• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V FAKTOR ITRISIK DA EKSTRISIK KHALAYAK

5.1. Faktor Intrinsik Khalayak

5.1. Faktor Intrinsik Khalayak

Faktor intrinsik diukur dengan beberapa indikator, yaitu usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan orang tua, dan penghasilan orang tua. Penjelasan dari masing-masing variabel intrinsik, yaitu usia merupakan jumlah tahun sejak responden lahir sampai dengan saat dilaksanakan penelitian. Jenis kelamin adalah perbedaan individu berdasarkan kondisi biologis, dan dikategorikan dalam dua kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Pekerjaan orang tua adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang tua responden sebagai sumber utama yang menghasilkan ekonomi keluarganya. Kategori ini dibedakan kedalam: bekerja swasta, pegawai negeri, pegawai wiraswasta, dan lain-lain. Pendapat orangtua adalah penghasilan (dalam rupiah) yang dihasilkan oleh orangtua dari bekerja. Ditampilkan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Sebaran Responden menurut Faktor Intrinsik dan Kategori Mahasiswa (2010) Faktor Intrinsik Khalayak Kategori Sebaran Responden Total Mahasiswa yang sudah mengambil Psikosos Mahasiswa yang sedang mengambil Psikosos Mahasiswa yang akan mengambil Psikosos Jumlah (orang) Persen (%) Jumlah (orang) Persen (%) Jumlah (orang) Persen (%) Jumlah (orang) Persen (%) Jenis Kelamin Laki-Laki 7 31,81 3 11,54 10 35,71 20 26,30 Perempuan 15 68,19 23 88,46 18 64,29 56 73,70 Usia 18-19 0 00,00 2 7,69 16 57,14 18 23,69 20-21 15 68,19 24 92,31 12 42,86 51 67,10 22-23 7 31,81 0 00,00 0 00,00 7 9,21 Penghasilan Orangtua Rendah 8 36,36 11 42,30 17 60,71 36 47,37 Sedang 13 59,09 13 50,00 10 35,71 36 47,37 Tinggi 1 4,55 2 7,70 1 3,58 4 5,26 Pekerjaan Orangtua Swasta 1 4,55 7 26,92 4 14,29 12 15,79 Pegawai negeri 13 59,09 11 42,31 13 46,29 37 48,68 Wiraswasta 4 18,18 5 19,23 9 32,14 18 23,68 Lainnya 4 18,18 3 11,54 2 7,14 9 11,85 5.1.1. Jenis Kelamin

Persentase responden yang menonton program JAM Trans TV lebih banyak perempuan dibandingan dengan laki-laki karena responden perempuan lebih banyak daripada responden laki-laki, sebagian besar populasi mahasiswa SKPM IPB adalah perempuan. Selain itu perempuan lebih suka menonton program JAM dan perempuan lebih peka terhadap orang sekitar, cocok sekali dengan program JAM yang isinya memberi pesan harus lebih peka terhadap orang sekitar. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh salah satu responden perempuan, sebagai berikut:

“Saya sangat tertarik dengan program Jika Aku Menjadi yang ditayangkan di Trans Tv, soalnya acara baik sehingga menimbulkan sikap empatik bagi orang yang menonton. Cocok banget dengan anak SKPM yang mendapatkan Mata Kuliah Psikologi Sosial, soalnya kan di Psikologi Sosial ada tuh Bab yang membahas mengenai empati. Saya hampir tiap hari Sabtu-Minggu nonton JAM lho, abis pulang kuliah langsung nonton deh” (DS, 20 tahun).

Berbeda dengan pernyataan responden perempuan, laki-laki jarang menonton program JAM, seperti yang diungkapkan sebagai berikut:

“Saya kadang-kadang nonton program JAM, soalnya acaranya lebih ke-cewek, tapi lumayan juga bisa cuci mata kalo talent-nya cantik. Pernah lho kak ada temen saya yang jadi Talent-nya” (MF, 19 tahun)

Dari Gambar 3 terlihat bahwa angkatan 2006 responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 31,81 persen sedangkan perempuan 68,19 persen. Jumlah responden laki-laki pada angkatan 2007 sebanyak 11,54 persen dan perempuan berjumlah 88,46 persen, sedangkan jumlah responden laki-laki pada angkatan 2008 sebanyak 35,71 persen dan perempuan berjumlah 64,29 persen Jumlah responden perempuan lebih banyak dua kali lipat daripada jumlah responden laki-laki.

5.1.2. Usia

Responden penelitian ini adalah mahasiswa yang sudah, sedang, dan akan mengambil Mata Kuliah Psikologi Sosial yang tersebar dari usia 18-23 tahun. Usia responden dalam penelitian ini dinilai kurang bervariasi, karena responden adalah mahasiswa pada angkatan 2006, 2007, dan 2008, sehingga tidak terlalu jauh berbeda dalam usia. Penemuan pada penel;itian ini menunjukka bahwa hasil penelitian Neilsen Media research terhadap usia penonton berusia di bawah 25 tahun adalah pemirsa potensial televisi berlaku bagi penelitian terhadap program J|AM.

