• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM ACARA TELEVISI REALITY SHOW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM ACARA TELEVISI REALITY SHOW"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM ACARA

TELEVISI REALITY SHOW “JIKA AKU MEJADI”

DI TRAS TV

(Kasus : Mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Pengikut Mata Kuliah

Psikologi Sosial Angkatan 2006, 2007, dan 2008)

DEDI MULYAA

DEPARTEME SAIS KOMUIKASI DA PEGEMBAGA MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MAUSIA

ISTITUT PERTAIA BOGOR 2010

(2)

ABSTRACT

DEDI MULYAA. The Public Perception of Reality show Program “Jika Aku

Menjadi” on Trans TV. (Case: Undergraduate Students, Department of Communication and Community Development Science who Learn Social Psychology Subject, Bogor Agricultural University, Class of 2006, 2007, and 2008). Supervised by: SUTISA RIYATO.

The effectiveness of a television program such as reality show program, “Jika Aku Menjadi” which is broadcast by Trans TV, can be known from the public perception about the program. The objectives of this research are: (1) to determine the exposure level of JAM program; (2) to assess public perception about JAM program and to identify the packaging criteria that determine public perception about JAM program; and (3) to analyze the factors associated with the public perception of JAM program. This research has been conducted by using quantitative and qualitative method at Trans TV and Bogor Agricultural University (BAU) campus on May – June 2010. The respondents involved in this research were about 76 people from the total population who were selected through stratified random sampling. The data have been analyzed by using Chi Square test and Spearman Rank Correlation, supported by SPSS Program for Windows version 17.0. The results of this research show that the exposure level of JAM Program to its audience is low due to the low frequency of watching among respondents. In addition to this fact, the public perception of JAM program on Trans TV, is less well assessed based on this research. The story content revealed as the most decisive perception criteria of broadcasting program on the television. The intrinsik and extrinsic factors of audience, have no tangible connection with the perception formation process of JAM program. In the other hand, the exposure of JAM program is known to has a significant correlation with the perception of JAM program.

(3)

RIGKASA

DEDI MULYAA. Persepsi Khalayak Terhadap Program Acara Televisi Reality

show “JIKA AKU MENJADI” di TRANS TV (Kasus : Mahasiswa Institut

Pertanian Bogor, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Peserta Mata Kuliah Psikologi Sosial Angkatan 2006, 2007, dan 2008). Di bawah bimbingan SUTISA RIYATO.

Dewasa ini kehidupan sehari-hari masyarakat modern tidak pernah terlepas dari media massa. Media massa yang dianggap paling mempengaruhi khalayaknya dalam hal penyampaian informasi adalah televisi. Berbagai acara televisi seperti siaran berita, pendidikan, keagamaan, politik, ekonomi, hiburan (sinetron, kuis, infotainment, reality show), dan sebagainya. Salah satu program tayangan stasiun televisi yang sedang digemari adalah reality show. Reality show merupakan suatu jenis program acara televisi yang pendokumentasian rekayasa realitas berlangsung tanpa skenario dengan menggunakan pemain dari khalayak umum. Salah satu stasiun televisi swasta yang menayangkan acara reality show yang berisi tentang fenomena kehidupan sehari-hari adalah Trans TV melalui program “Jika Aku Menjadi” (JAM). JAM adalah suatu program reality show yang menyuguhkan informasi langsung seputar kehidupan kalangan kelas bawah seperti pemulung, nelayan, buruh panggul pasar, dan lain-lain. Informasi dalam JAM ditujukan untuk memberi pemahaman, empati atau simpati pada masyarakat bawah.

Keefektifan suatu siaran televisi ditentukan berdasarkan diterima-tidaknya oleh khalayak. Pendapat atau opini dari khalayak sangat penting untuk mengevaluasi suatu siaran televisi agar siaran selanjutnya lebih baik.. Jika suatu acara tersebut berhasil memperoleh tingkat rating yang tinggi, berarti acara tersebut telah berhasil “mengambil hati” khalayaknya. Dengan demikian, bagus tidaknya mutu suatu program reality show JAM tergantung pada penilaian dan persepsi dari khalayak yang telah menonton acara tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat keterdedahan program acara reality show JAM, mengkaji persepsi khalayak terhadap program acara reality show JAM dan mengidentifikasi kriteria kemasan yang menentukan persepsi, serta menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi persepsi khalayak tentang program acara reality show JAM yang tayangkan di Trans TV.

Penelitian ini dilakukan di dua tempat, untuk melihat secara jelas program

reality show JAM dilakukan di stasiun Trans TV, sedangkan untuk melihat

persepsi khalayak program reality show dilakukan di Kampus IPB. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama dua bulan yaitu Mei sampai Juni 2010. Pendekatan yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif yang didukung oleh pendekatan kualitatif. Penelitian kuantitatif menggunakan desain survei yang bersifat deskriptif korelasional sedangkan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam. Populasi dalam penelitian ini meliputi mahasiswa SKPM yang sudah, sedang dan akan mengambil Mata Kuliah Psikologi Sosial pada angkatan 43, 44, dan 45 dengan jumlah populasi 309. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder, sebelum digunakan untuk penelitian, kuesioner diuji validitas dan reliabilitasnya .

(4)

Analisis statistik inferensia dilakukan dengan uji Chi Square dan uji korelasi Rank Spearman yang diolah dengan program SPSS for Windows versi 17,0. Chi Square digunakan untuk menguji hubungan faktor intrinsik (skala nominal) dengan persepsi program JAM. Uji korelasi Rank Spearman untuk menguji hubungan faktor intrinsik (skala ordinal) dan faktor ekstrinsik (skala ordinal) dengan persepsi program JAM.

Keterdedahan program JAM Trans TV (cara menonton, lokasi menonton, suasana menonton, durasi, dan frekuensi menonton) pada khalayak dinilai rendah, karena waktu luang responden untuk menonton sedikit, sebagian besar digunakan untuk kegiatan kampus.Keterdedahan ini bisa dilihat dari persentase durasi menonton sebesar 18,42 persen (full menonton 31-60 menit), dan frekuensi menonton sebesar 5,27 persen (5-8 kali menonton dalam sebulan). Persepsi responden tentang program JAM Trans TV kurang baik (skor ∑ = 2.75) ini berarti bahwa persepsi responden tidak setuju. Dari ke-enam kriteria persepsi yang paling menetukan acara adalah isi cerita. Kriteria isi cerita merupakan unsur yang sangat penting bagi setiap program JAM yang ditayangkan. Hasil Uji Chisquare dan

Rank Spearman menunjukkan bahwa beberapa variabel yang memiliki hubungan

nyata dengan persepsi, yaitu antara frekuensi menonton dengan talent. Faktor intrinsik khalayak (usia, jenis kelamin, pekerjaan orangtua, dan pendapatan orangtua) dan faktor ekstrinsik khalayak (ketersediaan TV, interaksi teman, dan interaksi keluarga) tidak berhubungan nyata dengan proses pembentukan persepsi terhadap program JAM (isi cerita, talent, narasumber, keadaan lokasi, tema cerita, dan penayangan). Keterdedahan program JAM berhubungan nyata (p<0,05) dengan persepsi tentang program JAM.

(5)

DI TRAS TV

(Kasus : Mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Pengikut Mata Kuliah

Psikologi Sosial Angkatan 2006, 2007, dan 2008)

Oleh: DEDI MULYAA

I34062926

Skripsi

Sebagai bagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Pada

Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

DEPARTEME SAIS KOMUIKASI DA PEGEMBAGA MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MAUSIA

ISTITUT PERTAIA BOGOR 2010

(6)

DEPARTEME SAIS KOMUIKASI DA PEGEMBAGA MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MAUSIA

ISTITUT PERTAIA BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang disusun oleh:

Nama : Dedi Mulyana

NRP : I34062926

Departemen : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Judul Skripsi : Persepsi Khalayak Terhadap Program Acara Televisi

Reality show JIKA AKU MENJADI di TRANS TV

(Kasus : Mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Peserta Mata Kuliah Psikologi Sosial Angkatan 2006, 2007, dan 2008)

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Skripsi

Ir. Sutisna Riyanto, MS IP. 19620115 198803 1 004

Mengetahui,

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Ketua

Dr.Ir. Soeryo Adiwibowo, MS IP. 19550630 198103 1 003

(7)

PERYATAA

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM ACARA TELEVISI

REALITY SHOW JIKA AKU MENJADI DI TRANS (KASUS : MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR, DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT PESERTA MATA KULIAH PSIKOLOGI SOSIAL, ANGKATAN 2006, 2007, DAN 2008)” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI IN BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH

PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG

DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Agustus 2010

Dedi Mulyana I3406926

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Dedi Mulyana lahir di Cianjur, 8 November 1987. Penulis adalah anak keenam dari delapan bersaudara yang terlahir dari pasangan Bapak Eben dan Almarhumah Ibu Enung. Pendidikan yang sudah ditempuh adalah SD Negeri 1 Sukawangi-Cianjur (1994-2000), SLTP Negeri 2 Sukanagara-Cianjur (2000-2003), dan SMU Negeri 1 Sukanagara-Cianjur (2003-2006). Pada tahun 2006 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Pada tahun kedua penulis memilih Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat FEMA IPB. Untuk melengkapi kompetensi yang dimiliki, penulis mengambil program minor Kewirausahaan Agribisnis Departemen Agribisnis FEM IPB.

