• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III Penyajian Dan Analisis Data

B.2 Faktor Latar Belakang Status Sosial-Ekonomi

Data ini diambil untuk mengetahui bagaimana keadaan status sosial dan ekonomi yang dilihat dari tingkat pendidikan, tingkat pekerjaan dan tingkat penghasilan. Berikut ini adalah tabel rakapitulasi masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya berdasarkan latar belakang status sosial-ekonomi pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2008 di Desa Tanjung Anom.

Tabel 3.17

Responden Yang Tidak Menggunakan Hak Pilihnya Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

Katagori Pendidikan Jumlah Persentase

Pendidikan Sarjana (SI, S2 dan S3) 2 2,1 Diploma (DI, D2 dan D3) 8 8,3 SLTA (Sederajat) 48 49,5 SMP (Sederajat) 27 27,8 SD 12 12,3 Jumlah 97 100 Sumber: kuesioner 2012

Melihat dari tabel di atas responden yang tidak menggunakan hak pilihnya pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati berdasarkan tingkat pendidikan adalah kebanyakan dari tamatan jenjang pendidikan menengah (SMA) sebanyak 48 responden (49,5%). Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam menganalisis teori serta mampu untuk menentukan keputusan dalam persoalan-persoalan untuk mencapai tujuan menjadi faktor yang penting bagi masyarakat sebagai pelaku dalam pemilihan umum. Karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka ketajaman dalam menganalisa informasi tentang politik dan persoalan-persoalan politik yang diterima semakin meningkatkan dan menciptakan minat kemampuan berpolitik.

Responden yang hanya tamatan jenjang pendidikan rendah (SD dan SMP) sebanyak 39 orang (40,1%). Ini dapat dikatakan bahwa memang tingkat pendidikan masyarakat di Desa Tanjung Anom termasuk dalam level rendah. Hanya ada 10 orang responden (10,4%) yang merupakan tamatan Sarjana maupun Diploma. Rendahnya pendidikan responden dianggap mempengaruhi responden untuk tidak menggunakan hak pilihnya, karena apabila tingkat pendidikan seseorang tinggi maka kesadaran akan kewajiban politiknya juga meningkat dan begitu juga sebaliknya, apabila tingkat pendidikan seseorang rendah maka, kesadaran akan kewajiban politiknya juga rendah sehingga memutuskan untuk tidak menggunakan hak pilihnya.

Responden Yang Tidak Menggunakan Hak Pilihnya Berdasarkan Latar Belakang Pekerjaan

Katagori Pekerjaan Jumlah Persentase

Pekerjaan Petani 10 10,3 Sopir 9 9,2 Wiraswasta 6 6,1 Pedagang 12 12,3 PNS 3 3,1 Mahasiswa 8 8,2

Ibu rumah tangga 17 17,5

Pegawai swasta 3 3,1

Buruh Bangunan 22 22,6

Sopir Becak 7 7,2

Jumlah 97 100

Sumber: kuesioner 2012

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pekerjaan juga mempengaruhi responden untuk tidak menggunakan hak pilihnya. Seperti beberapa pendapat mahasiswa yang menjadi responden mengatakan ada jadwal kuliah yang tidak bisa ditunda sehingga tidak bisa datang ke bilik suara untuk menggunakan hak pilihnya. Pendapat lain dari Ibu rumah tangga lebih memilih untuk mengurusi anaknya daripada harus ikut memilih. Bahkan responden terbanyak dari pekerjaan buruh memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya dan mandapatkan honor atau pun hanya sekedar menggunakan waktu tersebut untuk beristirahat di rumah. Jadi dapat diartikan bahwa jenis pekerjaan masing-masing responden memiliki pengaruh

sehingga membuat mereka tidak memilih dan tidak adanya pengaruh tidak ikut memilih terhadap pekerjaan mereka.

