berpengaruh terhadap kepercayaan pembeli terhadap ikan gurami itu sendiri. Biasanya pembeli menghendaki ikan gurami dengan kualitas ikan yang bagus dan sesuai dengan selera mereka yaitu dalam hal rasa. Tuntutan-tuntutan pembeli terhadap ikan gurami harus diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap kontinuitas pemasaran ikan gurami.

Aspek pemasaran juga berhubungan dengan bauran pemasaran yang meliputi analisis terhadap produk, harga, distribusi dan promosi.Analisis produk meliputi macam produk dan mutu/kualitas, analisis harga meliputi penetapan harga jual dan posisi harga di pasaran, analisis distribusi meliputi saluran distribusi dan analisis promosi meliputi media promosi yang digunakan.Peluang pasar untuk mengembangkan Ikan gurami masih terbuka lebar. Hal ini karena permintaan akanikan gurami lebih besar daripada produksi ikan gurami. Permintaan ini datang dari para pembeli dari berbagai daerah serta pengepul. Permintaan ini akan semakin meningkat pada bulan-bulan tertentu seperti pada saat lebaran. Produksi

ikan gurami di Kabupaten Banyumas dapat tersedia setiap waktu dan selalu dipasarkan setiap harinya. Besarnya suplai atau penawaran ikanguramiakan sangat dipengaruhi oleh iklim dan perlakuan budidaya yang diterapkan dalam usahatani ikan gurami.

1)Produk

Ikan gurami yang dihasilkan di daerah penelitian yang memiliki ciri khas yaitu berukuran besar dan memiliki penampakan yang segar. Selain itu dari segi ukuran, daya tahan ikan gurami di Desa Kalikidang cukup lama (kuat) dan bila dimasak memiliki daging yang gurih. Kualitas ikan ini akan tergantung pada penggunaan bibit yang berkualitas,kualitas dari pakan, kondisi agroklimat yang mendukung dan teknik budidaya yang dilakukan.

2)Harga

Harga ikangurami ditingkat petani ke pengepul yaitu Rp 27.000,00 – Rp 29.000,00 per kilogram.Harga ini ditentukan berdasarkan kesepakatan antar petani ikan gurami di daerah penelitian dan berdasarkan kualitas ikan yang ditawarkan.Dikarenakan kualitas ikan guramiyang sudah diakui, maka harganyapun relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan harga Ikan gurami dari daerah lain, sedangkan harga tertinggi terjadi ketka bulan puasa dan lebaran. Rata-rata ikan gurami dipasarkan di pasar-pasar dengan harga Rp 30.000,00.

3)Distribusi

Saluran distribusi yang digunakan oleh petani ikan gurami dalam menjual produknya sangat luas mulai dari pasar-pasar lokal Banyumas hingga ke luar kota seperti Tasikmalaya, Bandung dan Yogyakarta. Penjualan ikan biasanya dilakukan melalui pengepul kemudian ke

konsumen atau melalui kelompok-kelompok yang sudah

terorganisiryang dilanjutkan ke pengepul.Volume penjualan terbesar terjadi pada saat panen raya yaitu sekitar musim penghujan.

4)Promosi

Promosi di dalam memasarkan ikan gurami dilakukan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Banyumas melalui kunjungan-kunjungan, pelatihan-pelatihan serta dari internet yang telah dibuat oleh Pemerintah Daerah.Selain itu dilakukan promosi secara tidak langsung oleh pengepul kepada rantai pemasaran berikutnya (pengepul/pembeli) terkait agribisnis ikan gurami di Desa Kalikidang melalui mulut ke mulut.

Pada aspek pemasaran memiliki kelebihan tersendiri yaitu pada aspek kontinuitas produksi dan juga tidak ada permasalahan yang berarti pada aspek pemasaran.

