• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat 1 Faktor Pendorong

DATA KONDISI IRIGASI Luas : 14,238 Ha

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

D. Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat 1 Faktor Pendorong

Capaian kinerja yang telah berhasil dicapai secara maksimal disebabkan karena adanya :

 Adanya kemitraan antara Pemerintah, Masyarakat dan Swasta.  Adanya kesesuaian antara RPJMD dengan RKPD.

 Sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

 Dukungan dana yang tersedia baik APBD, Tugas Pembantuan dan APBN. 2. Faktor Penghambat

Capaian kinerja tingkat kepuasan masyarakat yang tidak tercapai secara maksimal khususnya di pelayanan publik yang telah disurvey secara sampel yaitu di Rumah Sakit Lakipadada dan Kecamatan Rano antara lain :

 Penerangan Listrik belum memadai.  Petugas masuk kantor tidak tepat waktu.  Fasilitas informasi belum memadai.

 Waktu pembesuk di rumah sakit tidak dibatasi.

 Kebersihan dan Ketersediaan air bersih belum memuaskan.

2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah.

Perencanaan pembangunan yang telah disusun ini tidak mungkin seluruhnya menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di Kabupaten Tana Toraja. Namun demikian melalui program/kegiatan yang telah direncanakan diharapkan dapat mengurangi permasalahn pembangunan, terutama permasalahan pembangunan yang menyangkut kebutuhan dasar masyarakat.

Berdasarkan pada visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2010 – 2030, evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD 2015 yang belum terselesaikan, isu strategis pembangunan tahun 2015, isu strategis RKP dan RKPD Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2016 serta pertimbangan lainnya yang terkait permasalahan strategis yang aktual dan faktual, maka dirumuskan isu strategis yang akan menjadi bahan kebijakan dalam perencanaan kegiatan Tahun 2016 sebagai berikut :

1. Lemahnya penegakan hukum dan reformasi birokrasi;

2. Lemahnya kapasitas kelembagaan masyarakat dan SDM aparatur; 3. Kualitas pendidikan yang masih relatif rendah;

4. Kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan masih rendah;

6. Dukungan infrastruktur belum memadai;

Berdasarkan kemajuan yang dicapai pada tahun 2014 serta perkiraan pada tahun 2015, masalah dan tantangan yang harus dipecahkan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :

a. Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan.

Bidang Pendidikan, masalah utama yang dihadapi adalah sebagai berikut;

 Rendahnya akses, pemerataan, kualifikasi akademik dan kualitas pelayanan pendidikan tenaga guru.

 Kesenjangan partisipasi pendidikan makin mencolok antar daerah perdesaan dan perkotaan termasuk penataan dan reumunisasi tenaga pendidik dan kependidikan yang lebih mengutamakan perkotaan dengan berbagai alasan.

 Ketersediaan guru, kualitas, kapasitas dan kompetensi serta kesejahteraan pendidik dimana pendidik tidak merata dan lebih banyak terkonsentrasi didaerah perkotaan.

Ratio pemerataan dan ketersediaan guru sangat tidak mendukung peningkatan kualitas pendidikan yang ditandai ketersediaan guru disekolah daerah perdesaan yang sangat terbatas, sementara diperkotaan jumlah guru sangat banyak. Kondisi tersebut di atas berpengaruh terhadap upaya penuntasan program dan kualitas pendidikan, program bantuan operasional sekolah (BOS), insentif pendidikan baik dari pemerintah pusat maupun daerah yang cukup signifikan bagi sekolah belum memberikan dampak yang signifikan dalam pembangunan dunia pendidikan. Selain itu, masalah yang dihadapi menyangkut pelayanan pendidikan anak usia dini masih perlu mendapatkan perhatian yang serius baik sarana dan prasarana pendidikan , penelusuran bakat atau play group maupun ketersediaan tenaga dan biaya operasional/insentif.

Kesenjangan partisipasi pendidikan terlihat makin mencolok pada jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi terlihat dari jumlah pengangguran yang semakin meningkat pada anak usia pendidikan 16 – 22 tahun. Selain itu, masih adanya anak usia sekolah yang putus sekolah akibat iuran pendidikan yang masih relatif tinggi terutama bagi keluarga diperdesaan dan keluarga miskin.

