• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Pendorong Bidan dalam Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Bidan Puskesmas dalam memberikan pelayanan berdasarkan pada

HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Diskripsi Temuan Hasil Penelitian

3. Faktor Pendorong Bidan dalam Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Bidan Puskesmas dalam memberikan pelayanan berdasarkan pada

pedoman standar pelayanan kebidanan, standar pedoman ini disusun sebagai acuan dalam pengelolaan program dalam mengimplementasikan standar pelayanan kebidanan di tingkat propinsi maupun kabupaten/kota dan puskesmas..

Hasil penelitian tentang pelaksanaan monitoring bidan dalam pelayanan

Antenatal Care (ANC) sesuai dengan pedoman kerja, didapatkan bahwa

sebagian besar informan mengatakan kegiatan monitoring di puskesmas dilakukan oleh kepala puskesmas baik secara langsung maupun dengan

commit to user

melihat laporan dari penanggung jawab program. Hasil informasi dari responden mengenai kegiatan monitoring yang dilakukan oleh kepala puskesmas adalah sebagai berikut :

Tabel 4.30. Monitoring dari Kepala Puskesmas

Responden Responden

No. Jawaban No. Jawaban

1 Ada 13 Ada 2 Ada 14 Ada 3 Ada 15 Ada 4 Ada 16 Ada 5 Ada 17 Ada 6 Ada 18 Ada 7 Ada 19 Ada 8 Ada 20 Ada 9 Ada 21 Ada 10 Ada 22 Ada 11 Ada 23 Ada 12 Ada

Sumber : Data primer tahun 2010

Berdasarkan kategori keberadaan monitoring yang dilakukan oleh Kepala Puskesmas dalam pelaksanaan Antenatal Care (ANC) seperti pada tabel 4.30, bila divisualisasikan dalam diagram batang akan tampak seperti pada gambar di bawah ini :

commit to user

Gambar 4.7. Pelaksanaan Monitoring oleh Kepala Puskesmas

Pelaksanaan monitoring dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan dari program-program puskesmas dan mengenai berapa kali pelaksanaan monitoring yang dilakukan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.31 Pelaksanaan Monitoring

Responden Responden

No. Jawaban No. Jawaban

1 1 bulan sekali 13 1 bulan sekali

2 1 bulan sekali 14 1 bulan sekali

3 1 bulan sekali 15 1 bulan sekali

4 1 bulan sekali 16 1 bulan sekali

5 1 bulan sekali 17 1 bulan sekali

6 1 bulan sekali 18 1 bulan sekali

7 1 bulan sekali 19 1 bulan sekali

8 1 bulan sekali 20 1 bulan sekali

9 1 bulan sekali 21 1 bulan sekali

10 1 bulan sekali 22 1 bulan sekali

11 1 bulan sekali 23 1 bulan sekali

12 1 bulan sekali

commit to user

Pelaksanaan monitoring dilakukan oleh Kepala Puskesmas satu bulan sekali dan dari hasil monitoring tersebuat dijadikan dasar dalam pelaksanaan evaluasi program. Evaluasi program dilakukan oleh penanggung jawab program, dan bila ada yang tidak dapat diselesaikan maka akan ditindaklanjuti oleh kepala puskesmas. Hasil informasi mengenai keberadaan evaluasi program dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.32. Evaluasi Program

Responden Responden

No. Jawaban No. Jawaban

1 Ada 13 Ada 2 Ada 14 Ada 3 Ada 15 Ada 4 Ada 16 Ada 5 Ada 17 Ada 6 Ada 18 Ada 7 Ada 19 Ada 8 Ada 20 Ada 9 Ada 21 Ada 10 Ada 22 Ada 11 Ada 23 Ada 12 Ada

Sumber : Data primer tahun 2010

Berdasarkan kategori keberadaan evaluasi program yang dilakukan oleh Kepala Puskesmas dalam pelaksanaan Antenatal Care (ANC) seperti pada tabel 4.32, bila divisualisasikan dalam diagram batang akan tampak seperti pada gambar di bawah ini :

commit to user

Gambar 4.8. Pelaksanaan Evaluasi Program oleh Kepala Puskesmas

Hal tersebut diperkuat oleh beberapa responden dalam pelaksanaan dari hasil wawancara dengan beberapa responden yang menyatakan :

