• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produksi Kopi (Ton)

5.3. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani untuk Mengkonversi Tanaman Jeruk Menjadi Tanaman Kopi di Desa Suka

5.3.1 Faktor Internal (Karakteristik Petani)

Faktor internal yaitu karakteristik petani yang mempengaruhi keputusan petani dalam mengkonversikan lahannya dengan menggunakan regresi model logistik biner. Analisis ini bertujuan untuk melihat peluang variabel bebas yaitu umur, pendidikan, pengalaman bertani, jumlah tanggungan dan luas lahan yang dimiliki petani, apakah memiliki pengaruh atau tidak terhadap variabel terikat yaitu keputusan petani untuk mengkonversikan lahannya (0) dan keputusan petani untuk tidak mengkonversikan lahannya (1). Melalui uji yang dianalisis dengan software SPSS maka didapatkan hasil pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Faktor Internal (Karakteristik Petani)

Variable B Exp (B) Signifikansi

Sumber: Data diolah dari Lampiran 3

Nagelkerke R Square = ,541

Chi-square = 5,726 (Sig. 0,678)

G = 29,565 (Sig. 0,000)

Adapun rumus dari metode logit ini adalah:

ln ( Pi

1-Pi) = - 5,599 + 0,122 X1 - 0,267 X2 - 0,247 X3 + 1,275 X4 + 1,265 X5 Dimana :

Pi = Peluang petani mengkonversikan lahannya (Y=0) 1-Pi = Peluang petani tidak mengkonversikan lahanna (Y=1)

Y = Keputusan petani X1 = Umur (Tahun) X2 = Pendidikan (Tahun)

X3 = Pengalaman Bertani (Tahun) X4 = Tanggungan Petani (Jiwa) X5 = Luas Lahan (Ha)

Nilai Nagalkarke R Square digunakan untuk melihat seberapa besar model mampu menjelaksan veriable terikat. Dari hasil penelitian diperoleh nilai Nagalkarke R Square mode ini sebesar 0,541, maka dapat diartikan bahwa model dengan variable bebas mampu menjelaskan 54,1% variable terikat dan 45,9% merupakan variable lain yang tidak dimaksukkan kedalam model.

A. Uji Hosmer and Lemeshow

H0 : ( 1 - B) = 0, B (distribusi frekuensi estimasi/ observasi) = 1. Artinya tidak ada perbedaan antara distribusi obeservasi dengan distribusi frekuensi estimasi, sehingga model dinyatakan sesuai untuk digunakan.

H1 : ada perbedaan antara distribusi observasi dengan distribusi frekuensi estimasi.

Sig > 0,05 ; tolak H1, terima H0 Sig. ≤ 0,05 ; terima H1, tolak H0

Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu uji kelayakan dari model regresi logistik biner yang digunakan. Analisis ini didasarkan pada uji Hosmer Lemeshow Test. Hasil uji Hosmer Lemeshow Test dapat ditunjukkan pada

tabel berikut:

Tabel 5.2. Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 5,726 8 0,678

Sumber: Data Diolah dari Lampiran 3

Dari hasil perhitungan pada Tabel 5.2. dapat dilihat bahwa nilai Chi-square yang diperoleh adalah sebesar 5,726 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,678. Tingkat signifikansi yang diperoleh > 0,05, sehingga tolak H1, terima H0, dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai signifikansi distribusi observasi tidak berpengaruh nyata terhadap distribusi frekuensi estimasi, sehingga model logit sesuai untuk digunakan.

B. Uji Seluruh Variabel (uji G)

H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, dimana tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat.

H1 : βx ≠ 0, sekurang kurangnya terdapat satu variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat.

Sig > 0,05 : tolak H1, terima H0

Sig ≤ 0,05 : terima H1, tolak H0

Tabel 5.3. Uji Seluruh Variabel (uji G)

Step Chi-square df Sig.

1 29,565 8 0,000

Sumber: Data Diolah dari Lampiran 3

Pada Tabel 5.3. menunjukkan nilai G yang diperoleh adalah sebesar 29,565 dengan

sehingga terima H1, tolak H0, dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai signifikansi berpengaruh nyata, artinya bahwa sekurang-kurangnya terdapat satu variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat.

C. Uji Wald

Uji ini untuk menguji signifikansi setiap variabel bebas.