1)Kekuatan :

Ø Kontinyuitas hasil produksi

Ikan gurami di Desa Kalikidang mampu dipanen dua kali setiap pekannya dengan produksi lebih dari empat kwintal setiap kali panen. Terlebih pada musim hujan dalam setiap pekannya mampu dipanen hingga tiga kali dengan kapasitas produksi yang jauh lebih besar.Sehingga dalam membeli ikan.Konsumen atau pedagang besar tidak perlu menunggu musim panen tiba atau harus pesan terlebih dahulu.Ikan gurami sudah disortasi langsung oleh petani saat pengambilan, jadi pembeli bisa langsung memilih jenis dan ukuran ikan gurami yang dikehendaki. Misalnya ikan berukuran besar-besar menjadi kebutuhan restoran pancingan, ikan gurami dumbo berukuran sedang digunakan untuk konsumsi masyrakat atau dijual dipasar-pasar.

d. Manajemen

Budidaya pembesaran ikan gurami didalamnya terdapat manajemen produksi perikanan yaitu mengatur kegiatan usahatani dengan tahap-tahap :

Ø Perencanaan

Perencanaan merupakan kegiatan awal yang dilakukan sebelum melakukan usahatani ikan gurami, dengan adanya kegiatan tersebut

petani memiliki standar yang diharapkan dalam

membudidayakan.Petani menghitung kebutuhan sarana produksi usahatani ikan gurami, mulai dari kebutuhan benih, pakan, dan pupuk dan mempersiapkan cara khusus untuk menangani masalah yang terjadi pada musim tebar tersebut.

Ø Pengorganisasian

Pengorganisasian usahatani ikan gurami adalah kegiatan

mengumpulkan dan mengatur sarana produksi serta pelaku usahatani untuk berkoordinasi dalam membudidayakan ikan ikan gurami. Dalam hal ini kegiatan yang dimaksud adalah usaha dalam melakukan proses usahatani ikan gurami, mulai dari merawat dan memenuhi kebutuhan pakan yang teratur dan bekerja sesuai konsep yang telah ditetapkan berdasarkan perencanaan.

Ø Pengawasan

Kegiatan budidaya usahatani memerlukan pengawasan yang cukup detail untuk meminimalisir resiko yang akan dihadapi. Pengawasan yang dilakukan mulai dari kondisi cuaca, kebutuhan benih, kebutuhan pakan, kondisi ikan di kolam, penyakit ataupun hama yang menyerang, dan kegiatan panen.

Ø Evaluasi

Evaluasi dilakukan setiap tahap dalam budidaya pembesaran ikan gurami, maksudnya adalah melihat kejadian-kejadian yang terjadi ketika usahatani ikan gurami berlangsung.Evaluasi berguna untuk menentukan perencanaan yang tepat guna menghasilkan ikan gurami

yang baik dalam hal kualitas dan kuantitasnya.Evaluasi yang dilakukan juga dilakukan melalui kelompok tani yang ada. Melalui kelompok tani akan ada laporan ke dinas perikanan terkait segala kegiatan yang dilakukan dalam budidaya gurami.

Pada aspek manajemen kegiatan agribisnis ikan gurami di Desa Kalikidang sudah memiliki berbagai hal sebagai kekuatan dan terdapat beberapa kelemahan pada aspek manajemen.

1)Kekuatan :

Ø Memiliki penjadwalan dan pencatatan administrasi yang baik. Penjadwalan kegiatan dalam kegiatan usahatani pembesaran ikan gurami di Kalikidang sudah cukup baik.Petan gurami mampu memanajemen waktu dengan keadaan jumlah kolam yang ada sehingga pemanenan dapat dilakukan secara teratur walaupun dengan keterbatasan yang ada.Selain itu petani gurami di desa Kalikidang juga memiliki pencatatan administrasi yang cukup baik.Administrasi yang baik sangat dibutuhkan dalam usaha apapun

dalam menunjang keberlanjutaan usaha.Pencatatan sendiri

digunakan sebagai acuan dan evaluasi dari usaha yang dijalankan.Petani ikan gurami di Desa Kalikidang dalam membudidayakan ikan gurami selain menangani secara teknis budidaya juga melakukan pencatatan/administrasi yang cukup baik.Pencatatan dilakukan terkait perhitungan analisa usahatani yang dijalankan selama satu musim panen yang meliputi biaya yang dikeluarkan untuk membeli faktor produksi dan tenaga kerja, dan sewa lahan sampai penerimaan yang diperoleh.Pencatatan dan perhitungan ini dilakukan agar petani mengetahui berapa besar keuntungan yang diperolehnya.Bahkan sebagian petani sudah memperhitungkan biaya untuk waktu yang dia gunakan untuk bekerja.