“evaluasi dilakukan oleh kepala puskesmas sebulan sekali” (bidan I)

“ya ada evaluasi tersebut yang melakukan kepala puskesmas atas hasil kerja kami selama sebulan” (bidan II)

“ada evaluasi dari kepala puskesmas” (bidan III)

Evaluasi dilakukan setelah kepala puskesmas menerima hasil laporan bulanan dan yang dievaluasi adalah kami, biasanya yang dievaluasi adalah pencapaian program dar Puskesmas tersebut. Sementara itu bidan yang lain menyatakan bahwa kegiatan evaluasi oleh kepala puskesmas, di mana dari hasil monitoring yang dilakukan maka akan dikumpulkan dan dievaluasi tentang beberapa hal yang dirasa masih perlu ditingkatkan dalam pelayanan. Evaluasi dilakukan dengan melihat dokumen dan mengamati langsung pelayanan, indikator evaluasi berdasarkan hasil monitoring sesuai dengan pedoman dan evaluasi dilaksankan oleh bidan.

commit to user

Monitoring sebagai sarana untuk mengetahui keberlangsungan program telah dilakukan secara rutin oleh puskesmas yang diteliti dengan melihat langsung kegiatan dan melihat laporan. Kegiatan monitoring dapat dilakukan dengan cara menilai output yang dihasilkan selama proses pelaksanaan kegiatan atau dengan melakukan telaah data.

Kegiatan supervisi dilakukan dalam rangka mengetahui proses pelaksanaan dalam pelayanan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Kecamatan Banjarsari didapatkan bahwa kegiatan supervisi dilaksanakan oleh kepala puskesmas dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.33. Kegiatan Supervisi

Responden Responden

No. Jawaban No. Jawaban

1 Ada 13 Ada 2 Ada 14 Ada 3 Ada 15 Ada 4 Ada 16 Ada 5 Ada 17 Ada 6 Ada 18 Ada 7 Ada 19 Ada 8 Ada 20 Ada 9 Ada 21 Ada 10 Ada 22 Ada 11 Ada 23 Ada 12 Ada

Sumber : Hasil Penelitian tahun 2010

Berdasarkan kategori keberadaan kegiatan supervisi yang dilakukan dalam pelaksanaan Antenatal Care (ANC) seperti pada tabel 4.33, bila divisualisasikan dalam diagram batang akan tampak seperti pada gambar di bawah ini :

commit to user Gambar 4.9. Kegiatan Supervisi

Monitoring yang dilakukan oleh kepala puskesmas menjadi dasar evaluasi dan baru setelah itu kepala puskesmas melakukan tindakan koreksi yang dianggap perlu. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas yang menyatakan bahwa :

“Ya, kami melakukan monitoring untuk memantau pelaksanaan ataupun kinerja bidan dalam pelaksanaan ANC pada khususnya ataupun pelayanan-pelayana di bagian lain di puskesmas ini” (Kepala Puskesmas I)

“Benar ibu…kami melakukan monitoring baik langsung maupun tidak langsung, kadang juga bertanya dengan bidan secara langsung sehabis melakukan pemeriksaan” (Kepala Puskesmas II)

“Iya ibu…perlu ada monitoring untuk memantau kinerja tenaga-tenaga kami di Puskesmas ini, hal ini kami lakukan agar kami dapat bekerja maksimal dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat” (Kepala Puskesmas III).

Kegiatan monitoring dan evaluasi adalah kegiatan standar yang harus dilakukan, terjadwal dan rutin dilakukan oleh kepala puskesmas, indikator monitoring mengikuti buku pedoman sedangkan untuk evaluasi diselesaikan oleh kepala puskesmas.

commit to user

C. Pembahasan

Lokasi penelitian dalam penelitian mengenai perilaku bidan puskesmas dalam pelayanan antenatal care (ANC) di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Alasan pengambilan lokasi ini adalah Kecamatan Banjarsari merupakan kecamatan terbesar di kota Surakarta.