Semenjak memasuki di bangku kuliah, penulis aktif mengikuti beberapa organisasi dan ekstrakurikuler serta kegiatan kepanitiaan. Beberapa kepanitiaan yang pernah diikuti diantaranya PEMIRA 2007, Peringatan Hari Bumi FEMA 2008, COMMNEX 2008, INDEX 2008, MAGIC 2008, Launching kelembagaan FEMA 2008, Pappy Green Campaign 2008, Pekan Ekologi Manusia 2009, Masa Perkenalan Fakultas dan Departemen (MPF dan MPD 44), Kemah Riset 2008-2010, BCL 2009, 2nd E’SPENT 2009, DUTA FEMA 2009, BONJOUR 2009, LONIAT (Long With Art KPM), Hari Pelepasan Sarjana SKPM dan FEMA 2009, Expo dan Award Gelar karya PNPM Mandiri 2009, Penyambutan Lawatan Mahasiswa UPM Malaysia 2010, Launching Majalah Respect 2010, First

International Conference:Moslem Action on Climate Change 2010, Peringatan

Hari Anak Nasional 2010, Eco-Products International Fair 2010, dan lain-lain. Penulis juga aktif di organisasi seperti diantaranya sebagai PSM AGRIA SWARA, Pengurus HIMPRO HIMASIERA, serta BEM FEMA.

Selama kuliah penulis pernah magang dibeberapa perusahaan, seperti di LSM KEHATI, PT. Nielsen, dan AXIS. Penulis memiliki kemampuan dalam dunia entertainment, seperti teater, nyanyi, MC atau Presenter dan mengisi di beberapa acara dalam kampus dan luar kampus. Selain itu, Penulis pun selama kuliah pernah mendapatkan beasiswa yaitu dari Bank Indonesia, The Habibie Center (Orbit), Pendampingan Posdaya tiga tahun berturut-turut, dan PPA-BBM selama dua tahun. Penulis pun pernah menjadi Asisten Dosen Dasar-Dasar Komunikasi.

(9)

KATA PEGATAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, Skripsi berjudul “Persepsi Khalayak Terhadap Program Acara Televisi Reality show JIKA AKU MENJADI di TRANS TV (Kasus : Mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Peserta Mata Kuliah Psikologi Sosial Angkatan 2006, 2007, dan 2008)” dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat.

Skripsi ini mengupas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi khalayak tentang program acara reality show JAM, tingkat keterdedahan khalayak terhadap program acara reality show JAM, persepsi khalayak terhadap program acara reality show JAM, dan kriteria yang paling menentukan persepsi khalayak terhadap program reality show JAM yang ditayangkan di Trans TV.

Penulis menyadari masih terdapat banyak data serta fakta di lapangan yang masih belum terungkap. Oleh sebab itu, penulis berharap tulisan ini dapat disempurnakan oleh peneliti-peneliti selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh seluruh pihak yang membutuhkan.

Bogor, Agustus 2010

(10)

UCAPA TERIMA KASIH

Penyelesaian Skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan syukur kepada Allah SWT telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian Skripsi ini, antara lain:

1) Ir. Sutisna Riyanto, MS sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah sabar dalam membimbing dan memberi masukan serta membagi ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi.

2) Ir. Yatri Indah Kusumastuti, MS sebagai dosen penguji utama yang telah bersedia meluangkan waktu pada sidang Skripsi penulis.

3) Ir. Nuraini W. Prasodjo, MS sebagai dosen penguji dari Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat yang telah bersedia meluangkan waktu pada sidang Skripsi penulis.

4) Dosen Pembimbing Akademik, Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, MS yang selama ini telah memberikan saran dan kritik serta semangat disetiap langkah penulis.

5) Almarhumah Ibunda tersayang dan tercinta Enung yang telah mengiringi setiap langkah meskipun jauh di syurga sana, dan Ayahanda tercinta Ebendi Putra yang selalu mendukung penulis baik moril maupun materil sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.

6) Kakak dan adik-adik tersayang (Diny Nurlinda, Dyan Hermansyah, Devi Wahyuni, Dida Rahayu, Dindin Sopandy, Dadang Raisman, dan Dadan) yang telah memberikan dukungan serta dorongan positif.

7) Pihak Trans TV yang telah mengizinkan penulis untuk penelitian, terutama Mba Nana (HRD), Gunawan (Produser Jika Aku Menjadi), Mba Shinta (Asprod), Mas Helmi, Mas Dicky, Mba Dian, dkk (Crew Jika Aku Menjadi), serta Digun (Crew Trans TV) yang selalu setia menemani Penulis dalam berbirokrasi di Trans TV . Thanks a lot for u all.

(11)

8) Teman-teman satu bimbingan akademik (Angel Indah Permata dan Sulastri) yang selalu berbagi suka dukanya, berbagi jarkom disaat pembimbing ada di kampus untuk konsultasi, dan selalu memotivasi penulis untuk maju.

9) Teman-teman satu Departemen Sains KPM Angkatan 43 yang tidak bisa dijelaskan satu persatu (terutama Fenita Ayu dan Om Indra) yang selalu mendukung dan memotivasi penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.

10) Teman-teman Sains KPM Angkatan 44 dan 45 yang telah bersedia menjadi responden penelitian ini.

11) Bedil dan Tika yang telah berbagi ilmu mengenai olah data penelitian ini. 12) Dias Erfan yang telah bersedia mengantar saya bolak-balik penelitian ke

Trans TV dan membantu segala hal dalam penyelesaian Skripsi ini.

13) Sahabat-sahabat kontrakan Star House (Akbar, Idham, Idmar, Aryo, Deri, Atak, dan Hendrik) dan kostan Wisma Alma (Handa, Mas Arief, Oli dan Mukhlis) yang selalu memberikan semangat serta berbagi suka duka dengan canda tawa dan kenangan yang tidak terlupakan. Thanks for all guys.

14) Temen-temen GERETONG (Aero Braco, Molenita, Comelita, Dewi, Asri, Partoghi, Uphe, Arulita dan Irfan) yang kompak banget dan selalu membuat kegokilan di setiap perform meskipun selalu improve. Berkat geretong saya bisa mengekspresikan semua gaya.

15) Elmo, Darla Ryan, Nana, Yulianceu, Nova, Dwi, Nir, Wulan, Gina, Dina atas kebersamaan kita dalam mengerjakan Skripsi dan menyelingi kepenatan Skripsi dengan jalan-jalan ke berbagai tempat.

16) Segala pihak yang terlewatkan dan tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu, menyemangati, dan mengisi hari-hari Skripsi ku dengan tawa, semangat, dan doa.

(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRA ... xviii

BAB I PEDAHULUA ... 1

1.1. Latar Belakang ………. 1

1.2. Perumusan Masalah ………. 4

1.3. Tujuan Penulisan ………. 4

1.4. Kegunaan Penulisan ……… 5

BAB II PEDEKATA TEORITIS ... 7

2.1. Tinjauan Pustaka ... 7

2.1.1. Televisi Sebagai Media Massa ... 7

2.1.1.1. Komunikasi Massa ... 7

2.1.1.2. Siaran Televisi ... 8

2.1.1.3. Fungsi Televisi ... 9

2.1.1.2. Siaran Televisi ... 11

2.1.2 Program Siaran Televisi ... 11

2.1.1.3. Pengertian dan Klasifikasi ... 11

2.1.2.2. Program Acara Televisi Reality show ... 12

2.1.2.3. Program Acara Televisi Reality show ... 14

2.1.3. Khalayak Siaran televisi ... 15

2.1.3.1. Konsep Khalayak ... 15

2.1.3.2. Tingkatan dan Tipe Khalayak ... 16

2.1.4. Persepsi Khalayak ... 18

2.1.4.1. Konsep Persepsi ... 18

2.1.4.2. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Persepsi ... 19

2.2. Kerangka Pemikiran ... 20

2.3. Hipotesis Uji ... 21

2.4. Definisi Operasional ... 22

BAB III METODE PEELITIA ... 27

3.1. Desain Penelitian ... 27

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

3.3. Teknik Pemilihan Populasi dan Sampel ... 27

3.4. Data dan Instrumentasi ... 29

3.5. Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi ... 30

3.6. Analisis Data ... 31

BAB IV GAMBARA UMUM ... 32

4.1. Deskripsi Umum Trans TV ... 32

4.1.1 Sejarah Trans TV ... 32

4.1.2. Visi dan Misi Trans TV ... 32

4.1.3. Moto dan Logo Trans TV ... 33

4.1.4. Program Siaran Trans TV ... 33

4.1.5. Deskripsi Singkat Program Jika Aku Menjadi ... 34

4.2. Deskripsi Mata Kuliah Psikologi Sosial ... 35

(13)

