• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KINERJA BIDAN PUSKESMAS DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI KINERJA BIDAN PUSKESMAS DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

EVALUASI KINERJA BIDAN PUSKESMAS DALAM PELAYANAN

ANTENATAL CARE

(ANC) DI KECAMATAN

BANJARSARI KOTA SURAKARTA

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Mencapai Derajat Magister

Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh :

ENDANG ROSTIATI

S 540809306

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user ii

EVALUASI KINERJA BIDAN PUSKESMAS DALAM PELAYANAN

ANTENATAL CARE

(ANC) DI KECAMATAN

BANJARSARI KOTA SURAKARTA

Disusun Oleh :

Endang Rostiati NIM : S 540809306

Telah disetujui pada :

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Tanggal: Tanggal :

Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja, dr, PAK.MARS Putu Suriyasa, dr, MS, PKK, SpOK NIK: 19460405 197603 1 001 NIK: 19481105 198111 1 001

Mengetahui

Kepala Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

(3)

commit to user iii

EVALUASI KINERJA BIDAN PUSKESMAS DALAM PELAYANAN

ANTENATAL CARE

(ANC) DI KECAMATAN

BANJARSARI KOTA SURAKARTA

Disusun Oleh :

Endang Rostiati NIM : S 540809306

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji

Dewan Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM.Mkes

NIP. 194803131976101001

Sekretaris Dr. Nunuk Suryani, M.Pd NIK. 19661108 199003 2 001

Anggota Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja, dr, PAK. MARS

NIK. 19460405 197603 1 001

Putu Suriyasa, dr. MS, PKK, SpOk NIK. 194811051981111001

Surakarta,

Ketua Program Studi

Mengetahui Magister Kedokteran Keluarga

Prof. Dr. Suranto, M.Sc, Ph.D Prof.Dr. Didik Tamtomo, dr,PAK,MM,M.Kes

(4)

commit to user iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Endang Rostiati

NIM : S 540809306

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul : Evaluasi

Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Kecamatan

Banjarsari Kota Surakarta adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

karya saya dalam tesis ini diberi tanda sitasi dan ditunjukkan dalam kepustakaan.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta

Yang Membuat Pernyataan

(5)

commit to user v

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkahNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis dengan judul “Evaluasi

Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Kecamatan

Banjarsari Kota Surakarta”

Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar

Magister Kesehatan pada Program Studi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Tesis ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak, oleh karena itu

penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D, selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Dr. Didik Gunawan Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes, selaku Ketua

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta

3. Dr. P.Murdani, K. MHPed, selaku Ketua Minat Utama Pendidikan Profesi

Kesehatan Pascasarjana Universitas Slamet Riyadi Surakarta.

4. Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja, dr, PAK. MARS, selaku Pembimbing I yang

berkenan memberikan masukan dan bimbingan kepada peneliti.

5. Putu Suriyasa, dr, MS, PKK. SpOK, selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, masukan dan pengarahan kepada peneliti.

6. Tim Penguji tesis yang telah membantu terlaksananya ujian sehingga dapat

(6)

commit to user vi

7. Segenap dosen dan civitas akademika Program Studi Magister Kedokteran

Keluarga Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu kami berharap masukan dan kritik yang membangun

demi perbaikan dalam penyusunan tesis yang akan datang.

Surakarta, Januari 2011

(7)

commit to user vii MOTTO

Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat

kekuatan baru: seumpama rajawali yang naik terbang dengan

kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, berjalan

dan tidak menjadi lelah.

(Yeyasa 40:31)

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi

kekuatan kepadaku.

(8)

commit to user viii ABSTRAK

Endang Rostiati, NIM S 540809306. Evaluasi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.Tesis : Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2010

Pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan puskesmas salah satunya adalah pemeriksaan antenatal yaitu pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perilaku bidan Puskesmas ditinjau dari faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong dalam melakukan Antenatal Care sesuai dengan standar pelayanan kebidanan di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta

Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta dengan waktu penelitian bulan Oktober 2010 – Januari 2011. Sumber data menggunakan informan, peristiwa dan aktivitas serta dokumen. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, mengkaji dokumen dan Focus Group Discussion. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan bidan tentang pedoman penggunaan kerja dalam pelaksanaan ANC dalam kategori baik. Sikap bidan dalam pelaksanaan ANC masih terdapat bidan yang belum benar atau belum tepat dalam pemberian pelayanan ANC. Hasil observasi kelengkapan peralatan di puskesmas Kecamatan Banjarsari diketahui bahwa keseluruhan Puskesmas yang ada di Kecamatan Banjarsari sudah memiliki peralatan yang lengkap dalam pelayanan ANC. Hasil penelitian tentang pelaksanaan monitoring bidan dalam pelayanan ANC sudah sesuai dengan pedoman kerja, monitoring dilakukan oleh kepala puskesmas baik secara langsung maupun tidak langsung dan pelaksanannya adalah 1 (satu) bulan sekali kemudian dilakukan evaluasi program dan kepala puskesmas juga melakukan kegiatan supervisi untuk mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan dari bidan.

(9)

commit to user ix ABSTRACT

Endang Rostiati, NIM S 540809306. Evaluation Performane of Midwives in Antenatal Care Service at Health Centre Banjarsari Surakarta. Study Programme Heath Professional Education, Post Graduate Programme, Thesis, Sebelas Maret University, 2010

Midwifery services who performed by midwives one of them is antenatal. ANC is the antenatal care that was done to check the condition of mother and fetus on a regular basis, followed by efforts to correct the deviation was found. The purpose of this research to study the behavior midwives who evaluated from the predisposing factors, the factors supporting and motivating factor in doing Antenatal Care in accordance with the standards of midwifery services in the Health Centre Banjarsari Surakarta

Research design use a descriptive qualitative. Research conducted at the District Health Center Banjarsari Surakarta with research time in October 2010 – Januari 2011. Source of data using informants, document the events and activities. Techniques of data collection using interviews, observation, document review and Focus Group Discussion. Analysis using an interactive analysis.

The results showed that knowledge about the guidelines for the use of midwives working in the implementation of ANC in both categories. The attitude of midwives in the implementation of the ANC there are midwives who have not exactly true or not yet in service delivery ANC. Results observation completeness of equipment in health centers Banjarsari District is known that the overall health centers in Sub Banjarsari already comprehensive equipment in the service of ANC. Results of research on monitoring the implementation of midwives in the service of ANC is in conformity with the guidelines which the monitoring conducted by the head of the clinic, either directly or indirectly, and its implementation is 1 month later made chief of program evaluation and supervision of health center also conducts activities to find out the results implementation work of the midwife.

