commit to user
EVALUASI KINERJA BIDAN PUSKESMAS DALAM PELAYANAN
ANTENATAL CARE
(ANC) DI KECAMATAN
BANJARSARI KOTA SURAKARTA
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Mencapai Derajat Magister
Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh :
ENDANG ROSTIATI
S 540809306
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user ii
EVALUASI KINERJA BIDAN PUSKESMAS DALAM PELAYANAN
ANTENATAL CARE
(ANC) DI KECAMATAN
BANJARSARI KOTA SURAKARTA
Disusun Oleh :
Endang Rostiati NIM : S 540809306
Telah disetujui pada :
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Tanggal: Tanggal :
Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja, dr, PAK.MARS Putu Suriyasa, dr, MS, PKK, SpOK NIK: 19460405 197603 1 001 NIK: 19481105 198111 1 001
Mengetahui
Kepala Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
commit to user iii
EVALUASI KINERJA BIDAN PUSKESMAS DALAM PELAYANAN
ANTENATAL CARE
(ANC) DI KECAMATAN
BANJARSARI KOTA SURAKARTA
Disusun Oleh :
Endang Rostiati NIM : S 540809306
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji
Dewan Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan
Ketua Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM.Mkes
NIP. 194803131976101001
Sekretaris Dr. Nunuk Suryani, M.Pd NIK. 19661108 199003 2 001
Anggota Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja, dr, PAK. MARS
NIK. 19460405 197603 1 001
Putu Suriyasa, dr. MS, PKK, SpOk NIK. 194811051981111001
Surakarta,
Ketua Program Studi
Mengetahui Magister Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. Suranto, M.Sc, Ph.D Prof.Dr. Didik Tamtomo, dr,PAK,MM,M.Kes
commit to user iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Endang Rostiati
NIM : S 540809306
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul : Evaluasi
Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Kecamatan
Banjarsari Kota Surakarta adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan
karya saya dalam tesis ini diberi tanda sitasi dan ditunjukkan dalam kepustakaan.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta
Yang Membuat Pernyataan
commit to user v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis dengan judul “Evaluasi
Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Kecamatan
Banjarsari Kota Surakarta”
Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar
Magister Kesehatan pada Program Studi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Tesis ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D, selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. Didik Gunawan Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes, selaku Ketua
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta
3. Dr. P.Murdani, K. MHPed, selaku Ketua Minat Utama Pendidikan Profesi
Kesehatan Pascasarjana Universitas Slamet Riyadi Surakarta.
4. Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja, dr, PAK. MARS, selaku Pembimbing I yang
berkenan memberikan masukan dan bimbingan kepada peneliti.
5. Putu Suriyasa, dr, MS, PKK. SpOK, selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, masukan dan pengarahan kepada peneliti.
6. Tim Penguji tesis yang telah membantu terlaksananya ujian sehingga dapat
commit to user vi
7. Segenap dosen dan civitas akademika Program Studi Magister Kedokteran
Keluarga Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami berharap masukan dan kritik yang membangun
demi perbaikan dalam penyusunan tesis yang akan datang.
Surakarta, Januari 2011
commit to user vii MOTTO
Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat
kekuatan baru: seumpama rajawali yang naik terbang dengan
kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, berjalan
dan tidak menjadi lelah.
(Yeyasa 40:31)
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku.
commit to user viii ABSTRAK
Endang Rostiati, NIM S 540809306. Evaluasi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.Tesis : Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2010
Pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan puskesmas salah satunya adalah pemeriksaan antenatal yaitu pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perilaku bidan Puskesmas ditinjau dari faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong dalam melakukan Antenatal Care sesuai dengan standar pelayanan kebidanan di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta
Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta dengan waktu penelitian bulan Oktober 2010 – Januari 2011. Sumber data menggunakan informan, peristiwa dan aktivitas serta dokumen. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, mengkaji dokumen dan Focus Group Discussion. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan bidan tentang pedoman penggunaan kerja dalam pelaksanaan ANC dalam kategori baik. Sikap bidan dalam pelaksanaan ANC masih terdapat bidan yang belum benar atau belum tepat dalam pemberian pelayanan ANC. Hasil observasi kelengkapan peralatan di puskesmas Kecamatan Banjarsari diketahui bahwa keseluruhan Puskesmas yang ada di Kecamatan Banjarsari sudah memiliki peralatan yang lengkap dalam pelayanan ANC. Hasil penelitian tentang pelaksanaan monitoring bidan dalam pelayanan ANC sudah sesuai dengan pedoman kerja, monitoring dilakukan oleh kepala puskesmas baik secara langsung maupun tidak langsung dan pelaksanannya adalah 1 (satu) bulan sekali kemudian dilakukan evaluasi program dan kepala puskesmas juga melakukan kegiatan supervisi untuk mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan dari bidan.
commit to user ix ABSTRACT
Endang Rostiati, NIM S 540809306. Evaluation Performane of Midwives in Antenatal Care Service at Health Centre Banjarsari Surakarta. Study Programme Heath Professional Education, Post Graduate Programme, Thesis, Sebelas Maret University, 2010
Midwifery services who performed by midwives one of them is antenatal. ANC is the antenatal care that was done to check the condition of mother and fetus on a regular basis, followed by efforts to correct the deviation was found. The purpose of this research to study the behavior midwives who evaluated from the predisposing factors, the factors supporting and motivating factor in doing Antenatal Care in accordance with the standards of midwifery services in the Health Centre Banjarsari Surakarta
Research design use a descriptive qualitative. Research conducted at the District Health Center Banjarsari Surakarta with research time in October 2010 – Januari 2011. Source of data using informants, document the events and activities. Techniques of data collection using interviews, observation, document review and Focus Group Discussion. Analysis using an interactive analysis.