4.2.1. Departemen Sains KPM FEMA ... 36

4.2.2. Sejarah Perkembangan Mata Kuliah ... 37

BAB V FAKTOR ITRISIK DA EKSTRISIK KHALAYAK ... 39

5.1. Faktor Intrinsik Khalayak ... 39

5.1.1. Jenis Kelamin ... 40

5.1.2. Usia ... 41

5.1.3. Pekerjaan Orang Tua ... 42

5.1.4. Pendapatan Orang Tua ... 43

5.2. Faktor Ekstrinsik Khalayak ... 44

5.2.1. Ketersediaan Televisi ... 45

5.2.2. Interaksi Teman ... 47

5.2.3. Interaksi keluarga ... 47

BAB VI KETERDEDAHA PROGRAM JIKA AKU MEJADI TERHADAP KHALAYAK MAHASISWA ... 49

6.1. Cara menonton ... 50

6.2. Lokasi menonton ... 50

6.3. Suasana menonton ... 51

6.4. Durasi menonton ... 52

6.5. Frekuensi menonton ... 52

BAB VII PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM ACARA REALITY SHOW JIKA AKU MEJADI DI TRAS TV ... 54

7.1. Isi cerita ... 55 7.2. Talent ... 55 7.3. Narasumber ... 56 7.4. Keadaan Lokasi ... 57 7.5. Tema cerita ... 57 7.6. Penayangan ... 57

7.7. Kriteria yang paling menentukan persepsi khalayak tentang program reality show JAM Trans TV ... 58 BAB VIII FAKTOR-FAKTOR YAG BERHUBUGA DEGA PEMBETUKA PERSEPSI TETAG PROGRAM ACARA REALITY SHOW JIKA AKU MEJADI DI TRAS TV ... 59

8.1. Hubungan Faktor Intrinsik Khalayak dengan Persepsi Khalayak tentang Program Acara Reality show Jika Aku Menjadi di Trans TV ... 59

8.1.1. Hubungan Jenis Kelamin dengan Persepsi Program JAM .. 60 8.1.2. Hubungan Usia dengan Persepsi Program JAM ... 61

8.1.3. Hubungan Pekerjaan Orang Tua dengan Persepsi Program JAM ... 61

8.1.4. Hubungan Pendapatan Orang Tua dengan Persepsi Program JAM ... 62

8.2. ...Hubungan Faktor Ekstrinsik dengan Persepsi Khalayak tentang Program Acara Reality show Jika Aku Menjadi di Trans TV ... 62

8.2.1. Hubungan Ketersediaan Televisi dengan Persepsi Program JAM ... 63

8.2.2. Hubungan antara Interaksi Teman dengan Persepsi Program JAM Trans TV ... 63

(14)

8.2.3. Hubungan antara Interaksi Keluarga dengan

Persepsi Program JAM Trans TV ... 63

8.3.Hubungan Keterdedahan Program Jika Aku Menjadi dengan Persepsi khalayak tentang Program Reality show Jika Aku Menjadi di Trans TV ... 64

8.3.1. Hubungan Cara Menonton Responden dengan Persepsi terhadap Program Reality show JAM ... 65

8.3.2 Hubungan Lokasi Menonton Responden dengan Persepsi terhadap Program Reality show JAM ... 67

8.3.3. Hubungan Suasana Menonton Responden dengan Persepsi terhadap Program Reality show JAM ... 67

8.3.4. Hubungan Durasi Menonton Responden dengan Persepsi terhadap Program Reality show JAM ... 67

8.3.5. Hubungan Frekuensi Menonton Responden dengan Persepsi terhadap Program Reality show JAM ... 68

BAB IX KESIMPULA DA SARA ... 69

9.1. Kesimpulan ... 69

9.2. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 29 Tabel 2 Jumlah Responden menurut Faktor Intrinsik dan Kategori

Mahasiswa (2010)... 40 Tabel 3 Jumlah Responden menurut Faktor Ekstrinsik dan Kategori

Mahasiswa (2010) ……... 45 Tabel 4 Jumlah Responden menurut Ketersediaan Televisi dan

Kategori Mahasiswa (2010)... 46 Tabel 5 Jumlah Responden menurut Keterdedahan Program JAM

dan Kategori Mahasiswa (2010)... 49 Tabel 6 Jumlah Responden menurut Persepsi Khalayak tentang

Program JAM dan Kategori Mahasiswa (2010)... 54 Tabel 7 Nilai Koefisien Korelasi Spearman dan Korelasi Chi

Square Faktor Intrinsik Khalayak dengan Persepsi terhadap

Program Jika Aku Menjadi ...

59 Tabel 8 Hubungan Jenis kelamin dengan Keadaan Lokasi ... 61 Tabel 9 Nilai Koefisien Korelasi Spearman Faktor Ekstrinsik

Khalayak dengan Persepsi terhadap Program Jika Aku Menjadi ...

62 Tabel 10 Nilai Koefisien Korelasi Spearman dan Korelasi Chi

Square Keterdedahan Trogram JAM dengan Persepsi

terhadap Program Jika Aku Menjadi ...

65 Tabel 11 Hubungan Cara Menonton dengan Tema Cerita ... 66

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 1 Kerangka Pemikiran... 22

Gambar 2 Logo Trans TV………...…... 35

Gambar 3 Persentase Jenis Kelamin Responden ... 42

Gambar 4 Persentase Usia Responden ……... 43

Gambar 5 Persentase Pekerjaan Orang TuaResponden... 44

Gambar 6 Persentase Pendapatan Orang TuaResponden... 45

Gambar 7 Persentase Ketersediaan Responden... 47

Gambar 8 Persentase Interaksi Teman Responden... 48

Gambar 9 Persentase Interaksi Keluarga Responden... 49

Gambar 10 Persentase Cara Menonton Responden ... 51

Gambar 11 Persentase Lokasi Menonton Responden ... 51

Gambar 12 Persentase Suasana Menonton Responden... 52

Gambar 13 Persentase Durasi Menonton Responden... 53

(17)

DAFTAR LAMPIRA

Nomor Halaman

Lampiran 1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner... 74 Lampiran 2 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman untuk Hubungan Faktor

Intrinsik Khalayak dengan Persepsi terhadap Program Jika

Aku Menjadi... 82 Lampiran 3 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman untuk Hubungan Faktor

Ekstrinsik Khalayak dengan Persepsi terhadap Program

Jika Aku Menjadi... 83 Lampiran 4 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman untuk Hubungan

Terpaan Program dengan Persepsi terhadap Program Jika

Aku Menjadi... 84 Lampiran 5 Hasil Uji Crosstab Chi-Square Hubungan Jenis Kelamin

dengan Persepsi Khalayak tentang Program Jika Aku

Menjadi... 85 Lampiran 6 Hasil Uji Crosstab Chi-Square Hubungan Pekerjaan Orang

Tua dengan Persepsi Khalayak tentang Program Jika Aku

Menjadi... 93 Lampiran 7 Hasil Uji Crosstab Chi-Square Hubungan Cara Menonton

dengan Persepsi Khalayak tentang Program Jika Aku

Menjadi... 99 Lampiran 8 Hasil Uji Crosstab Chi-Square Hubungan Lokasi

Menonton dengan Persepsi Khalayak tentang Program

Jika Aku Menjadi... 104 Lampiran 9 Hasil Uji Crosstab Chi-Square Hubungan Suasana

Menonton dengan Persepsi Khalayak tentang Program

(18)

BAB I PEDAHULUA

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini kehidupan sehari-hari masyarakat modern tidak pernah terlepas dari media massa. Media massa pada awalnya hanya sebagai kebutuhan sekunder, kini menjadi kebutuhan primer yang selalu dibutuhkan untuk berbagai kepentingan. Media massa lahir karena kebutuhan manusia terhadap informasi. Media massa yang dianggap paling mempengaruhi khalayaknya dalam hal penyampaian informasi adalah televisi. Televisi merupakan media yang paling cepat mengalami perkembangan teknologi. Menurut Kuswandi (1999) dalam Syarief (2008), bahwa jika dibandingkan dengan media massa lainnya seperti radio, buku, internet, dan surat kabar, televisi memiliki kelebihan karena merupakan gabungan dari media dengar (audio) dan gambar hidup (visual) yang biasa bersifat informasi, hiburan, pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut.

