• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Pendukung dan Penghambat Guru Akidah Akhlak

BAB III METODOLGI PENELITIAN

MTsN 1 POLEWALI MANDAR

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Guru Akidah Akhlak

Strategi yang dilakukan guru akidah akhlak MTsN 1 Polewali Mandar dalam rangka pembinaan karakter islami peserta didik yang ada dalam pembelajarannya tentunya tidak akan terlepas dari faktor pendukung dan penghambat.

Berdasarkan pengamatan dari hasil wawancara penyusun, ada beberapa faktor pendukung dalam upaya strategi pembinaan karakter islami peserta didik, baik berasal dari faktor internal MTsN sendiri maupun berasal dari faktor eksternal.

1. Faktor pendukung a. Faktor internal

1) Adanya Kerja sama Antar Guru Sekolah

MTsN 1 Polewali Mandar sangat menjunjung tinggi dalam melakukan kerja sama antar guru dengan guru, dengan staf, dan kepala sekolah, dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi peserta didik. Seperti yang dikemukan oleh Bapak Muhammad Sahal bahwa:

Ketika ada permasalahan yang terjadi kami biasanya akan mengadakan rapat dan membicarakan solusi apa yang harus diambil untuk menyelesaikan masalah. Dan semua guru berperan penting dalam pembinaan karakter peserta didik bukan hanya guru akidah.11

11Muhammad Sahal, Guru Akidah Akhlak MTsN 1 Polewali Mandar, Wawancara di perpustakaan MTsN 1 Polewali Mandar: Senin 24 Mei 2021.

2) Ekstrakulikuler di MTsN 1 Polewali Mandar

Ekstrakulikuler sangat berperan penting bagi peserta didik karena melatih peserta didik untuk mengembangkan bakat yang mereka miliki, diantara kegiatannya adalah Organisasi Intra Sekolah (OSIS) Pramuka, PMR/UKS, Drunband/ Marching Band, sanggar seni & Budaya, Pencinta Alam, serta berbagai kegiatan ekstra lainnya. Seperti bimbingan keagamaan, bimbingan-bimbingan Sains & Teknologi dan bimbingan keolahragaan. Seperti dikemukakan oleh bapak Pabelloi selaku kepala sekolah MTsN 1 Polewali Mandar bahwa:

Bukan hanya kegiatan dalam proses belajar mengajar yang bisa membuat peserta didik memiliki karakter yang baik tetapi ekstrakulikuler juga sangat berperan penting dalam pembinaan karakter peserta didik karena dari kegiatan-kegiatan inilah peserta didik dapat menemukan jati diri meraka dan lebih bisa menghargai sesama. Serta dapat melatih peserta didik untuk mengembangkan bakat yang dimiliki. Sesuai dengan minat mereka.12

Diantara kegiatan ekstrakulikuler di atas sangat besar kontribusinya bagi proses penanaman karakter islami peserta didik, karena di dalam kegiatan tersebut memuat berbagai macam pendidikan, keterampilan sifat kepemimpinan dan lain sebagainya.

b. Faktor ekstrenal

1) Kerjasama antara Orang tua peserta didik

Dukungan orangtua/wali sangat berperan besar terhadap proses pembinaan karakter islami peserta didik di MTsN 1 Polewali Mandar, hal ini terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan, maka penulis melihat faktor pendukung ini sangat membantu peserta didik dalam pembinaan karakter islaminya, karena dilihat dari segi faktor pendukungnya yaitu terdiri dari faktor internal dan ekstrenal, adapun faktor internalnya yaitu: motivasi peserta didik, adanya kerja sama antar guru di

12Pabellio, Kepala Sekolah MTsN 1 Polewali Mandar, Wawancara di Ruang Kepala Sekolah MTsN 1 Polewali Mandar: Kamis 27 Mei 2021.

60

sekolah, sarana dan prasarana di MTsN 1 Polewali Mandar, ekstrakulikuler di MTsN 1 Polewali Mandar. Dan faktor ekstrenalnya yaitu: respon positif dari pemerintah bekerja sama dengan instansi lain dan dukungan dari orangtua.

2) Teman sebaya

Pemilihan teman merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan, terutama pada masa remaja ini, yang lebih sering mengabiskan waktunya dengan teman mereka. Teman bisa menjadi seseorang yang selalu ada untuk berbagi cerita, bekerjasama serta mengingatkan kepada kebaikan. karena dengan siapa kita berteman itulah gambaran diri kita sendiri.

Dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat teman memiliki porsi tersendiri dalam pembentukan karakter peserta didik. Karena memilih teman yang tepat akan membuat seseorang menjadi lebih baik. teman yang baik akan menujukkan kita kepada jalan yang benar, meskipun pada masa ini peserta didik masih belajar membedakan yang benar dan yang salah. Tetapi diantara mereka akan selalu ada peserta didik yang lebih faham baik buruknya sesuatu. Yang dapat mengingatkan kita di saat melakukan kesalahan.

2. Faktor penghambat

Selain faktor pendukung di atas adapun faktor penghambat dalam upaya pembinaan karakter islami peserta didik di MTsN 1 Polewali Mandar.

Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

a. Lingkungan Sosial Masyarakat

Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal peserta didik juga memengaruhi proses belajar peserta didik, seperti yang penyusun sudah paparkan sebelumnya, bahwa lingkungan masyarakat yang berdekatan dengan sekolah dan biasanya orang-orang luar bebas masuk sekolah, dan kadang memengaruhi peserta didik untuk bolos sekolah. Jadi bolosnya peserta didik menimbulkan efek tidak

baik seperti tidak mengikuti pembelajaran, memungkinkan peserta didik tersebut mendapat hukuman dari pihak sekolah.

b. Teman sebaya

Teman sebaya dapat mempengaruhi karakter islami peserta didik, baik teman sebaya dalam lingkup sekolah maupun tempat tinggal atau di masyrakat, seperti yang dijelaskan oleh guru akidah akhlak yaitu Bapak Muhammad Sahal bahwa:

Teman itu sangat berpengaruh bagi teman yang lainnya, itulah mengapa saya selalu mengingatkan kepada peserta didik, untuk pandai-pandai dalam bergaul. karena diusia yang masih belasan tahun, mereka suka berteman dengan siapapun yang mereka temui di lingkungan sehari-hari ataupun di sekolah. Jadi saya berpesan kepada peserta didik bahwa mereka bisa berteman dengan siapa saja, tetapi mereka harus bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Agar ketika temannyya melakukan hal yang buruk. Mereka tidak ikut-ikutan melakukan keburukan.13

Dapat disimpulkan bahwa memilih teman yang salah akan berdampak pada karakter islami peserta didik. Sebab pada tahap ini anak cenderung lebih suka melakukan hal baru bersama dengan temannya. Jika salah dalam memilih maka dia akan salah langkah dalam bergaul. Peran guru dan orangtua sangat penting agar dapat mengontrol cara bergaul anak didik/peserta didik.

13Muhammad Sahal, Guru Akidah Akhlak MTsN 1 Polewali Mandar, Wawancara di perpustakaan MTsN 1 Polewali Mandar: Senin 24 Mei 2021.

62 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis deskripsikan dalam beberapa bab sebelumnya, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan:

1. Karakter peserta didik itu: religius, disiplin, jujur, bertanggung jawab, sopan santun, dan menghargai, itulah beberapa karakter peserta didik yang ada di MTsN 1 Polewali Mandar.

2. Strategi guru akidah akhlak dalam pembinaan karakter islami peserta didik MTsN 1 Polewali Mandar, yaitu: melakukan pendekatan memberikan nasihat dan motivasi, keteladanan yang bisa membentuk karakter peserta didik.

3. Faktor pendukung guru akidah akhlak dalam pembinaan karakter islami peserta didik MTsN 1 Polewali Mandar, terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internalnya adalah: adanya kerja sama antar guru di sekolah, serta kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan faktor eksternalnya adalah: dukungan dari orangtua dan teman sebaya. Adapun faktor penghambat guru akidah akidah akhlak dalam pembinaan karakter islami peserta didik MTsN 1 Polewali mandar adalah:

lingkungan sosial masyarakat dan teman sebaya.

B. Implikasi Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah penulis paparkan, implikasi penelitian ini adalah:

1. Strategi guru akidah akhlak dalam pembinaan karakter islami peserta didik MTsN 1 Polewali Mandar, dianggap sudah efektif dan layak untuk dipertahankan. Dan sebagai saran penyusun adalah perlu dilakukan

secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, akan tetapi guru harus tetap senantiasa melakukan inovasi dalam menetapkan strategi yang tepat, sesuai dengan judul materi akidah akhlak yang diajarkan, agar pembinaan karakter islami peserta didik mampu berkembang secara maksimal.