The results showed that knowledge about the guidelines for the use of midwives working in the implementation of ANC in both categories. The attitude of midwives in the implementation of the ANC there are midwives who have not exactly true or not yet in service delivery ANC. Results observation completeness of equipment in health centers Banjarsari District is known that the overall health centers in Sub Banjarsari already comprehensive equipment in the service of ANC. Results of research on monitoring the implementation of midwives in the service of ANC is in conformity with the guidelines which the monitoring conducted by the head of the clinic, either directly or indirectly, and its implementation is 1 month later made chief of program evaluation and supervision of health center also conducts activities to find out the results implementation work of the midwife.
commit to user x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN... iv
KATA PENGANTAR ... v
MOTTO ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
commit to user xi
1. Bidan ... 6
2. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan ... 7
3. Asuhan dan Konseling Selama Kehamilan ... 13
4. Standar Kompetensi Kebidanan ... 15
5. Antenatal Care (ANC) ... 16
6. Perilaku ... 21
B. Penelitian yang Relevan ... 25
C. Kerangka Berpikir ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A. Desain Penelitian... 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29
C. Sumber Data ... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ... 31
E. Teknik Analisis Data ... 33
F. Keakuratan Data ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 36
B. Deskripsi Temuan Hasil Penelitian ... 37
1. Faktor Predisposisi Bidan Puskesmas dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) ... 37
commit to user xii
3. Faktor Pendorong Bidan dalam Pelaksanaan Antenatal
Care (ANC) ... 72
C. Pembahasan ... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 103
A. Kesimpulan ... 103
B. Implikasi... 105
C. Saran ... 105
DAFTAR PUSTAKA ... 107
commit to user xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1. Deskripsi responden berdasarkan umur ... …. 36
Tabel 4.2. Deskripsi responden berdasarkan masa kerja ... 37
Tabel 4.3. Penggunaan Pedoman Kerja dalam Pelaksanaan ANC ... 38
Tabel 4.4. Pemberian penyuluhan kepada ibu hamil ... 40
Tabel 4.5. Pengisihan asuhan kebidanan dalam pelayanan ANC ... 42
Tabel 4.6. Sikap bidan dalam pelaksanaan ANC ... 43
Tabel 4.7. Pelatihan bidan tentang Antenatal Care... 46
Tabel 4.8. Manfaat pelatihan tentang Antenatal Care ... 48
Tabel 4.9. Kelengkapan peralatan dalam pelaksanaan Antenatal Care ... 49
Tabel 4.10. Pelaksanaan pemeriksaan riwayat kehamilan sekarang ... 52
Tabel 4.11. Pelaksanaan pemeriksaan riwayat kehamilan sekarang ... 53
Tabel 4.12. Pelaksanaan pemeriksaan riwayat kesehatan/penyakit yang Diderita sekarang dan dulu ... 54
Tabel 4.13. Pelaksanaan pemeriksaan riwayat sosial ekonomi... 55
Tabel 4.14. Pelaksanaan pemeriksaan fisik... 56
Tabel 4.15. Pelaksanaan pemeriksaan tanda-tanda vital ... 57
Tabel 4.16. Pelaksanaan pemeriksaan fisik kepala dan leher ... 58
Tabel 4.17. Pelaksanaan pemeriksaan dada ... 59
Tabel 4.18. Pedoman observasi pemeriksaan abdomen ... 61
commit to user xiv
Tabel 4.20. Pelaksanaan pemeriksaan palpasi menurut Leopold I ... 63
Tabel 4.21. Pelaksanaan pemeriksaan palpasi menurut Leopold II ... 64
Tabel 4.22. Pelaksanaan pemeriksaan palpasi menurut Leopold III ... 64
Tabel 4.23. Pelaksanaan pemeriksaan palpasi menurut Leopold IV ... 65
Tabel 4.24. Pelaksanaan pemeriksaan panggul genitalia luar ... 66
Tabel 4.25. Pelaksanaan pemeriksaan tangan dan kaki ... 68
Tabel 4.26. Pelaksanaan pemeriksaan punggung ... 69
Tabel 4.27. Pelaksanaan pembelajaran/pendidikan kesehatan ... 70
Tabel 4.28. Pelaksanaan promosi kesehatan ... 71
Tabel 4.29. Persiapan persalinan dan kesiagaan komplikasi ... 72
Tabel 4.30. Monitoring dari Kepala Puskesmas ... 73
Tabel 4.31. Pelaksanaan monitoring ... 74
Tabel 4.32. Evaluasi Program ... 75
commit to user xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Penggunaan pedoman kerja dalam pelaksanaan ANC ... 39
Gambar 4.2. Pemberian penyuluhan kepada ibu hamil ... 41
Gambar 4.3. Pengisian asuhan kebidanan dalam pelayanan ANC ... 42
Gambar 4.4. Pelatihan bidan tentang ANC ... 47
Gambar 4.5. Manfaat pelatihan tentang ANC ... 48
Gambar 4.6. Kelengkapan peralatan dalam pelayanan ANC... 50
Gambar 4.7. Pelaksanaan monitoring dari kepala puskesmas ... 74
Gambar 4.8. Pelaksanaan evaluasi program oleh kepala puskesmas ... 76
commit to user xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Ethical Review Committee
2. Permohonan untuk menjadi responden
3. Persetujuan Penelitian (Informed Consent)
4. Pedoman wawancara dengan bidan
5. Format penilaian ujian praktik klinik asuhan kebidanan pada ibu hamil
6. Hasil wawancara dengan kepala puskesmas
7. Hasil wawancara dengan bidan puskesmas
8. Hasil Focus Group Discussion (FGD)
9. Lampiran Foto
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2007 sebesar 248/100.000 Kelahiran
Hidup (KH) dan jika dibandingkan dengan AKI tahun 2002 sebesar
307/100.000 kelahiran hidup, AKI tersebut sudah jauh menurun, namun masih
jauh dari target Millenium Development Goal’s (MDG’s) 2015 (102/100.000
KH), sementara untuk Angka Kematian Bayi (AKB), berdasarkan perhitungan
dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007 diperoleh AKB sebesar 26,9/1000
KH. Angka ini menurun dibandingkan tahun 2002 sebesar 35/1000 KH dan
upayanya akan lebih ringan bila dibandingkan dengan upaya pencapaian target
MDG’s untuk penurunan AKI. Adapun target AKB pada MDG’s 2015 sebesar
17/1000 KH (Supari, 2009).
Kematian ibu dan bayi disebabkan oleh faktor langsung dan tidak
langsung, yaitu :
a. Faktor langsung penyebab kematian ibu adalah perdarahan, eklampsia,
infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran, penyebab langsung
kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kekurangan
oksigen (asfiksia).
b. Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi baru lahir adalah karena
kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat, selain itu juga disebabkan
oleh 3 Terlalu (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di
commit to user
dan 4 Terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak anak, terlalu rapat
jarak kelahiran). (Dinkes Jateng, 2010).
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia kemungkinan terjadi pada
ibu hamil yang berisiko tidak terdeteksi secara dini. Berdasarkan hal tersebut
maka peran bidan sebgai ujung tombak pelayanan harus mampu dan terampil
dalam memberikan pelayanan sesuai dengan standart yang ditetapkan. Peran
serta yang proaktif dari bidan diharapkan dapat menekan penurunan angka
kematian ibu dan bayi di Indonesia.