Televisi membuat orang pada umumnya mengingat 50 persen dari apa yang mereka lihat dan dengar, walaupun hanya sekali ditayangkan. Secara umum orang akan mengingat 85 persen dari apa yang mereka lihat di televisi setelah tiga jam kemudian dan 65 persen setelah tiga hari kemudian (Dwyer, 1998 dalam Priyowidodo, 2008). Dari pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa televisi merupakan media yang paling efektif dalam menyampaikan pesan yang ditujukan untuk mencapai perubahan bagi masyarakat, tentunya perubahan yang diharapkan merupakan perubahan yang baik untuk masyarakat.

Kehadiran televisi dalam kehidupan manusia memunculkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan penyebaran informasi yang bersifat massal dan menghasilkan suatu efek sosial yang berpengaruh terhadap nilai-nilai sosial dan budaya manusia. Kemampuan televisi dalam menarik perhatian massa menunjukkan bahwa media tersebut telah menguasai jarak secara geografis dan sosiologis. Dengan demikian, televisi dapat menguasai ruang dan jarak, mencapai sasaran yang sangat luas, memiliki nilai aktualitas terhadap suatu berita dan informasi yang sangat tepat, cepat, dan audiovisual yang dapat

(19)

meningkatkan pemahaman seseorang akan informasi yang di tayangkan Kuswandi (1999) dalam Syarief (2008).

Seiring dengan maraknya stasiun televisi swasta yang hadir di Indonesia, persaingan di antara stasiun televisi tersebut semakin tinggi. Sehingga mereka berusaha mengikuti selera pasar dengan menyajikan acara yang menarik dan berlomba-lomba untuk mendapatkan rating paling tinggi. Tingginya rating pada suatu acara tertentu pada dasarnya dapat meningkatkan laba yang diperoleh.

Kini acara-acara stasiun televisi semakin beragam. Mereka berlomba-lomba menyajikan berbagai acara semenarik mungkin sesuai dengan selera khalayak, acara tersebut seperti siaran berita, pendidikan, keagamaan, politik, ekonomi, hiburan (sinetron, kuis, infotainment, reality show), dan sebagainya. Stasiun televisi bersaing menyiarkan acara yang beragam untuk menarik perhatian dan minat khalayak. Dengan semakin banyaknya acara yang disiarkan, maka khalayak memiliki banyak pilihan dalam menonton sesuai dengan selera mereka.

Pada era 1990-an, acara yang diminati oleh masyarakat adalah sinetron lokal yang dikemas dengan berbagai cerita yang seakan-akan sebagai kilas balik kehidupan dan cerminan hidup khalayak. Seluruh stasiun televisi di Indonesia bersaing dalam membeli sinetron terbaru. Kemudian di era tahun 2000-an tayangan yang diminati oleh pemirsa semakin beragam, seperti infotainment yang dinanti-nantikan kehadirannya, sinetron bertema religius, kuis-kuis sebagai ajang pencari uang, kontes musik sebagai pencarian bakat, serta reality show bertema cinta dan sosial, berita kriminal, dan bertema remaja yang dikemas dalam berbagai warna.

Salah satu program tayangan stasiun televisi yang sedang digemari adalah

Reality television yaitu rekayasa realita atau dikenal juga sebagai reality show. Reality show adalah suatu jenis program acara TV dimana pendokumentasian

rekayasa realitas berlangsung tanpa skenario dengan menggunakan pemain dari khalayak umum biasa/ tidak menggunakan artis (Isfandiari, 2008). Program

reality show ini mengarah pada program TV yang tidak menggunakan skenario,

dramatis, menampilkan situasi humoris, mendokumentasikan kejadian-kejadian tertentu, serta mengangkat kehidupan orang biasa. Biasanya mengetengahkan

(20)

kesedihan, emosi, drama, dan veyeurisme dari kehidupan nyata (Day, 2003 dalam Isfandiari, 2008).

Acara realitas (reality show) adalah genre acara televisi yang menggambarkan adegan berlangsung tanpa skenario, dengan pemain yang umumnya khalayak biasa. Reality show umumnya menampilkan kenyataan yang dimodifikasi, seperti menaruh partisipan di lokasi-lokasi eksotis atau situasi-situasi yang tidak lazim, memancing reaksi tertentu dari partisipan, dan melalui penyuntingan dan teknik-teknik pascaproduksi lainnya. Reality show termasuk acara yang memiliki rating tinggi dan hadir di tengah masyarakat untuk memenuhi permintaan masyarakat akan hiburan untuk melihat kilas balik kehidupan atau cerminan hidup yang seakan-akan pernah dialaminya dan benar-benar terjadi1.

Hampir seluruh televisi di Indonesia menayangkan program reality show untuk memberikan variasi siaran agar khalayak tidak bosan dengan program-program yang biasa ditayangkan. Tayangan program-program reality show yang makin menjamur beberapa tahun belakangan ini seperti di TransTV menyuguhkan JAM, Termehek-mehek, Kado Istimewa, Jhon Pantau, Orang Ketiga, Tangan di Atas, dan lain-lain. Indosiar pun tidak ingin ketinggalan dengan stasiun televisi lain, Take Me Out- Take Him Out, Mama Mia, Akademi fantasi Indosiar (AFI) dan lain-lain. SCTV menampilkan reality show seperti Playboy Cap Kabel, Cinlok, CLBK, Cinta Monyet, Makcomblang, Kontak Jodoh,dan lain-lain. RCTI pun tidak mau kalah saing dengan stasiun-stasiun TV lainnya, stasiun ini menampilkan Rumah Hadiah, Tolooong, Masihkah Kau Mencintaiku, dan lain-lain.

Salah satu stasiun televisi swasta yang menayangkan acara reality show yang berisi tentang fenomena kehidupan sehari-hari adalah Trans TV melalui program “Jika Aku Menjadi” (JAM). JAM adalah suatu program reality show yang menyuguhkan informasi langsung seputar kehidupan kalangan kelas bawah seperti pemulung, nelayan, buruh panggul pasar, kuli panggul pelabuhan, petani penggarap, penangkap kalong, buruh pemetik jamur, tukang kayu, tukang ojek

1

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2010. Acara realitas

(21)

sepeda, dan lain-lain. Informasi dalam JAM ditujukan untuk memberi pemahaman, empati atau simpati pada masyarakat bawah.

Untuk dapat bersaing dengan program-program yang disajikan televisi lain, berbagai cara yang dilakukan oleh program JAM untuk meningkatkan mutu atau kualitas terhadap tayangan tersebut, isi cerita, talent yang berperan, narasumber yang ditolong, tema cerita, keadaan lokasi, dan jadwal penayangan (durasi dan jam tayang) agar khalayak lebih tertarik untuk menonton program tersebut.

Keefektifan suatu siaran televisi ditentukan berdasarkan diterima/tidaknya oleh khalayak. Pendapat atau opini dari khalayak sangat penting untuk menilai/mengevaluasi suatu siaran televisi agar siaran selanjutnya lebih baik. Menarik tidaknya suatu acara stasiun televisi dapat diketahui dari tingkat kepuasan khalayak. Jika suatu acara tersebut berhasil memperoleh tingkat rating yang tinggi, berarti acara tersebut telah berhasil “mengambil hati” khalayaknya. Dengan demikian, baik tidaknya mutu suatu program reality show JAM tergantung pada penilaian dan persepsi dari khalayak yang telah menonton acara tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang terkait dengan judul maka perumusan masalah dari penulisan penelitian ini adalah:

1) Sejauh mana tingkat keterdedahan program acara reality show JAM yang ditayangkan Trans TV pada khalayak mahasiswa?

2) Bagaimanakah persepsi khalayak terhadap program acara reality show JAM yang tayangkan di Trans TV? Kriteria apa yang paling menentukan persepsi khalayak terhadap program reality show JAM yang ditayangkan di Trans TV?

3) Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan pembentukan persepsi khalayak program acara reality show JAM yang ditayangkan di Trans TV?

(22)

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mengkaji persepsi khalayak terhadap program reality show JAM. Secara spesifik, penelitian ini bertujuan untuk:

1) Mengetahui tingkat keterdedahan program acara reality show JAM yang ditayangkan Trans TV pada khalayak mahasiswa.