Persentase responden yang menonton program JAM terbanyak berada pada usia 20-21 tahun yaitu sebnayak 67,10 persen. Hal ini terjadi karena ada anak angkatan 2006 yang masuk kuliah lebih muda dibandingkan dengan yang lainnya, begitupun dengan angkatan 2008 ada yang masuk kuliah lebih tua.

Pada Gambar 4 terlihat bahwa angkatan 2006 responden yang berusia 18-19 tidak ada, yang berusia 20-21 berjumlah 15 orang, sedangkan yang berusia 22-23 berjumlah 7 orang. Usia pada angkatan 2007 berusia 18-19 berjumlah 2 orang, yang berusia 20-21 berjumlah 24 orang, sedangkan yang berusia 22-23 tidak ada. Usia pada angkatan 2008 berusia 18-19 berjumlah 16 orang, yang berusia 20-21 berjumlah 12 orang, sedangkan yang berusia 22-23 tidak ada. Usia responden berusia 18-19 tahun terbanyak berada pada angkatan 2008, usia 20-21 tahun terbanyak pada angkatan 2007, sedangkan usia 22-23 tahun terbanyak pada angkatan 2006. Dengan demikian sesuai antara angkatan dengan usia responden.

5.1.3. Pekerjaan Orangtua

Pekerjaan orangtua merupakan kegiatan yang dilakukan oleh orang tua responden sebagai sumber utama yang menghasilkan ekonomi keluarganya. Jenis pekerjaan dikategorikan kedalam sebagai pekerja swasta, pegawai negeri, wiraswasta, dan lainnya (pensiun, petani, buruh dan lain-lain).

Persentase pekerjaan orang tua responden yang menonton program JAM Trans TV lebih banyak bekerja sebagai pegawai negeri dibandingan dengan pegawai swasta, wiraswasta, ataupun yang lainnyua. Dari 76 responden jumlah persentase pekerjaan orang tua responden sebanyak 46,29 persen. Hal ini dipahami bahwa pada zaman ini bekerja sebagai pegawai negeri lebih diminati dibandingkan menjadi pagawai swasta. Masyarakat awam menilai dengan bekerja sebagai pegawai negeri dapat memiliki kehidupan layak, hidup terjamin sampai masa pensiun dengan penghasilan yang lumayan bnayak. Dengan demikian orang tua yang bekerja sebagai pegawai negeri dapat menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi.

Berdasarkan Gambar 5 dapat terlihat bahwa pekerjaan orangtua responden angkatan 2006, 2007, dan 2008 pekerjaan orangtuanya kebanyakan sebagai pegawai negeri yaitu masing-masing dengan nilai 5,09 persen, 42,31 persen, dan 46,29 persen. Jika dijumlahkan dari keseluruhan 76 responden, pekerjaan orangtua responden yang orangtuanya bekerja sebagai swasta sebanyak 15,79 persen, pegawai negeri sebesar 48,68 persen, wiraswasta sebesar 23.68 persen, dan lainnya (petani,buruh, pensiunan) sebesar 11,35 persen.

5.1.4. Pendapatan Orangtua

Untuk penghasilan orangtua karena data belum diketahui secara pasti, maka indikator masih menggunakan rasio sampai kuesioner terkumpul maka skala rasio tersebut dapat diubah menjadi ordinal. Setelah data terkumpul semua, penghasilan minimum sebesar Rp 500.000 sedangkan penghasilan maksimum sebesar Rp 7.000. 000. Setelah dihitung menggunakan rumus, dapat dikategorikan menjadi golongan rendah sebesar Rp 500.000-2.660.000, golongan sedang sebesar Rp 2.660.001-4.820.000, sedangkan golongan tinggi sebesar Rp 4.820.001-7.000.000.

Persentrase penghasilan orangtua responden yang termasuk ke dalam golongan rendah dan sedang sama, yaitu sebesar 47,37 persen, sedangkan jumlah golongan tinggi sebesar 5,26 persen. Dengan demikian dapat diketahui bahwa responden rata-rata berasal dari keluarga golongan menengah. Hal ini dapat dipahami berdasarkan data pekerjaan orang tua responden yang mayoritas bekerja sebagi pegawai negeri. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2009, bahwa pendapatan Pegawai Negeri Sipil untuk Golongan III adalah berkisar 1,6 juta sampai 2,7 juta rupiah.

Pada Gambar 6 dapat terlihat bahwa pendapatan orangtua responden angkatan 2006 yang termasuk ke dalam golongan rendah sebesar 36,36 persen, golongan sedang sebesar 59,09 persen, sedangkan jumlah golongan tinggi sebesar 4,55 persen. Pendapatan orangtua responden angkatan 2007 yang termasuk ke dalam golongan rendah sebesar 42,30 persen, golongan sedang sebesar 50 persen, sedangkan jumlah golongan tinggi sebesar 7,70 persen. Untuk pendapatan orangtua responden angkatan 2008 yang termasuk ke dalam golongan rendah sebesar 60,71 persen, golongan sedang sebesar 35,71 persen, sedangkan jumlah golongan tinggi sebesar 3,58 persen.

Dokumen terkait