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk di Kota Surakarta tercatat sebanyak 500.642 jiwa, dimana jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki, yaitu 257.279 jiwa perempuan dan 243.363 jiwa laki-laki. Kecamatan Banjarsari merupakan kecamatan dengan penduduk terbanyak, yaitu 157.438 jiwa (31,45%). Kecamatan dengan penduduk terbanyak selanjutnya adalah Kecamatan Jebres sebesar 27,69 persen dari penduduk Kota Surakarta atau sebanyak 138.624 jiwa. Sedangkan Kecamatan Serengan tercatat sebagai kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit, yaitu sebanyak 44.120 jiwa atau 8,81 persen

Jumlah penduduk yang tertinggi di Kota Surakarta adalah di Kecamatan Banjarsari. Kecamatan Banjarsari mempunyai 6 puskesmas yaitu Puskesmas Manahan, Puskesmas Gilingan, Puskesmas Setabelan, Puskesmas Nusukan, Puskesmas Gambirsari dan Puskesmas Banyuanyar. Keberadaan puskesmas tersebut diharapkan mampu menunjang pemeriksaan kesehatan bagi warga masyarakat di Kecamatan Banjarsari pada umumnya.

Kecamatan Banjarsari dengan 6 puskesmas tersebut berpengaruh terhadap jumlah tenaga kesehatan khususnya bidan di kecamatan Banjarsari, karena dengan mayoritasi penduduk Surakarta adalah wanita maka peran bidan dalam

commit to user

pelaksanaan pemeriksaan kehamilan sangatlah penting. Hal inilah yang menjadi dasar penelitian di Puskesmas Kecamatan Banjarsari Surakarta.

Penelitian ini menggunakan model penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Dasar penggunaan metode kualitatif dalam penelitian ini adalah peneliti berupaya memberikan gambaran mengenai perilaku bidan di Puskesmas Banjarsari Surakarta dengan lebih detail mengenai pelaksanaan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil. Penggunaan analisis kualitatif dapat menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari bidan puskesmas di Kecamatan Banjarsari.

Kelebihan penggunaan analisis kualitatif ini adalah mampu melakukan penelitian secara langsung mengenai perilaku bidan dalam pelayanan ANC sehingga peneliti dapat mengetahui pengetahuan, sikap bidan, pelaksanaan dalam pelayanan ANC. Melalui penelitian kualitatif maka peneliti dapat mengetahui berbagai kelebihan lain dalam pelaksanaan ANC yang dilakukan oleh bidan Puskesmas se Kecamatan Banjarsari antara lain adalah adanya kerjasama lintas sektoral dalam pelaksanaan ANC yaitu apabila ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan laboratorium maka dapat dilakukan oleh pegawai laboratorium secara langsung sehingga bidan tidak perlu melakukan pengecekan sendiri.

commit to user

1. Faktor Predisposisi Bidan Puskesmas dalam Pelayanan Antenatal Care

(ANC)

a. Pengetahuan bidan tentang pelayanan ANC

Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Predisposing factors (faktor predisposisi) dalam penelitian ini terwujud dalam pengetahuan, sikap dan pelatihan bidan. Pengetahuan menjadi dasar bagi ketaatan bidan dalam melaksanakan pedoman kerja dalam pelayanan Antenatal Care (ANC).

Pedoman atau prosedur tetap merupakan gambaran bagi karyawan mengenai cara kerja atau tata kerja yang dapat dipakai sebagai pegangan apabila terdapat pergantian/perubahan karyawan sehingga dapat digunakan untuk menilai. Aplikasi program jaminan mutu di Puskesmas adalah dalam bentuk penerapan standar dan prosedur tetap pelayanan, agar hasil yang diperoleh tetap terjaga kualitasnya, meskipun pada kondisi lingkungan dan petugas yang berbeda/pergantian. Menurut Utarini (1999) standar adalah suatu pernyataan yang dapat diterima dan disepakati tentang sesuatu (produk, proses, kegiatan, barang) yang dipergunakan untuk mengukur atau menilai pemanfaatan pedoman suatu sistem pelayanan. Sedangkan standar menurut Donabedian (1982) adalah rentang variasi yang dapat diterima dari suatu norma atau kriteria.

commit to user

Menurut Azwar (1999), pedoman kerja mempunyai peranan yang cukup penting, karena standar dipakai sebagai bahan bandingan. Pengertian standar pada dasarnya menurut pada tingkat ideal tercapai yang diinginkan. Untuk memandu para pelaksana program menjaga mutu agar tetap berpedoman pada standar yang telah ditetapkan, maka disusun pedoman atau petunjuk pelaksana. Standar profesi menurut UU Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan tentang penjelasan pasal 53 ayat (2) dinyatakan bahwa standar profesi adalah pedoman yang harus digunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik.