H0 : βj = 0 untuk suatu j tertentu; j = 1,2..p maka tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

H1: βj ≠ 0 maka ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Wj ≤ 𝑥𝑎,12 atau Sig. > 0,05; tolak H1, terima H0 Wj >𝑥𝑎,12 atau Sig. < 0,05; terima H1, tolak H0

Pada hasil perhitungan yang ditampilkan pada Tabel 5.1., dapat dilihat nilai Wald dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu sebagai berikut :

1. Pengaruh Umur Terhadap Keputusan Konversi

Nilai Wald antara variabel umur terhadap keputusan yaitu sebesar 1,424 lebih kecil dari nilai Chi Square (3,841) dan dari tingkat signifikansi yang diperoleh yakni 0,233 > 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel umur tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan petani. Hal tersebut tidak sesuai dengan pernyataan Soetrisno (2002) yang menyatakan rendahnya kualitas sumberdaya petani merupakan salah satu sebab utama rendahnya produktivitas petani di Indonesia. Kondisi rendahnya mutu sumber daya manusia tersebut lebih memprihatinkan lagi jika melihat usia para petani. Umur rata-rata petani Indonesia yang cenderung tua sangat berpengaruh terhadap produktivitas pertanian Indonesia. Petani yang berusia tua biasanya cenderung sangat konservatif dalam menyikapi perubahan atau inovasi teknologi.

2. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Keputusan Konversi

Nilai Wald antara variabel tingkat pendidikan terhadap keputusan yaitu sebesar 5,717 lebih besar dari nilai Chi Square (3,841) dan dari tingkat signifikansi yakni 0,017 < 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap keputusan petani. Tinggi atau rendahnya pendidikan tersebut berpengaruh terhadap keputusan petani hal ini sesuai dengan teori yang diutarakan Muhibbin (2002) bahwa tingkat pendidikan individu merupakan salah satu aspek yang terlibat dalam suatu pengambilan keputusan. Hal ini disebabkan dalam pendidikan formal petani tidak belajar tentang bagaimana mengelola usahatani.

Petani mendapatkan pelajaran mengenai pengelolaan usahatani melalui pengamatan, dan pengalaman dari petani tersebut selama berusahatani.

3. Pengaruh Pengalaman Bertani Terhadap Keputusan Konversi

Nilai Wald antara variabel pengalaman bertani terhadap keputusan yaitu sebesar 6,785 lebih besar dari nilai Chi Square (3,841) dan dari tingkat signifikansi yang diperoleh yakni 0,009 < 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel pengalaman bertani berpengaruh nyata terhadap keputusan petani. Hal tersebut sesuai dengan teori dari Slamet (1995) bahwa keputusan petani dalam menjalankan kegiatan usahatani lebih banyak mempergunakan pengalaman, baik yang berasal dari dirinya maupun pengalaman petani lain.

4. Pengaruh Tanggungan Petani Terhadap Keputusan Konversi

Nilai Wald antara variabel tanggungan petani terhadap keputusan yaitu sebesar 5,985 lebih besar dari nilai Chi Square (3,841) dan dari tingkat signifikansi yakni, 014 < 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah tanggungan berpengaruh

(1999) yang menyatakan semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan petani dalam berusahatani.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Harini dan Pewista (2013) yang menyatakan semakin banyaknya tanggungan keluarga tentunya pengeluaran keluarga juga semakin besar. Untuk mendapatkan penghasilan rumah tangga yang besar tentunya akan dilakukan berbagai upaya, tidak sedikit orang yang memiliki lahan pertanian akan mengkonversikan lahan pertaniannya untuk menghasilkan tambahan agar dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

5. Pengaruh Luas Lahan Terhadap Keputusan Konversi

Nilai Wald antara variabel luas lahan terhadap keputusan yaitu sebesar 1,564 lebih kecil dari nilai Chi Square (3,841) dan dari tingkat signifikansi yang diperoleh yakni 0,211 > 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel luas lahan tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan petani. Hal tersebut tidak sesuai dengan Wiguna (2009) dalam pandangan ekonomi klasik, dimana lahan dianggap sebagai suatu faktor produksi penting mencakup semua sumber daya alam yang digunakan dalam proses produksi, juga dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan hidup, sebagai lahan pertanian, perikanan, peternakan. Kemampuan lahan pertanian dalam menghasilkan komoditi menjadi pertimbangan bagi petani yang mengolahnya.

Dari hasil uji regresi logistik faktor internal (karakteristik petani) kita bisa menarik kesimpulan bahwa variabel tingkat pendidikan, variabel pengalaman bertani dan variabel jumlah tanggungan berpengaruh nyata terhadap keputusan petani untuk mengkonversikan lahannya dari tanaman jeruk ke tanaman kopi.

Adapun variabel umur dan luas lahan tidak berpengaruh nyata terhadap pengambilan keputusan petani untuk mengkonversikan lahan pertaniannya. Faktor tersebut menjadi tidak berpengaruh disebabkan karena tidak adanya perbedaan yang signifikan dari petani yang menjadi sampel penelitian, sehingga tidak sesuai dengan hipotesis variabel yang menyatakan bahwa umur dan luas lahan mempengaruhi keputusan petani dalam mengkonversikan lahan pertaniannya.

Dokumen terkait