• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEOR

C. Faktor pendukung dan penghambat bimbingan pra

Sebuah program tidak terlepas dari faktor pendukung dan penghambat. Begitu pula dengan program bimbingan pra nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok aren.

Faktor pendukung dari kegiatan ini diantaranya adalah : a) Antusiasme peserta

Program bimbingan pra nikah cukup diminati oleh calon pasangan pengantin. Semua yang hadir dalam program ini menyimak dengan baik dan rasa ingin tahunya cukup, pertanyaan yang diajukan peserta tidak terlalu banyak, mungkin karena mereka masih malu-malu bertanya mengenai persooalan pernikahan. Calon pasangan yang tidak hadir pun ada, dengan alasan tidak dapat izin dari tempat kerja.9

b) Pembimbing yang cukup kompten

Pembimbing yang berkompeten dibidangnya adalah pembimbing yang memiliki wawasan yang luas, khususnya tentang materi yang berhubungan dengan pelaksanaan bimbingan pra nikah. Untuk materi

9

Wawancara pribadi dengan bapak sopian sori MA/penyuluh , Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren , tanggal 27 Juni 2014.

UUD perkawinan dan Keluarga Sakinah, narasumber bisa dari Penghulu atau Penyuluh KUA namun untuk materi kesehatan reproduksi narasumber berasal dari puskesmas kecamatan yang merupakan salah satu pengurus BP4.

Pengurus BP4 sebagian merupakan pegawai KUA kecamatan yang selalu ada di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan. Sehingga memudahkan masyarakat untuk berkonsultasi mengenai persoalan pernikahan. Untuk persoalan mengenai kesehatan atau kehidupan bermasyarakat dapat dikonsultasikan dengan pihak puskesmas dan tokoh masyarakat atau tokoh agama yang juga merupakan pengurus BP4. Jika masyarakat yang ingin berkonsultasi mengenai hal tersebut maka akan dibuatkan jadwal dengan pihak puskesmas atau tokoh masyarakat dan agama tersebut.10

c) Sarana dan prasarana

Sarana dan pra sarana yang cukup memadai yang ada di KUA Pondok Aren cukup mendukung berlangsungnya proses bimbingan pra nikah, seperti ruangan khusus bimbingan, papan tulis, dan kipas angin.

Faktor Penghambat dari kegiatan ini diantaranya adalah :

a). Keterbatasan waktu

10

Wawancara pribadi penulis dengan H. Abdul Aziz/Penghulu KUA, Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren, tanggal 27 Juni 2014.

Pemberian bimbingan pra nikah diisi oleh tiga orang narasumber. Setiap narasumber diberikan waktu hanya satu jam, ini menyebabkan terbatasnya materi yang diuraikan dan kurangnya kesempatan bagi peserta untuk berdialog lebih banyak. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan kepada keempat narasumber, mereka berpendapat bahwa waktu bimbingan kurang. Seharusnya bimbingan diadakan 3 hari, karena terbatasnya waktu calon pengantin maka KUA Pondok Aren melakukan bimbingan pra nikah satu hari saja selama tiga jam. Di Negara lain, bimbingan pra nikah diadakan 3 bulan-4 bulan.11

b). Kurangnya disiplin peserta

Banyak peserta yang sering kali datang terlambat sehingga materi yang diterima menjadi tidak lengkap.12

c). Sebagian materi tidak dibukukan

Para pasangan calon pengantin diberikan modul oleh KUA Pondok Aren yang berisi tentang undang-undang pernikahan, munakahat, perukunan, dan lain-lain. Untuk materi keluarga sakinah dan kesehatan reproduksi tidak diberikan modul sehingga bagi pasangan calon pengantin yang datang terlambat tidak mengetahui apa yang disampaikan oleh narasumber tentang kesehatan reproduksi dan keluarga sakinah.

11

Wawancara pribadi penulis dengan H. Suganda M.A/kepala KUA, Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren, tanggal 27 Juni 2014.

12

Wawncara pribadi dengan bapak aliudin S.Ag/penghulu, Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren, tanggal 27 Juni 2014.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pelaksanaan bimbingan pra nikah di kantor urusan agama Pondok Aren, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan bimbingan pra nikah di Kantor Urusan Agama meliputi pembimbing, terbimbing, materi bimbingan, dan metode bimbingan. Bimbingan pra nikah yang disebut kursus calon pengantin diadakan setiap hari rabu dari jam 09.00-12.00 WIB. Bimbingan pra nikah adalah pemberian materi tentang undang-undang pernikahan, munakahat, dan kesehatan reproduksi. Metode yang digunakan oleh pembimbing atau yang biasa disebut narasumber adalah ceramah dan Tanya jawab. Narasumber dalam bimbingan pra nikah diantaranya yaitu penghulu, penyuluh, kepala KUA, pihak puskesmas, tokoh agama dan tokoh masyarakat di sekitar wilayah Pondok Aren. Terbimbing dalam bimbingan pra nikah adalah pasangan calon pengantin yang akan menikah, yang sudah mendaftarkan diri ke Kantor Urusan Agama Pondok Aren.