Ø Memiliki pengalaman yang cukup lama dalam membudidayakan gurami.

Para petani gurami di Desa Kalikidang rata-rata memiliki pengalaman yang cukup lama dalam membudidayakan ikan gurami

khususnya pembesaran.Berbagai seluk beluk mengenai

pembudidayaan gurami mereka ketahui dari pengalaman puluhan tahun. Sebagian besar petani pembudidaya yang ada menjalani kegiatan budidaya gurami merupakan usaha yang diwariskan turun temurun sehingga semakin melengkapi pengetahuan dan wawasan para petani tentang proses budidaya. Pengalaman usaha tersebut menumbuhkan kemampuan dan kecakapan dari para petani dalam memecahkan berbagai permasalahan dan kendala dalam proses produksi sehingga mereka mampu mengambil langkah-langkah terbaik dari keterbatasan-keterbatasan yang ada.

Ø Terfokus pada pembesaran.

Selain dikenal dengan keunggulan guraminya dan kapasitas dan kontinuitas produksi yang besar dan konsisten, petani di Desa dari spesialisasi pembesaran yang dilakukan selain kondisi Kalikidang mempunyai ciri khas khusus lainnya yaitu budidaya gurami yang terfokus pada pembesara ikan gurami.Pembesaran gurami ini dimaksudkan untuk menghasilkan ikan konsumsi.Tujuan alam yang

mendukung untuk pembesaran juga untuk mempermudah

pengembangan agribisnis ikan gurami kedepannya.Hal ini juga sebagai wujud dari pengembangan program pemerintah terkait daerah minapolitan di Kabupaten Banyumas.

2)Kelemahan :

Ø Tidak semua petani gurami mau mengikuti kesepakatan bersama antar petani.

Tidak sedikit petani ikan gurami yang ada di Desa Kalikidang. Seluruhnya berjumlah 123 pembudidaya dengan jumlah kolam 287 unit. Tentunya dengan jumlah tersebut diperlukan adanya ikatan

yang kuat diantara petani baik melalui kelompok tani maupun kesepakatan tertentu antar petani. Namun dari sekian banyak petani yang ada ternyata tidak semua petani mau menuruti/mengikuti kesepakatan yang di buat bersama antar petani seperti masalah penjualan, penggunaan lahan, penggunaan sarana produksi, pembayaran pinjaman dan lain-lain. Hal ini menyebabkan kesenjangan dan hilangnya rasa saling percaya antar petani.

Ø Adanya petani yang tidak konsisten dalam budidaya.

Jumlah pembudidaya yang besar tidak menjamin suatu keberhasilan suatu usaha budidaya ikan gurami di suatu daerah. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam melakukan usaha biak usahatani

maupun non tani adalah konsisteni terhadap apa yang

dikerjakannya. Tidak sedikit dari sekian banyak pembudidaya ikan gurami di Desa Kalikidang yang tidak melanjutkan kegiatan budidayanya dengan berbagai alasan tertentu. Walaupun sampai saat ini masih bisa ditanggulangi dengan adanya pemain-pemain baru namun bila terus dibiarkan akan mempengaruhi volume produksi yang ada dan kontinyuitas produksi.

Tabel 21. Identifikasi Faktor-faktor Internal Pengembangan Agribisnis Ikan Gurami di Desa Kalikidang Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas

Aspek Internal Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)

Aspek Keuangan - 1. Permodalan yang kecil

Dokumen terkait