Peran bidan antara lain meningkatkan cakupan kunjungan pertama ibu
hamil (K1), kunjungan keempat ibu hamil (K4) dan semua persalinan harus
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, semua komplikasi obstetri mendapat
pelayanan rujukan yang adekuat, semua perempuan dalam usia reproduksi
mendapatkan akses pencegahan dan penatalaksanaan kehamilan yang tidak
diinginkan dan aborsi yang tidak aman (Sujudi, 2001).
AKI Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008 adalah 114,42/100.000
angka kelahiran hidup, penyebabnya adalah saat masa nifas (45,16%), saat
bersalin (31,24%), saat hamil (23,50%), perdarahan (27,87%), eklampsia
(23,27%) dan lain-lain (43,18%), sementara itu AKI di Surakarta sebanyak
17/100.000 dan khususnya di Kecamatan Banjarsari AKI nya adalah 6
/100.000 angka kelahiran hidup (Dinkes Kota Surakarta, 2010).
Salah satu upaya untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI) di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta adalah dengan mempercepat
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan dengan penempatan bidan di
seluruh puskesmas. Bidan merupakan tenaga profesional yang strategis untuk
commit to user
kebidanan, pelayanan kesehatan ibu dan anak serta pelayanan keluarga
berencana.
Pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan puskesmas salah
satunya adalah pemeriksaan antenatal yaitu pemeriksaan kehamilan yang
dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti
dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Tujuan utama
asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi
ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan
ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa,
mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan antenatal
penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama
kehamilan (Pusdiknakes, 2003).
Perilaku bidan dalam pelayanan ANC inilah yang menarik minat peneliti
untuk melakukan penelitian pada bidan di Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimanakah kinerja bidan Puskesmas ditinjau dari faktor predisposisi
(pengetahuan, sikap dan pelatihan) dalam melakukan Antenatal Care
terhadap standar pelayanan kebidanan di Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta ?
2. Bagaimanakah kinerja bidan Puskesmas ditinjau dari faktor pendukung
commit to user
terhadap standar pelayanan kebidanan di Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta ?
3. Bagaimanakah kinerja bidan Puskesmas ditinjau dari faktor pendorong
(pembinaan/supervisi dari kepala puskesmas) dalam melakukan Antenatal
Care terhadap standar pelayanan kebidanan di Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perilaku bidan dalam melakukan
pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) terhadap standar pelayanan
kebidanan serta teknis dalam pemeriksaan di Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui faktor pedisposisi (pengetahuan, sikap dan pelatihan)
bidan dalam pemeriksaan kebidanan ibu hamil terhadap standar
pelayanan kebidanan.
b. Mengetahui faktor pendukung (ketersediaan sarana medis/non medis)
bidan dalam pemeriksaan kebidanan ibu hamil terhadap standar
pelayanan kebidanan.
c. Mengetahui faktor pendorong (pembinaan/supervisi dari kepala
puskesmas) bidan dalam pemeriksaan kebidanan ibu hamil terhadap
commit to user
d. Mengetahui beban kerja bidan dalam menanggulangi masalah 3
Terlalu (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat
pelayanan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan
4 Terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak anak, terlalu rapat
jarak kelahiran). (Dinkes Jateng, 2010).
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini sebagai sarana untuk menambah wawasan peneliti
dalam mengaplikasikan teori yang diperoleh di bangku kuliah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Program
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
masukan untuk peningkatan kualitas pelayanan kebidanan dalam
antenatal care yang dilaksanakan di Kecamatan Banjarsari Surakarta.
b. Bagi Bidan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi bagi bidan
commit to user
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Bidan
a. Pengertian Bidan
Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI), pengertian bidan adalah
seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan
yang berlaku, dicatat, diberi ijin secara sah untuk menjalankan praktik
(IBI dalam Masirfan, 2007).
Menurut WHO(2005) bidan adalah seseorang yang telah mengikuti
program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari
pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register)
dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan
(WHO dalam Kepmenkes No 369/Menkes/SK/III/2007).
b. Kewajiban Bidan terhadap Profesinya
1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan
memberikan pelayanan yang bermutu pada masyarakat.
2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu
commit to user
c. Perilaku profesional Bidan
1) Bertindak sesuai keahliannya
2) Mempunyai moral yang tinggi
3) Bersifat jujur
4) Tidak melakukan coba-coba
5) Tidak memberikan janji yang berlebihan
6) Mengembangkan kemitraan
7) Terampil berkomunikasi
8) Mengenal batas kemampuan
9) Mengadvokasi pilihan ibu (The-Wie, 2009).
2. Ruang Lingkup Standar Pelayanan Kebidanan
Dinkes (2006) menyatakan bahwa standar pelayanan kebidanan meliputi 25
standar yang dikelompokkan sebagai berikut :
a. Standar Pelayanan Umum (2 standar)
Terdapat dua standar pelayanan umum sebagai berikut :
1) Standar 1 : Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat
Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga
dan masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan dengan kehamilan,
termasuk penyuluhan kesehatan umum, gizi, keluarga berencana,
kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua,
menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang
baik.
2) Standar 2 : Pencatatan
Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya, yaitu
commit to user
diberikan kepada setiap ibu hamil/bersalin/nifas dan bayi baru lahir,
semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. Di samping
itu bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu
hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu dan
bayi baru lahir. Bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk
menilai kinerja dan penyusunan rencana kegiatan untuk meningkatkan
pelayanannya.
b. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
Terdapat enam standar dalam standar pelayanan antenatal antara lain :
1) Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat
secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami
dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
2) Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan
meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk
menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus
mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS/Infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat
dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh
puskesmas. Bidan harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan.
Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang
commit to user
3)Standar 5 : Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan
palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala
janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan
rujukan tepat waktu.
4)Standar 6: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/atau
rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dnegan ketentuan
yang berlaku.
5)Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan menenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
6)Standar 8 : Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya
untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.
c. Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)
Terdapat enam standar dalam standar pertolongan persalinan antara lain
commit to user
1) Standar 9 : Asuhan Saat Persalinan
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai, kemudian
memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan
memperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan berlangsung.
2) Standar 10 : Persalinan yang Aman
Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap sopan
dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.
3) Standar 11 : Pengeluaran Plasenta dengan Penegangan Tali Pusat
Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.
4) Standar 12 : Penanganan Kala II dengan Gawat Janin Melalui Episiotomi
Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada Kala II yang
lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk
memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.
d. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
Terdapat tiga standar pelayanan dalam standar pelayanan nifas antara lain :
1) Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan
pernafasan spontan, mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan,
dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan
juga harus mencegah atau menangani hipotermia.