2. Pelaksanaan bimbingan pra nikah di Kantor Urusan Agama Pondok Aren sangat bermanfaat bagi pasangan calon pengantin, menambah bekal mereka tentang pernikahan. Harapan pasangan calon pengantin

dan Pengurus KUA Pondok Aren sama yaitu ingin bimbingan pra nikah dapat berlangsung terus menerus dan semoga semua pasangan calon pengantin dapat mengikuti kursus calon pengantin. Pembimbing atau narasumber bimbingan pra nikah berharap bimbingan pra nikah ini dapat mengurangi angka perceraian dan semoga pasangan calon pengantin dapat hidup bahagia dan saling menerima kekurangan dan kelebihan satu sama lain.

3. Adapun faktor pendukung dalam bimbingan pra nikah diantaranya adalah narasumber atau pembimbing yang kompeten, berpengetahuan luas tentang masalah-masalah pernikahan, antusias peserta yang menunjang untuk kelancaran proses kegiatan bimbingan pra nikah. Dan faktor penghambat dalam bimbingan pra nikah yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu keterbatasan waktu pelaksanaan bimbingan pra nikah dan faktor eksternalnya yaitu para peserta yang berhalangan hadir dan keterlambatan hadir dalam proses bimbingan.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan berkenaan dengan penelitian pelaksanaan bimbingan pra nikah di Kantor urusan agam pondok aren adalah :

1. Menambah waktu pelaksanaan bimbingan pra nikah minimal dua jam untuk masing-masing narasumber sekaligus diberikan snack dan hiburan untuk para peserta agar tidak jenuh untuk mengikuti bimbingan tersebut selama berjam-jam.

2. Mengupayakan kepada DepAg RI untuk menganggarkan biaya yang lebih besar dalam pelaksanaan bimbingan pra nikah demi terwujudnya kelancaran operasional seperti pencetakan sertifikat bimbingan pra nikah, agar masing-masing peseta memiliki tanda telah mengikuti bimbingan pra nikah.

3. Bagi calon pengantin, diharapkan tidak malu bertanya jika sedang mengikuti kegiatan binbingan pra nikah. Dan manfaatkanlah kegiatan bimbingan pra nikah tersebut untuk memperdalam keilmuan kita tentang agama, terutama keluarga sakinah. Agar kita bisa menjadi manusia yang berakhlak mulia.

4. Peraturan pelaksanaan bimbingan pra nikah ke depannya diharapkan memiliki kekuatan resmi agar semua calon pengantin mengikuti program ini sebagai bekal dalam membentuk rumah tangga yang sakinah.

DAFTAR PUSTAKA

Adhim, Muhammad Fauzi, Indahnya Pernikahan Dini, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002)

Akbar, Ali, Merawat Cinta Kasih, (Jakarta: Pustaka Antara, 1995)

Amini, Ibrahim, Kita Memilih Jodoh Menurut Al-Qur’an dan Sunnah, terjemahan Muhammad Taqi, (Jakarta: Lentera, 1996)

Amti, Erman, dan Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta: 2001)

Arifin, H. M, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta: PT. Golden Trayon Press, 1998)

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rieneke Cipta, 1996)

Arsip-Arsip Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren, 2014

Ashabbagh, Mahmud, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993)

Athibi, Ukasyah, Wanita Mengapa Merosot Akhlaknya, Penerjemah Chairul Halim, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998)

Bakher, Anton, Metode-metode Filsafat, (Jakarta: Penerbit Balai Aksara, 1984) Bukhari, Shahih al-Bukhari, (Qohiroh: Dar al Maktabin) jilid III

BP.4 KUA Kecamatan Pondok Aren, Materi Penataran Catin, (Tangerang Selatan)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1998)

Djumhur, I, dan Surya Moh, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu, 1975)

Faqih, Aunur Rahim, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press, 2001)

Ghazaly, Abd Rahman, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana 2006)

Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah mada University Press, 1998)

Hakim, Rahmat, Hukum Perkawinan Islami (Bandung: CV. Pustaka Etia, 2000) Luthfi, Muhammad, Dasar-dasar bimbingan dan penyuluhan Islam, (Jakarta:

Lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2009)

Mubarak, Al-Barik, Ensiklopedi Wanita Muslimah, (Jakarta: Darul Falah, 1423 H)

Muhammad Yusuf, Husein bin, Memilih Jodoh dan Tata Cara Meminang dalam Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1987)

Mukhtar, Kamal, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974)

Moleong, Lexy J, Metode penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006)

Nadeak, Wilson, Seraut Wajah Pernikahan, (Yogyakarta: Kanisius, 1993)

Nasuhi, Hamid, et.al, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)UIN Sayrif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: CEQDA, 2007) Nasution, Amir Taat, Rahasia Perkawinan dalam Islam, (Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 1994)

Nuruddin, Dr. H. Amiur, dan Tariqan, Azhari Akmal, Hukum Perdata Islam Indonesia, (Jakarta, Kencana, 2004)

Paimun, Drs. H, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: UIN Press, 2008)

Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi,(Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, LPSP3 UI, 1983)

Rofiq, Ahmad, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2000)

Sabri, H.M. alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan. (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005) Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofian, Metode Penelitian Survai, (Jakarta:L

Shihab, Quraish, Pengantin Al-Qur’an, (Jakarta:Lentera Hati, 2007)

Sukardi, Dewa Ketut, dasar-dasar Bimbingan dan penyluhan di sekolah, (Jakarta: Rineke Cipta, 2000)

Taufik Assamaluthi, Nabil Muhammad, pengaruh agama terhadap struktur keluarga, (Surabaya: 1987)

R, Thantawy, Kamus Bimbingan dan Konseling (Jakarta: PT. Pamator, 1997) Tirmidzi, Sunan Tirmidzi (Beirut: Darul Fikr, 114 H/1994 M)

Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta:Offset, 1995),

Poerwardarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984)

1. Berapa lama jangka waktu perkenalan anda sampai saat ini memutuskan untuk menikah?

2. Apa alasan anda mengikuti bimbingan pra nikah? 3. Materi apa yang anda dapat dari bimbingan pra nikah? 4. Metode apa yang biasa digunakan oleh narasumber? 5. Bagaimana menurut anda?

6. Bagaimana kemampuan narasumber dalam memberikan materi dan menjawab pertanyaan?

Jabatan : Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren Tempat : Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren Hari/tanggal : 26 Juni 2014

1. Apa alasan diadakannya bimbingan pra nikah di KUA Pondok Aren? Angka perceraian di negara kita sangat tinggi 60-80%, banyak pernikahan dibawah umur, banyak poligami yang dilakukan laki-laki yang kurang sehat.

2. Sejak kapan bimbingan pra nikah diadakan di KUA Pondok Aren? Sudah lama, sejak diperintahkan oleh departemen agama.

3. Berapa jumlah pembimbing pra nikah di KUA Pondok Aren? Tergantung kebutuhan

4. Apa saja materi yang diberikan diberikan dalam proses bimbingan pra nikah?

Tentang hukum munakahat, UUD Perkawinan, Kesehatan Ibu, KDRT, masalah ubudiyah

5. Dalam setiap pertemuan, berapa lama waktu bimbingan pra nikah dilaksanakan?dan berapa pembimbing yang memberikan materi bimbingan pra nikah?

Seharusnyakan tiga hari, kita mengadakan satu hari, kalau di Negara lain tiga bulan-empat bulan sebelum nikah

7. Kendala apa saja yang ditemui dalam pelaksanaan bimbingan pra nikah? Kendalanya tiada lain anggaran. Anggaran selama ini dari masyarakat. 8. Apa harapan bapak sebagai kepala KUA Ciputat terhadap bimbingan pra

nikah?

Keinginannya adalah menjadi lebih baik, memberikan bimbingan kepada masyarakat, tapi karena ada kendala di anggaran hal itu susah tercapai.

Tempat : Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren Hari/tanggal : 26 Juni 2014

1. Sejak kapan bapak / ibu menjadi pembimbing dalam bimbingan pra nikah? Sejak lama sekali, sejak BP4 Pusat menginstruksikan untuk melakukan penataran bagi calon pengantin yang disini di sebut kursus calon pengantin.

2. Apa saja yang harus dipersiapkan dalam memberikan bimbingan pra nikah?

Narasumber yang berkompeten untu memberikan pembekalan bagi calon pengantin.