Tabel 3.19

Responden Yang Tidak Menggunakan Hak Pilihnya Berdasarkan Latar Belakang Penghasilan

Katagori Penghasilan Jumlah Persentase

Penghasilan (dalam satu Bulan) < Rp. 500.000 23 23,7 Rp.500.000 – Rp. 1 juta 58 59,8 Rp. 1.000.000 – 3.000.000 16 17,5 Jumlah 97 100 Sumber: kuesioner 2012

Tingkat penghasilan yang ditunjukan dari tabel di atas juga menunjukan bahwa sebanyak 58 orang responden (59,8%) berpenghasilan Rp. 500.000 – Rp. 1 juta dalam setiap bulannya. Terdapat juga 23 orang responden (23,7%) berpenghasilan < Rp.500.000 dalam setiap bulannya. Bahkan hanya ada 16 orang respoden (17,5%) yang berpenghasilan Rp. 1 juta – 3 juta setiap bulannya. Jadi dapat dikatakan bahwa masyarakat di Desa Tanjung Anom tergolong dalam penghasilan sedang. Rendahnya penghasilan masyarakat mengakibatkan mereka berpikir rasional untuk bagaimana berusaha mendapatkan uang guna memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Daripada harus ikut memilih mereka lebih memilih untuk mencari uang, karena bila tidak berkerja maka mereka tidak akan dapat memenuhi kebutuhannya. Sehingga penghasilan sangat mempengaruhi masyarakat untuk tidak

menggunakan hak pilihnya pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2008.

Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa status sosial ekonomi masyarakat Desa Tanjung Anom masih tergolong sedang. Dengan pengetahuan dan penghasilan yang terbatas yang mereka miliki cendrung menghalangi mereka untuk menggunakan hak pilihnya. Masyarakat yang berpendapatan ekonomi rendah dan sedang akan lebih sulit untuk menanggung beban finansial akibat keterlibatan dalam proses pemilu. Sedangkan masyarakat dengan pendapatan yang lebih tinggi akan lebih mudah menanggung beban tersebut. Sehingga tidak heran kalau beberapa responden memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya karena menggunakan hari H untuk tetap mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Seperti, menarik becak atau angkot, berjualan, dan pergi keladang atau menggunakan hari H untuk mencari kerja tambahan. Masyarakat beranggapan bahwa mereka tidak memiliki kepentingan apa-apa terhadap pemilihan umum tersebut.

Tabel 3. 20

Jawaban Responden Apakah Pada Hari H Responden Mempunyai Kegiatan Lain

No Jawaban

Responden

1 Ya 51 52,6

2 Tidak 46 47,4

Jumlah 97 100

Sumber : kuesioner 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang tidak menggunakan hak pilihnya dikarenakan adanya kegiatan lain yaitu sebesar 52,6%. Dan sisanya sebesar 47,4% tidak memiliki kegiatan pada saat hari H pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli serdang tahun 2008. Seperti responden mahasiswa yang harus mengikuti jadwal perkuliahan. Selain itu ada juga responden yang pada saat hari H masih berada di Jepang untuk magang di sana, dan juga sebagian responden memiliki pekerjaan yang harus mereka selesaikan.

Tabel 3. 21

Jawaban Responden Terhadap Media Massa Yang Digunakan

No Jawaban Responden frekuensi Persentase

1 Koran 66 68,1 2 Majalah 0 0 3 Televisi 3 3,1 4 Radio 7 7,2 5 Selebaran 21 21,6 Jumlah 97 100 Sumber: kuesioner 2012

Media massa merupakan sarana paling efektif menjangkau pemilih termasuk memberikan kesadaran akan pentingnya memilih. Media massa mampu membuat publik lebih dari hanya sekedar berfikir tetapi juga memikirkan. Media massa juga dijadikan sebagai sarana informasi pemilih.

Media juga memiliki peranan yang cukup penting peranan yang cukup penting terhadap perkembangan politik di dalam masyarakat. Tanpa adanya media, sangat kecil kemungkinan bagi masyarakat untuk dapat mengikuti perkembangan informasi terkini perkembangan dunia politik saat ini. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa media massa yang paling banyak digunakan responden yaitu Koran, sebanyak 66 orang (68,1%) memilih Koran sebagi sumber informasi utama untuk mendapatkan informasi dunia politik. Responden yang menggunakan selebaran sebanyak 21 responden (21,6%), dan sisanya 10 orang responden (9,3%) menggunakan media televisi dan radio.

Intensitas responden mendapatkan informasi juga dapat mempengaruhi perilaku politiknya. Berdasarakan hasil wawancara yang dilakukan peneliti menemukan bahwa masyarakat hampir setiap hari mengakses informasi tehadap informasi politik yang berkembang. Hal ini menunjukan masih ada kesadaran masyarakat dalam mengolah informasi dan menambah pengetahuannnya terhadap kehidupan politik lokal yang ada.

Dokumen terkait