Faktor yang mempengaruhi bidan dalam melaksanakan pedoman kerja pelayanan ANC adalah pengetahuan. Hasil penelitian mengenai pengetahuan bidan dalam penggunaan pedoman kerja dalam pelaksanaan

Antenatal Care (ANC) dalam kategori baik hal ini dibuktikan bahwa

keseluruhan bidan puskesmas Banjarsari (100%) sudah menggunakan pedoman kerja yang telah ditetapkan. Hasil ini berarti bahwa bidan memiliki pengetahuan yang baik untuk melaksanakan pekerjaan sesuai pedoman. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo bahwa pengetahuan seseorang bisanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan dan sebagainya. Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu.

Pemeriksaan ANC pada Bidan Puskesmas se Kecamatan Banjarsari menggunakan buku pedoman Kohor atau dalam program

commit to user

pencatatan dan pelaporan program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) adalah Buku Register Kohor. Buku Register Kohor merupakan buku pencatatan dan pelaporan bidan dalam pelayanan ANC yang digunakan untuk mencatat dan memantau ibu hamil selama masa kehamilan. Proses pencatatan dalam buku tersebut meliputi :

1) Jika ibu hamil datang pada semester pertama kehamilan maka ibu hamil diperiksa dan dicatat pada kolom semester pertama dan selanjutnya disarankan untuk datang, diperiksa dan dicatat pada semester berikutnya. Inilah yang diharapkan sesuai dengan standar cakupan pelayanan minimal K1 dan K4

2) Jika ibu hamil tersebut untuk pertama kalinya datang pada semester kedua kehamilan (tidak datang pada smester pertama) tetap diperiksa dan dicatat pada kolom smester kedua buku register kohor, dan selanjutnya tetap disarankan datang untuk diperiksa dan dicatat pada semester berikutnya. Inilah yang tidak diharapkan karena telah lalai atau mangkir tidak masuk dalam standar cakupan pelayanan minimal K1 maupun K4.

3) Jika ibu hamil tersebut untuk pertama kalinya datang pada semester ke tiga kehamilan (tidak datang pada semester pertama dan kedua) tetap diperiksa dan dicatat pada kolom semester ketiga buku register kohor, dan selanjutnya tetap disarankan datang untuk diperiksa dan dicatat pada saat mendekati persalinan sebagai pemeriksaan yang

commit to user

terakhir kalinya. Ini juga tidak masuk dalam standar cakupan pelayanan minimal K1 dan K4.

Dengan sistem registrasi kohor ini maka setiap saat atau setiap bulan Bidan Puskesmas se Kecamatan Banjarsari dapat melakukan evaluasi sesuai dengan standar cakupan pelayanan K1 dan K4 kepada ibu hamil.

b. Pemberian penyuluhan kepada ibu hamil

Hasil penelitian mengenai pengetahuan bidan dalam pemberian penyuluhan kepada ibu hamil mengenai ANC diketahui keseluruhan responden telah melakukan pemberian penyuluhan kepada ibu hamil

mengenai Antenatal Care (ANC). Yani (2009) menyatakan bahwa

penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuranyang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apayang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan.

Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan dibutuhkan dalam menunjang pekerjaan bidan.

commit to user

Pendidikan dan pelatihan merupakan hal yang penting, karena pendidikan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan perawat dan bidan dalam kemampuan, keahlian, pengetahuan, pengalaman maupun perubahan sikap perilaku yang berkaitan dengan suatu pekerjaan (Tjiptono dan Diana, 2003).

c. Pengisian asuhan kebidanan

Hasil penelitian mengenai pengisian asuhan kebidanan yang dilakukan oleh bidan diketahui bahwa keseluruhan responden (100%) telah melakukan pengisian asuhan kebidanan dalam pelayanan Antenatal Care (ANC). Asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan llmu dan kiat kebidanan.