2) Mengkaji persepsi khalayak terhadap program acara reality show JAM yang ditayangkan Trans TV, dan mengidentifikasi kriteria yang menentukan persepsi khalayak terhadap program acara reality show JAM yang ditayangkan Trans TV.

3) Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi khalayak terhadap program acara reality show JAM yang tayangkan di Trans TV.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menimbulkan kegunaan bagi semua pihak, baik bagi Trans TV, akademis maupun masyarakat, sebagai berikut:

1) Bagi pihak Trans TV

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dengan mengetahui penilaian mahasiswa Institut Pertanian Bogor terhadap program acara

reality show yang sudah berjalan. Masukan-masukan tersebut diharapkan

dapat membantu Trans TV untuk meningkatkan kinerja dan masukan dalam menyusun program siaran yang baik dan sebagai masukan khususnya untuk program reality show JAM.

2) Bagi akademis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai penilaian khalayak terhadap program acara reality show televisi. Juga sebagai literatur yang dapat memperluas wawasan mengenai persepsi khlayak terhadap tayangan program reality show JAM Trans TV. Selain itu, mengembangkan pengetahuan dan lebih memahami berbagai konsep mengenai siaran televisi, program acara televisi reality show, persepsi khalayak terhadap siaran televisi, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi khalayak

(23)

Hasil penelitian ini dapat menjadi wahana memperluas pengetahuan serta wawasannya mengenai persepsi khalayak terhadap tayangan program

(24)

BAB II

TIJAUA PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1. Televisi Sebagai Media Massa

Media massa pada awalnya hanya sebagai kebutuhan sekunder, kini menjadi kebutuhan primer yang selalu dibutuhkan untuk digunakan dalam berbagai kepentingan. Media massa lahir karena kebutuhan manusia terhadap informasi. Media massa yang dianggap paling mempengaruhi khalayaknya dalam hal penyampaian informasi adalah televisi. Televisi merupakan media yang paling cepat mengalami perkembangan teknologi.

2.1.1.1.Komunikasi Massa

Mulyana (1996) menyatakan bahwa komunikasi insani muncul dalam beberapa situasi yang berbeda. Ada enam konteks yang banyak digunakan dalam literatur komunikasi, yaitu: (1) komunikasi dua orang, (2) wawancara, (3) komunikasi kelompok kecil, (4) komunikasi publik, (5) komunikasi organisasional, dan (6) komunikasi massa. Meskipun keenam konteks komunikasi memiliki ciri khusus, semuanya memiliki kesamaan dalam proses menciptakan makna diantara dua orang atau lebih. Konteks yang keenam adalah komunikasi yang menggunakan media. Sumber pesan dikomunikasikan melalui media cetak atau elektronik dan ditujukan untuk sejumlah besar individu, bukan segelintir kecil individu. Diantara keenam konteks komunikasi diatas, komunikasi massa merupakan komunikasi yang paling formal dan paling mahal. Komunikasi massa melibatkan sejumlah besar orang yang heterogen, dan tidak dikenal oleh sumber pesan. Juga, komunikasi massa bersifat umum, cepat, dan sekilas2.

Menurut De Vito (1996) pengertian komunikasi massa adalah sejumlah variabel yang terdapat dalam komunikasi massa yaitu: sumber, khalayak, pesan, proses, konteks, dan sarana-sarana dalam komunikasi massa yang paling banyak digunakan seperti radio, televisi, surat kabar, majalah, buku, koran, hasil rekaman audio-kaset dan internet. Menurut McQuail (1987) pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi

2

Deddy Mulyana. 2008. Komunikasi Massa (Kontroversi, Teori, Aplikasi). Jakarta:

(25)

massal dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah yang besar. Ciri-ciri utama komunikasi massa yaitu:

1) Sumber komunikasi massa bukanlah satu orang melainkan suatu organisasi formal

2) Pesan tidak unik dan beraneka ragam serta dapat diperkirakan. Pesannya diproses, distandarisasi, dan selalu diperbanyak. Pesan merupakan sebuah produk yang mempunyai nilai tukar, serta acuan simbolik yang mengandung nilai kegunaan

3) Hubungan antara pengirim dan penerima pesan bersifat satu arah dan jarang sekali yang bersifat interaktif.

Dari beberapa definisi yang telah dirumuskan oleh para ahli, Rakhmat (2004) menyimpulkan bahwa komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Menurut Mulyana (1996) penerapan kemajuan teknologi dapat pula mengintensifkan selektivitas khalayak komunikasi massa. DeFleur dan Ball-Rokeach (1975) mengemukakan tiga kerangka teoritis yang berkaitan dengan penggunaan media dan efek terhadap khalayak, sebagai berikut:

1) Perspektif perbedaan individu, yaitu adanya perbedaan individu (karakteristik kepribadian) di antara khalayak akan menimbulkan efek yang bervariasi

2) Perpektif kategori sosial, yaitu adanya kelompok-kelompok dengan kategori sosial tertentu seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, mempunyai kecenderungan untuk menggunakan media massa yang sesuai dengan tujuan suatu kelompok dengan kategori sosial tertentu dan umumnya kelompok dengan kategori sosial tertentu tersebut mempunyai perilaku yang sama terhadap media massa.

2.1.1.2. Siaran Televisi

Televisi merupakan media yang paling cepat mengalami perkembangan teknologi. Melalui televisi, masyarakat dapat mengetahui kejadian yang terjadi di luar sana, baik kejadian yang terjadi di Indonesia maupun di luar negeri. Hampir tidak ada berita yang tidak dapat diketahui oleh masyarakat karena televisi.

(26)

Masyarakat Indonesia khususnya dapat menikmati suguhan acara-acara yang ditayangkan baik televisi pemerintah maupun swasta. Untuk acara televisi swasta saat ini, cukup disenangi dihampir semua lapisan masyarakat.

Setyobudi (2001) dalam Shanti (2007) menyatakan bahwa televisi dapat diartikan sebagai pemancar televisi yang berfungsi untuk mengubah dan memancarkan sinyal-sinyal gambar secara bersama-sama dengan sinyal suara sehingga sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima pada jarak jauh. Menurut Kuswandi dalam Syarief (2007), televisi dapat menguasai ruang dan jarak, mencapai sasaran yang sangat luas, memiliki nilai aktualitas terhadap suatu berita dan informasi yang sangat tepat, cepat, dan audiovisual yang dapat meningkatkan pemahaman seseorang akan informasi yang di tayangkan. Shanti (2007) menyatakan bahwa televisi sebagai bagian media massa menunjukkan bahwa setiap pesan yang disampaikan memiliki tujuan untuk mendapatkan khalayak penonton serta menghanyarapkan adanya umpan balik baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.1.1.3. Fungsi Televisi

Televisi merupakan alat elektronik yang bisa memberikan pesan kepada khalayak yang menontonnya. Kini televisi menjadi bagian hidup bagi khalayak dan merupakan bagian yang terpenting sebagai sarana untuk berinteraksi satu sama lainnya dalam berbagai hal yang menyangkut perbedaan dan persamaan persepsi tentang adanya suatu isu yang berkembang dan terjadi diberbagai belahan bumi ini.

Kehadiran suatu teknologi pasti akan memberikan manfaat yang banyak bagi penggunanya, begitu pula dengan televisi. Beberapa fungsi televisi yang diungkapkan oleh Hofman (1999) tentang lima teori fungsi televisi yaitu diantaranya:

1) Fungsi informasi, dimana fungsi sebenarnya televisi adalah mengamati kejadian dalam masyarakat dan kemudian melaporkannya sesuai dengan kenyataan yang ditemukan. Informasi-informasi diberitakan dengan kebutuhan manusia, seperti informasi cuaca, finansial, ataupun produk barang.

(27)

2) Berhubungan, televisi tidak berkesinambungan, tetapi dapat pula menghubungkan hasil pengawasan satu dengan hasil pengawasan lainnya secara lebih mudah daripada sebuah dokumen tertulis.

3) Menyalurkan kebudayaan, televisi tidak hanya mencari tetapi ikut juga mengembangkan kebudayaan. Fugsi ini juga disebut fungsi pendidikan. 4) Hiburan, saat ini hiburan semakin dianggap sebagai kebutuhan manusia,

dimana tanpa hiburan manusia tidak dapat hidup wajar.

5) Pengawas, pengerahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat, jika terjadi wabah penyakit disuatu daerah, masyarakat dapat mengetahui berita tentang adanya bahaya suatu penyakit.

Adapun fungsi televisi yang disebutkan oleh Schramm (1976) dalam Syarief (2007) disederhanakan menjadi tiga fungsi yaitu informasi, pendidikan, dan hiburan. Fungsi-fungsi tersebut bukan hanya sebatas teori semata yang ditunjukkan untuk khalayak. Jika dikaitkan dengan media massa khalayak atau receiver pesan selalu berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.

