• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.3 Pembatasan Masalah dan Paradigma Penelitian

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar pada dasarnya merupakan upaya untuk memperoleh perubahan tingkah laku tertentu yang berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan sikap. Syah (2012: 145-56) berpendapat bahwa ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi siswa dalam belajar, yaitu faktor internal, eksternal dan faktor pendekatan belajar.

Pertama, faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dibagi menjadi dua, yaitu aspek fisiologis (keadaan/kondisi jasmani) dan aspek psikologis (rohani) siswa. Aspek Fisiologis merupakan kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Contohnya, jika kondisi organ tubuh seseorang sedang lemah disertai pusing kepala, maka dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinyapun kurang berbekas. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kesehatan seseorang dapat berpengaruh terhadap proses belajarnya.

Sedangkan, aspek psikologis merupakan faktor-faktor rohaniah siswa yang meliputi inteligensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi siswa. Inteligensi atau tingkat kecerdasan siswa sangat menentukan keberhasilan belajarnya. Semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa, maka semakin besar peluangnya untuk meraih kesuksesan.

Kemudian, aspek psikologis yang kedua yaitu sikap siswa. Sikap dapat mempengaruhi proses belajar seseorang. Contohnya, apabila siswa merespon dengan positif terhadap mata pelajaran yang diajarkan oleh guru merupakan pertanda yang baik bagi proses belajar siswa. Sebaliknya, apabila siswa merespon dengan negatif dan diiringi kebencian kepada guru serta terhadap mata pelajaran yang diajarkan maka siswa akan mengalami kesulitan dalam belajarnya.

Aspek psikologis yang ketiga yaitu bakat siswa. Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Contoh: seorang siswa yang berbakat dalam bidang elektro misalnya, akan jauh lebih mudah menyerap informasi, pengetahuan, dan keterampilan yang berhubungan dengan bidang tersebut dibandingkan dengan siswa lainnya. Sehubungan dengan hal itu, bakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang tertentu. Pada intinya, jika seseorang memiliki bakat tertentu dan belajar sesuai dengan bidangnya maka akan mempermudah seseorang itu untuk belajar. Sebaliknya, jika seseorang memiliki bakat tertentu tetapi masuk ke dalam bidang yang tidak sesuai dengan bakatnya maka orang tersebut akan kesulitan untuk belajar.

Aspek psikologis yang keempat adalah minat siswa. Minat ialah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu. Misalnya, seorang yang menaruh minat besar terhadap mata pelajaran IPA akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada mata pelajaran lain. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang lebih terhadap mata pelajaran tersebut itulah yang menjadi siswa lebih giat dalam belajar.

Sedangkan, aspek psikologis yang terakhir yaitu motivasi siswa. Motivasi adalah dorongan untuk berbuat sesuatu. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa yakni perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut. Adapun motivasi ekstrinsik adalah keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan belajar. Pujian, suri tauladan orang tua, guru, dan lain sebagainya merupakan contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar.

Kedua, faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Faktor eksternal dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf administrasi, dan teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Contohnya, guru menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan contoh yang baik khususnya dalam hal belajar. Selain itu, guru juga memiliki peranan yang penting dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi siswa. Oleh karena itu, seorang guru perlu untuk menerapkan berbagai model

pembelajaran yang menarik dan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran agar hasil belajar siswa menjadi optimal. Hal itu, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.

Lingkungan masyarakat termasuk faktor eksternal yang mempengaruhi belajar. Misalnya ada seorang siswa bertempat tinggal di lingkungan kumuh, serba kekurangan, dan banyak anak-anak pengangguran. Kondisi seperti itu, sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa untuk semangat belajar rendah sebab kondisi tersebut menunjukkan keadaan yang buruk. Lingkungan yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah keluarga. Hal tersebut dikarenakan keluarga adalah lingkungan yang terdekat dengan siswa itu sendiri. Contoh: kebiasaan yang diterapkan oleh orang tua dalam mengelola keluarga yang keliru, seperti kelalaian orang tua dalam memonitor kegiatan anak dapat menimbulkan dampak buruk. Dalam hal ini, bukan saja anak tidak mau belajar melainkan juga dapat berperilaku menyimpang.

Sedangkan, Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial yakni gedung sekolah dan letaknya, tempat tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar siswa. Contoh: rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan padat yang tidak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja misal lapangan voli, itu jelas akan berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa dikarenakan kondisi lingkungan dan letaknya yang tidak mendukung. Ketiga, faktor pendekatan belajar merupakan jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar. Contoh: seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep (pendekatan belajar yang lebih mendalam) misalnya, akan berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface atau reproductive (pendekatan belajar yang dangkal atau biasa saja).

Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal serta pendekatan belajar. Ketiga faktor tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar setiap individu, sehingga dibutuhkan kerjasama yang baik dari berbagai pihak, seperti sekolah, orang tua, dan masyarakat agar siswa dapat memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar sehingga kemampuan dan potensi yang dimilikinya dapat berkembang dengan baik dan hasil belajar menjadi lebih optimal.

Dokumen terkait