2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam startegi pebinaan karakter islami peserta didik harus senantiasa diminimalisir dengan selalu mengevaluasinya baik yang berasal dari faktor internal maupun eksternal, upaya yang perlu dilakukan adalah peningkatan sumber daya para gurunya, peningkatan fasilitas pembelajaran atau peningkatan sarana dan prasarana di sekolah, serta kerja sama dan komunikasi yang aktif antara pihak madrasah dengan masyarakat di sekitarnya.

64

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Yatimin. Studi Akhlak dalam Perspektif al-Qur’an. Jakarta: Amzah, 2007.

Ainiyah, Nur. Pembentukan Karakter melalui Pendidikan Agama Islam. Jurnal Al-Ulum, Vol. 13 No. 1, 2013.

Daradjat, Zakiah. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Depag RI, GBBP. MTs Mata Pelajaran Akidah Akhlak. Dirjen Bimbaga Islam,1994.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2010.

Departemen Pendidikan Nasional RI. Kamus Besar Bahasa Indonesia Terbaru (Edisi terbaru. Surabaya: Indah Surabaya, 2011.

Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukasi.

Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

E. Shapiro, Lawrence. Kiat-Kiat Mengerjakan Kecerdasan Emosional Anak.

Jakarta: Gramedia,1997

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Cet. XXXIC, Yogyakarta: Andi Ofsed, 1993.

Hasyimi, Ali, Muhammad.. Membentuk kepribadian Muslim Ideal: Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah (Jakarta: al-I’tishom, 2011.

Hermawansyah. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Islam‛. Jurnal Ilmiah‚

Kreatif‛.Vol. 12 No.1, 2015.

Ilyas, Yunahar. Kuliah Akidah Islam, Lembaga Pengkajian dan Pengalaman

Khoiri, Iwan, dkk. Akhlak/Tasawuf. Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005.

Latuconsina, Khalisah, Nur. Akidah Akhlak Kontenporer. Cet. 1; Makassar:

Alauddin University Press, 2014.

Mukhtar. Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: CV. Misaka Galiza, 2003.

Munadhi, Yudhi dan Faridha Hamid, Modul Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2009.

Nata, Abuddin & Fauzan. Pendidikan dalam Perspektif Hadis. Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005.

Sabiq, Sayyid. Al-Aqaid Al-Islamiyah, terj. Moh. Abdai Rathomy, Aqidah Islam Pola Hidup Manusia Beriman. Bandung: di Ponegoro, 2010.

Saebani, Beni Ahmad dan Abdul Hamid. Ilmu Akhlak. dengan Kata Pengantar Oleh Juhaya S. Praja. Bandung: Pustaka Setia. 2012.

Sariah, Pengembangan Variasi Mengajar bagi guru Bidang Studi Aqidah Akhlak Madrasah Daarussalam Bengkalis. Jurnal Sosial Budaya.

66

Shomad, Mufidus. Pembinaan Ahlak Siswa menurut Al Ghazali. Yogyakarta, 2011. Sudjana, Nana. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru, 2004.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alpabeta, 2009.

Suharto, Toto dkk. Rekonstruksi dan Modernisasi Lembaga Pendidkan Islam.Yogyakarta: 2005.

67

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Pedoman Wawancara B. Dokumentasi

C. Persuratan

Transkip Wawancara dengan

1. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang mata pelajaran aqidah akhlak yang ada di MTsN 1 Polwali Mandar?

2. Seberapa penting pelajaran aqidah akhlak untuk peserta didik menurut bapak/ibu?

3. Apakah ada kaitannya antara pelajaran aqidah akhlak dengan karakter Islami peserta didik? Jika iya, maka seperti apa kaitannya?

4. Bagaimana strategi bapak/ibu dalam mengajarkan bidang studi aqidah akhlak di MTsN 1 Polewali Mandar?

Kepala Sekolah A. IDENTITAS

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

3. Usia :

4. Pendidikan : 5. Pekerjaan :

6. Alamat :

B. DAFTAR PERTANYAAN

1. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang mata pelajaran aqidah akhlak di MTsN 1 Polewali Mandar?

2. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai eksistensi (keberadaan) guru mata pelajaran aqidah akhlak di MTsN 1 Polewali Mandar?

3. Kurikulum apa yang digunakan pada MTsN 1 Polewali Mandar?

4. Apakah RPP yang digunakan guru bidang studi aqidah akhlak disediakan oleh sekolah atau disusun sendiri oleh guru bersangkutan?

5. Apakah guru bidang studi akidah akhlak memiliki peranan penting di dalam lingkungan Madrasah, terkhusus MTsN 1 Polewali Mandar?

6. Menurut bapak/ibu, apakah bidang studi akidah akhlak

mendapatkan perhatian yang serius dari segenap elemen Madrasah?

Jelaskan!

7. Seberapa penting pelajaran aqidah akhlak untuk peserta didik menurut bapak/ibu?

8. Apakah ada kaitan antara pelajaran aqidah akhlak dengan karakter Islami peserta didik? Jika iya, maka seperti apa kaitannya?

9. Bagaimana akhlak guru bidang studi aqidah akhlak dalam kesehariannya selama berada di dalam lingkungan sekolah?

Pedoman

Wawancara Guru BK (Bimbingan Konseling) A. IDENTITAS

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

3. Usia :

4. Pendidikan : 5. Pekerjaan :

6. Alamat :

B. DAFTAR PERTANYAAN

1. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang mata pelajaran aqidah akhlak yang ada di MTs Guppi?

2. Seberapa penting pelajaran aqidah akhlak untuk peserta didik menurut bapak/ibu?

3. Sejauhmana peran guru mata pelajaran aqidah akhlak dalam program BK?

4. Apakah guru mata pelajaran aqidah akhlak saling berkomunikasi dengan guru BK, jika ada peserta didik yang bermasalah?

5. Apakah pernah ada alih tangan kasus antara guru BK dengan pihak-pihak tertentu terkait dengan masalah yang memiliki tingkat serius, misalnya masalah narkoba, pencurian, apakah dialih tangankan kepada polisi atau bagaimana?

6. Bagaimana akhlak keseharian peserta didik selama berada di dalam lingkungan sekolah?

7. Akhir-akhir ini sering terjadi kriminalisasi seperti copet, jambret, pembegalan, dan seks komersial di luar nikah. Kebanyakan dari mereka adalah anak sekolah. Dari fakta-fakta ini;

DOKUMENTASI

Wawancara dengan Bapak Muhammad Sahal S.Ag. (52 tahun) sebagai Guru Akidah Akhlak MTsN 1 Polewali Mandar tanggal 24 Mei 2021

Wawancara dengan Bapak Drs. H. Pabelloi, M.Pd.I. (51 tahun) Kepala Sekolah MTsN 1 Polewali Mandar, tanggal 27 Mei 2021

Wawancara dengan Ibu Najmia, S.Pd. (26 tahun) selaku Guru BK MTsN 1 Polewali Mandar, tanggal 27 Mei 2021.

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap Mawaddah lahir di Pambusuang 02 Agustus 1997 merupakan anak kelima dari 6 bersaudara dari pasangan suami istri Abd. Wahab dan Rahma. Saya menamatkan pendidikan TK At-Tahiriyyah pada tahun 2004. Pada tahun yang sama saya melanjutkan pendidikan di SD Negeri 046 Inpres Baru Parappe dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun yang sama pula saya melanjutkan pendidikan di MTsN 1 Polewali Mandar pada tahun 2013 kemudian saya melanjutkan pendidikan pada sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Majene. Saya lanjut pada jenjang Perguruan Tinggi dengan jalur UMM di UIN Alauddin Makassar pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dengan Jurusan Pendidikan Agama Islam dan saat ini sedang dalam penyelesaian akhir.

Pengalaman Organisasi yaitu PMII RAFTAR UINAM dan Kesatuan Pelajar Mahasiswa Polewali Mandar (KPM-PM) tahun 2018. Penulis telah berhasil menyelesaikan tugas akhir skripsi ini. Semoga mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan. Akhir kata, penulis mengucapkan rasa syukur atas terlaksananya skripsi yang berjudul “Strategi Guru Akidah Akhlak dalam Pembinaan Karakter Islami Peserta Didik MTsN 1 Polewali Mandar”.