(10)

commit to user x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN... iv

KATA PENGANTAR ... v

MOTTO ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

(11)

commit to user xi

1. Bidan ... 6

2. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan ... 7

3. Asuhan dan Konseling Selama Kehamilan ... 13

4. Standar Kompetensi Kebidanan ... 15

5. Antenatal Care (ANC) ... 16

6. Perilaku ... 21

B. Penelitian yang Relevan ... 25

C. Kerangka Berpikir ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Desain Penelitian... 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

C. Sumber Data ... 30

D. Teknik Pengumpulan Data ... 31

E. Teknik Analisis Data ... 33

F. Keakuratan Data ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 36

B. Deskripsi Temuan Hasil Penelitian ... 37

1. Faktor Predisposisi Bidan Puskesmas dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) ... 37

(12)

commit to user xii

3. Faktor Pendorong Bidan dalam Pelaksanaan Antenatal

Care (ANC) ... 72

C. Pembahasan ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Implikasi... 105

C. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 107

(13)

commit to user xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1. Deskripsi responden berdasarkan umur ... …. 36

Tabel 4.2. Deskripsi responden berdasarkan masa kerja ... 37

Tabel 4.3. Penggunaan Pedoman Kerja dalam Pelaksanaan ANC ... 38

Tabel 4.4. Pemberian penyuluhan kepada ibu hamil ... 40

Tabel 4.5. Pengisihan asuhan kebidanan dalam pelayanan ANC ... 42

Tabel 4.6. Sikap bidan dalam pelaksanaan ANC ... 43

Tabel 4.7. Pelatihan bidan tentang Antenatal Care... 46

Tabel 4.8. Manfaat pelatihan tentang Antenatal Care ... 48

Tabel 4.9. Kelengkapan peralatan dalam pelaksanaan Antenatal Care ... 49

Tabel 4.10. Pelaksanaan pemeriksaan riwayat kehamilan sekarang ... 52

Tabel 4.11. Pelaksanaan pemeriksaan riwayat kehamilan sekarang ... 53

Tabel 4.12. Pelaksanaan pemeriksaan riwayat kesehatan/penyakit yang Diderita sekarang dan dulu ... 54

Tabel 4.13. Pelaksanaan pemeriksaan riwayat sosial ekonomi... 55

Tabel 4.14. Pelaksanaan pemeriksaan fisik... 56

Tabel 4.15. Pelaksanaan pemeriksaan tanda-tanda vital ... 57

Tabel 4.16. Pelaksanaan pemeriksaan fisik kepala dan leher ... 58

Tabel 4.17. Pelaksanaan pemeriksaan dada ... 59

Tabel 4.18. Pedoman observasi pemeriksaan abdomen ... 61

(14)

commit to user xiv

Tabel 4.20. Pelaksanaan pemeriksaan palpasi menurut Leopold I ... 63

Tabel 4.21. Pelaksanaan pemeriksaan palpasi menurut Leopold II ... 64

Tabel 4.22. Pelaksanaan pemeriksaan palpasi menurut Leopold III ... 64

Tabel 4.23. Pelaksanaan pemeriksaan palpasi menurut Leopold IV ... 65

Tabel 4.24. Pelaksanaan pemeriksaan panggul genitalia luar ... 66

Tabel 4.25. Pelaksanaan pemeriksaan tangan dan kaki ... 68

Tabel 4.26. Pelaksanaan pemeriksaan punggung ... 69

Tabel 4.27. Pelaksanaan pembelajaran/pendidikan kesehatan ... 70

Tabel 4.28. Pelaksanaan promosi kesehatan ... 71

Tabel 4.29. Persiapan persalinan dan kesiagaan komplikasi ... 72

Tabel 4.30. Monitoring dari Kepala Puskesmas ... 73

Tabel 4.31. Pelaksanaan monitoring ... 74

Tabel 4.32. Evaluasi Program ... 75

(15)

commit to user xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1. Penggunaan pedoman kerja dalam pelaksanaan ANC ... 39

Gambar 4.2. Pemberian penyuluhan kepada ibu hamil ... 41

Gambar 4.3. Pengisian asuhan kebidanan dalam pelayanan ANC ... 42

Gambar 4.4. Pelatihan bidan tentang ANC ... 47

Gambar 4.5. Manfaat pelatihan tentang ANC ... 48

Gambar 4.6. Kelengkapan peralatan dalam pelayanan ANC... 50

Gambar 4.7. Pelaksanaan monitoring dari kepala puskesmas ... 74

Gambar 4.8. Pelaksanaan evaluasi program oleh kepala puskesmas ... 76

(16)

commit to user xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Ethical Review Committee

2. Permohonan untuk menjadi responden

3. Persetujuan Penelitian (Informed Consent)

4. Pedoman wawancara dengan bidan

5. Format penilaian ujian praktik klinik asuhan kebidanan pada ibu hamil

6. Hasil wawancara dengan kepala puskesmas

7. Hasil wawancara dengan bidan puskesmas

8. Hasil Focus Group Discussion (FGD)

9. Lampiran Foto

(17)
(18)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2007 sebesar 248/100.000 Kelahiran

Hidup (KH) dan jika dibandingkan dengan AKI tahun 2002 sebesar

307/100.000 kelahiran hidup, AKI tersebut sudah jauh menurun, namun masih

jauh dari target Millenium Development Goal’s (MDG’s) 2015 (102/100.000

KH), sementara untuk Angka Kematian Bayi (AKB), berdasarkan perhitungan

dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007 diperoleh AKB sebesar 26,9/1000

KH. Angka ini menurun dibandingkan tahun 2002 sebesar 35/1000 KH dan

upayanya akan lebih ringan bila dibandingkan dengan upaya pencapaian target

MDG’s untuk penurunan AKI. Adapun target AKB pada MDG’s 2015 sebesar

17/1000 KH (Supari, 2009).

Kematian ibu dan bayi disebabkan oleh faktor langsung dan tidak

langsung, yaitu :

a. Faktor langsung penyebab kematian ibu adalah perdarahan, eklampsia,

infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran, penyebab langsung

kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kekurangan

oksigen (asfiksia).

b. Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi baru lahir adalah karena

kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat, selain itu juga disebabkan

oleh 3 Terlalu (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di

(19)

commit to user

dan 4 Terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak anak, terlalu rapat

jarak kelahiran). (Dinkes Jateng, 2010).

Tingginya angka kematian ibu di Indonesia kemungkinan terjadi pada

ibu hamil yang berisiko tidak terdeteksi secara dini. Berdasarkan hal tersebut

maka peran bidan sebgai ujung tombak pelayanan harus mampu dan terampil

dalam memberikan pelayanan sesuai dengan standart yang ditetapkan. Peran

serta yang proaktif dari bidan diharapkan dapat menekan penurunan angka

kematian ibu dan bayi di Indonesia.

Peran bidan antara lain meningkatkan cakupan kunjungan pertama ibu

hamil (K1), kunjungan keempat ibu hamil (K4) dan semua persalinan harus

ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, semua komplikasi obstetri mendapat

pelayanan rujukan yang adekuat, semua perempuan dalam usia reproduksi

mendapatkan akses pencegahan dan penatalaksanaan kehamilan yang tidak

diinginkan dan aborsi yang tidak aman (Sujudi, 2001).