Pengisian asuhan kebidanan merupakan bentuk dokumentasi asuhan pada ibu hamil yang berupa keterangan tertulis dari seluruh proses asuhan yang diberikan kepada ibu hamil, mulai dari pengkajian data subyektif dan

obyektif, rumusan diagnosa, intervensi dan implementasi.

Pendokumentasian asuhan kebidanan diberlakukan bagi bidan yang habis melakukan pelayanan, khususnya pelayanan antenatal.

Tujuan utama asuhan kebidanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi (mengurangi kesakitan dan kematian). Asuhan kebidanan berfokus pada promosi persalinan normal, pencegahan penyakit, pencegahan cacat pada ibu dan bayi, promosi kesehatan yang bersifat holistik, diberikan dengan

commit to user

cara yang kreatif, fleksibel, suportif, peduli, bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat pada perempuan. Pencatatan asuhan kebidanan ataupun dokumentasi penting untuk diagnosa kebidanan dan perencanaan asuhan yang dilakukan bidan yang betujuan untuk :

1) Sebagai bahan komunikasi antar petugas/bidan 2) Sebagai bahan evaluasi

3) Sebagai bahan tindak lanjut 4) Sebagai bahan laporan

5) Sebagai bahan pertanggungjawaban dan tanggung gugat

6) Meningkatkan kerja sama antar tim

7) Sebagai bahan acuan dalam pengumpulan data

Kepmenkes (2007) menyatakan bahwa bidan bertugas untuk memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi : deteksi diri, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu. Pengetahuan dasar yang harus diketahui bidan untuk melakukan asuhan dan konseling selama kehamilan antara lain adalah : anatomi dan fisiologis tubuh manusia, siklus menstruasi dan proses

konsepsi, tumbuh kembang janin dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, tanda-tanda dan gejala kehamilan, mendiagnosa kehamilan, perkembangan norma kehamilan, komponen riwayat kesehatan, komponen pemeriksaan fisik yang terfokus selama antenatal, menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi, pembesaran dan/atau tinggi fundus uteri, mengenal tanda dan gejala anemia ringan dan berat,

commit to user

hyperemesis gravidarum, kehamilan ektopik terganggu, abortus imminen, molahydatidosa dan komplikasinya, dan kehamilan ganda, kelainan letak serta pre eklamsia, nilai normal dari pemeriksaan laboratorium seperti Haemoglobin dalam darah, test gula, protein, acetone dan bakteri dalam urine, perkembangan normal dari kehamilan : perubahan bentuk fisik, ketidaknyamanan yang lazim, pertumbuhan fundus uteri yang diharapkan, perubahan psikologis yang normal dalam kehamilan dan dampak kehamilan terhadap keluarga, penyuluhan dalam kehamilan, perubahan fisik, perawatan buah dada, ketidaknyamanan, kebersihan, seksualitas, nutrisi, pekerjaan dan aktivitas (senam hamil), kebutuhan nutrisi bagi wanita hamil dan janin, penata laksanaan imunisasi pada wanita hamil, pertumbuhan dan perkembangan janin, persiapan pesalinan, kelahiran dan menjadi orang tua, persiapan keadaan dan rumah/keluarga untuk menyambut kelahiran bayi, tanda-tanda dimulainya persalinan, promosi dan dukungan pada ibu menyusui, teknik relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada persiapan persalinan dan kelahiran dan mendokumentasikan temuan dan asuhan yang diberikan, mengurangi ketidaknyamanan selama masa kehamilan, penggunaan obat-obat tradisional ramuan yang aman untuk mengurangi ketidaknyamanan selama kehamilan, akibat yang ditimbulkan dari merokok, penggunaan alkohol dan obat terlarang bagi toxoplasmasmosis, tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa seperti pre eklamsia, perdarahan

commit to user

pervaginam, kelahiran prematur, anemia berat, kesejahteraan janin dan pola aktivasi janin dan resusitasi kardiopulmonary.