3. Materi apa saja yang diberikan kepada pasangan calon pengantin?

Kita menyiapkan orang yang berkompeten, tentang kesehatan reproduksi kita minta bantuan ke puskesmas, UUD Perkawinan oleh penghulu yang mengerti tentang itu, Keluarga Sakinah bisa dari MUI, atau orang yang berkompeten dibidangnya.

4. Metode apa saja yang digunakan dalam memberikan materi bimbingan pra nikah?

Metode yang dilakukan yaitu ceramah dan Tanya jawab. 5. Apa alasan bapak / ibu menggunakan metode tersebut?

7. Berapa lama waktu bimbingan dalam satu kali pertemuan? Setiap pertemuan hampir tiga jam.

8. Kendala apa saja yang ditemui ketika memberikan bimbingan pra nikah? Kendala yang pertama yaitu financial, karena kita tidak diperkenankan memungut biaya dari peserta bimbingan.

9. Apa harapan bapak / ibu sebagai pembimbing terhadap program bimbingan pra nikah?

Harapannya agar fungsi bimbingan pra nikah mempunyai andil besar dalam terbentuknya keluarga sakinah. Karena ditakutkan angka perceraian yang tinggi karena kurangnya pengetahuan tentang rumah tangga. Agar calon suami dan istri bisa menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Berharap rumah tangga yang baru bisa bertahan lama.

10.Bagaimana antusias calon pengantin dalam mengikuti program bimbingan pra nikah?

Sangat baik, dari 25 pasang, 20 pasang hadir dalam bimbingan karena di hari yang bersamaan kita juga meminta pasangan untuk melengkapi persyaratan pernikahan yang belum terpenuhi.pemeriksaan berkas atau penambahan mas kawin.

Tempat : Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren Hari/tanggal : 27 Juni 2014

1. Sejak kapan bapak / ibu menjadi pembimbing dalam bimbingan pra nikah? Sejak saya ditugaskan di KUA Pondok Aren

2. Apa saja yang harus dipersiapkan dalam memberikan bimbingan pra nikah?

Materi yang disampaikan, undangan untuk calon pengantin. 3. Materi apa saja yang diberikan kepada pasangan calon pengantin?

Keluarga Sakinah, UUD Perkawinan, dan Fiqih Munakahat.

4. Metode apa saja yang digunakan dalam memberikan materi bimbingan pra nikah?

Metodenya ceramah dan Tanya jawab.

5. Apa alasan bapak / ibu menggunakan metode tersebut?

Alasannya adalah karena metode ceramah adalah metode cukup praktis dalam meyampaikan informasi kepada calon pengantin.

6. Apakah dalam bimbingan pra nikah ada Tanya jawab aktif antara calon pengantin dan pembimbing pra nikah?

Tidak terlalu banyak yang bertanya mungkin karena malu. 7. Berapa lama waktu bimbingan dalam satu kali pertemuan?

Sekitar tiga jam kurang lebih, dari pagi sampai siang waktu zuhur. 8. Kendala apa saja yang ditemui ketika memberikan bimbingan pra nikah?

bimbingan pra nikah?

Semua peserta dapat mengikuti bimbingan pra nikah dan adanya anggaran yang dikhususkan untuk bimbingan pra nikah.

10.Bagaimana antusias calon pengantin dalam mengikuti program bimbingan pra nikah?

Cukup antusias, pada hari itu juga para calon pengantin diharapkan untuk melengkapi berkas pernikahan dan hal-hal yang diperlukan pada saat pernikahan nanti seperti penambahan mas kawin, dan lain-lain

Tempat : Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren Hari/tanggal : 27 Juni 2014

1. Sejak kapan bapak / ibu menjadi pembimbing dalam bimbingan pra nikah? Saya diangkat 2007, di KUA Pondok Aren baru satu tahun.

2. Apa saja yang harus dipersiapkan dalam memberikan bimbingan pra nikah?

Persiapannya materi dalam bentuk naskah

3. Materi apa saja yang diberikan kepada pasangan calon pengantin? UUD pernikahan, fiqih munakahat, kesehatan reproduksi, dan lain-lain. 4. Metode apa saja yang digunakan dalam memberikan materi bimbingan pra

nikah?

Materi yang digunakan masih ceramah nanti dipertengahan pencapaian materi ada Tanya jawab

5. Apa alasan bapak / ibu menggunakan metode tersebut?

Karena bersifat formatif dan tekhnis, memberikan informasi tentang ijab qobul, munakahat, keluarga sakinah, untuk mengharapkan keluarga yang kekal abadi sakinah, mawadah, warahmah.

6. Apakah dalam bimbingan pra nikah ada Tanya jawab aktif antara calon pengantin dan pembimbing pra nikah?

Kita menyampaikannya dengan cara yang rileks agar peserta nyaman mengikuti kursus calon pengantin.