AKI Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008 adalah 114,42/100.000

angka kelahiran hidup, penyebabnya adalah saat masa nifas (45,16%), saat

bersalin (31,24%), saat hamil (23,50%), perdarahan (27,87%), eklampsia

(23,27%) dan lain-lain (43,18%), sementara itu AKI di Surakarta sebanyak

17/100.000 dan khususnya di Kecamatan Banjarsari AKI nya adalah 6

/100.000 angka kelahiran hidup (Dinkes Kota Surakarta, 2010).

Salah satu upaya untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu

(AKI) di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta adalah dengan mempercepat

pencapaian tujuan pembangunan kesehatan dengan penempatan bidan di

seluruh puskesmas. Bidan merupakan tenaga profesional yang strategis untuk

(20)

commit to user

kebidanan, pelayanan kesehatan ibu dan anak serta pelayanan keluarga

berencana.

Pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan puskesmas salah

satunya adalah pemeriksaan antenatal yaitu pemeriksaan kehamilan yang

dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti

dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Tujuan utama

asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi

ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan

ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa,

mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan antenatal

penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama

kehamilan (Pusdiknakes, 2003).

Perilaku bidan dalam pelayanan ANC inilah yang menarik minat peneliti

untuk melakukan penelitian pada bidan di Kecamatan Banjarsari Kota

Surakarta

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimanakah kinerja bidan Puskesmas ditinjau dari faktor predisposisi

(pengetahuan, sikap dan pelatihan) dalam melakukan Antenatal Care

terhadap standar pelayanan kebidanan di Kecamatan Banjarsari Kota

Surakarta ?

2. Bagaimanakah kinerja bidan Puskesmas ditinjau dari faktor pendukung

(21)

commit to user

terhadap standar pelayanan kebidanan di Kecamatan Banjarsari Kota

Surakarta ?

3. Bagaimanakah kinerja bidan Puskesmas ditinjau dari faktor pendorong

(pembinaan/supervisi dari kepala puskesmas) dalam melakukan Antenatal

Care terhadap standar pelayanan kebidanan di Kecamatan Banjarsari Kota

Surakarta ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perilaku bidan dalam melakukan

pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) terhadap standar pelayanan

kebidanan serta teknis dalam pemeriksaan di Kecamatan Banjarsari Kota

Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui faktor pedisposisi (pengetahuan, sikap dan pelatihan)

bidan dalam pemeriksaan kebidanan ibu hamil terhadap standar

pelayanan kebidanan.

b. Mengetahui faktor pendukung (ketersediaan sarana medis/non medis)

bidan dalam pemeriksaan kebidanan ibu hamil terhadap standar

pelayanan kebidanan.

c. Mengetahui faktor pendorong (pembinaan/supervisi dari kepala

puskesmas) bidan dalam pemeriksaan kebidanan ibu hamil terhadap

(22)

commit to user

d. Mengetahui beban kerja bidan dalam menanggulangi masalah 3

Terlalu (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat

pelayanan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan

4 Terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak anak, terlalu rapat

jarak kelahiran). (Dinkes Jateng, 2010).

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini sebagai sarana untuk menambah wawasan peneliti

dalam mengaplikasikan teori yang diperoleh di bangku kuliah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Program

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

masukan untuk peningkatan kualitas pelayanan kebidanan dalam

antenatal care yang dilaksanakan di Kecamatan Banjarsari Surakarta.

b. Bagi Bidan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi bagi bidan

(23)

commit to user

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Bidan

a. Pengertian Bidan

Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI), pengertian bidan adalah

seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan

bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan

yang berlaku, dicatat, diberi ijin secara sah untuk menjalankan praktik

(IBI dalam Masirfan, 2007).

Menurut WHO(2005) bidan adalah seseorang yang telah mengikuti

program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari

pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register)

dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan

(WHO dalam Kepmenkes No 369/Menkes/SK/III/2007).

b. Kewajiban Bidan terhadap Profesinya

1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra

profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan

memberikan pelayanan yang bermutu pada masyarakat.

2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan

kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu

(24)

commit to user

c. Perilaku profesional Bidan

1) Bertindak sesuai keahliannya

2) Mempunyai moral yang tinggi

3) Bersifat jujur

4) Tidak melakukan coba-coba

5) Tidak memberikan janji yang berlebihan

6) Mengembangkan kemitraan

7) Terampil berkomunikasi

8) Mengenal batas kemampuan

9) Mengadvokasi pilihan ibu (The-Wie, 2009).

2. Ruang Lingkup Standar Pelayanan Kebidanan

Dinkes (2006) menyatakan bahwa standar pelayanan kebidanan meliputi 25

standar yang dikelompokkan sebagai berikut :

a. Standar Pelayanan Umum (2 standar)

Terdapat dua standar pelayanan umum sebagai berikut :

1) Standar 1 : Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat

Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga

dan masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan dengan kehamilan,

termasuk penyuluhan kesehatan umum, gizi, keluarga berencana,

kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua,

menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang

baik.

2) Standar 2 : Pencatatan

Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya, yaitu

(25)

commit to user

diberikan kepada setiap ibu hamil/bersalin/nifas dan bayi baru lahir,

semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. Di samping

itu bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu

hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu dan

bayi baru lahir. Bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk

menilai kinerja dan penyusunan rencana kegiatan untuk meningkatkan

pelayanannya.

b. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)

Terdapat enam standar dalam standar pelayanan antenatal antara lain :

1) Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat

secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami

dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan

kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

2) Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan

meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk

menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus

mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,

hipertensi, PMS/Infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat

dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh

puskesmas. Bidan harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan.

Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang

(26)

commit to user

3)Standar 5 : Palpasi Abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan

palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan

bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala

janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan

rujukan tepat waktu.

4)Standar 6: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/atau

rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dnegan ketentuan

yang berlaku.

5)Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada

kehamilan dan menenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta

mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

6)Standar 8 : Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta

keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan

persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan

direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya

untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan

hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.

c. Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)

Terdapat enam standar dalam standar pertolongan persalinan antara lain

(27)

commit to user

1) Standar 9 : Asuhan Saat Persalinan

Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai, kemudian

memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan

memperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan berlangsung.

2) Standar 10 : Persalinan yang Aman

Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap sopan

dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.

3) Standar 11 : Pengeluaran Plasenta dengan Penegangan Tali Pusat

Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu

pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.

4) Standar 12 : Penanganan Kala II dengan Gawat Janin Melalui Episiotomi

Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada Kala II yang

lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk

memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.

d. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)

Terdapat tiga standar pelayanan dalam standar pelayanan nifas antara lain :

1) Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir

Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan

pernafasan spontan, mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan,

dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan

juga harus mencegah atau menangani hipotermia.

2) Standar 14 : Penanganan pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan

Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya

(28)

commit to user

yang diperlukan. Di samping itu bidan memberikan penjelasan tentang

hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu

untuk memulai pemberian ASI.