2) Standar 14 : Penanganan pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya
commit to user
yang diperlukan. Di samping itu bidan memberikan penjelasan tentang
hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu
untuk memulai pemberian ASI.
3) Standar 15 : Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan
rumah pada hari ke tiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah
persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui
penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini, penanganan atau
rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta
memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan
perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI,
imunisasi dan KB.
e. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-Neonatal (10 standar).
Terdapat sepuluh standar penanganan kegawatdaruratan Obstetri-Neonatal
antara lain :
1) Standar 16 : Penanganan Perdarahan Pada Kehamilan
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada
kehamilan, serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya.
2) Standar 17 : Penanganan Kegawatan pada Eklamsia
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklamsia mengancam,
serta merujuk dan/atau memberikan pertolongan pertama
3) Standar 18 : Penanganan Keawatan pada Partus Lama/macet
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama/macet serta
commit to user
4) Standar 19 : Persalinan dengan Forsep Rendah
Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi forsep rendah,
menggunakan forsep secara benar dalam memberikan pertolongan
persalinan dengan memastikan keamanannya bagi ibu dan janin/bayinya.
5) Standar 20 : Persalinan dengan Penggunaan Vakum Ekstraktor
Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi vakum, melakukannya
secara benar dalam memberikan pertolongan persalinan dengan
memastikan keamanannya bagi ibu dan janin/bayinya.
6) Standar 21 : Penanganan Retentio Plasenta
Bidan mampu mengenali retensio plasenta dan memberikan pertolongan
pertama, termasuk plasenta manual dan penanganan perdarahan, sesuai
dengan kebutuhan.
7) Standar 22 : Penanganan Perdarahan Postpartum Primer
Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam
pertama setelah persalinan (perdarahan postpartum primer) dan segera
melakukan pertolongan pertama untuk mengendalikan perdarahan.
8) Standar 23 : Penanganan Perdarahan Postpartum Sekunder
Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala
perdarahan postpartum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama
untuk penyelamatan jiwa ibu, dan atau merujuknya.
9) Standar 24 : Penanganan Sepsis Puerperalis
Bidan mampu mengenali secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis,
commit to user
10) Standar 25 : Penanganan Asfiksi
Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia,
serta melakukan resusitasi secepatnya, mengusakan bantuan medis yang
diperlukan dan memberikan perawatan lanjutan.
3. Asuhan dan Konseling Selama Kehamilan
Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk
mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi : deteksi diri,
pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu. Pengetahuan dasar yang
harus diketahui bidan untuk melakukan asuhan dan konseling selama
kehamilan antara lain adalah :
a. Anatomi dan fisiologis tubuh manusia
b. Siklus menstruasi dan proses konsepsi
c. Tumbuh kembang janin dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
d. Tanda-tanda dan gejala kehamilan
e. Mendiagnosa kehamilan
f. Perkembangan norma kehamilan
g. Komponen riwayat kesehatan
h. Komponen pemeriksaan fisik yang terfokus selama antenatal
i. Menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi, pembesaran
dan/atau tinggi fundus uteri
j. Mengenal tanda dan gejala anemia ringan dan berat, hyperemesis
gravidarum, kehamilan ektopik terganggu, abortus imminen,
molahydatidosa dan komplikasinya, dan kehamilan ganda, kelainan letak
commit to user
k. Nilai normal dari pemeriksaan laboratorium seperti Haemoglobin dalam
darah, test gula, protein, acetone dan bakteri dalam urine.
l. Perkembangan normal dari kehamilan : perubahan bentuk fisik,
ketidaknyamanan yang lazim, pertumbuhan fundus uteri yang diharapkan.
m. Perubahan psikologis yang normal dalam kehamilan dan dampak
kehamilan terhadap keluarga.
n. Penyuluhan dalam kehamilan, perubahan fisik, perawatan buah dada,
ketidaknyamanan, kebersihan, seksualitas, nutrisi, pekerjaan dan aktivitas
(senam hamil).
o. Kebutuhan nutrisi bagi wanita hamil dan janin.
p. Penata laksanaan imunisasi pada wanita hamil
q. Pertumbuhan dan perkembangan janin
r. Persiapan pesalinan, kelahiran dan menjadi orang tua
s. Persiapan keadaan dan rumah/keluarga untuk menyambut kelahiran bayi.
t. Tanda-tanda dimulainya persalinan.
u. Promosi dan dukungan pada ibu menyusui
v. Teknik relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada persiapan persalinan
dan kelahiran.
w. Mendokumentasikan temuan dan asuhan yang diberikan
x. Mengurangi ketidaknyamanan selama masa kehamilan
y. Penggunaan obat-obat tradisional ramuan yang aman untuk mengurangi
ketidaknyamanan selama kehamilan.
z. Akibat yang ditimbulkan dari merokok, penggunaan alkohol dan obat
commit to user
aa. Tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa seperti
pre eklamsia, perdarahan pervaginam, kelahiran prematur, anemia berat
bb. Kesejahteraan janin termasuk DJJ danpola aktivasijanin
cc. Resusitasi kardiopulmonary (Kepmenkes, 2007).
4. Standar Kompetensi Kebidanan
Standar kompetensi kebidanan menurut Kepmenkes (2007) antara lain adalah
sebagai berikut :
a. Kompetensi 1 : bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan ketrampilan
dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar
dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi
baru lahir dan keluarganya.
b. Kompetensi 2 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan
kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di
masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang
sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.
c. Kompetensi 3 : Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk
mengoptimalkan kesehatna selama kehamilan yang meliputi : deteksi diri,
pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.
d. Kompetensi 4 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap
terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama
persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi yang kegawatdaruratan
tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita pada bayinya yang baru
commit to user
e. Kompetensi 5: Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang
bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.
f. Kompetensi 6 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.
g. Kompetensi 7 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi
komprehensif pada bayi dan balita sehat 1 bulan – 5 tahun.
h. Kompetensi 8 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan
komprehensif pda keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan
budaya setempat.
i. Kompetensi 9 : Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan
gangguan sistem reproduksi.
5. Antenatal Care (ANC)
Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan yang dilakukan/diberikan
kepada seorang ibu hamil sampai saat persalinan. (Siswoduarmo, 1992).
Pengertian pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang
dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti
dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Tujuannya
adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan
dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat
(Depkes, 2002).
Antenatal Care merupakan pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba,
commit to user
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
ekslusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, 2002).
Pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang baik akan memberi
manfaat bagi ibu hamil antara lain menurunkan angka kematian maternal, yaitu
dengan mengidentifikasi faktor resiko yang berhubungan dengan usia, paritas,
riwayat obstetric buruk dan perdarahan selama kehamilan, sehingga dapat
ditentukan pertolongan persalinan yang aman. Selain itu ibu hamil dapat
mendapatkan konseling tentang kehamilannya, kesehatan reproduksi dan alat
kontrasepsi (Winkjosastro, 1999).
Standar pelayanan minimal antenatal dan penerapan operasionalnya
dikenal dengan standar minimal “7T” itu terdiri atas :
a. Timbang berat badan, penambahan berat badan selama kehamilan rata-rata
0,3 sampai 0,5 kg per minggu. Pada akhir kehamilan pertambahan berat
commit to user
berlebihan perlu diperkirakan adanya resiko (hidramnion, janin besar,
kehamilan kembar).
b. Ukur tekanan darah, tekanan darah tinggi di dalam kehamilan merupakan
resiko. Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg.
c. Ukur TinggiFundus Uteri, merupakan satu cara penentuan umur kehamilan
dan berat badan janin dalam rahim.
d. Pemberian imunisasi atau tetanus toxoid. Pemberian imunisasi TT baru
memberikan perlindungan bila diberikan sekurang-kurangnya 2x dengan
interval kira-kira 4 minggu, kecuali bila sebelumnya sudah diberikan pada
masa calon pengantin.
e. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, tablet zat
besi sebaiknya tidak diminum bersama teh, kopi, susu karena mengganggu
proses penyerapan.
f. Test terhadap penyakit menular seksual.
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan, memberikan konseling pada
ibu hamil, suami dan keluarga agar mengerti tanda-tanda resiko kehamilan.
Banyak penyebab atau faktor yang mendorong ibu hamil dalam
memutuskan untuk melakukan dan tidak melakukan pemeriksaan
kehamilannya atau antenatal care. Ada beberapa variabel yang mempengaruhi
ibu hamil mau memeriksakan kehamilan, diantaranya adalah :
a. Kerentanan yang ia rasakan (perceived susceptibility) terhadap kehamilan.
Ibu hamil akan memeriksakan kehamilannya jika ia tahu bahwa setiap
commit to user
b. Keseriusan yang dirasakan (perceived seriousness) tentang faktor resiko dan
resiko tinggi pada kehamilan. Jika ia mengetahui bahwa ia beresiko itu akan
mendorong ibu untuk melakukan ANC untuk mengatasinya.
c. Manfaat dan rintangan-rintangan yang dirasakan (perceived benefits an
barriers) ibu mau memeriksakan kehamilan jika mengetahui manfaat apa
yang didapatkan dari melakukan ANC dan tindakan ibu memeriksakan
kehamilannya juga dapat dipengaruhi oleh rintangan-rintangan yang
ditemukan waktu akan melakukan ANC, seperti suami atau keluarga tidak
mengijinkan, perilaku petugas kesehatan tidak memuaskan (petugas tidak
melakukan asuhan sayang ibu), transportasi yang sulit.
d. Pendorong untuk bertindak (cues to action), untuk mendapatkan tingkat
penerimaan yang benar tentang kerentanan, keseriusan dan keuntungan
sehingga ibu mau memeriksakan kehamilannya atau ANC maka diperlukan
isyarat-isyarat berupa faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut misalnya
media massa, petugas kesehatan, keluarga (Notoatmodjo, 2003)
Frekuensi pemeriksaan kehamilan adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
b. Pemeriksaan ulang yakni setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7
bulan, setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan, setiap 1 minggu
sejak umur hamil 8 bulan sampai terjadi persalinan (Manuaba, 2003)
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam
jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat
commit to user
a. Satu kali kunjungan trimester pertama (sebelum 14 minggu)
Kunjungan pertama bertujuan mendiagnosis dan menghitung umur
kehamilan, mengkaji status kesehatan untuk mengetahui masalah medis.
b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)
Yang dikaji dalam kunjungan ulang Trimester III antara lain : kemajuan
kehamilan, tanda bahaya kehamilan, identifikasi gerakan janin
c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga
Yang dikaji dalam kunjungan ulang trimester III, antara lain :
1) Meninjau kesehatan umum dan tanda bahaya trimester III, misalnya
penambahan berat badan yang berlebihan secara tiba-tiba karena oedem,
nyeri abdomen, mata kabur dan lain-lain.
2) Mengidentifikasi tanda kelahiran preterm
Pemeriksaan fisik, meliputi : tekanan darah, berat badan, tinggi fundus
uteri dan detak Jantung Janin (Walsh, 2008)
Pemeriksaan antenatal dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan terdidik
dalam bidang kebidanan yaitu pembantu bidan, bidan, dokter dan perawat yang
sudah dilatih. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu
perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik. Kehamilan juga
mengandung resiko, dan resiko kehamilan tersebut bersifat dinamis, karena ibu
hamil yang pada mulanya normal secara tiba-tiba dapat menjadi beresiko
tinggi.
Faktor resiko pada ibu hamil, seperti umur terlalu muda/tua, banyak
anak, dan beberapa faktor biologis lainnya, adalah keadaan yang langsung
menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah
commit to user
ibu, misalnya perdarahan melalui jalan lahir, eklampsia dan infeksi. Beberapa
faktor resiko yang sekaligus terdapat pada seorang ibu dapat menjadikan
kehamilannya beresiko tinggi. Di tingkat pelayanan dasar, pemeriksaan
antenatal hendaknya memenuhi tiga aspek pokok (Depkes, 2002) yaitu :
a. Aspek medik yang meliputi
1) Diagnosa kehamilan
2) Penemuan kelainan secara dini
3) Pemberian terapi sesuai diagnosa
b. Penyuluhan, komunikasi dan motivasi ibu hamil, antara lain megenai :
1) Penjagaan kesehatan dirinya dan janinnya.
2) Pengenalan tanda-tanda bahaya dan faktor resiko yang dimilikinya.
3) Pencarian pertolongan yang memadai secara tepat waktu
c. Rujuk
Ibu hamil dengan resiko tinggi harus dirujuk ke tempat pelayanan yang
mempunyai fasilitas lebih lengkap.