Kadang-kadang peserta menganggap ini hanya formalitas, padahal untuk peserta yang dulunya bersekolah ditempat umum kurang mengetahui tentang fiqih munakahat, tentang wali, dan lain-lain

9. Apa harapan bapak / ibu sebagai pembimbing terhadap program bimbingan pra nikah?

Harapannya yu penambahan waktu, karena tingkat perceraian yang sangat tinggi karena kurang pengetahuan tentang rumah tangga.

10.Bagaimana antusias calon pengantin dalam mengikuti program bimbingan pra nikah?

Sangat antusias mengikuti bimbingan pra nikah karena mereka mendapat banyak materi tentang rumah tangga

Hari/tanggal : 27 Juni 2014

1. Berapa lama jangka waktu perkenalan anda sampai saat ini memutuskan untuk menikah?

Cukup singkat dua bulan.

2. Apa alasan anda mengikuti bimbingan pra nikah?

Sebenarnya saya tidak tahu kalau ada bimbingan pra nikah, kebetulan yang mendaftarkan pernikahan saya bukan saya sendiri tapi kakak saya. Saya diberi kabar untuk hadir melengkapi berkas dan penataran. Sebelumnya saya tidak tahu penataran itu apa, setelah saya mengikuti ternyata hal itu penting dan saya menyesal terlambat datang dan ketinggalan materi yang diberikan.

3. Materi apa yang anda dapat dari bimbingan pra nikah?

Yang saya tau, yang dibukukan yaitu UUD Pernikahan dan fiqih munakahat. Materi yang lain saya tidak tahu karena tidak dibukukan dank arena saya tidak mengikuti penataran dari awal.

4. Metode apa yang biasa digunakan oleh narasumber?

Metode ceramah dan peserta yang kurang mengerti bisa bertanya. 5. Bagaimana menurut anda?

Kurang menarik, jika menggunakan infokus mungkin lebih menarik dan tidak membuat ngantuk.

materi yang diberikan banyak berupa contoh-contoh di kehidupan nyata. 7. Bagaimana harapan anda terhadap program bimbingan pra nikah?

Harapan saya bisa berlanjut terus, dan pada saat mendaftar sampaikan materi apa saja yang disampaikan oleh narasumber agar calon pengantin tertarik untuk hadir dan tidak ketinggalan materi. Harap semua materi yang disampaikan dibukukan agar calon pengantin yang terlambat dapat membaca materi yang dibukukan tersebut. Sehingga apa yang mereka terima lengkap. Dan bisa menjadi bekal bagi kehidupan mereka nanti.

Hari/tanggal : 27 Juni 2014

1. Berapa lama jangka waktu perkenalan anda sampai saat ini memutuskan untuk menikah?

Tujuh tahun

2. Apa alasan anda mengikuti bimbingan pra nikah? Mengikuti persyaratan sebelum pernikahan

3. Materi apa yang anda dapat dari bimbingan pra nikah? Tentang keluarga, rumah tangga, KDRT, dan lain-lain. 4. Metode apa yang biasa digunakan oleh narasumber?

Pembimbing menyampaikan materi dan peserta mendengarkan. Jika ada yang kurang mengerti peserta bisa bertanya.

5. Bagaimana menurut anda?

Monoton, kalau bertanya malu karena dilihat orang banyak.

6. Bagaimana kemampuan narasumber dalam memberikan materi dan menjawab pertanyaan?

Bagus, narasumber bisa menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan mudah dimengerti.

7. Bagaimana harapan anda terhadap program bimbingan pra nikah? Bisa lebih baik lagi dan bermanfaat bagi peserta.

1. Berapa lama jangka waktu perkenalan anda sampai saat ini memutuskan untuk menikah?

enam tahun

2. Apa alasan anda mengikuti bimbingan pra nikah?

Untuk mengetahui cara membina keluarga yang sakinah. 3. Materi apa yang anda dapat dari bimbingan pra nikah?

Banyak sekali, ijab qobul, membuna rumah tangga, syarat nikah, dan lain- lain.

4. Metode apa yang biasa digunakan oleh narasumber? Ceramah dan Tanya jawab

5. Bagaimana menurut anda?

Bagus dan tersampaikan dengan jelas.

6. Bagaimana kemampuan narasumber dalam memberikan materi dan menjawab pertanyaan?

Ahli dan sudah berpengalaman

7. Bagaimana harapan anda terhadap program bimbingan pra nikah? Lebih baik lagi dan berkembang.

Dokumen terkait