3) Standar 15 : Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas

Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan

rumah pada hari ke tiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah

persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui

penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini, penanganan atau

rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta

memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan

perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI,

imunisasi dan KB.

e. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-Neonatal (10 standar).

Terdapat sepuluh standar penanganan kegawatdaruratan Obstetri-Neonatal

antara lain :

1) Standar 16 : Penanganan Perdarahan Pada Kehamilan

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada

kehamilan, serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya.

2) Standar 17 : Penanganan Kegawatan pada Eklamsia

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklamsia mengancam,

serta merujuk dan/atau memberikan pertolongan pertama

3) Standar 18 : Penanganan Keawatan pada Partus Lama/macet

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama/macet serta

(29)

commit to user

4) Standar 19 : Persalinan dengan Forsep Rendah

Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi forsep rendah,

menggunakan forsep secara benar dalam memberikan pertolongan

persalinan dengan memastikan keamanannya bagi ibu dan janin/bayinya.

5) Standar 20 : Persalinan dengan Penggunaan Vakum Ekstraktor

Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi vakum, melakukannya

secara benar dalam memberikan pertolongan persalinan dengan

memastikan keamanannya bagi ibu dan janin/bayinya.

6) Standar 21 : Penanganan Retentio Plasenta

Bidan mampu mengenali retensio plasenta dan memberikan pertolongan

pertama, termasuk plasenta manual dan penanganan perdarahan, sesuai

dengan kebutuhan.

7) Standar 22 : Penanganan Perdarahan Postpartum Primer

Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam

pertama setelah persalinan (perdarahan postpartum primer) dan segera

melakukan pertolongan pertama untuk mengendalikan perdarahan.

8) Standar 23 : Penanganan Perdarahan Postpartum Sekunder

Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala

perdarahan postpartum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama

untuk penyelamatan jiwa ibu, dan atau merujuknya.

9) Standar 24 : Penanganan Sepsis Puerperalis

Bidan mampu mengenali secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis,

(30)

commit to user

10) Standar 25 : Penanganan Asfiksi

Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia,

serta melakukan resusitasi secepatnya, mengusakan bantuan medis yang

diperlukan dan memberikan perawatan lanjutan.

3. Asuhan dan Konseling Selama Kehamilan

Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk

mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi : deteksi diri,

pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu. Pengetahuan dasar yang

harus diketahui bidan untuk melakukan asuhan dan konseling selama

kehamilan antara lain adalah :

a. Anatomi dan fisiologis tubuh manusia

b. Siklus menstruasi dan proses konsepsi

c. Tumbuh kembang janin dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

d. Tanda-tanda dan gejala kehamilan

e. Mendiagnosa kehamilan

f. Perkembangan norma kehamilan

g. Komponen riwayat kesehatan

h. Komponen pemeriksaan fisik yang terfokus selama antenatal

i. Menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi, pembesaran

dan/atau tinggi fundus uteri

j. Mengenal tanda dan gejala anemia ringan dan berat, hyperemesis

gravidarum, kehamilan ektopik terganggu, abortus imminen,

molahydatidosa dan komplikasinya, dan kehamilan ganda, kelainan letak

(31)

commit to user

k. Nilai normal dari pemeriksaan laboratorium seperti Haemoglobin dalam

darah, test gula, protein, acetone dan bakteri dalam urine.

l. Perkembangan normal dari kehamilan : perubahan bentuk fisik,

ketidaknyamanan yang lazim, pertumbuhan fundus uteri yang diharapkan.

m. Perubahan psikologis yang normal dalam kehamilan dan dampak

kehamilan terhadap keluarga.

n. Penyuluhan dalam kehamilan, perubahan fisik, perawatan buah dada,

ketidaknyamanan, kebersihan, seksualitas, nutrisi, pekerjaan dan aktivitas

(senam hamil).

o. Kebutuhan nutrisi bagi wanita hamil dan janin.

p. Penata laksanaan imunisasi pada wanita hamil

q. Pertumbuhan dan perkembangan janin

r. Persiapan pesalinan, kelahiran dan menjadi orang tua

s. Persiapan keadaan dan rumah/keluarga untuk menyambut kelahiran bayi.

t. Tanda-tanda dimulainya persalinan.

u. Promosi dan dukungan pada ibu menyusui

v. Teknik relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada persiapan persalinan

dan kelahiran.

w. Mendokumentasikan temuan dan asuhan yang diberikan

x. Mengurangi ketidaknyamanan selama masa kehamilan

y. Penggunaan obat-obat tradisional ramuan yang aman untuk mengurangi

ketidaknyamanan selama kehamilan.

z. Akibat yang ditimbulkan dari merokok, penggunaan alkohol dan obat

(32)

commit to user

aa. Tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa seperti

pre eklamsia, perdarahan pervaginam, kelahiran prematur, anemia berat

bb. Kesejahteraan janin termasuk DJJ danpola aktivasijanin

cc. Resusitasi kardiopulmonary (Kepmenkes, 2007).

4. Standar Kompetensi Kebidanan

Standar kompetensi kebidanan menurut Kepmenkes (2007) antara lain adalah

sebagai berikut :

a. Kompetensi 1 : bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan ketrampilan

dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar

dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi

baru lahir dan keluarganya.

b. Kompetensi 2 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan

kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di

masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang

sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.

c. Kompetensi 3 : Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk

mengoptimalkan kesehatna selama kehamilan yang meliputi : deteksi diri,

pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.

d. Kompetensi 4 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap

terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama

persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi yang kegawatdaruratan

tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita pada bayinya yang baru

(33)

commit to user

e. Kompetensi 5: Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang

bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.

f. Kompetensi 6 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.

g. Kompetensi 7 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi

komprehensif pada bayi dan balita sehat 1 bulan – 5 tahun.

h. Kompetensi 8 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan

komprehensif pda keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan

budaya setempat.

i. Kompetensi 9 : Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan

gangguan sistem reproduksi.

5. Antenatal Care (ANC)

Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan yang dilakukan/diberikan

kepada seorang ibu hamil sampai saat persalinan. (Siswoduarmo, 1992).

Pengertian pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang

dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti

dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Tujuannya

adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan

dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat

(Depkes, 2002).

Antenatal Care merupakan pengawasan sebelum persalinan terutama

ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba,

(34)

commit to user

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu

maupun bayinya.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

ekslusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, 2002).

Pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang baik akan memberi

manfaat bagi ibu hamil antara lain menurunkan angka kematian maternal, yaitu

dengan mengidentifikasi faktor resiko yang berhubungan dengan usia, paritas,

riwayat obstetric buruk dan perdarahan selama kehamilan, sehingga dapat

ditentukan pertolongan persalinan yang aman. Selain itu ibu hamil dapat

mendapatkan konseling tentang kehamilannya, kesehatan reproduksi dan alat

kontrasepsi (Winkjosastro, 1999).

