• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III Penyajian Dan Analisis Data

B.1 Faktor Psikologis

Berikut ini adalah tabel rekapitulasi masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya berdasarkan faktor psikologis. Prilaku tidak memilih pada masyarakat dapat

dijelaskan berdasarkan faktor psikologis yaitu, yang berkaitan dengan ciri-ciri kepribadian seseorang dan orientasi kepribadian seseorang.

Tabel 3.8

Jawaban Responden Apakah Memiliki Hubungan Keluarga Dengan Salah Satu Calon Bupati dan Wakil Bupati

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase 1 Ya 0 0 2 Tidak 97 100 Jumlah 97 100 Sumber : kuesioner 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun responden yang memiliki hubungan keluarga dengan salah satu calon Bupati dan Wakil Bupati. Seluruh responden menjawab tidak memiliki hubungan dengan salah satu calon Bupati dan Wakil Bupati. Secara psikologis seseorang memutuskan untuk tidak memilih atau menggunakan hak pilihnya ditentukan oleh kedekatannya dengan kandidat yang ada. Dari data di atas dapat dilihat bahwa masyarakat di Desa Tanjung Anom tidak mengenal lebih dekat dengan calon Bupati dan Wakil Bupati sehingga cendrung untuk tidak menggunakan hak pilihnya.

Tabel 3.9

Jawaban Responden Apakah Agama Dari Calon Bupati Dan Wakil Bupati Mempengaruhi Untuk Tidak Mengunakan Hak Pilih

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase 1 Ya 16 16,5 2 Tidak 81 83,5 Jumlah 97 100 Sumber : kuesioner 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa agama dari calon Bupati dan Wakil Bupati tidak terlalu mempengaruhi responden untuk tidak menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2008. Hanya 16,5% yang tidak memilih dikarenakan pengaruh agama yang dianut oleh calon Bupati dan Wakil Bupati. Sedangkan 83,5% menjawab agama yang dianut para calon tidak mempengaruhinya untuk tidak memilih. Jadi dapat dikatakan bahwa masyarakat di Desa Tanjung Anom tidak melihat sisi agama dari pasangan calon yang ada.

Tabel 3. 10

Jawaban Responden Apakah Suku Dari Calon Bupati Dan Wakil Bupati Mempengaruhi Untuk Tidak Mengunakan Hak Pilih

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase 1 Ya 0 0 2 Tidak 97 100 Jumlah 97 100 Sumber : kuesioner 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa suku dari calon Bupati dan Wakil Bupati sama sekali tidak mempengaruhi responden untuk tidak menggunakan hak pilihnya. Hal ini karena responden beranggapan bahwa berasal dari latar belakang suku apapun seorang calon Bupati dan Wakil Bupati tidak menjadi masalah bagi mereka.

Tabel 3.11

Jawaban Responden Terhadap Apakah Faktor Ideologi Partai Politik Mempengaruhi Untuk Tidak Mengunakan Hak Pilih

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase 1 Ya 9 9,3 2 Tidak 88 90,7 Jumlah 97 100 Sumber : kuesioner 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa faktor ideologi partai politik yang ikut mengusung calon Bupati dan Wakil Bupati sangat kecil pengaruhnya kepada responden untuk tidak menggunakan hak pilihnya. Hanya 9,3% responden yang tidak menggunakan hak pilihnya karena faktor ideologi partai politik. Sisanya terdapat 90,7% yang tidak terpengaruh terhadap faktor ideologi partai politik yang ikut bersaing dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2008.

Tabel 3. 12

Jawaban Responden Terhadap Apakah Memiliki Pilihan Calon Bupati dan Wakil Bupati Yang Tepat

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase 1 Ya 23 23,7 2 Tidak 74 76,3 Jumlah 97 100 Sumber : kuesioner 2012

Dari tabel dia atas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pilihan calon Bupati dan Wakil Bupati yang tepat hanya ada 23 responden yaitu hanya sebesar 23,7%. Kemudian sisanya yaitu sebanyak 74 responden lainya sebesar 76,3% tidak memiliki pilihan calon Bupati dan Wakil Bupati yang tepat. Faktor ini berkaitan dengan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap calon pemimpin daerahnya, dapat dikatakan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap calon Bupati dan Wakil Bupati sangat rendah pada pemilihan umum tersebut. Sehingga karena tidak adanya calon pilihan yang tepat maka masyarakat memutuskan untuk tidak menggunakan hak pilihnya. Sedangkan 23 responden lainya yang memiliki pilihan namun tidak ikut memilih dikarenakan faktor lain selain faktor tidak memiliki pilihan calon Bupati dan Wakil Bupati yang tepat, seperti bekerja, kuliah dan lain sebagainya.