6. Perilaku
Perilaku adalah suatu reaksi psikis (berpendapat, berpikir dan bersikap)
seseorang terhadap lingkungannya, atau sebagai suatu aksi dan reaksi
organisme terhadap lingkungannya (Notoadmodjo, 2003). Berarti perilaku baru
akan terwujud bila ada seseuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi
yakni suatu rangsangan. Pada dasarnya proses perubahan perilaku dapat
diamati melalui sikap dan tindakan, tetapi dapat juga bersifat potensial yakni
commit to user
Menurut Green dalam Notoadmodjo (2003) perilaku itu sendiri terbentuk
oleh 3 faktor sehingga dapat mempengaruhi kinerja bidan dalam pelayanan
Antenatal Care (ANC), yaitu :
a. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors) yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
b. Faktor Pendukung (Enabling Factors) yang terwujud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan, seperti
kontrasepsi dan obat-obatan.
c. Faktor Pendorong (Reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan ataupun petugas lainnya, merupakan kelompok
referensi dari perilaku bidan.
Berdasarkan pengertian tersebut maka berarti perilaku bidan di dalam
pelayanan ANC ditenukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan
sebagainya dari orangtua atau masyarakat yang bersangkutan. Ketersediaan
fasilitas dan sikap serta perilaku para petugas kesehatan, dan saling mendukung
dan memperkuat terbentuknya perilaku.
Sebagai contoh dapat digambarkan rangsangan tersebut adalah pelayanan
antenatal yang tepat, maka agar seorang bidan di desa dapat memberikan
pelayanan tersebut harus berperilaku mendukung pelayanan antenatal. Oleh
karena itu perlu adanya pengetahuan tentang apa dan bagaimana pelayanan
antenatal, bagaimana sikap dan tindakan apa saja yang dilakukan pada saat
memberikan pelayanan tersebut.
Perbuatan perilaku (Notoatmodjo, 2003) dapat dilaksanakan melalui 3
commit to user
a. Menggunakan kekuatan/kekuasaan atau dorongan.
Perubahan perilaku dengan strategi ini. Akan cepat berhasil namun tidak
bertahan lama, karena dipaksakan pada sasaran.
b. Pemberian informasi. Informasi secara jelas kepada sasaran tentang suatu
hal akan meningkatkan pengetahuan tentang hal tersebut. Dengan adanya
pengetahuan yang memadai, akan timbul kesadaran dan akhirnya terbentuk
perilaku baru sesuai pengetahaun yang telah dimiliki.
c. Diskusi dan partisipasi. Dengan cara ini sasaran akan memperoleh informasi
dua arah, sehingga dapat menimbulkan partisipasi akitf peserta dan perilaku
baru dapat bertahan lama
Simon-Morton, dkk (1985) menyatakan bahwa pengetahuan,
kepercayaan, sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi perilaku dapat diubah
dengan stimulus pendidikan, yang mengarah pada perbuahan perilaku.
Pendidikan kesehatan pada umumnya mengembangkan pengalaman belajar
yang mengarah kepada perubahan perilaku. Perilaku seseorang dapat diketahui
dari pengetahuan, sikap dan tindakan yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pengetahuan
Pengetahuan seseorang bisanya diperoleh dari pengalaman yang berasal
dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik,
buku petunjuk, petugas kesehatan dan sebagainya. Pengetahuan ini dapat
membentuk keyakinan tertentu. Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa
pengetahuan merupakan result dan akibat proses penginderaan sebagian
commit to user
b. Sikap
Azwar (1995) mendefinisikan sikap dikatakan sebagai suatu respon
evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapakan pada
suatu stimulan yang menghendaki adanya reaksi individual. Respon
Evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu
timbulnya didasari oleh proses evaluasi dari individu yang memberi
kesimpulan terhadap stimulus. Dalam bentuk nilai baik-buruk,
positif-negatif, menyenangkan, tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal
sebagai potensi reaksi terhadap obyek sikap.
Sikap merupakan respon evaluatif yang banyak menentukan tindakan
nyata seringkali jauh berbeda. Hal ini dikarenakan tindakan nyat tidak hanya
ditentukan oleh sikap semata, akan tetapi oleh berbagai faktor eksternal
lainnya. Ketidak harmonisan sikap lebih merupakan masalah orientsi
individu terhadap situasi yang ada. Pada dasarnya, sikap memang lebih
bersifat pribadi sedangkan tindakan atau kelakuan lebih bersifat umum atau
sosial. Bila konsistensi sikap dan perilaku dilihat dari arti korelasi antara
keduanya, maka hasil studi telah memperlihatkan bahwa adanya hubungan
sikap dan perilaku hanya tampak apabila pengukuran sikap itu erat berkaitan
dengan macam perilaku yang bersangkutan.
Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang searah
dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara
lain dimotivasi oleh keinginan menghindari konflik dengan orang yang
commit to user
Notoatmodjo (2003) menyatakan suatu sikap belum otomatis terwujud
dalam bentuk praktek. Terwujudnya sikap menjadi perbuatan yang nyata
(praktek) diperlukan faktor pendukung atau kondisi yag memungkinkan.
Hasil penelitian Syah (1998) menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi
bidan semakin tinggi kinerja bidan dalam pelayanan antenatal. Faktor-faktor
yang mempengaruh terhadap kinerja bidan dalam pelayanan antenatal
selain motivasi adalah rekan kerja. Jadi kinerja bidan dapat ditingkatkan
dengan memberikan motivasi, pada bidan melalui rekan kerja Puskesmas.
B. Penelitian yang Relevan
1. Henri Peranginangin (2006) dengan judul Telaah Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Pada Sarana
Kesehatan: Pemeliharaan Kesehatan Ibu Hamil dalam Upaya Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Hasil penelitian pemanfaatan
pelayanan antenatal care oleh sejumlah Ibu hamil di Indonesia belum
sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Hal ini cenderung
menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan
kesehatan Ibu hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini
terhadap faktor risiko kehamilan yang penting segera ditangani.
Kurangnya pemanfaatan antenatal care oleh Ibu hamil ini berhubungan
dengan faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud
dalam pendidikan, jumlah anak, pendidikan suami, sikap, umur, pekerjaan,
pendapatan, pengetahuan Ibu hamil dan sebagainya, faktor-faktor
pemungkin/pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam jarak fisik
commit to user
tunggu dan sebagainya; serta faktor-faktor penguat (reinforcing factors)
yang terwujud dalam perilaku petugas pelayanan antenatal care, sikap
petugas pelayanan antenatal care, sikap tokoh masyarakat. Dampak dari
kurangnya pembinaan pemeliharaan kesehatan Ibu hamil akan
menimbulkan kerugian tidak saja pada Ibu hamil itu sendiri tetapi juga
berpengaruh buruk bagi anak yang akan dilahirkan kemudian. Angka
Kematian Ibu di Indonesia pada tahun 2005 adalah 290,8 per seratus ribu
kelahiran hidup. Penyebab kematian Ibu di Indonesia antara lain adalah
perdarahan, infeksi dan eklampsia, anaemia, kurang energi kronis dan
keadaan “4 terlalu” (terlalu muda/tua, sering dan banyak).