Standar pelayanan minimal antenatal dan penerapan operasionalnya

dikenal dengan standar minimal “7T” itu terdiri atas :

a. Timbang berat badan, penambahan berat badan selama kehamilan rata-rata

0,3 sampai 0,5 kg per minggu. Pada akhir kehamilan pertambahan berat

(35)

commit to user

berlebihan perlu diperkirakan adanya resiko (hidramnion, janin besar,

kehamilan kembar).

b. Ukur tekanan darah, tekanan darah tinggi di dalam kehamilan merupakan

resiko. Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg.

c. Ukur TinggiFundus Uteri, merupakan satu cara penentuan umur kehamilan

dan berat badan janin dalam rahim.

d. Pemberian imunisasi atau tetanus toxoid. Pemberian imunisasi TT baru

memberikan perlindungan bila diberikan sekurang-kurangnya 2x dengan

interval kira-kira 4 minggu, kecuali bila sebelumnya sudah diberikan pada

masa calon pengantin.

e. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, tablet zat

besi sebaiknya tidak diminum bersama teh, kopi, susu karena mengganggu

proses penyerapan.

f. Test terhadap penyakit menular seksual.

g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan, memberikan konseling pada

ibu hamil, suami dan keluarga agar mengerti tanda-tanda resiko kehamilan.

Banyak penyebab atau faktor yang mendorong ibu hamil dalam

memutuskan untuk melakukan dan tidak melakukan pemeriksaan

kehamilannya atau antenatal care. Ada beberapa variabel yang mempengaruhi

ibu hamil mau memeriksakan kehamilan, diantaranya adalah :

a. Kerentanan yang ia rasakan (perceived susceptibility) terhadap kehamilan.

Ibu hamil akan memeriksakan kehamilannya jika ia tahu bahwa setiap

(36)

commit to user

b. Keseriusan yang dirasakan (perceived seriousness) tentang faktor resiko dan

resiko tinggi pada kehamilan. Jika ia mengetahui bahwa ia beresiko itu akan

mendorong ibu untuk melakukan ANC untuk mengatasinya.

c. Manfaat dan rintangan-rintangan yang dirasakan (perceived benefits an

barriers) ibu mau memeriksakan kehamilan jika mengetahui manfaat apa

yang didapatkan dari melakukan ANC dan tindakan ibu memeriksakan

kehamilannya juga dapat dipengaruhi oleh rintangan-rintangan yang

ditemukan waktu akan melakukan ANC, seperti suami atau keluarga tidak

mengijinkan, perilaku petugas kesehatan tidak memuaskan (petugas tidak

melakukan asuhan sayang ibu), transportasi yang sulit.

d. Pendorong untuk bertindak (cues to action), untuk mendapatkan tingkat

penerimaan yang benar tentang kerentanan, keseriusan dan keuntungan

sehingga ibu mau memeriksakan kehamilannya atau ANC maka diperlukan

isyarat-isyarat berupa faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut misalnya

media massa, petugas kesehatan, keluarga (Notoatmodjo, 2003)

Frekuensi pemeriksaan kehamilan adalah sebagai berikut :

a. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.

b. Pemeriksaan ulang yakni setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7

bulan, setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan, setiap 1 minggu

sejak umur hamil 8 bulan sampai terjadi persalinan (Manuaba, 2003)

Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam

jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat

(37)

commit to user

a. Satu kali kunjungan trimester pertama (sebelum 14 minggu)

Kunjungan pertama bertujuan mendiagnosis dan menghitung umur

kehamilan, mengkaji status kesehatan untuk mengetahui masalah medis.

b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)

Yang dikaji dalam kunjungan ulang Trimester III antara lain : kemajuan

kehamilan, tanda bahaya kehamilan, identifikasi gerakan janin

c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga

Yang dikaji dalam kunjungan ulang trimester III, antara lain :

1) Meninjau kesehatan umum dan tanda bahaya trimester III, misalnya

penambahan berat badan yang berlebihan secara tiba-tiba karena oedem,

nyeri abdomen, mata kabur dan lain-lain.

2) Mengidentifikasi tanda kelahiran preterm

Pemeriksaan fisik, meliputi : tekanan darah, berat badan, tinggi fundus

uteri dan detak Jantung Janin (Walsh, 2008)

Pemeriksaan antenatal dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan terdidik

dalam bidang kebidanan yaitu pembantu bidan, bidan, dokter dan perawat yang

sudah dilatih. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik. Kehamilan juga

mengandung resiko, dan resiko kehamilan tersebut bersifat dinamis, karena ibu

hamil yang pada mulanya normal secara tiba-tiba dapat menjadi beresiko

tinggi.

Faktor resiko pada ibu hamil, seperti umur terlalu muda/tua, banyak

anak, dan beberapa faktor biologis lainnya, adalah keadaan yang langsung

menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah

(38)

commit to user

ibu, misalnya perdarahan melalui jalan lahir, eklampsia dan infeksi. Beberapa

faktor resiko yang sekaligus terdapat pada seorang ibu dapat menjadikan

kehamilannya beresiko tinggi. Di tingkat pelayanan dasar, pemeriksaan

antenatal hendaknya memenuhi tiga aspek pokok (Depkes, 2002) yaitu :

a. Aspek medik yang meliputi

1) Diagnosa kehamilan

2) Penemuan kelainan secara dini

3) Pemberian terapi sesuai diagnosa

b. Penyuluhan, komunikasi dan motivasi ibu hamil, antara lain megenai :

1) Penjagaan kesehatan dirinya dan janinnya.

2) Pengenalan tanda-tanda bahaya dan faktor resiko yang dimilikinya.

3) Pencarian pertolongan yang memadai secara tepat waktu

c. Rujuk

Ibu hamil dengan resiko tinggi harus dirujuk ke tempat pelayanan yang

mempunyai fasilitas lebih lengkap.

6. Perilaku

Perilaku adalah suatu reaksi psikis (berpendapat, berpikir dan bersikap)

seseorang terhadap lingkungannya, atau sebagai suatu aksi dan reaksi

organisme terhadap lingkungannya (Notoadmodjo, 2003). Berarti perilaku baru

akan terwujud bila ada seseuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi

yakni suatu rangsangan. Pada dasarnya proses perubahan perilaku dapat

diamati melalui sikap dan tindakan, tetapi dapat juga bersifat potensial yakni

(39)

commit to user

Menurut Green dalam Notoadmodjo (2003) perilaku itu sendiri terbentuk

oleh 3 faktor sehingga dapat mempengaruhi kinerja bidan dalam pelayanan

Antenatal Care (ANC), yaitu :

a. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors) yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

b. Faktor Pendukung (Enabling Factors) yang terwujud dalam lingkungan

fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan, seperti

kontrasepsi dan obat-obatan.

c. Faktor Pendorong (Reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan

perilaku petugas kesehatan ataupun petugas lainnya, merupakan kelompok

referensi dari perilaku bidan.