Bidang Kesehatan, pembangunan kesehatan dihadapkan pada masalah dan tantangan antara lain;

 Rendahnya status kesehatan  Gizi buruk

 Kurangnya ketersediaan tenaga dan para medis termasuk bidan desa

 Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan menyangkut keterjangkauan fasilitas kesehatan

 Adanya Biaya operasional kesehatan yang belum memadai.

 Tingginya biaya pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin di wilayah terpencil dan terisolasi akibat geografi dan keterjangkauan transportasi

 Rendahnya pelayanan tuberculosis paru, rabies, malaria, ISPA, dan masih tingginya prevalensi gizi kurang dan gizi buruk terutama pada Ibu Hamil, Bayi dan Balita.

 Pelayanan kesehatan bagi pengguna Narkoba, penderita HIV/AIDS, demam berdarah, flu burung, perbekalan kesehatan, pengawasan obat dan makanan serta perilaku hidup sehat yang belum menjadi budaya baik karena faktor sosial ekonomi maupun karena kurangnya pengetahuan kesehatan.

Bidang keluarga berencana, pertumbuhan penduduk yang diperkirakan dibeberapa lembang/kelurahan dari tahun ke tahun terus meningkat sehingga peningkatan kapasitas dan pengembangan jejaring pelayanan KB, jaminan penyediaan alat/obat KB serta pelayanan KB bagi penduduk miskin merupakan masalah dan tantangan pokok yang harus dihadapi pada tahun 2014.

b. Penegakan Hukum dan Reformasi Birokrasi.

Dalam upaya penegakan hukum dan reformasi birokrasi di Kabupaten Tana Toraja masih menghadapi masalah, antara lain :

 Rendahnya kapasitas kelembagaan mulai dari struktur organisasi mekanisme kerja dan koordinasi, dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan berbagai kasus.

 Lemahnya sistem pengawasan dan peran masyarakat aktif dalam pengawasan.  Rendahnya dukungan sarana dan prasarana pengawasan dan penegakan

hukum.

 Rendahnya komitmen dan dukungan dari para penyelenggara negara untuk mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi di daerah secara konsisten dan berkelanjutan.

 Masih tingginya pelanggaran disiplin, lemahnya sistem administrasi kependudukan, penerapan sistem remunerasi PNS yang berbasis prestasi kerja.  Rendahnya kapasitas dan kinerja sumber daya manusia aparatur.

 Rendahnya kebijakan, koordinasi antar lembaga dan peraturan daerah serta akses infrastruktur peluang investasi.

c. Meningkatkan Kemampuan Dalam Menangani Bencana.

Penanggulangan bencana alam akibat banjir, kebakaran dan tanah longsor telah diupayakan seoptimal mungkin melalui tanggap darurat dan pemulihan fungsi namun diperkirakan masalah yang dihadapi antara lain:

 Belum optimalnya fungsi kelembagaan dan ketatalaksanaan penanggulangan bencana.

 Kurangnya kapasitas sumber daya manusia.

 Keterbatasan sarana dan prasarana penanganan bencana,

 Lemahnya kebijakan, kelembagaan, koordinasi dan mekanisme pencegahan dan penanggulangan bencana demikian pula reorientasi terhadap pola dan model penanganan bencana yaitu pergeseran cara pandang dari pola penanganan respon darurat ke manajemen resiko.

d. Meningkatkan Dukungan Infrastruktur

Masalah yang dihadapi dalam penyediaan infrastuktur sumber daya air, transportasi, permukiman dan tata ruang, kelistrikan, kepariwisataan dan lingkungan hidup antara lain :

Sumber Daya Air, dalam pengelolaan sumber daya air terjadi ketidak seimbangan antara pasokan dan kebutuhan air dalam perspektif ruang dan waktu yang menimbulkan banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau akibat lemahnya konservasi lahan. Pasokan air baku merupakan kebutuhan pokok sehari–hari, baik untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga, sumber tenaga energi listrik maupun kebutuhan air pertanian sehingga perlu dikelola secara bijaksana untuk hasil yang optimal.

