• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Yang Mempengaruhi Volume Ekspor Kopi Arabika di Provinsi Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Faktor Yang Mempengaruhi Volume Ekspor Kopi Arabika di Provinsi Sumatera Utara

Dalam penelitian ini yang dimasukkan menjadi faktor yang mempengaruhi volume ekspor kopi Arabika di Provinsi Sumatera Utara adalah beberapa hal yang terkait dengan penawaran dan permintaan kopi Arabika seperti jumlah produksi kopi di Sumatera Utara, nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, harga kopi biji Sumatera Utara dan harga kopi dunia. Adapun model persamaan faktor yang mempengaruhi harga kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

Y = α0 + α1X1 + α2 X2 + α3X3 + α4X4 Ut……….………(Persamaan 5.1) Keterangan:

Y = Volume Kopi Arabika di Provinsi Sumatera Utara X1 = Jumlah Produksi Kopi Sumatera Utara

X2 = Harga Kopi Sumatera Utara X3 = Harga Kopi Arabika Dunia

X4 = Nilai Tukar Rupiah Terhadap Us Dollar (Rp/US$) α0 = Kontanta

α1-α4 = Intercept

Ut = Error Distribunce Periode t

Sebelum melakukan estimasi model terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap data yang meliputi pengujian: Uji Akar Unit, dan Uji Kointegrasi.

5.1.1 Uji Akar Unit

Stasioneritas merupakan salah satu prasyarat penting dalam model ekonometrika untuk data runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data time series, sehingga untuk menguji kestasioneran data menggunakan uji akar unit (unit root test) dengan metode Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test. Jika suatu data time series tidak stasioner pada orde nol I(0), maka stasioneritas data tersebut bisa dicari melalui order berikutnya sehingga diperoleh tingkat stasioneritas pada orde ke-n (first difference atau I(1), atau second difference atau I(2), dan seterusnya. Setelah dilakukan uji akar unit terhadap seluruh data yang di masukkan dalam model, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5.1. Hasil Uji Akar Unit dengan Augmented Dickey Fuller pada Level Variabel Nilai

ADFt

Nilai Kritis MacKinnon

Kesimpulan

1% 5% 10%

X1 1.467419 -3.831511 -3.029970 -2.655194 Tidak stasioner X2 -2.109465 -3.737853 -2.991878 -2,635542 Tidak stasioner X3 -0,996415 -3,737853 -2,991878 -2,635542 Tidak stasioner X4 -1.644608 -3.788030 3.012363 -2.646119 Tidak stasioner Sumber : Analisis data sekunder dari lampiran 2 (diolah).

Berdasarkan Tabel 5.1, diketahui seluruh variabel yang digunakan tidak stasioner.

Hal ini dapat dilihat dari nilai t-statistik ADF lebih besar daripada nilai kritis MacKinnon pada taraf 1%, 5% dan 10%. Karena seluruh data belum stasioner pada tingkat level, maka pengujian dilanjutkan dengan melakukan uji akar unit pada first difference, hasil pengujian pada first difference yang dilakukan, seperti yang disajikan pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Hasil Uji Akar Unit dengan Augmented Dickey Fuller pada

X1 -5.717428 -3,769597 -3,004861 -2,642242 Stasioner X2 -7.538843 -3,752946 -2,998064 -2,638752 Stasioner X3 -4,267018 -3,752946 -2,998064 -2,638752 Stasioner X4 -5,268007 -3,752946 -2,998064 -2,638752 Stasioner Sumber : Analisis data sekunder dari lampiran 3 (diolah).

Berdasarkan Tabel 5.2, diketahui bahwa seluruh variabel telah stasioner pada tingkat first difference I(1). Hal ini dapat dilihat dari nilai t-statistik ADF lebih kecil dari pada nilai kritis MacKinnon dengan berbagai taraf probabilitas.

5.1.2 Hasil Uji Kointegrasi

Pengujian kointegrasi dilakukan terhadap variabel-variabel untuk mengkaji apakah residual regresi sudah mencapai stasioner atau belum. Bila pengujian model melibatkan beberapa variabel, maka setiap varabel tersebut dikatakan memiliki kecenderungan untuk mencapai keseimbangan pada jangka panjang.

Dalam penelitian ini, uji kointegrasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode Durbin-Watson (CRDW) terlebih dahulu. Tahapan pertama adalah melakukan estimasi model regresi, kemudian mendapatkan nilai DW. Kemudian dari nilai DW tersebut dibandingkan dengan α=5%. Jika nilai hitung DW lebih besar dari nilai kritisnya, maka data terkointegrasi (Widarjono, 2009).

Pada Tabel 5.3, terlihat bahwa nilai CRDW hitung lebih besar dari nilai kritis mutlak pada α=5% (1,643 > 0,967). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa data terkointegrasi atau dengan kata lain terdapat keseimbangan dalam jangka panjang.