Berdasarkan pengertian tersebut maka berarti perilaku bidan di dalam

pelayanan ANC ditenukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan

sebagainya dari orangtua atau masyarakat yang bersangkutan. Ketersediaan

fasilitas dan sikap serta perilaku para petugas kesehatan, dan saling mendukung

dan memperkuat terbentuknya perilaku.

Sebagai contoh dapat digambarkan rangsangan tersebut adalah pelayanan

antenatal yang tepat, maka agar seorang bidan di desa dapat memberikan

pelayanan tersebut harus berperilaku mendukung pelayanan antenatal. Oleh

karena itu perlu adanya pengetahuan tentang apa dan bagaimana pelayanan

antenatal, bagaimana sikap dan tindakan apa saja yang dilakukan pada saat

memberikan pelayanan tersebut.

Perbuatan perilaku (Notoatmodjo, 2003) dapat dilaksanakan melalui 3

(40)

commit to user

a. Menggunakan kekuatan/kekuasaan atau dorongan.

Perubahan perilaku dengan strategi ini. Akan cepat berhasil namun tidak

bertahan lama, karena dipaksakan pada sasaran.

b. Pemberian informasi. Informasi secara jelas kepada sasaran tentang suatu

hal akan meningkatkan pengetahuan tentang hal tersebut. Dengan adanya

pengetahuan yang memadai, akan timbul kesadaran dan akhirnya terbentuk

perilaku baru sesuai pengetahaun yang telah dimiliki.

c. Diskusi dan partisipasi. Dengan cara ini sasaran akan memperoleh informasi

dua arah, sehingga dapat menimbulkan partisipasi akitf peserta dan perilaku

baru dapat bertahan lama

Simon-Morton, dkk (1985) menyatakan bahwa pengetahuan,

kepercayaan, sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi perilaku dapat diubah

dengan stimulus pendidikan, yang mengarah pada perbuahan perilaku.

Pendidikan kesehatan pada umumnya mengembangkan pengalaman belajar

yang mengarah kepada perubahan perilaku. Perilaku seseorang dapat diketahui

dari pengetahuan, sikap dan tindakan yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pengetahuan

Pengetahuan seseorang bisanya diperoleh dari pengalaman yang berasal

dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik,

buku petunjuk, petugas kesehatan dan sebagainya. Pengetahuan ini dapat

membentuk keyakinan tertentu. Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa

pengetahuan merupakan result dan akibat proses penginderaan sebagian

(41)

commit to user

b. Sikap

Azwar (1995) mendefinisikan sikap dikatakan sebagai suatu respon

evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapakan pada

suatu stimulan yang menghendaki adanya reaksi individual. Respon

Evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu

timbulnya didasari oleh proses evaluasi dari individu yang memberi

kesimpulan terhadap stimulus. Dalam bentuk nilai baik-buruk,

positif-negatif, menyenangkan, tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal

sebagai potensi reaksi terhadap obyek sikap.

Sikap merupakan respon evaluatif yang banyak menentukan tindakan

nyata seringkali jauh berbeda. Hal ini dikarenakan tindakan nyat tidak hanya

ditentukan oleh sikap semata, akan tetapi oleh berbagai faktor eksternal

lainnya. Ketidak harmonisan sikap lebih merupakan masalah orientsi

individu terhadap situasi yang ada. Pada dasarnya, sikap memang lebih

bersifat pribadi sedangkan tindakan atau kelakuan lebih bersifat umum atau

sosial. Bila konsistensi sikap dan perilaku dilihat dari arti korelasi antara

keduanya, maka hasil studi telah memperlihatkan bahwa adanya hubungan

sikap dan perilaku hanya tampak apabila pengukuran sikap itu erat berkaitan

dengan macam perilaku yang bersangkutan.

Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang searah

dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara

lain dimotivasi oleh keinginan menghindari konflik dengan orang yang

(42)

commit to user

Notoatmodjo (2003) menyatakan suatu sikap belum otomatis terwujud

dalam bentuk praktek. Terwujudnya sikap menjadi perbuatan yang nyata

(praktek) diperlukan faktor pendukung atau kondisi yag memungkinkan.

Hasil penelitian Syah (1998) menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi

bidan semakin tinggi kinerja bidan dalam pelayanan antenatal. Faktor-faktor

yang mempengaruh terhadap kinerja bidan dalam pelayanan antenatal

selain motivasi adalah rekan kerja. Jadi kinerja bidan dapat ditingkatkan

dengan memberikan motivasi, pada bidan melalui rekan kerja Puskesmas.

B. Penelitian yang Relevan

1. Henri Peranginangin (2006) dengan judul Telaah Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Pada Sarana

Kesehatan: Pemeliharaan Kesehatan Ibu Hamil dalam Upaya Pengelolaan

Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Hasil penelitian pemanfaatan

pelayanan antenatal care oleh sejumlah Ibu hamil di Indonesia belum

sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Hal ini cenderung

menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan

kesehatan Ibu hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini

terhadap faktor risiko kehamilan yang penting segera ditangani.

Kurangnya pemanfaatan antenatal care oleh Ibu hamil ini berhubungan

dengan faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud

dalam pendidikan, jumlah anak, pendidikan suami, sikap, umur, pekerjaan,

pendapatan, pengetahuan Ibu hamil dan sebagainya, faktor-faktor

pemungkin/pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam jarak fisik

(43)

commit to user

tunggu dan sebagainya; serta faktor-faktor penguat (reinforcing factors)

yang terwujud dalam perilaku petugas pelayanan antenatal care, sikap

petugas pelayanan antenatal care, sikap tokoh masyarakat. Dampak dari

kurangnya pembinaan pemeliharaan kesehatan Ibu hamil akan

menimbulkan kerugian tidak saja pada Ibu hamil itu sendiri tetapi juga

berpengaruh buruk bagi anak yang akan dilahirkan kemudian. Angka

Kematian Ibu di Indonesia pada tahun 2005 adalah 290,8 per seratus ribu

kelahiran hidup. Penyebab kematian Ibu di Indonesia antara lain adalah

perdarahan, infeksi dan eklampsia, anaemia, kurang energi kronis dan

keadaan “4 terlalu” (terlalu muda/tua, sering dan banyak).

2. Firman Hayadi Kristiani (2007) dengan judul : Analisis Kinerja Bidan

Puskesmas Dalam Pelayanan Antenatal di Bengkulu Selatan. Hasil

penelitian menyatakan bahwa kinerja merupakan gambaran tingkat suatu

pelaksanaan kegiatan atau program dalam usaha mencapai tujuan, misi,

dan visi organisasi. Pencapaian kinerja bidan dapat dilihat dari 3

kompanen yaitu kondisi yang diharapkan, pelaksanaan program dan

indikator yang dicapai. Secara statistik ada hubungan yang signifikan

antara umpan balik dari atasan, motivasi dan insentif, serta pengetahuan

dengan kinerja bidan puskesmas dalam pelayanan antenatal, namun

kemaknaan secara praktis kurang berarti dan rendah. Tidak ada hubungan

yang signifikan antara harapan dalam pekerjaan, lingkungan/alat dengan

kinerja bidan puskesmas dalam pelayanan antenatal. Kinerja bidan

(44)

commit to user

dominan yang berhubungan dengan kinerja bidan dalam pelayanan

antenatal adalah pengetahuan.