2. Firman Hayadi Kristiani (2007) dengan judul : Analisis Kinerja Bidan
Puskesmas Dalam Pelayanan Antenatal di Bengkulu Selatan. Hasil
penelitian menyatakan bahwa kinerja merupakan gambaran tingkat suatu
pelaksanaan kegiatan atau program dalam usaha mencapai tujuan, misi,
dan visi organisasi. Pencapaian kinerja bidan dapat dilihat dari 3
kompanen yaitu kondisi yang diharapkan, pelaksanaan program dan
indikator yang dicapai. Secara statistik ada hubungan yang signifikan
antara umpan balik dari atasan, motivasi dan insentif, serta pengetahuan
dengan kinerja bidan puskesmas dalam pelayanan antenatal, namun
kemaknaan secara praktis kurang berarti dan rendah. Tidak ada hubungan
yang signifikan antara harapan dalam pekerjaan, lingkungan/alat dengan
kinerja bidan puskesmas dalam pelayanan antenatal. Kinerja bidan
commit to user
dominan yang berhubungan dengan kinerja bidan dalam pelayanan
antenatal adalah pengetahuan.
C. Kerangka Berpikir
Upaya menurunkan kematian dan kesakitan ibu dan anak menuntut
hubungan yang erat antar berbagai tingkat sistem pelayanan kesehatan
masyarakat yang dimulai dari Puskesmas. Upaya tersebut mencakup berbagai
upaya pencegahan, deteksi dini komplikasi kehamilan, persalinan aman dan
bersih, serta rujukan ke fasilitas rujukan yang memadai.
Standar pelayanan berguna dalam norma dan tingkat kinerja dan dapat
pula digunakan untuk menentukan kompetensi dalam menjalankan praktik
kebidanan. Hasil kerja bidan di dalam pelayanan dapat diukur antar lain dari
cakupan kegiatan pelayanan antenatal (Cakupan K1 dan K4) serta dari kualitas
pelayanan antenatal. Beberapa variabel yang mempengaruhi kinerja bidan
antara lain pengetahuan dan sikap dalam melaksanakan pelayanan antenatal.
Berdasarakan uraian tersebut maka kerangka berpikir dalam penelitian ini
didasarkan pada kerangkan teori perilaku kesehatan dari Green (1980), bahwa
perilaku dipengaruhi oleh faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor
pendorong dari bidan di dalam memberikan pelayanan Antenatal Care. Untuk
commit to user
Kerangka Berpikir
Faktor Predisposisi · Pengetahuan
· Sikap
· Pelatihan
Faktor Pendukung · Ketersediaan sarana
medis/non medis
Faktor Pendorong
· Pembinaan/supervisi dari Kepala Puskesmas
Kinerja
Kualitas Pelayanan
Bidan Pelayanan
commit to user
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian disesuaikan dengan permasalahan yang akan dijawab
melalui penelitian. Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang
direncanakan berlangsung di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta dengan
harapan dapat memperoleh informasi dari bidan puskesmas untuk memperoleh
informasi mengenai pelayanan Antenatal Care (ANC). Pelaksanaan penelitian
dimulai dari peneliti datang ke bidan puskesmas untuk memohon ijin dalam
pelaksanaan penelitian, setelah ijin diberikan peneliti melakukan wawnacara
dengan bidan tersebut kemudian melakukan verifikasi data, reduksi data dan
penarikan simpulan dari hasil wawancara.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta dengan waktu penelitian bulan Oktober 2010 – Januari 2011.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini berkeinginan untuk mengungkap data atau informasi
mengenai perilaku bidan Puskemas dalam pelayanan ANC dengan
pendekatan penelitian kualitatif.
C. Sumber Data
Jenis sumber data menurut Sutopo (2002) adalah sebagai berikut :
1. Narasumber (Informan)
Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber)
commit to user
Peneliti dan narasumber memiliki posisi yang sama dan narasumber bukan
memberikan sekedar tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia lebih
memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang dimiliki.
Kriteria inklusi dari narasumber dalam penelitian ini adalah bidan yang
bekerja di Puskesmas Kecamatan Banjarsari Surakarta dengan kriteria
inklusi adalah bidan yang telah bekerja lebih dari 5 tahun sehingga mampu
memberikan informasi yang akurat.
2. Peristiwa atau aktivitas
Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas
atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran
penelitiannya. Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti akan
bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara berlebih pasti
karena menyaksikan sendiri secara langsung. Peristiwa sebagai sumber
data memang sangat beragam, baik yang terjadi secara sengaja ataupun
tidak, aktivitas rutin yang berulang atau yang hanya satu kali terjadi,
aktivitas yang formal maupun yang tidak formal, dan juga yang tertutup
ataupun yang terbuka untuk bisa diamati oleh siapa saja.
3. Dokumen dan Arsip
Dokumen dan arsip merupakan data tertulis yang bergayutan dengan
suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen atau arsip merupakan
rekaman tertulis (tetapi juga berupa gambar atau benda peninggalan yang
berkaitan dengan suatu aktivitas atau peristiwa tertentu). Dokumen dan
arsip bisa dikatakan sebagai suatu rekaman atau sesuatu yang berkaitan
dengan suatu peristiwa tertentu, dan dapat secara baik dimanfaatkan
commit to user D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain :
1. Wawancara
Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan
konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi,
peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau
persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan dan sebagainya, untuk
merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman
masa lampau, dan memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan
yang terjadi di masa yang akan datang. Wawancara dilakukan dengan
bidan puskesmas yang telah bekerja lebih dari 5 tahun, di dalam
melakukan wawancara tersebut ada tahapan yang dipakai yaitu :
a. Penentuan siapa yang akan diwawancarai
b. Persiapan wawancara
c. Langkah awal
d. Pengusahaan agar wawancara bersifat produktif
e. Penghentian wawancara dan mendapatkan simpulan
Wawancara penelitian dilakukan terhadap informan yang merupakan
sumber data dengan topik wawancara yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi
wawancara dan foto dokumentasi wawancara yang akan dilaksanakan.
2. Observasi
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data
yang berupa peristiwa atau lokasi dan benda serta rekaman gambar.
Observasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pada observasi langsung dapat dilakukan dengan mengambil peran atau
tak berperan. Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk memperoleh
commit to user
3. Mengkaji Dokumen dan Arsip (Content Analysis)
Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang memiliki posisi
penting dalam penelitian kualitatif. Terutama bila sasaran kajian mengarah
pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau
yang sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang
sedang diteliti. Teknik pengumpulan data yang berupa dokumen dan arsip
dilakukan dengan melakukan pencatatan. Pencatatan yang dilakukan
bukan sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau
arsip, tetapi juga maknanya yang tersirat yaitu Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) dan Buku KIA (Kesehatan Ibu
dan Anak).
4. Focus Group Discussion (FGD)
Teknik ini digunakan untuk menggali data terutama mengenai sikap, minat
dan latar belakang mengenai sesuatu kondisi dan juga untuk menggali
keinginan serta kebutuhan dari suatu kelompok masyarakat. Data yang
diperoleh sudah merupakan data sebagai hasil dialog antar peserta diskusi.
Untuk melakukan teknik FGD peneliti menentukan fokus bahasan yang
akan menjadi topik utama dalam diskusi. Pokok bahasan dalam FGD
meliputi :
a. Peran bidan dalam pelayanan Antenatal Care (ANC)
b. Partisipasi masyarakat dalam pelayanan Antenatal Care (ANC)
c. Pengaruh ANC terhadap kondisi ibu hamil
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
commit to user
Spradley. Miles and Humberman (1984) dalam Sutopo (2002) yakni
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan.
1. Pengumpulan data, data yang ada dicari dan dikumpulkan semua. Pada
tahap ini, peneliti juga bisa memulai proses klasifikasi awal (secara
umum). Pada proses ini idealnya seorang peneliti juga melakukan
pelacakan, pencatatan, pengorganisasian data yang relevan untuk
memfokuskan pada masalah yang diteliti.
2. Tahap reduksi data, yaitu seleksi data, pemfokusan dan penyerderhanaan
data, dari semua data yang sudah didapat. Setelah itu data yang tidak
diperluakan disisihkan dan data-data yang penting untuk penelitian
dikumpulakan jadi satu, dan diklasifikasikan menjadi lebih spesifik.
3. Melaksanakan kegiatan display atan penyajian data. Yaitu data yang
diperoleh tersebut bisa disajikan dalam bentuk matrik maupun tabel-tabel
yang bisa mewakili karakter yang diperlukan.
4. Membuat simpulan sementara dan menguji kembali dengan metode
triangulasi, baik menggunakan triangulasi peneliti, teori, data, maupun
metode.
5. Tahap terakhir, yaitu membuat pernyataan atau simpulan mengenai apa
yang dimengerti secara bulat tentang suatu masalah yang diteliti dalam
bahasa kualitatif yang diskriptif dan bersifat interpretatif.
Metode analisis interaktif dapat digambarkan sebagai berikut :
commit to user F. Keakuratan Data
Moleong (2007) menyatakan bahwa teknik pemeriksaan keabsahan data
dapat dilakukan dengan cara :
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian
sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai, jika hal ini bertujuan untuk
: (a) membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks, (b)
membatasi kekeliruan (bias) peneliti, (c) mengkompensasikan pengaruh
dari kejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesaat.
2. Ketekunan / Keajegan Pengamatan
Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi
dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan
atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari
apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Ketekunan
pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi
yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan
kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara terperinci.
3. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi
yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber-sumber
commit to user
4. Pemeriksaan Sejawat Melalui FGD
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau
hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan
sejawat. Teknik ini mengandung maksud sebagai salah satu teknik
pemeriksaan keakuratan data.
5. Uraian Rinci
Teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya
sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti mungkin dan secermat mungkin
yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan.
6. Auditing
Auditing adalah konsep bisnis, khususnya di bidang fiskal yang
dimanfaatkan untuk memeriksa kebergantungan dan kepastian data. Hal ini
dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil atau keluaran.
Penelusuran audit (audit trail) tidak dapat dilaksanakan apabila tidak
dilengkapi dengan catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil
studi.
Dari uraian di atas, maka keakuratan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik perpanjangan keikutsertaan, karena
peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai memperoleh data yang
sebanyak-banyaknya. Dengan perpanjangan keikutsertaan maka derajat
commit to user 36 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di Puskesmas di Kecamatan Banjarsari Surakarta,
yaitu Puskesmas Gambirsari, Puskesmas Manahan, Puskesmas Nusukan,
Puskesmas Setabelan, Puskesmas Banyuanyar dan Puskesmas Gilingan.
Responden dalam penelitian ini adalah bidan puskesmas di Kecamatan Banjarsari
yang berjumlah 23 bidan dan menjadi sampel dalam penelitian ini.
1. Deskripsi responden berdasarkan kelompok umur
Deskripsi responden berdasarkan kelompok umur pada bidan di Kecamatan
Banjarsari Surakarta dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1. Deskripsi responden berdasarkan umur
Umur Responden
Jumlah Persentase (%)
20 – 30 th 4 17,40
31 – 40 th 6 26,10
41 – 50 th 10 43,50
51 – 60 th 3 13,00
23 100,00
Sumber : Data primer, tahun 2010
Berdasarkan tabel 4.1. diketahui bahwa mayoritas responden berusia 41 – 50
tahun yaitu sebanyak 10 responden (43,5%).
2. Deskripsi responden berdasarkan masa kerja
Deskripsi responden berdasarkan masa kerja bidan di Kecamatan Banjarsari
commit to user
Tabel 4.2. Deskripsi responden berdasarkan masa kerja
Masa Kerja Responden
Jumlah Persentase (%)
Kurang dari 5 tahun 5 21.70
5 s/d 10 tahun 5 21.70
11 s/d 15 tahun 8 34.80
Lebih dari 15 tahun 5 21.70
23 100,00
Sumber : Data primer, tahun 2010
Berdasarkan tabel 4.2. diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai
masa kerja 11 sampai dengan 15 tahun yaitu sebanyak 8 bidan (34,8%).
B. Diskripsi Temuan Hasil Penelitian
1. Faktor Predisposisi Bidan Puskesmas dalam Pelayanan Antenatal Care
(ANC)
Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh
pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi dari orang atau masyarakat yang
bersangkutan. Ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas
kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat
terbentuknya perilaku. Predisposing factors (faktor predisposisi) dalam
penelitian ini terwujud dalam pengetahuan, sikap dan pelatihan bidan.
Pengetahuan menjadi dasar bagi ketaatan bidan dalam melaksanakan