Hofmann (1999) juga mengutarakan teori-teori lain yang menekankan salah satu aspek yang dianggap penting dalam televisi, antara lain:

1) Teori pengatur agenda.

Teori ini mengutamakan isi siaran atau tema yang ditayangkan. Televisi menampilkan tema-tema yang bervariasi untuk dibicarakan khalayak kemudian khalayak bebas untuk menentukan opininya sendiri. Namun terkadang televisi tidak menampilan tema tertentu sehingga sering luput dari perhatian khalayak.

2) Teori pengatur jadwal harian.

Teori ini menekankan bahwa menonton televisi sebagai jadwal harian. Hal ini dipengaruhi oleh suasana yang diciptakan televisi, misalnya kemewahan. Menurut teori ini televisi dipandang sebagai penyebab mengapa khalayak mengatur jadwal hariannya. Kegiatan harian orang yang setiap hari menghabiskan waktu dengan menonton televisi berbeda dengan kegiatan orang yang tidak pernah menonton televisi.

(28)

Televisi merupakan tayangan atau siaran, bukan komunikasi antarpribadi. Namun, siaran dalam televisi itu terbentuk dari komunikasi antarpribadi atau pekerjaan tim. Menurut teori ini, televisi yang baik adalah televisi yang mengandung banyak unsur komunikasi antarpribadi.

4) Teori kegunaan dan keuntungan.

Televisi mempunyai kegunaan dan menguntungkan khalayak. Kebutuhan khalayak terpenuhi dangan menonton televisi, atas kehendaknya sendiri. Berdasarkan teori ini, terdapat dua kegunaan televisi yaitu “ritual” dan “instrumental.” Kebiasaan khalayak menonton televisi membentuk struktur sehingga mirip dengan ritual keagamaan yang dibentuk khalayak sendiri. Atas dasar itu, muncul istilah prime time, yaitu waktu utama yang digunakan khalayak untuk menonton televisi. Kedua, yaitu “instrumental.” Khalayak mempunyai tujuan tersendiri dalam menonton televisi, misalnya untuk menikmati acara tertentu, santai, dan menghibur diri. Jika dihubungkan, kegiatan instrumental lama-kelamaan menjadi “ritual.” Menurut teori ini, para pemirsa yang mengatur sendiri jadwal menonton televisi sesuai kebutuhannya.

2.1.2. Program Siaran Televisi 2.1.2.1. Pengertian dan Klasifikasi

Pengelolaan stasiun penyiaran dituntun untuk memiliki kreativitas seunik dan semeriah mungkin untuk menghasilkan program yang menarik bagi khalayak. Morissan (2008), menyatakan bahwa jenis program televisi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu: program informasi (berita) dan program hiburan (entertainment). Program informasi kemudian dibagi menjadi dua jenis yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan, sedangkan berita lunak (soft news) merupakan kombinasi dari fakta, gossip, dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar yaitu musik, drama permainan, dan pertunjukkan.

Selain pembagian jenis program televisi di atas, terdapat pula pembagian program berdasarkan sifat faktual atau fiktif. Program faktual meliputi: program berita, dokumenter, dan reality show. Program yang bersifak fiktif berupa

(29)

program drama atau komedi. Televisi sebagai salah satu media massa menyajikan acara-acara yang dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu:

1) Pendidikan, yaitu program acara yang berisi usaha pengembangan manusia yang ditandai dengan bertambahnya pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan perilaku perorangan atau kelompok dimana orang itu berada,

2) Informasi, yaitu program acara yang berupa pendapat, kritik, atau saran yang bertujuan untuk memberiakn informasi kepada khalayak, sehingga khalayak dapat mengambil keputusan atau bertindak selaras dengan acara kondisi atau situasi tersebut, dan

3) Hiburan, yaitu program acara yang bersifat menghibur kepada khalayak berupa film, sinetron, kuis, drama, sajian musik.

Jahja dan Irvan (2006) mengemukakan bahwa terdapat empat kategori tayangan televisi. Keempat kategori tersebut yaitu drama, non-drama, informasi dan iklan.

1) Jenis drama adalah film dan sinetron.

2) Jenis non-drama meliputi acara-acara variety show, reality show, kuis, musik dan bentuk hiburan lain selain drama.

3) Kategori informasi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Public Service

Announcement (PSA), infotainment dan pendidikan masyarakat. Jenis PSA

meliputi film dokumenter, berita, siaran olah raga dan tayangan informasi umum.

4) Kategori yang terakhir, iklan, meliputi dua jenis yaitu iklan layanan masyarakat dan iklan komersial.

2.1.2.2.Program Acara Televisi Reality show

Reality television adalah rekayasa realita atau dikenal juga sebagai reality show. Reality show adalah suatu jenis program acara TV dimana

pendokumentasian rekayasa realitas berlangsung tanpa skenario dengan menggunakan pemain dari khalayak umum biasa/ tidak menggunakan artis (Isfandiari, 2008). Program reality show ini mengarah pada program TV yang tidak menggunakan skenario, dramatis, menampilkan situasi humoris, mendokumentasikan kejadian-kejadian tertentu, serta mengangkat kehidupan

(30)

orang biasa. Biasanya mengetengahkan kesedihan, emosi, drama, dan veyeurisme dari kehidupan nyata (Day, 2003 dalam Isfandiari, 2008).

Program acara televisi reality show merupakan genre acara televisi yang menggambarkan adegan atau acting yang seakan-akan benar-benar berlangsung tanpa skenario, dengan pemain yang umumnya khalayak umum biasa. Reality

show umumnya menampilkan kenyataan yang dimodifikasi, seperti menaruh

partisipan di lokasi-lokasi eksotis atau situasi-situasi yang tidak lazim, memancing reaksi tertentu dari partisipan, dan melalui penyuntingan dan teknik-teknik pascaproduksi lainnya. Reality show termasuk acara yang memiliki rating tinggi dan hadir di tengah masyarakat untuk memenuhi permintaan masyarakat akan hiburan untuk melihat kilas balik kehidupan atau cerminan hidup yang seakan-akan pernah dialaminya dan benar-benar terjadi. Program acara televisi reality

show ini berbeda dengan program acara televisi lainnya. Hal yang

membedakannya adalah tidak adanya naskah atau jalan cerita yang disiapkan sebelumnya dan yang orang-orang yang terlibatnya di dalamnya pun bukanlah aktor atau aktris yang biasanya tampil dalam sinetron atau film3.

Hampir di seluruh televisi Indonesia menayangkan program reality show untuk memberikan variasi siaran agar khalayak tidak bosan dengan program-program yang biasa ditayangkan, seperti infotainment, sinetron, berita-berita politik, ekonomi, dan lain-lain. Program reality show di TransTV seperti Termehek-mehek, JAM, Kado Istimewa, Jhon Pantau, Orang Ketiga, Tangan di Atas, dan lain-lain. Indosiar pun tidak ingin ketinggalan dengan stasiun televisi lain, Take Me Out- Take Him Out, Mama Mia, Akademi fantasi Indosiar (AFI) dan lain-lain. SCTV menampilkan reality show seperti Playboy Cap Kabel, Cinlok, CLBK, Cinta Monyet, Makcomblang, Kontak Jodoh,dan lain-lain. RCTI pun tidak mau kalah saing dengan stasiun-stasiun TV lainnya, stasiun ini menampilkan Rumah Hadiah, Tolooong!!!, Masihkah Kau Mencintaiku, dan lain-lain.

Secara umum, terdapat tiga tipe program reality show yang banyak beredar di TV Indonesia, yaitu:

3

(31)

1) Penonton dan kamera adalah pengamat pasif yang mengikuti kegiatan sehari-hari suatu kelompok dengan sepengetahuan objek yang direkam, misalnya DIARI AFI. Tipe reality show ini kemudian dikenal sebagai

docusoap karena citra yang ditampilkan mirip dengan opera sabun.

2) Menggunakan kamera tersembunyi untuk melihat reaksi seseorang terhadap suatu hal, misalnya program spontan. Selain itu, penggunaan kamera tersembunyi dalam reality show bisa untuk melihat reaksi seseorang dalam kondisi yang direkayasa, misalnya dalam program Playboy Cap Kabel.