C. Kerangka Berpikir

Upaya menurunkan kematian dan kesakitan ibu dan anak menuntut

hubungan yang erat antar berbagai tingkat sistem pelayanan kesehatan

masyarakat yang dimulai dari Puskesmas. Upaya tersebut mencakup berbagai

upaya pencegahan, deteksi dini komplikasi kehamilan, persalinan aman dan

bersih, serta rujukan ke fasilitas rujukan yang memadai.

Standar pelayanan berguna dalam norma dan tingkat kinerja dan dapat

pula digunakan untuk menentukan kompetensi dalam menjalankan praktik

kebidanan. Hasil kerja bidan di dalam pelayanan dapat diukur antar lain dari

cakupan kegiatan pelayanan antenatal (Cakupan K1 dan K4) serta dari kualitas

pelayanan antenatal. Beberapa variabel yang mempengaruhi kinerja bidan

antara lain pengetahuan dan sikap dalam melaksanakan pelayanan antenatal.

Berdasarakan uraian tersebut maka kerangka berpikir dalam penelitian ini

didasarkan pada kerangkan teori perilaku kesehatan dari Green (1980), bahwa

perilaku dipengaruhi oleh faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor

pendorong dari bidan di dalam memberikan pelayanan Antenatal Care. Untuk

(45)

commit to user

Kerangka Berpikir

Faktor Predisposisi · Pengetahuan

· Sikap

· Pelatihan

Faktor Pendukung · Ketersediaan sarana

medis/non medis

Faktor Pendorong

· Pembinaan/supervisi dari Kepala Puskesmas

Kinerja

Kualitas Pelayanan

Bidan Pelayanan

(46)

commit to user

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian disesuaikan dengan permasalahan yang akan dijawab

melalui penelitian. Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang

direncanakan berlangsung di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta dengan

harapan dapat memperoleh informasi dari bidan puskesmas untuk memperoleh

informasi mengenai pelayanan Antenatal Care (ANC). Pelaksanaan penelitian

dimulai dari peneliti datang ke bidan puskesmas untuk memohon ijin dalam

pelaksanaan penelitian, setelah ijin diberikan peneliti melakukan wawnacara

dengan bidan tersebut kemudian melakukan verifikasi data, reduksi data dan

penarikan simpulan dari hasil wawancara.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Kecamatan Banjarsari Kota

Surakarta dengan waktu penelitian bulan Oktober 2010 – Januari 2011.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini berkeinginan untuk mengungkap data atau informasi

mengenai perilaku bidan Puskemas dalam pelayanan ANC dengan

pendekatan penelitian kualitatif.

C. Sumber Data

Jenis sumber data menurut Sutopo (2002) adalah sebagai berikut :

1. Narasumber (Informan)

Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber)

(47)

commit to user

Peneliti dan narasumber memiliki posisi yang sama dan narasumber bukan

memberikan sekedar tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia lebih

memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang dimiliki.

Kriteria inklusi dari narasumber dalam penelitian ini adalah bidan yang

bekerja di Puskesmas Kecamatan Banjarsari Surakarta dengan kriteria

inklusi adalah bidan yang telah bekerja lebih dari 5 tahun sehingga mampu

memberikan informasi yang akurat.

2. Peristiwa atau aktivitas

Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas

atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran

penelitiannya. Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti akan

bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara berlebih pasti

karena menyaksikan sendiri secara langsung. Peristiwa sebagai sumber

data memang sangat beragam, baik yang terjadi secara sengaja ataupun

tidak, aktivitas rutin yang berulang atau yang hanya satu kali terjadi,

aktivitas yang formal maupun yang tidak formal, dan juga yang tertutup

ataupun yang terbuka untuk bisa diamati oleh siapa saja.

3. Dokumen dan Arsip

Dokumen dan arsip merupakan data tertulis yang bergayutan dengan

suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen atau arsip merupakan

rekaman tertulis (tetapi juga berupa gambar atau benda peninggalan yang

berkaitan dengan suatu aktivitas atau peristiwa tertentu). Dokumen dan

arsip bisa dikatakan sebagai suatu rekaman atau sesuatu yang berkaitan

dengan suatu peristiwa tertentu, dan dapat secara baik dimanfaatkan

(48)

commit to user D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain :

1. Wawancara

Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan

konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi,

peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau

persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan dan sebagainya, untuk

merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman

masa lampau, dan memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan

yang terjadi di masa yang akan datang. Wawancara dilakukan dengan

bidan puskesmas yang telah bekerja lebih dari 5 tahun, di dalam

melakukan wawancara tersebut ada tahapan yang dipakai yaitu :

a. Penentuan siapa yang akan diwawancarai

b. Persiapan wawancara

c. Langkah awal

d. Pengusahaan agar wawancara bersifat produktif

e. Penghentian wawancara dan mendapatkan simpulan

Wawancara penelitian dilakukan terhadap informan yang merupakan

sumber data dengan topik wawancara yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi

wawancara dan foto dokumentasi wawancara yang akan dilaksanakan.

2. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data

yang berupa peristiwa atau lokasi dan benda serta rekaman gambar.

Observasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pada observasi langsung dapat dilakukan dengan mengambil peran atau

tak berperan. Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk memperoleh

(49)

commit to user

3. Mengkaji Dokumen dan Arsip (Content Analysis)

Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang memiliki posisi

penting dalam penelitian kualitatif. Terutama bila sasaran kajian mengarah

pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau

yang sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang

sedang diteliti. Teknik pengumpulan data yang berupa dokumen dan arsip

dilakukan dengan melakukan pencatatan. Pencatatan yang dilakukan

bukan sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau

arsip, tetapi juga maknanya yang tersirat yaitu Sistem Pencatatan dan

Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) dan Buku KIA (Kesehatan Ibu

dan Anak).

4. Focus Group Discussion (FGD)

Teknik ini digunakan untuk menggali data terutama mengenai sikap, minat

dan latar belakang mengenai sesuatu kondisi dan juga untuk menggali

keinginan serta kebutuhan dari suatu kelompok masyarakat. Data yang

diperoleh sudah merupakan data sebagai hasil dialog antar peserta diskusi.

Untuk melakukan teknik FGD peneliti menentukan fokus bahasan yang

akan menjadi topik utama dalam diskusi. Pokok bahasan dalam FGD

meliputi :

a. Peran bidan dalam pelayanan Antenatal Care (ANC)

b. Partisipasi masyarakat dalam pelayanan Antenatal Care (ANC)

c. Pengaruh ANC terhadap kondisi ibu hamil

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

(50)

commit to user

Spradley. Miles and Humberman (1984) dalam Sutopo (2002) yakni

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan.