Transportasi, pelayanan transportasi yang mendukung program penanggulangan kemiskinan, ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan antar wilayah, keterjangkauan akses pendidikan dan kesehatan dan berbagai sektor pembangunan termasuk pusat pertumbuhan kawasan khususnya dan percepatan pembangunan di wilayah tertinggal, terpencil, terisolir dan perbatasan masih sangat terbatas. Kebutuhan pembangunan jaringan jalan dan peningkatan kapasitas prasarana dan sarana transportasi dibeberapa wilayah masih perlu ditingkatkan, termasuk pemeliharannya dalam rangka mendukung pembangunan, ketahanan pangan dan pertumbhan ekonomi, pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan, sosial dan politik serta penanggulangan kemiskinan dan penanggulangan bencana alam. Pengembangan aksesibilitas transportasi baik di wilayah perkotaan, wilayah cepat tumbuh maupun pelayanan perintis diberbagai wilayah tertinggal, terpencil, terisolir serta daerah perbatasan

masih belum memadai. Demikian pula rencana pembangunan bandar udara baru perlu terus diupayakan untuk memacu pembangunan disemua sektor, khususnya sektor pariwisata.

Energi Kelistrikan, Pengembangan energi dalam hal ini adalah energi listrik yang belum seimbang antara kemampuan suplai dan kebutuhan konsumen. Ketersediaan kapasitas pelayanan listrik belum seimbang antara wilayah perkotaan dan perdesaan terkait erat dengan nilai keekonomiannya, sehingga untuk meminilisasi kesenjangan tersebut perlu dikembangkan pemenuhan kebutuhan pelayanan listrik di wilayah perdesaan serta penerangan jalan umum dengan pengembangan jaringan listrik masuk desa (PLN), memanfaatkan potensi sumber daya air setempat serta pembangkit listrik tenaga surya.

Permukiman dan Penataan Ruang, kebutuhan perumahan dan prasarana-sarana permukiman semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan terhadap perumahan beserta prasarana dan sarana permukiman. Prasarana dan sarana penunjang permukiman seperti jaringan air minum, jaringan pembuangan air limbah, persampahan dan jaringan drainase semakin meningkat, khususnya pada wilayah kota Makale. Penyediaan prasarana dan sarana penunjang permukiman tidak lagi berfungsi secara optimal, yang berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan disebabkan rendahnya sistim pengelolaan dan rendahnya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan pola hidup bersih dan sehat. Disamping itu Rencana Detail Tata Ruang wilayah belum dapat dimanfaatkan secara optimal baik penyelenggara maupun masyarakat termasuk perizinan dan penertiban bangunan serta peruntukan ruang. Pengembangan pelayanan kebutuhan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari baik di perkotaan maupun di perdesaan perlu ditumbuhkembangkan dengan sistim perencanaan terpadu dan berkelanjutan.

Kepariwisataan, masalah dan tantangan pembangunan kepariwisataan pada dekade terakhir ini menunjukkan kelesuan dari perspektif kunjungan wisatawan mancanegara maupun nusantara yang terus menurun setiap tahun. Selain itu melemahnya partisipasi masayarakat, komunitas adat terpencil, pelaku pariwisata, sistem dan perencanaan pengembangan destinasi, dan promosi pariwisata, serta pelestarian nilai-nilai budaya dan kesenian tradisional.

Lingkungan Hidup, masalah dan tantangan erat kaitannya dengan manusia dan alam. Persoalan yang muncul dan berkembang diakibatkan antara lain tingginya pertambahan jumlah penduduk, mobilitas dan perilaku manusia, perumahan dan permukiman, industri serta rendahnya kepedulian dan partisipasi masyarakat terhadap lingkungan, termasuk penggunaan pestisida yang berlebihan.

Kebersihan lingkungan selalu diisukan dengan sampah, karena sampah yang tidak terkendali akan mengakibatkan penyakit dan kesemrawutan lingkungan. Rendahnya Penanganan dan sistem pengelolaan serta penguasaan teknologi terhadap sampah, khususnya di perkotaan belum memberikan hasil yang optimal. .

Dokumen terkait