Tabel 5.3. Hasil Uji Cointegration Regression Durbin Watson (CRDW) Persamaan Regrasi CRDW Hitung Nilai Kritis (5%)

Y = X1, X2, X3, X4 1,643 0,967

Sumber : Analisis data sekunder dari lampiran 4 (diolah).

Tahapan selanjutnya adalah pengujian kointegrasi dengan metode Engle-Granger Cointegration pada persamaan regresi memperlihatkan bahwa nilai ADF-statistik untuk residual persamaan kointegrasi lebih kecil dari nilai kritis MacKinnon baik pada taraf 1%, 5%, dan 10%. Hal ini menunjukkan pada residual sudah bersifat stasioner pada level atau I(0). Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel yang digunakan cenderung menuju kesimbangan jangka panjang.

Tabel 5.4. Hasil Uji Augmented Dickey Fuller Pada Persamaan Residual Error Correction Term (ECT)

Sumber : Analisis data sekunder dari lampiran 5 (diolah).

Berdasarkan Tabel 5.4 diatas, pengujian EGtest diperoleh nilai uji sebesar -3,917878. Dengan membandingkan nilai uji dengan nilai kritis untuk alpha 1%, 5%, dan 10%, diperoleh kesimpulan bahwa nilai uji lebih kecil dibandingkan nilai kritis. Hasil uji kointegrasi Engle-Granger ini menunjukkan bahwa jumlah produksi kopi Sumatera Utara (X1), harga kopi Sumatera Utara (X2), harga kopi Internasional (X3), dan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar (x4) memiliki keseimbangan jangka panjang.

5.1.3 Hasil Estimasi Faktor yang Mempengaruhi Volume Ekspor Kopi Arabika di Provinsi Sumatera Utara dalam Jangka Panjang

Hasil estimasi faktor yang mempengaruhi volume ekspor kopi Arabika di Provinsi Sumatera Utara dalam Jangka Panjang dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Hasil Estimasi Faktor yang Mempengaruhi Volume Ekspor Kopi Arabika di Provinsi Sumatera Utara dalam Jangka Panjang

Variabel Koefisien Probabilitas

Sumber : Analisis data sekunder dari lampiran 4 (diolah).

Berdasarkan Tabel 5.5, dari hasil estimasi jangka panjang terhadap faktor yang mempengaruhi volume ekspor kopi Arabika di Provinsi Sumatera Utara menunjukkan nilai R² sebesar 0.861 (86.1%). Hal ini menjelaskan bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam model dapat menerangkan keragaman faktor-faktor yakni jumlah produksi kopi, harga kopi Sumatera Utara, harga kopi Arabika dunia, dan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar yang mempengaruhi volume ekspor kopi arabika sebanyak 86.1%, sedangkan sisanya sebesar 13.9%

dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

Model persamaan faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara pada jangka panjang adalah sebagai berikut:

Y = -7473011 + 635.8190X1 + 443.9532X2 + 1231.072 X3 + 4,3324X4...(Persamaan 5.2)

Keterangan:

Y = Total Volume Ekspor Kopi Sumatera Utara (Ton) X1 = Harga Kopi Sumatera Utara (Ton)

X2 = Jumlah Produksi Kopi Sumatera Utara (Rp/Kg) X3 = Harga Kopi Arabika Dunia (US$/Kg)

X4 = Nilai Tukar Rupiah Terhadap Us Dollar (Rp/US$)

5.1.4 Hasil Uji Asumsi Klasik Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak (Widarjono, 2009). Selain itu, uji ini digunakan jika jumlah observasi kurang dari 30 sampel (Ajija dkk, 2011). Metode yang digunakan adalah menggunakan uji Jarque Berra (JB Test). Berdasarkan hasil pengolahan data pada model diperoleh bahwa nilai probabilitas 0.491 > 0.05, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal.

Gambar 5.1. Histogram Normalitas Ekspor Kopi Arabika

Autokorelasi

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dengan melakukan Uji LM (Bruesch Godfrey). Berdasarkan hasil pengolahan data dengan Uji L-M diketahui besarnya Obs* Rsquared sebesar 0,3446 > 0,05, maka Ho diterima. Dengan demikian model empirik yang digunakan bebas dari masalah autokorelasi, seperti yang disajikan pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6. Hasil Uji LM (Bruesch Godfrey)

LM Test Probabilitas

F-statistik 0,838419 0,4486

Obs*R-Squared 2,130472 0,3446

Sumber : Analisis data sekunder dari lampiran 8 (diolah).

Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti adanya hubungan yang linier atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Salah satu kriteria ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat hubungan korelasi masing-masing variabel bebas. Jika nilai korelasi diantara masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,9 maka terjadi mulltikolinearitas. Dalam model persamaan regresi faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara seluruh variabel bebas memiliki nilai hubungan lebih kecil dari 0,9, yang artinya variabel bebas dari multikolinearitas.