d. Sikap bidan dalam pelaksanaan Antenatal Care (ANC)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat sikap bidan yang belum benar dalam pemberian pelayanan Antenatal Care (ANC), antara lain 8 orang bidan (34,8%) belum melakukan dengan tepat dalam mengucapkan salam dan menyambut klien dengan ramah, sebanyak 14 orang bidan (60,9%) melakukan tetapi tidak tepat dalam memperkenalkan diri dan berjabat tangan dengan pasien dan 2 bidan (8,7%) tidak memperkenalkan diri dan berjabat tangan dengan pasien. 23 bidan (100%) dalam menjelaskan tujuan pemeriksaan telah dilakukan secara benar. 14 bidan (60,9%) melakukan secara tidak tepat dalam meminta persetujuan dan kontrak waktu sedangkan sebanyak 7 bidan (30,4%) tidak melakukannya. Masih adanya bidan yang tidak tepat dalam menerapkan sikap bidan dalam pelayanan ANC ini disebabkan berbagai faktor antara lain adalah bidan sudah mengenal pasien, fokus menangani pasien dan efisiensi waktu karena banyak antrian dalam pemeriksaan ANC.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa keseluruhan bidan (100%) telah melakukan dengan benar dalam memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya. Sebanyak 19 bidan (82,6%) sudah melakukan secara tepat dalam merespon terhadap reaksi pasien dengan tepat dan komunikasi aktif dengan pasien. Sikap bidan untuk sabar dan teliti, tidak tergesa-gesa, percaya diri dan tidak gugup diketahui bahwa sebanyak 17

commit to user

bidan (73,9%) telah melakukannya dengan tepat, sebanyak 14 bidan (60,9%) dalam memberikan perhatian terhadap setiap pertanyaan klien sudah dilakukan dengan tepat.

Masih adanya bidan yang belum tepat tersebut disebabkan karena adanya bidan yunior di Puskesmas Kecamatan Banjarsari yaitu responden yang berusia 20 – 30 tahun sebanyak 4 orang (7,40%), dan masa kerja dari bidan yang masih dini yaitu kurang dari 5 tahun sebanyak 5 bidan (21,70%) hal ini membuat bidan masih belum bisa bersikap sabar dan teliti, masih tergesa-gesa dan kurangnya percaya diri dalam pemberian pelayanan ANC. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari (Azwar, 1995) mengenai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap salah satunya adalah pengalaman pribadi yaitu untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Penghayatan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas dalam situasi yang melibatkan emosi.

Selain itu sikap bidan yang gugup atau kurang percaya diri juga disebabkan karena keberadaan orang lain dalam hal ini adalah bidan senior atau yang menjadi mentor dari bidan yunior. Azwar (1995) menyatakan bahwa orang lain disekitar merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap. Seseorang yang dianggap penting merupakan komponen sosial yang mempengaruhi pembentukan sikap seorang individu terhadap sesuatu.

commit to user

Faktor lain yang mempengaruhi kurangnya percaya diri dari bidan dalam pelayanan ANC adalah faktor emosional dari bidan karena usia bidan yang masih muda. Faktor usia berpengaruh terhadap pengalaman bidan dalam pelayanan ANC baik dalam bersikap ataupun di dalam pemeriksaan ANC secara langsung kepada ibu hamil. Faktor emosional merupakan suatu bentuk sikap kadang-kadang merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Pada sisi lain, penelitian menemukan bahwa orang yang hatinya sedang senang akan lebih mudah dikenal persuasi (Mackie dan Worth dalam Baron dan Byrne, 1991).

Sikap dikatakan sebagai suatu respon evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapakan pada suatu stimulan yang menghendaki adanya reaksi individual. Respon Evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dari individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus. Dalam bentuk nilai baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan, tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap obyek sikap (Azwar, 1995).

e. Pelatihan bidan dalam pelayanan Antenatal Care (ANC)

Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerjaan pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawab karyawan perusahaan, Supaya efektif, pelatihan biasanya harus

commit to user

mencakup pengalaman belajar (Learning experience), aktivitas-aktivitas yang terencana (be a planned organizational activity), dan didesain

sebagai jawaban atas kebutuhan-kebutuhan yang berhasil

diidentifikasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan bidan (100%) sudah mendapatkan pelatihan mengenai ANC.

Pelatihan pelayanan antenatal dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi bidan dalam melayani kesehatan masyarakat. Kepala puskesmas dalam wawancaranya membenarkan bahwa pelatihan ANC dilaksanakan terhadap bidan yang berada di lingkup tugasnya.

Dokumen terkait