3) Reality show yang terbentuk kompetisi atau yang dikenal dengan sebutan

reality game show, misalnya AFI, Mama Mia, Indonesian Idol, dan

lain-lain. Program ini dikategorikan sebagai reality show karena biasanya penonton atau khalayak memegang peranan penting dalam memutuskan siapa yang akan menjadi juara melalui sistem voting via sms atau telepon. Menurut Isfandria (2008) salah satu alasan reality show menjamur dimasyarakat adalah karena biaya produksi yang murah. Menurut Arswenda Atmowiloto, seperti yang dikutip Tempo, produksi reality show hanya membutuhkan dana Rp 10-15 juta. “Paling mewah pun hanya Rp 25 juta. Dengan biaya seperti itu, masuk satu sampai dua iklan sudah balik modal” tegasnya. Dengan reality show pihak stasiun TV/rumah produksi tidak perlu membayar artis jutaan rupiah untuk satu episode.

2.1.2.3.Program reality show JAM Trans TV

JAM adalah suatu program reality show yang menyuguhkan informasi langsung seputar kehidupan kalangan kelas bawah seperti pemulung, nelayan, buruh panggul pasar, kuli panggul pelabuhan, petani penggarap, penangkap kalong, buruh pemetik jamur, tukang kayu, tukang ojek sepeda, dan lain-lain. Acara ini merupakan acara yang mengundang remaja untuk terjun langsung melihat, mengamati, dan merasakan kehidupan dari orang-orang yang hidup di bawah garis kemiskinan. Seorang remaja putra atau putri akan diajak untuk mengikuti kehidupan dari sebuah keluarga miskin selama 5 hari. Acara ini setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 17.30 - 18.15 WIB. Informasi dalam JAM ditujukan untuk memberi pemahaman, empati atau simpati pada masyarakat bawah. JAM

(32)

termasuk ke dalam ratting yang tinggi (4,71 persen), program ini pada April 2010 menduduki peringkat ke-empat diantara semua reality show TV yang ada di Indonesia4.

2.1.3. Khalayak Siaran Televisi 2.1.3.1.Konsep Khalayak

Khalayak merupakan salah satu komponen yang sangat penting dan memegang peranan yang sangat besar dalam komunikasi massa, karena jika tidak ada khalayak maka komunikasi massa juga tidak akan ada. Khalayak dapat diartikan sebagai masyarakat yang menggunakan media masaa sebagai sumber pemenuhan kebutuhan bermedianya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, terdapat tiga pengertian khalayak, yaitu: 1) segala yang diciptakan oleh Tuhan; 2) kelompok tertentu dalam masyarakat yang menjadi sasaran komunikasi; 3) orang banyak, masyarakat. McQuail 1987 mendefinisikan khalayak sebagai pasar, sekumpulan calon konsumen dengan profil sosial ekonomi yang diketahui dan merupakan sasaran suatu medium atau pasar.

Selain itu, pengertian persepsi lain menurut Syarief (2007), yaitu khalayak merupakan pengguna jasa media massa seperti pendengar radio atau penonton televisi yang memiliki empat karakter, antara lain:

1) Heterogen. Suatu masyarakat sosial yang berasal dari berbagai lapisan sosial, pendidikan, serta aneka budaya dan agama.

2) Anonim. Tidak kenal satu sama lain, baik antara komunikator dengan khalayak maupun antara khalayaknya sendiri.

3) Unbound each other. Tidak terikat satu sama lain, baik antar individu

maupun antar komunikator dengan khalayak.

4) Isolated from one another. Tertutup satu sama lain sehingga mereka

seperti atom-atom yang terpisah, namun tetap merupakan suatu kesatuan, yaitu sama-sama pengguna media massa.

4

Anonim. 2010. Peringkat Realitas Show http://www.indorating.com/.cara_reality_show

(33)

2.1.3.2.Tingkatan dan Tipe Khalayak

Menurut Caldwell dalam Nadia (2008), menyatakan bahwa khalayak media memiliki tingkatan tersendiri, antara lainnya yaitu the elite stage, the mass

audience stage, the specialized stage, and the interactive stage.

1) The elite stage merupakan khalayak yang berada pada skala yang relatif

kecil dan merefleksikan segmentasi dalam suatu komunitas

2) The mass audience stage adalah khalayak yang berada pada keseluruhan

populasi dengan berbagai macam segmentasi yang terdapat di masyarakat

3) The specialized audience stage merupakan khalayak yang telah

tersegmentasi, dan merupakan suatu kelompok atau grup dari khalayak yang memiliki minat yang special atau minat yang sama

4) The interactive audience stage merupakan individu khalayak yang

memilki kontrol yang selektif dari apa yang khalayak dengar maupun yang dilihat. Pada efeknya anggota khalayak juga terlibat pada proses sebagai editor, walaupun hanya sebagai penyalur informasi-informasi yanga ada. McQuail dalam Syarief (2007) membagi khalayak menjadi empat sub kategori, yaitu:

1) Kelompok atau publik, sejalan denga suatu pengelompokkan sosial yang ada dan dengan karakteristik sosial bersama dari tempat, kelas sosial, politik, dan budaya

2) Kelompok kepuasan, terbentuk atas dasar tujuan atau kebutuhan individu dengan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat yang selanjutnya akan menumbuhkan kepuasan emosional serta respon afeksi tertentu

3) Kelompok pendengar atau budaya citra rasa, terbentuk atas dasar minat pada jenis isi (atau gaya) atau tarik tertentu akan kepribadian atau citra rasa budaya intelektual tertentu

4) Khalayak medium, khalayak yang berusaha untuk tetap berada pada salah satu sumber media televisi.

Menurut Caldwell dalam Novarinda (2009), menyatakan bahwa secara garis besar terdapat dua tipe khalayak, yaitu general public audience dan

specialized audience. General public audience merupakan khalayak yang sangat

(34)

Sedangkan Specialized audience dibentuk dari bernagai macam kepentingan bersama antar anggotanya sehingga lebih homogen (paling tidak dalam satu aspek tertentu).

Menurut Endang (1993) dalam Silitong (2009), pada prinsipnya ada tiga sub-kelompok dasar khalayak, yaitu the illiterate, the pragmatis, dan the

intellectual.

1) The illiterate merupakan kelompok khalayak yang lebih tertarik pada

media audio visual dengan orientasi pada pesan superficial dan full action program, mereka kurang berorientasi pada ide.

2) The pragmatis mencakup khalayak yang senang melibatkan diri pada

masyarakat, memiliki mobilitas cukup tinggi, berpendidikan menengah atas, berpendapatan cukup dan bergaya hidup modern.

3) The intellectual merupakan segmen terkecil dari khalayak massa.

Khalayak massa merupakan suatu fenomena dalam media khususnya pada abad ke-19. Orang-orang beramai-ramai membaca atau menonton produk yang sama. Televisi memiliki banyak khalayak untuk program acara yang berbeda-beda. Orang-orang yang sama tidak akan konsisten menonton program yang sama. Dilain pihak, terdapat pula tipe-tipe khalayak yang serupa untuk program acara tertentu.

Menurut Burton (2008) khalayak-khalayak tersebut bersifat spesifik dan saling melengkapi:

1) Khalayak yang didefinisikan menurut majalah, rekaman, film tertentu yang akan mereka konsumsi

2) Terdapat khalayak spesifik untuk suatu tipe produk tertentu seperti majalah komputer, musik jazz modern dan lain sebagainya

3) Khalayak-khalayak yang dispesifikkan menurut profil/karakteristik mereka, berdasarkan faktor-faktor seperti usia, kelas, jenis kelamin, tingkat pendapatan, dan gaya hidup.

(35)

2.1.4. Persepsi Khalayak 2.1.4.1.Konsep Persepsi

Dalam kehidupan sehari-hari memahami perilaku orang lain itu merupakan hal yang sangat penting karena akan menunjukkan persepsi terhadap sesuatu atau objek untuk memberikan makna. Begitu pun dengan khalayak, setiap menonton televisi mempunyai persepsi terhadap acara yang ditontonnya. Acara-acara yang ditayangkan televisi diterima oleh khalayak yang didasari karena adanya persepsi mereka akan tayangan televisi tersebut. Menurut DeVito (1997) persepsi adalah suatu proses dimana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus (rangsangan) yang mempengaruhi indera kita. Persepsi mempengaruhi stimulus atau pesan yang kita serap dan apa makna yang kita berikan pada mereka ketika mereka mencapai kesadaran.

Adapun pengertian persepsi menurut Baron dan Byrne dalam Syarief (2007) yaitu persepsi merupakan suatu proses memilih, mengorganisir, dan menginterpetasi informasi dikumpulkan oleh pengertian seseorang dengan maksud untuk memahami dunia sekitar. Sementara menurut Sarwono (1999) menjelaskan pula bahwa persepsi dalam pengertian psikologis adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tersebut adalah indera dan untuk memahaminya menggunakan kesadaran atau kognitif seseorang. Pengertian lain, persepsi merupakan suatu proses yang dilakukan individu dalam mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera agar memberikan makna. Dengan demikian, persepsi adalah kesan-kesan atau pandangan individu terhadap objek untuk memberikan makna.