Tabel 5.7. Hubungan (Korelasi) antara Variabel Bebas Correlation

X1 X2 X3 X4

X1 1,000000

X2 0,735352 1,000000

X3 0,769773 0,705308 1,000000

X4 0,659351 0,329398 0,197333 1,000000

Sumber : Analisis data sekunder dari lampiran 9 (diolah).

5.1.5 Hasil Error Correction Model (ECM)

ECM merupakan teknik untuk mengoreksi ketidakseimbangan jangka pendek menuju pada keseimbangan jangka panjang. Model ECM dikatakan valid jika nilai Error Correction Term (ECT) signifikan secara statistik. Tabel 5.8 merupakan hasil estimasi ECM model Domowitz Elbadawi.

Tabel 5.8. Hasil Estimasi Faktor yang Mempengaruhi Volume Ekspor Kopi Arabika di Provinsi Sumatera Utara dalam Jangka Pendek

Variabel Koefisien Probabilitas

Sumber : Analisis data sekunder dari lampiran 6 (diolah).

Berdasarkan Tabel 5.8, hasil ECM terlihat bahwa nilai koefisien ECT sebesar -0,376 dan nilai Error Correction Term (ECT) signifikan sebesar 0,0852 < 0,05, sehingga model ECM valid (Widarjono, 2009).

D(Y) = 1527985+ 47,17293DX1t-1+ 67,11463DX2t-1+ 280,1397DX3t-1+ 1776448DX4t-1-0,376643ECTt-1……..………..(Persamaan 5.3)

Keterangan:

D = First difference

Y = Total Volume Ekspor Kopi Sumatera Utara pada periode t X1t-1 = Harga Kopi Sumatera Utara pada periode t

X2t-1 = Total Produksi Kopi Sumatera Utara pada periode t X3t-1 = Harga Kopi Arabika Dunia pada periode t

X4t-1 = Nilai Tukar Rupiah Terhadap Us Dollar pada periode t ECT t-1= Error Correction Term

Hasil Estimasi ECM pada Tabel 5.8 menunjukkan nilai koefisien ECT sebesar 0,0852 yaitu signifikan pada level 5% (0,0852 < 0,05 ) menunjukkan bahwa Error Correction Model (ECM) ini valid dan dapat menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara, antara lain jumlah produksi kopi, harga kopi Sumatera Utara, harga kopi Internasional, dan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar.

5.1.6 Hasil Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit) Koefisien Determinasi (R²)

Hasil estimasi jangka panjang terhadap faktor-faktor volume ekspor kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara menunjukkan nilai R-square (R²) sebesar 0,861 (86,1%). Hal ini menjelaskan bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam model dapat menerangkan keragaman faktor-faktor yakni jumlah produksi kopi, harga kopi Sumatera Utara, harga kopi Internasional, dan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar yang mempengaruhi volume ekspor kopi arabika sebanyak 86,1%, sedangkan sisanya sebesar 13,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

Sedangkan hasil estimasi ECM diketahui nilai R-square (R²) adalah 0,1610 (16,10%). Nilai ini menunjukkan bahwa variabel jumlah produksi kopi, harga kopi Sumatera Utara, harga kopi Internasional, dan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar yang mempengaruhi volume ekspor kopi arabika sebanyak 16,10%,

sedangkan sisanya sebesar 83,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

Uji F-statistik

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Berdasarkan hasil estimasi Kointegrasi dan ECM menunjukkan F-statistik berturut-turut sebesar 31.01526 > F tabel dan 0.793077

> F tabel dengan tingkat signifikan 5%, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa variabel jumlah produksi kopi, harga kopi Sumatera Utara, harga kopi Internasional, dan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar berpengaruh secara bersama-sama terhadap volume ekspor kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara.

Uji t-Statistik

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Dalam penelitian ini digunakan uji t dengan satu sisi.

Jika t statistik > t tabel maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, dan sebaliknya. Hasil uji t baik pada jangka panjang maupun jangka pendek disajikan dalam Tabel 5.9 sebagai berikut:

Tabel 5.9. Hasil Uji-t

Variabel Jangka Panjang Jangka Pendek

Harga Kopi Arabika Berpengaruh Signifikan Berpengaruh Tidak Signifikan Produksi Kopi Arabika Berpengaruh Tidak Signifikan Berpengaruh Tidak Signifikan Nilai Tukar Rupiah Berpengaruh Tidak Signifikan Berpengaruh Tidak Signifikan Harga Kopi Dunia Berpengaruh Tidak Signifikan Berpengaruh Tidak Signifikan Sumber : Analisis data sekunder dari lampiran 4 dan 6 (diolah).

Berdasarkan Tabel 5.9, hasil uji-t dengan tingkat signifikan sebesar 5%

menunjukkan dalam jangka panjang variabel yang berpengaruh signifikan

terhadap volume ekspor kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara adalah variabel harga kopi arabika. Sedangkan dalam jangka pendek tidak ada variabel yang berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara.

5.2 Elemen Bauran Pemasaran (Harga, Produk, dan Prosedur Ekspor) yang

Dokumen terkait