Tabel 3. 13

Jawaban Responden Terhadap Apakah Merasa Tidak Memiliki Kepentingan Dengan Kebijakan Yang Akan Dibuat Pemerintah Terpilih

No Jawaban Responden frekuensi Persentase

1 Ya 91 93,8

2 Tidak 6 6,2

Jumlah 97 100

Sumber: kuesioner 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 93,8% responden menganggap tidak memiliki kepentingan dengan kebijakan yang akan dibuat oleh pemerintah terpilih nantinya sehingga mempengaruhi responden untuk tidak menggunakan hak pilihnya. Sedangkan 6,2% lainya menganggap memiliki kepentingan dengan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tetapi tetap juga tidak menggunakan hak pilihnya dikarenakan faktor lainya.

Tabel 3. 14

Jawaban Responden Apakah Merupakan Anggota Partai Politik Tertentu

No Jawaban

Responden

Jumlah Persentase

2 Tidak 97 100

97 100

Sumber : kuesioner 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang menjadi anggota partai politik tertentu yaitu 100%. Berdasarkan temuan peneliti di lapangan, adapun alasan masyarakat untuk tidak bergabung menjadi anggota partai politik tertentu adalah karena beberapa masyarakat beranggapan bahwa kalau menjadi anggota partai politik tidak ada gunannya, menjadi anggota partai politik hanya menambah kerjaan, tidak adanya sosialisasi politik yang dilakukan partai politik tertentu kepada masyarakat sehingga rendahnya tingkat kepekaan masyarakat terhadap pemilu dan politik dan sebagian responden dari kalangan mahasiswa menjelaskan bahwa belum mendapatkan partai politik yang sesuai dengan hati nuraninya.

Tabel 3. 15

Jawaban Responden Terhadap Faktor Apakah Pihak Keluarga Memberikan Pengaruh Dalam Hal Tidak Ikut Memilih

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase 1 Ya 29 29,8 2 Tidak 68 70,2 Jumlah 97 100 Sumber : kuesioner 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa faktor pihak keluarga juga ada memberikan pengaruh kepada responden untuk tidak menggunakan hak pilihnya namun tidak begitu signifikan yaitu sebanyak 29 responden atau sebesar 29,8%. Hal ini karena peran keluarga sangat besar dalam kehidupan sesorang, misalnya saja dari pemenuhan kebutuhan hidup serta kebutuhan akan pendidikan. Selain itu keluarga menjadi sumber informasi terdekat bagi responden untuk mendapatkan informasi mengenai pemilihan umum. Berdasarkan penelitian di lapangan setelah menanyai lebih lanjut kepada beberapa responden yang menjawab Ya, maka sebagian responden mengatakan bahwa pihak suami mempengaruhinya untuk tidak ikut memilih. Selain itu ada juga terdapat pemilih pemula yang baru pertama sekali menjadi pemilih menjadikan orang tua sebagai panutan atau contoh. Karena keluarga atau orang tuanya tidak menggunakan hak pilihnya maka si anak juga akhirnya memilih jalan yang sama, yaitu tidak menggunakan hak pilihnya. Jadi, faktor keluarga mempengaruhi masyarakat dalam menentukan pilihhannya.

Tabel 3.16

Jawaban Responden Terhadap Apakah Menganggap Mengikuti Kegiatan Pemilihan Umum Sebagai Suatu Kegiatan Yang Sia-sia

No Jawaban Responden frekuensi Persentase

1 Ya 69 71,1

2 Tidak 28 28,9

97 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 69 responden yaitu sebesar 71,1% menganggap bahwa mengikuti kegiatan pemilihan umum hanya sebagai suatu kegiatan yang sia-sia. Secara psikologis, bahwa perilaku tidak memilih itu disebabkan oleh orientasi kepribadian seseorang atau pemilih itu sendiri. Secara konseptual akan menunjukan karakteristik apatis, anomi dan alienasi. Dalam penelitian ini, sebagian besar responden dapat dikatagorikan ke dalam karakteristik yang apatis, karena mereka merasa tidak mampu mempengaruhi kebijakan politik yang ada dan melihat bahwa mengunakan atau tidak menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan adalah sesuatu yang sia-sia.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada beberapa responden, dapat dijelaskan bahwa responden merasa tidak berkepentingan langsung dengan Bupati dan Wakil Bupati terpilih nantinya. Sedangkan kalau pemilihan Kepala Desa mereka mengatakan harus menggunakan hak pilihnya karena merasa memiliki kepentingan secara langsung dengan kepala desa yang akan terpilih. Seperti misalnya, kepentingan untuk mengurus KTP, Surat Tanah, dan kepentingan lainya yang lebih dirasakan secara langsung dan lebih dekat oleh responden. Jadi, responden tidak menggunakan hak pilihnya pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati karena merasa tidak mempunyai pengaruh atau berimbas secara langsung dengan kehidupannya sehari-hari.

Dokumen terkait