Proses persepsi dibutuhkan untuk mengetahui sampai sejauh mana minat, persepsi, opini khalayak terhadap tayangan televisi. Persepsi akan tayangan televisi disebabkan oleh variabel yang dibentuk oleh individu akan kemasan tayangan tersebut. Kemasan acara-acara televisi tersebut biasanya berupa isi cerita, aktor/aktris yang berlakon, dan jam tayang. Persepsi yang dihasilkan oleh khalayak setelah menonton tayangan televisi terlepas disebabkan karena adanya faktor-faktor karakteristik yang dimiliki oleh khalayak seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, dan pekerjaan.

(36)

2.1.4.2.Faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi khalayak

Menurut Rakhmat (2004) faktor-faktor yang menentukan persepsi ada dua macam, yaitu:

1) Faktor fungsional, berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal-hal lain yang disebut sebagai faktor-faktor personal. Persepsi bukan ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli tetapi karakteristik orang yang memberikan respons stimuli itu

2) Faktor struktural, berasal semata-mata dari stimuli fisik dan efek-efek syaraf yang ditimbulkannya pada sistem syaraf individu

Menurut DeVito (1997) terdapat enam proses yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap sesuatu, yaitu: (1) teori kepribadian implicit, (2) primasi-resensi, (3) aksentuasi perseptual, (4) ramalan yang terpengaruhi dengan sendirinya, (5) konsistensi, dan (6) stereotipe. Proses-proses ini sangat mempengaruhi apa yang kita lihat dan apa yang tidak kita lihat, apa yang kita simpulkan dan apa yang tidak kita simpulkan tentang orang lain. Proses ini membantu menjelaskan mengapa kita membuat perkiraan tertentui dan tidak membut perkiraan yang lain tentang orang. Keenam proses ini merupakan pula penghambat kita dalam menentukan persepsi maupun berinteraksi dengan orang lain.

Persepsi khalayak dalam menonton program acara reality show ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu orang yang berpresepsi (khalayak siaran), objek atau stimulus yang diterima (tayangan program acara reality show), dan faktor lingkungan (suasana menonton, cara menonton dan keberadaan sinyal televisi dalam menangkap program acara tersebut). Persepsi tersebut ditentukan oleh karakteristik khalayak sendiri maupun karakteristik televisi yang menayangkan siaran televisi. Dalam menonton tayangan siaran televisi seperti reality show pasti timbul adanya persepsi terhadap kriteria dari tayangan tersebut, baik isi cerita, variasi cerita, pemain yang berperan dalam acara tersebut, kemasan cerita, pembawa acaranya, bahkan jam tayangnya. Persepsi yang dihasilkan oleh khalayak setelah menonton tayangan televisi tidak terlepas dari adanya faktor-faktor karakteristik yang dimiliki oleh khalayak tersebut, seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, dan pekerjaan.

(37)

2.2 Kerangka Pemikiran

Keefektifan suatu siaran televisi ditentukan berdasarkan diterima-tidaknya oleh khalayak. Pendapat atau opini dari khalayak sangat penting untuk mengevaluasi suatu siaran televisi agar siaran selanjutnya lebih baik. Jika suatu acara tersebut berhasil memperoleh tingkat rating yang tinggi, berarti acara tersebut telah berhasil “mengambil hati” khalayaknya. Dengan demikian, baik tidaknya mutu suatu program reality show JAM tergantung pada penilaian dan persepsi dari khalayak yang telah menonton acara tersebut.

Persepsi merupakan suatu proses memilih, mengorganisir, dan menginterpetasi informasi dikumpulkan oleh pengertian seseorang dengan maksud untuk memahami dunia sekitar. Persepsi khalayak dalam menonton program acara reality show ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu orang yang mempresepsi (khalayak siaran), objek atau stimulus yang diterima (tayangan program acara reality show), dan keterdedahan.

Subjek yang mempresepsi memiliki dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik khalayak. Faktor intrinsik yang dimiliki oleh khalayak meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan orang tua, dan pendapatan orangtua. Faktor ekstrinsik khalayak meliputi ketersediaan TV, interaksi keluarga, dan interaksi teman. Keterdedahan program acara reality show JAM dapat diungkapkan dari cara menonton, lokasi menonton, suasana menonton, durasi menonton, dan frekuensi menonton. Objek menonton yang dipersepsi dari program JAM meliputi enam aspek dari program yang dapat menjadi indicator persepsi. Keenam aspek tersebut meliputi isi cerita, talent, narasumber, keadaan lokasi, tema cerita dan penayangan. Keterkaitan antar variabel tersebut, secara lebih rinci disajikan pada gambar berikut:

(38)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

2.3. Hipotesis Uji

Berdasarkan hasil kerangka pemikiran di atas, dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:

1) Ada hubungan antara faktor intrinsik khalayak dengan persepsi khalayak tentang program reality show JAM.

2) Ada hubungan antara faktor ekstrinsik khalayak dengan persepsi khalayak tentang program reality show JAM.

3) Ada hubungan antara keterdedahan media televisi terhadap persepsi khalayak tentang program reality show JAM.

(39)

2.4. Definisi Operasional

Dalam mengukur variabel-variabel yang akan digunakana untuk penelitian ini, maka perumusan dari masing-masing variabel akan dijabarkan dan dibatasi secara operasional.

1) Faktor intrinsik adalah faktor yang melekat dalam diri responden yang diduga menimbulkan persepsi dalam menonton JAM di Trans TV. Variabel ini diukur dengan beberapa indikator, yaitu usia, jenis kelamin, angkatan, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan etnis.

a) Usia adalah jumlah tahun sejak responden lahir sampai dengan saat dilaksanakan penelitian. Dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu:

i. 18-19 tahun ii. 20-21 tahun iii. 22-23 tahun

Pengelompokkan ketiga kategori ini berdasarkan usia responden yaitu 18-21 tahun, sehingga dibagi menjadi tiga kategori. Diukur dengan skala ordinal.

b) Jenis kelamin adalah perbedaan individu berdasarkan kondisi biologis. Dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu laki-laki dan perempuan. Diukur dengan skala nominal.

c) Pekerjaan orang tua adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang tua responden sebagai sumber utama yang menghasilkan ekonomi keluarganya (memilih salat satu, ibu atau ayah). Kategori ini dibedakan kedalam: bekerja pegawai negeri, swasta, , wiraswasta, dan tidak bekerja. Diukur dengan skala nominal.

d) Pendapatan orang tua adalah penghasilan (dalam rupiah) yang dihasilkan oleh orang tua dari bekerja. Indikator ini diukur dengan skala rasio menjadi ordinal. Untuk penghasilan orangtua karena data belum diketahui secara pasti, maka indikator masih menggunakan rasio sampai kuesioner terkumpul maka skala rasio tersebut dapat diubah menjadi ordinal. Setelah data terkumpul semua, penghasilan minimum sebesar Rp 500.000 sedangkan penghasilan maksimum

Gambar

Tabel   1  Populasi dan Sampel Penelitian ...........................................
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Tabel  2.  Sebaran  Responden  menurut  Faktor  Intrinsik  dan  Kategori  Mahasiswa (2010)  Faktor  Intrinsik  Khalayak  Kategori  Sebaran Responden  Total Mahasiswa yang sudah mengambil  Psikosos  Mahasiswa  yang sedang mengambil Psikosos  Mahasiswa yang
Gambar 6. Persentase Pendapatan Orang Tua Responden
+5

Referensi

Dokumen terkait

Statistika deskriptif adalah teknik statistik yang memberikan informasi hanya mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud untuk menguji hipotesis dan kemudian menarik inferensi

Relasi tidak hanya bersifat expanding seperti yang dicontohkan di atas, di sisi lain relasi juga memiliki fungsi in-depth di mana individu-individu yang terlibat dalam sebuah konteks

Pengaturan dan Penataan Arus Lalu Lintas dan Parkir Dalam Rangka Hari-Hari Besar, Pekan Daerah dan Hari-Hari Tertentu Lainya di Kab.Kukar Tahun 2013. 35 Penyuluhan dan

Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan dimana saja, sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan

Tempat hiburan karaoke di Kabupaten Pati berpengaruh pada aspek sosial dan aspek ekonomi. Kedua aspek tersebut mempunyai dampak positif dan negatif, dampak sosial yang

Aplikasi Administrasi Pada Puskesmas Pancoran Mas Depok Dengan Menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0, adalah program terapan yang penulis buat berdasarkan penelitian secara

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : untuk mendapatkan gambaran/data tentang gaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah di SMP Negeri 1