1. Pengumpulan data, data yang ada dicari dan dikumpulkan semua. Pada

tahap ini, peneliti juga bisa memulai proses klasifikasi awal (secara

umum). Pada proses ini idealnya seorang peneliti juga melakukan

pelacakan, pencatatan, pengorganisasian data yang relevan untuk

memfokuskan pada masalah yang diteliti.

2. Tahap reduksi data, yaitu seleksi data, pemfokusan dan penyerderhanaan

data, dari semua data yang sudah didapat. Setelah itu data yang tidak

diperluakan disisihkan dan data-data yang penting untuk penelitian

dikumpulakan jadi satu, dan diklasifikasikan menjadi lebih spesifik.

3. Melaksanakan kegiatan display atan penyajian data. Yaitu data yang

diperoleh tersebut bisa disajikan dalam bentuk matrik maupun tabel-tabel

yang bisa mewakili karakter yang diperlukan.

4. Membuat simpulan sementara dan menguji kembali dengan metode

triangulasi, baik menggunakan triangulasi peneliti, teori, data, maupun

metode.

5. Tahap terakhir, yaitu membuat pernyataan atau simpulan mengenai apa

yang dimengerti secara bulat tentang suatu masalah yang diteliti dalam

bahasa kualitatif yang diskriptif dan bersifat interpretatif.

Metode analisis interaktif dapat digambarkan sebagai berikut :

(51)

commit to user F. Keakuratan Data

Moleong (2007) menyatakan bahwa teknik pemeriksaan keabsahan data

dapat dilakukan dengan cara :

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian

sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai, jika hal ini bertujuan untuk

: (a) membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks, (b)

membatasi kekeliruan (bias) peneliti, (c) mengkompensasikan pengaruh

dari kejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesaat.

2. Ketekunan / Keajegan Pengamatan

Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi

dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan

atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari

apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Ketekunan

pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi

yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan

kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara terperinci.

3. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi

yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber-sumber

(52)

commit to user

4. Pemeriksaan Sejawat Melalui FGD

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau

hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan

sejawat. Teknik ini mengandung maksud sebagai salah satu teknik

pemeriksaan keakuratan data.

5. Uraian Rinci

Teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya

sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti mungkin dan secermat mungkin

yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan.

6. Auditing

Auditing adalah konsep bisnis, khususnya di bidang fiskal yang

dimanfaatkan untuk memeriksa kebergantungan dan kepastian data. Hal ini

dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil atau keluaran.

Penelusuran audit (audit trail) tidak dapat dilaksanakan apabila tidak

dilengkapi dengan catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil

studi.

Dari uraian di atas, maka keakuratan data dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan teknik perpanjangan keikutsertaan, karena

peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai memperoleh data yang

sebanyak-banyaknya. Dengan perpanjangan keikutsertaan maka derajat

(53)

commit to user 36 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di Puskesmas di Kecamatan Banjarsari Surakarta,

yaitu Puskesmas Gambirsari, Puskesmas Manahan, Puskesmas Nusukan,

Puskesmas Setabelan, Puskesmas Banyuanyar dan Puskesmas Gilingan.

Responden dalam penelitian ini adalah bidan puskesmas di Kecamatan Banjarsari

yang berjumlah 23 bidan dan menjadi sampel dalam penelitian ini.

1. Deskripsi responden berdasarkan kelompok umur

Deskripsi responden berdasarkan kelompok umur pada bidan di Kecamatan

Banjarsari Surakarta dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1. Deskripsi responden berdasarkan umur

Umur Responden

Jumlah Persentase (%)

20 – 30 th 4 17,40

31 – 40 th 6 26,10

41 – 50 th 10 43,50

51 – 60 th 3 13,00

23 100,00

Sumber : Data primer, tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.1. diketahui bahwa mayoritas responden berusia 41 – 50

tahun yaitu sebanyak 10 responden (43,5%).

2. Deskripsi responden berdasarkan masa kerja

Deskripsi responden berdasarkan masa kerja bidan di Kecamatan Banjarsari

(54)

commit to user

Tabel 4.2. Deskripsi responden berdasarkan masa kerja

Masa Kerja Responden

Jumlah Persentase (%)

Kurang dari 5 tahun 5 21.70

5 s/d 10 tahun 5 21.70

11 s/d 15 tahun 8 34.80

Lebih dari 15 tahun 5 21.70

23 100,00

Sumber : Data primer, tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.2. diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai

masa kerja 11 sampai dengan 15 tahun yaitu sebanyak 8 bidan (34,8%).

B. Diskripsi Temuan Hasil Penelitian

1. Faktor Predisposisi Bidan Puskesmas dalam Pelayanan Antenatal Care

(ANC)

Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh

pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi dari orang atau masyarakat yang

bersangkutan. Ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas

kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat

terbentuknya perilaku. Predisposing factors (faktor predisposisi) dalam

penelitian ini terwujud dalam pengetahuan, sikap dan pelatihan bidan.

Pengetahuan menjadi dasar bagi ketaatan bidan dalam melaksanakan

Gambar

Tabel 4.1. Deskripsi responden berdasarkan umur
Tabel 4.2. Deskripsi responden berdasarkan masa kerja
Tabel 4.3.  Penggunaan Pedoman Kerja dalam Pelaksanaan ANC
Tabel 4.5. Pengisian asuhan kebidanan dalam pelayanan ANC
+7

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi Pembangkit Biasa, Sri Rahayuningsih Page 8 keadaan dalam suatu distribusi unsur yang dapat dilakukan dengan menggunakan tabela. Cara tabel tentu menjadi

Surat pernyataan bukan pegawai negeri sipil (PNS), anggota TNI/ Polri, BUMN, BUMD, dan/atau pegawai bank pemerintah.. Surat pernyataan tidak masuk dalam

Peraturan daerah provinsi Sumatera Selatan Nomor 2 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Kesehatan Sumatera Selatan Semesta (Jamsoskes Sumsel Semesta).

Penulisan ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kenaikan tingkat suku bunga SBI terhadap kinerja indeks harga saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia khususnya

1) Dibuat dan diselesaikan sendiri, dengan menggunakan hasil kuliah, tinjauan lapangan, dan buku-buku serta jurnal acuan yang tertera di dalam referensi pada

Sebagai kelanjutan proses pelelangan ini, kami mengundang saudara untuk menghadiri tahapan verifikasi dan pembuktian kualifikasi paket pekerjaan Pembersihan Saluran Drainase Jalan

Penyelenggara Pemilihan atau Pembentukan pengurus OSIS dibentuk oleh Kepala Sekolah, dengan unsure-unsur panitia pemilihan OSIS terdiri dari: pembina

dengan kaki kanan, pijat titik refleks pada kaki seperti yang. dijelaskan di